2. KEBAKARAN PADA KOMPOR MINYAK TANAH
Jangan di siram
dengan air.
Jangan diangkat,
ditendang atau /
tindakanlain
yang dapat
mengakibatakan
kompor
terguling.
3. PENANGANAN KEBAKARAN PADA KOMPOR
MINYAK TANAH
Gunakan karung basah
/ sejenisnya untuk
menutup kebakaran
tersebut.
Gunakan alat pemadam
Api Ringan
4. PENANGANAN KEBAKARAN PADA KOMPOR
GAS LPG
Cabut
Regulatornya
Tutup kran /
katupnya
Dinginkan / balut
tabung LPG
dengan karung
basah /
sejenisnya
5. KEBAKARAN DARI HUBUNGAN SINGKAT/
KORSLETING LISTRIK
Turunkan MCM
atau cabut
sikringnya
Jangan gunakan air
atau alat pemadam
busa ( Foam ) bila
aliran listrik belum
diputuskan.
6. [Alat Pemadam Api Ringan]
PENGERTIAN;
Suatu alat pemadam kebakaran yang
dapat dijinjing/di bawa, dioperasikan oleh
satu orang, berdiri sendiri, mempunyai
berat antara 0,5 kg -16 kg dan digunakan
pada api awal.
7. Dengan mengenal berbagai jenis media pemadam
diharapkan dapat memilih media pemadam yang
tepat dari satu klasifikasi kebakaran tertentu.
Dengan ketepatan memilih media pemadam maka
akan dapat dicapai pemadaman kebakaran yang
efektif dan efesien.
8. JENIS MEDIA PEMADAM
JENIS BASAH
- AIR
- BUSA
JENIS KERING
- DRY POWDER
- CO2
- HALLON
WATER
HALON
POWDER
FOAM
CO2
9. APAR JENIS POWDER
MENURUT KELAS KEBAKARAN YANG
DIPADAMKAN,POWDER DIBAGI MENJADI 3 MACAM ;
1.Tepung kimia REGULER adalah tepung kimia yang
efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C.
2. Tepung kimia MULTI PORPHOSE adalah tepung kimia
yang efektif untuk memadamkan kebakaran kelas
A,B,C.
3. Tepung kimia SPECIAL DRY POWDER adalah tepung
kimia yang efektif untuk memadamkan kebakaran
khusus kelas D.
POWDER
10. APAR JENIS CO2
CO2 dipakai untuk
memadamkan kebakaran
karena mempunyai
keuntungan sbb :
1. Mudah menyebar ke seluruh
areal kebakaran.
2. Tidak menghantarkan listrik.
3. Tidak meninggalkan residu.
4. Berat jenis CO2 1 1/5 kali
berat udara.
5. Efektif untuk kebakaran kelas
B dan C.
11. Pemasangan dan Penempatan
APAR
Pada posisi yang mudah dilihat,
dicapai / diambil dan dilengkapi
dengan tanda pemasangan .
Harus sesuai dengan jenis dan
kelas kebakaran .
Harus menggantung pada dinding
/ dalam lemari kaca .
Pada ketinggian 15 – 120 cm .
Pada suhu antara 40 C – 490 C
13. PERSYARATAN TEKNIS APAR
1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat)
2. Etiket harus dapat dibaca dan dimengerti dengan jelas .
3. Segel dan pen pengaman harus dalam keadaan utuh .
4. Selang harus tahan tekanan tinggi dan dalam keadaan baik
5. Untuk storage pressure tekanan tidak boleh kurang dari
batas yang telah ditentukan .
6. Belum lewat masa kadaluwarsa .
14. KEGAGALAN APAR
Jenis tidak sesuai
Ukuran tidak sesuai
Macet/tidak berfungsi
Petugas
Salah penempatan
2
• belum ditunjuk
• tidak trampil
Tidak bertekanan
- bocor
Menggumpal
- tunda refill
WATER
HALON
POWDER
FOAM
15.
16. 4 Langkah Penggunaan APAR
Ingat T A T A !
T arik - pin pengaman pd handle APAR
A rahkan - nozzle pusat api dengan sudut
300 - 600
(janganmelawan arah angin)
T ekan - handle APAR secara kontinu,
jangan disendat-sendat/ KRIDIT
A yun - keseluruh permukaan api
sampai api padam
17. Prinsip Penggunaan APAR
Ada beberapa prinsip yang harus diketahui dalam tata cara
penggunaan alat pemadam api manual, yaitu :
a. Pemadaman harus dari arah angin, jangan melawan arah angin
b. Dry chemical semprotkan ke pusat api dengan mengibaskan ujung
nozel.
c. Air bertekanan, disemprotkan ke sumber api (untuk listrik tidak boleh
digunakansebelum aliran listrik dipadamkan).
d. Busa/foam, disemprotkan pada dinding atau bagian pinggir luar
tempat kebakaran, untuk menutup permukaan yang terbakar dengan
sempurnasekali (tertutup seluruhnya). Jangan sekali kali
menyemprotkan busa ke permukaan cairan yang terbakar.
e. Gas CO2 disemprotkan kesumber api dengan menggerakan nozel
agar dapat menutup seluruh permukaan yang terbakar sampai nyala
api padam.
f. Yang memadamkan api harus dekat dengan pintu keluar untuk
menyelamatkan diri serta menggunakan sarana alat pelindung diri
yang cukup.