2. • Radioisotop adalah suatu unsur radioaktif yang memancarkan sinar
radioaktif.
• Penggunaan isotop radioaktif dalam kedokteran, sebetulnya telah
dimulai semenjak tahun 1936 pada waktu John Lawrence et. al.
Menggunakan fosfor-32 untuk terapi.
• Terapi radiasi adalah cara pengobatan dengan memakai radiasi. Terapi
seperti ini biasanya digunakan dalam pengobatan kanker. Pemberian
terapi dapat menyembuhkan, mengurangi gejala, atau mencegah
penyebaran kanker, bergantung pada jenis dan stadium kanker.
3. JENIS APLIKASI RADIOISOTOP
• Radiodiagnostik adalah kegiatan penunjang diagnostik menggunakan perangkat
radiasi sinar pengion (sinar x), untuk melihat fungsi tubuh secara anatomi.
Contohnya rontgen
• Radioterapi adalah tindakan medis menggunakan radiasi pengion untuk
mematikan sel kanker sebanyak mungkin, dengan kerusakan pada sel normal
sekecil mungkin. Tindakan terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup
pemancar radiasi gamma atau pesawat sinar-x dan berkas elektron.
Terdapat tiga teknik dalam radioterapi yaitu teleterapi (sumber eksternal) dan brakiterapi
(sumber internal) dan intravena (i.v.).
4. CONTOH RADIOISOTOP DALAM BIDANG KESEHATAN
DAN KEDOKTERAN
I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid,
mendeteksi kerusakan pada kelenjar
gondok, hati dan otak.
Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung.
Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan
jantung.
Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran
darah.
Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru.
Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah
merah.
Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa
Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas.
Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan
paru-paru.
Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening.
C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia.
Co-60 Membunuh sel-sel kanker.
P-32 Penyakit mata, tumor dan hati.
5. COBALT-60 UNTUK MENGATASI LEUKEMIA
• Pada dasarnya, inti pesawat teleterapi Cobalt-60 adalah satu sumber radioisotop Co-60
yang memancarkan sinar gamma berenergi rata-rata 1250 MeV. Sinar gamma dan Co-60
tersebut mempunyai daya tembus sangat tinggi, sehingga mampu menembus
jaringan/organ yang berada di dalam tubuh sekalipun.
6. • sel kanker bersifat lebih sensitif terhadap sinar gamma daripada sel normal.
• Co-60 (kobalt 60) yang merupakan isotop buatan yang murah yang dapat
menggantikan jarum radium yang mahal harganya
• Sumber (head source) CO-60 berada pada gantry yang dapat diatur
penyudutannya dari 00 – 3600. CO-60 ditempatkan dalam kontainer metal yang
tebal pada alat, yang dapat diatur sedemikian rupa sehingga sel kanker dapat
diradiasi dari berbagai arah yang ditujukan setepat mungkin dan dengan paparan
yang setepat mungkin. Pesawat ini dilengkapi dengan lampu kolimator dan fiber
optic yang berfungsi untuk mendapatkan titik sentral dari luas lapangan
penyinaran, mengatur jarak sumber ke obyek dengan mengubah ketinggian meja.
7. MEKANISME RADIOISOTOP CO-60 UNTUK KANKER
• Semua bagian tubuh kita, termasuk sel kanker, terdiri dari molekul-molekul dan
yang disusun oleh atom-atom. Atom-atom pada molekul ini masing-masing
dikelilingi oleh elektron.
• Ketika radiasi berenergi tinggi melewati atom, elektron dari atom dapat
dikeluarkan. Peristiwa keluarnya elektron dari atom disebut ionisasi.
• Secara prinsip, ionisasi mengubah sifat atom dalam molekul sel kanker. Ini
menyebabkan molekul tempat atom tadi berada juga akan berubah sifatnya. Proses
perubahan sifat ini dapat mengakibatkan rusaknya susunan DNA dan molekul-
molekul genetik pada sel kanker.
• Pada akhirnya, sel-sel kanker tidak lagi mampu berfungsi, terutama untuk
membelah dan menyebar dan kemudian rusak secara permanen.
8. EFEK SAMPING RADIOTERAPI CO-60
• Foton sinar gamma tidak memiliki massa dan muatan listrik, sehingga energi yang dibawa
oleh foton akan mudah diserap oleh medium di sekeliling sel kanker. Ini menyebabkan
efek samping, yaitu sel-sel sehat di sekitar sel kanker juga ikut rusak.
• Pada tahun1946, Robert Rathbun Wilson mempublikasikan sebuah karya ilmiah yang
pertama kali mengusulkan penggunaan berkas proton untuk pengobatan kanker sengan
radiasi.
• Keunikan terapi proton adalah karena sifat alami proton, yaitu memiliki massa dan muatan
listrik positif. Karena itu energi yang dibawa proton bisa dipercepat sedemikian rupa
sehingga medium di sekeliling kanker tidak bisa menyerap energi yang dibawa oleh berkas
proton. Akibatnya berkas proton dapat diatur agar hanya bisa menanamkan energinya ke
lokasi sel kanker yang dituju.
9. • Efek samping radioterapi bervariasi pada tiap pasien. Secara umum efek samping tersebut
tergantung dari dosis terapi, target organ dan keadaan umum pasien. Beberapa efek
samping berupa: kelelahan, reaksi kulit (kering, memerah, nyeri, perubahan warna dan
ulserasi), penurunan sel-sel darah, kehilangan nafsu makan, diare, mual dan muntah bisa
terjadi pada setiap pengobatan radioterapi.
• Kebotakan bisa terjadi tetapi hanya pada area yang terkena radioterapi. Radiasi tidak
menyebabkan kehilangan rambut yang total.
• Pasien yang menjalani radiasi eksternal tidak bersifat radioaktif setelah pengobatan
sehingga tidak berbahaya bagi orang di sekitarnya.
• Efek samping umumnya terjadi pada minggu ketiga atau keempat dari pengobatan dan
hilang dua minggu setelah pengobatan selesai.