Dokumen tersebut membahas tentang navigasi darat, yang mencakup definisi, peralatan standar seperti peta dan kompas, serta teknik-teknik dasar seperti pembacaan peta, penggunaan kompas dan protraktor, serta penentuan arah dengan menggunakan azimuth dan back azimuth.
3. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 3/45
NAVIGASI DARAT
Navigasi bukanlah ketika kita berhasil
menemukan diri sendiri setelah tersesat
atau hilang; ini tentang melacak posisi
kita tatkala bergerak jauh dari titik
yang diketahui sebelumnya.
4. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 4/45
PRAKTIK
GPS
TEKNIK PETA KOMPAS
PROTRAKTOR
KOMPAS
PETA
DEFINISI NAVIGASI
5. MG. Robert Ferdinand D.
26-Apr-21 5/45
DEFINISI NAVIGASI DARAT
Cara menentukan arah
dan posisi, yaitu arah
yang akan dituju dan
posisi keberadaan
navigator berada dimedan
sebenarnya yang di
proyeksikan pada peta.
6. MG. Robert Ferdinand D.
26-Apr-21 6/45
PERALATAN NAVIGASI DARAT STANDAR
Peta
Kompas
Protraktor
Penggaris
Alat Tulis
7. MG. Robert Ferdinand D.
26-Apr-21 7/45
PENGETAHUAN DASAR NAVIGASI DARAT
Pembacaan Peta
Penggunaan kompas
& protraktor
Penggunaan tanda-
tanda alam yang
membantu kita
menentukan arah
(orientasi medan)
9. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 9/45
Representasi grafis
dari bagian
permukaan bumi
PETA
Menggunakan warna,
Simbol, dan label
Memberikan informasi
tentang, lokasi, jarak,
ketinggian kontur, dll
10. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 10/45
JENIS-JENIS PETA & FUNGSINYA
Peta Umum
PetaTematik
peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum.
menggambarkan informasi dengan tema tertentu / khusus.
12. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 12/45
PETA TOPOGRAFI
menggambarkan posisi
mendatar dan posisi tegak
dari semua benda yang
membentuk atau berada di
permukaan bumi.
Isinya terdiri dari 4 ciri,
yakni : relief (ketinggian),
perairan (seperti Sungai
danau),
tumbuhan (hutan, semak,
kelapa) dan hasil budaya
manusia (jalan raya,
bangunan, jembatan).
13. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 13/45
UNSUR-UNSUR YANG BISA DILIHAT DALAM PETA
1. Nama Peta (Judul)
2. Lembar Peta
3. Skala Peta
4. Indeks untuk batas peta
5. Informasi Badan Pemetaan
yang mengeluarkan peta
6. Tahun pembuatan peta
7. Legenda peta
8. Petunjuk pembacaan koordinat
geografis
10. Pembagian wilayah
Administrasi
9. Petunjuk pembacaan koordinat
UTM
11. Deklinasi Magnetis
12. Skala bar
14. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 14/45
PETA TOPOGRAFI
Kontur; adalah garis khayal yang
menghubungkan titik titik yang
berketinggian sama diatas permukaan
laut.
Garis kontur yang jaraknya sangat
rapat atau menempel satu sama
lainnya, artinya medan tersebut
sangat curam atau tebing; yang
jaraknya agak jarang itu
menandakan kalau medan
tersebut landai atau datar.
Unsur-unsur yang bisa dilihat dalam peta :
15. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 15/45
PETA TOPOGRAFI
Unsur-unsur yang bisa dilihat dalam peta :
Skala peta; adalah perbandingan antara
jarak peta dan jarak horizontal
dilapangan. Ada dua macam skala yakni
skala angka (ditunjukkan dalam angka,
misalkan 1:25.000, satu senti dipeta
sama dengan 25.000 cm atau 250 meter
di keadaan yang sebenarnya), dan skala
garis (biasanya di peta skala garis berada
dibawah skala angka).
16. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 16/45
SISTEM KOORDINAT
0 1 2 3 4 5 6 7
-2
-3
-4
-5
-6
-7 -1
1
2
3
4
5
6
7
-1
-2
-3
-4
-5
-6
-7
A
X
Y
B
C
D
Koordinat Titik A (2,3)
Koordinat Titik B (3,-3)
Koordinat Titik C (-5,-4)
Koordinat Titik D (2,-5)
Koordinat adalah suatu titik yang
didapatkan dari hasil perpotongan dari
garis latitude (lintang) dengan garis
bujur (longitude) sehingga akan
menunjukan lokasi pada suatu daerah
Umumnya koordinat dibedakan menjadi
koordinat Geographic dan Universal
Transver Mercator (UTM).
17. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 17/45
SISTEM KOORDINAT
Koordinat Geografis; digunakan
untuk menentukan lokasi titik di
permukaan bumi dengan
menggunakan garis lintang dan
bujur
Sistem koordinat UTM
(Universal Transverse Mercator)
dengan sistem koordinat WGS
84 sering digunakan pada
pemetaan wilayah Indonesia.
18. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 18/45
ORIENTASI ARAH UTARA
Pada peta topografi terdapat tiga arah
utara yang harus diperhatikan sebelum
menggunakan peta dan kompas, karena
tiga arah utara tersebut tidak berada
pada satu garis.
19. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 19/45
Utara peta atau utara grid (Grid North),
adalah arah utara dari peta topografi
tersebut yang arahnya sejajar dengan
garis-garis vertikal grid.
Utara magnetik (Magnetic North), adalah
arah utara yang menunjuk ke titik kutub
utara magnet bumi.
Utara sesungguhnya (True North), adalah
arah utara yang menunjuk ke titik kutub
utara bumi.
ORIENTASI ARAH UTARA
20. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 20/45
Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara
sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi
karena perataan jarak paralel garis bujur
peta bumi menjadi garis koordinat vertikal
yang di gambarkan pada peta, atau sudut
antara US dan UP.
Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara
sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat
apabila ujung jarum kompas ada di sebelah
barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung
jarum kompas ada di sebelah timur US
Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara
peta dengan utara magnetis
Variasi Magnetis, adalah perubahan/
pergeseran sudut utara megnetis dari waktu
ke waktu. Pergeseran positif menunjukan
pergeseran kearah timur sedang negatif
berarti pergeseran kearah barat.
ORIENTASI ARAH UTARA
21. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 21/45
KOREKSI SUDUT
Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P):
P = K +/- (DM +/-VM)
Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K=
P +/- (DM +/-VM)
22. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 22/45
Contoh Perhitungan:
P = K +/- (DM +/- VM)
P = 119 - (0O28’ + 0O36’)
Sudut kompas = 119O
Diketahui :
VM = (2017-2000)*1’ = 17’
= 17’/60 = 0O28’
DM = -22’
K = 119O
P = 119O - 1O40’ = 117O20’
23. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 23/45
MENGENALTANDA MEDAN
Puncakan gunung atau bukit dan
bentukan-bentukan tonjolan lain yang
cukup ekstrim,
Punggungan merupakan rangkaian
kontur yang menyerupai huruf U
menjorok menjauhi puncak
Lembahan merupakan rangkaian kontur
yang menyerupai hurufV menjorok
mendekati puncak.
Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian
Belokan jalan, sungai, jembatan, ujung
jalan
Garis batas pantai muara sungai, tanjung,
dan teluk yang mudah kita kenali.
24. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 24/45
KOMPAS
Adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara
maknetis bumi yang di sebabkan oleh sifat
kemagnetisannya
25. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 25/45
KOMPAS
Bagian-bagian Kompas
Badan, tempat komponen-
komponen lainnya berada.
Jarum, selalu menunjuk arah
Utara-Selatan pada posisi
bagaimanapun (dengan syarat
kompas tidak di pengaruhi oleh
medan magnet lain dan jarum
tidak terhambat perputarannya.
Skala Penunjuk, menunjukan
pembagian derajat system mata
angin.
Kaca Pembesar, untuk melihat
derajat kompas.
Visir, lubang dengan kawat halus
pembidik sasaran
26. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 26/45
JENIS-JENIS KOMPAS
KOMPAS
Kompas orienteering untuk
tujuan praktis tetapi
mempunyai akurasi yang
kurang baik. Sering disebut
sebagai kompas Silva (nama
merk)
Kompas bidik membutuhkan
peralatan navigasi lain untuk
kelengkapanya, tetapi akurasinya
sangat tinggi. Kompas bidik ini
dapat kita bedakan berdasar kaca
pembacanya : kompas lensa,
kompas Prismatik, kompas Optik
28. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 28/45
TEKNIK PETA KOMPAS
ORIENTASI PETA
menyamakan kedudukan
peta dengan medan
sebenarnya
29. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 29/45
LANGKAH-LANGKAH ORIENTASI PETA :
Cari tempat terbuka agar
dapat melihat tanda-tanda
medan yang menyolok.
Letakkan peta pada bidang
datar
Cari tanda-tanda medan yang
paling menonjol disekeliling
dan temukan tanda-tanda
tersebut didalam peta.
Lakukan untuk beberapa
tanda medan.
Ingat tanda-tanda medan itu,
bentuknya dan tempatnya di
medan sebenarnya maupun di
peta. Ingat hal-hal yang khas
dari setiap tanda medan.
TEKNIK PETA KOMPAS
Putar-putarkan peta (jangan
merubah posisi kompas) dan
hentikan bila grid/ sumbu peta
sudah segaris dengan jarum
kompas, dengan demikian letak
peta sudah sesuai dengan bentang
jalan yang anda hadapi.
Setelah kompas
menunjukkan 0o atau
360o letakkan diatas peta
yang posisi sejajar dengan
garis-garis bantu orientasi
pada kompas dengan
sumbuY peta
30. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 30/45
ARAH PERJALANAN
Untuk mengetahui arah perjalanan dengan
menggunakan Kompas tersebut adalah benar
atau tidak kita menggunakan teknik yang
disebut Azimuth dan Back Azimuth.
Azimuth (A); sudut yang terbentuk antara
Arah Utara Peta 0 dengan sudut kompas
Back Azimuth (BA) ; sudut balik dari Azimuth
- Bila Azimuth < 180 maka BA = A+180
- Bila Azimuth > 180 maka BA = A - 180
Cara : Kompas kita bidikan ke arah belakang
yaitu ke arah kita memulai perjalanan tadi,
sesuaikan azimuthnya dengan rumus
tersebut.
31. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 31/45
LANGKAH-LANGKAH AZIMUT-BACK AZIMUTH
Titik awal dan titik akhir
perjalanan di plot di peta, tarik
garis lurus dan hitung sudut yang
menjadi arah perjalanan (Sudut
Kompas).
Hitung juga sudut dari titik akhir
ke titik awal, kebalikan arah
perjalanan. Sudut yang terakhir
ini adalah sudut back azimuth.
Perhatikan tanda medan yang
menyolok pada titik awal
perjalanan (Pohon besar, pohon
tumbang, longsoran tebing,
susunan pohon yang khas, ujung
kampung, dan sebagainya).
Bidikan kompas sesuai dengan
arah perjalanan kita. Perhatikan
tanda medan lain di ujung
lintasan yang akan di lalui pada
arah itu.
Setelah sampai pada tanda
medan itu, bidikan kompas
kembali ke belakang (sudut back
azimuth) untuk mencek apakah
anda berada pada lintasan yang
diinginkan. Bergeserlah ke kiri
atau ke kanan untuk
mendapatkan ‘back azimuth
yang benar’.
Seringkali tidak ada tanda medan
yang dapat di jadikan sasaran.
Dalam hal ini, anda dan seorang
rekan dapat berfungsi sebagai
tanda tersebut.
B
A
A
B
A
B
B A
32. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 32/45
PROTRAKTOR
Fungsi utama Protraktor adalah
membantu membaca koordinat peta.
Saat menggunakan protraktor, garis
dasar protraktor harus selalu sejajar
dengan garis grid utara-selatan.
Protraktor memiliki banyak tipe,
lingkaran, setengah lingkaran, kotak
dan segi empat.
33. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 33/45
PROTRAKTOR
Menentukan grid azimuth.
Tarik garis yang menghubungkan
dua buah point (A dan B).
A
B
Letakkan titik pusat protraktor pada
point awal dan sejajarkan garis 0 -
180 derajat dengan
garis grid vertikal.
Baca nilai sudut yang di dapat pada
sudut ukur, maka hasil yang di dapat
adalah grid
azimuth dari point A ke point B.
34. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 34/45
RESECTION
Point 1
Point 2
Point 3
Prinsip dasar resection
adalah untuk
menentukan posisi kita
di peta dengan
menggunakan dua atau
lebih tanda medan
yang di kenali.
35. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 35/45
Langkah-Langkah Resection
Lakukan orientasi peta
dan medan, cari tanda
medan yang mudah di
kenali, misal puncak bukit,
menara, dsb.
Tandai lokasi tanda medan
yang sudah dikenali pada
peta.
Bidik tanda medan
menggunakan kompas,
dan ubah Magnetic
Azimuth ke Grid
Azimuth.
Ubah hasil sudut bidik
Grid Azimuth ke Back
Azimuth dan tarik garis
dari tanda medan pada
peta dengan sudut Back
Azimuth.
Titik A
RESECTION
297O
36. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 36/45
Langkah-Langkah Resection
Titik A
RESECTION
297O
Cari titik kedua tanda
medan yang dikenali.
Tandai lagi lokasi tanda
medan yang sudah dikenali
pada peta.
Bidik tanda medan
menggunakan kompas, dan
ubah Magnetic Azimuth ke
Grid Azimuth.
Titik B
270O
Ubah hasil sudut bidik Grid
Azimuth ke Back Azimuth
dan tarik garis dari tanda
medan pada peta dengan
sudut Back Azimuth.
Titik perpotongan kedua
garis adalah lokasi kita.
Periksa hasil pencarian
dengan membidik tanda
medan lain
Titik C
37. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 37/45
RESECTION
Titik A
297O
Titik B
270O
Titik C
38. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 38/45
MEMBACA KOORDINAT PETA DENGAN PROTRAKTOR
06
O
40’30”
41’00”
41’30”
106O40’30” 41’00” 41’30” 42’00”
Titik A
Titik Acuan
39. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 39/45
NK = KA + ((NH/NT)xI)
NK = Nilai koordinat
KA = Koordinat Acuan
NH = Nilai hasil ukur protraktor
NT = Nilai total protraktor
I = Interval Garis Lintang/Bujur
MEMBACA KOORDINAT PETA DENGAN PROTRAKTOR
40. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 40/45
NK = KA + ((NH/NT)xI)
Lintang = 6 41’00”+((8/30)x30)
= 6 41’00” +8”
= 6 41’8” LS
Bujur = 106 41’00”+((8.2/30)x30)
= 106 41’00” +8.2”
= 106 41’8.2” BT
MEMBACA KOORDINAT PETA DENGAN PROTRAKTOR
41. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 41/45
Titik A
6 41’8” LS
106 41’8” BT
106O40’30” 41’00” 41’30” 42’00”
06
O
40’30”
41’00”
41’30”
MEMBACA KOORDINAT PETA DENGAN PROTRAKTOR
42. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 42/45
MEMBACA KOORDINAT PETA DENGAN PENGGARIS
06
O
40’30”
41’00”
41’30”
106O40’30” 41’00” 41’30” 42’00”
Titik A
43. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 43/45
X = X’ + ((X”/L)xInterval)
X = Nilai koordinat
X’ = Koordinat Acuan
X” = Nilai hasil ukur penggaris
L = Nilai karvak = 37 mm
I = Interval Garis Lintang/Bujur = 30”
MEMBACA KOORDINAT PETA DENGAN PENGGARIS
44. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 44/45
X = X’ + ((X”/L)xInterval)
X = 106O41’30” + ((26.5/37)x30”)
X = 106O41’30” + (0.7162)x30”)
X = 106O41’30” + (21.48”)
X = 106O41’51.48”BT
MEMBACA KOORDINAT PETA DENGAN PENGGARIS
45. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 45/45
MEMBACA KOORDINAT PETA DENGAN PENGGARIS
06
O
40’30”
41’00”
41’30”
106O40’30” 41’00” 41’30” 42’00”
Titik A
46. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 46/45
Y= Y’ + ((Y”/L)xInterval)
Y = Nilai koordinat
Y’ = Koordinat Acuan
Y” = Nilai hasil ukur penggaris
L = Nilai karvak = 37 mm
I = Interval Garis Lintang/Bujur = 30”
MEMBACA KOORDINAT PETA DENGAN PENGGARIS
47. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 47/45
Y= Y’ + ((Y”/L)xInterval)
Y = 06O41’00” + ((28.5/37)x30”)
Y = 06O41’00” + (0.77x30”)
Y = 06O41’00” + (23.10”)
Y = 06O41’23.10” LS
MEMBACA KOORDINAT PETA DENGAN PENGGARIS
48. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 48/45
MEMBACA KOORDINAT PETA DENGAN PENGGARIS
06
O
40’30”
41’00”
41’30”
106O40’30” 41’00” 41’30” 42’00”
Titik A
106O41’51.48”BT
06O41’23.10” LS
49. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 49/45
106O41’00” 41’30” 42’00” 42’30”
06
O
41’00”
41’30”
42’00”
06o41’19.82”S
106o
41’12.62”E
PLOTTING KOORDINAT
50. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 50/45
e”
Sumbu X (E);
g”
X g mm = g mm
f”
Sumbu Y (S);
g”
X h mm = h mm
PLOTTING KOORDINAT
e” adalah 12.62”E = 30” - 12.62” = 17.38”
f” adalah 19.82”S = 30”-19.82” = 10.18”
106o
41’12.62”E
06o41’19.82”S
17.38”
Sumbu X (E);
30
X 37 mm = 21.43 mm
10.18”
Sumbu Y (S); X 37 mm = 12.55 mm
30
06o41’19.82”S
106o
41’12.62”E
51. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 51/45
106O41’00” 41’30” 42’00” 42’30”
06
O
41’00”
41’30”
42’00”
e=21.43 mm
f=12.55 mm
06o41’19.82”S
106o
41’12.62”E
PLOTTING KOORDINAT
52. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 52/45
INTERSECTION
Intersection adalah teknik
menentukan suatu point
pada peta menggunakan
dua atau lebih titik bidik
yang diketahui.
Point 1
Point 2
Point 3
53. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 53/45
59
Langkah-Langkah Intersection
INTERSECTION
1. Lakukan orientasi
peta menggunakan
kompas.
2. Ketahui lokasi kita
pada peta
3. Bidik point yang ingin
diketahui dengan
menggunakan
kompas
Titik B
4. Konversikan
magnetik azimuth ke
grid azimuth
5. Tarik garis dari
posisi kita pada peta
dengan sudut grid
azimuth
6. Pindah ke lokasi /
point lain dan ulangi
langkah 1, 2, 3, 4 dan
5
54. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 54/45
Langkah-Langkah Intersection
318
INTERSECTION
Titik B
Titik C
7. Titik di mana dua
garis bidik
bersinggungan
adalah posisi obyek
yang dicari.
8. Selanjutnya kita
dapat menentukan
grid koordinatnya.
Titik D
55. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 55/45
GPS
GPS (Global Positioning System) adalah sistem
satelit navigasi dan penentuan posisi serta
informasi mengenai waktu, secara kontinyu di
seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca,
bagi banyak orang secara simultan.
GPS harus memiliki setidaknya 3 satelit untuk
hitung posisi 2D dan pergerakannya.
Dengan 4 satellites, GPS kita dapat menghitung
posisi 3D position (latitude, longitude &
ketinggian).
56. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 56/45
GPS
Angka koordinat lokasi bumi dibagi menjadi 3 format
-6.68884, 106.686839
Derajat, menit, dan detik (DDD°MM'SS.S");
Koordinat ini paling umum digunakan untuk GPS
dengan akurasi yang tinggi
6°41'19.82"S 106°41’12.62"E
Derajat, Desimal (DDD.DDD°);
Digunakan untuk koordinat komputer. Paling
sederhana dengan memasukkan 2 angka koordinat
decimal.
-6.68884, 106.68639
Derajat,Menit (DDD°MM.MMM‘);
Paling umum digunakan pada perangkat elektronik.
Angka -6 adalah derajat, dan angka setelah 6 adalah
angka dari pembagian 60 dari koordinat desimal.
- 6 —> - 6° & 60 *0.68884 = 41.33 = - 6°41.33’S
106 —>106° & 60*686839 = 41.21 = 106°41.21’E
= - 6°41.33’S, 106°41.21’E
57. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 57/45
Untuk konversi lintang/ latitude, sebagai berikut :
Untuk konversi DMS ke Derajat, Decimal, sebagai berikut :
6°41'19.82"S 106°41’12.62"E
karena berada di belahan Selatan (Negative Earth), maka hasil
akhirnya adalah -6.68884
Rumus = (Nilai Derajat)+(nilai Menit/60)+(nilai Detik/3600)
= 6 + (41/60) + (19.82/3600)
= 6 + (0.68333) + (0.00550
= 6.68884
GPS
58. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 58/45
Untuk konversi Derajat, Decimal ke DMS, sebagai berikut
106.686839
Untuk konversi Bujur/ longitude (106.686839) , sebagai berikut :
a. Nilai D/ Degree diambil dari Nilai Integer bernilai positif,
yaitu 106
b. Nilai M/ Minute diambil dari Nilai Integer ((Pecahan Nilai
derajat) * 60
= int (0.686839* 60)
= int (41.21034)
= 41
c. Nilai S/ Second diambil dari (Pecahan Nilai Minute * 60)
Hasil Akhirnya adalah 1060 41’ 12.62’’ E
= (0.21034* 60)
= 12.6204 = 12.62
GPS
59. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 59/45
PRAKTIK
GPS
TEKNIK PETA KOMPAS
PROTRAKTOR
KOMPAS
PETA
DEFINISI NAVIGASI
NAVIGASI DARAT
60. 26-Apr-21 MG. Robert Ferdinand D. 60/45
SUMATERA
KALIMANTAN
JAVA
IRIAN JAYA
TERIMA KASIH
Editor's Notes
Mengetahui dan menguasai ilmu navigasi darat merupakan hal yang krusial dalam kegiatan outdoor. Dengan kemampuan ini kita dapat menentukan lokasi kita atau suatu lokasi dengan akurat// Ketrampilan menggunakan peta dan kompas sangat penting bila menjelajahi daerah yang tidak dikenal//
Navigasi adalah pengetahuan untuk mengetahui keadaan medan yang akan dihadapi, posisi kita di alam bebas dan menentukan arah serta tujuan perjalanan di alam bebas pada medan sebenarnya ataupun di peta.
Peta apa yang digunakan untuk Navigasi Darat ? Peta yang sebaiknya digunakan dalam Navigasi Darat adalah Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI). Peta ini menampilkan sebagian unsur-unsur alam dan buatan manusia di wilayah NKRI : garis pantai, hipsografi (kontur & titik tinggi), perairan, batas wilayah, transportasi, terdiri dari beberapa skala : 1:250.000; 1:10.000; 1: 25.000; semakin besar skalanya semakin teliti.
Pada awal abad ke-2 (87M -150M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta-peta karya Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberinama “Atlas Ptolomaeus”. Ilmu yang membahas mengenai peta adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer. Untuk menggambarkan kenampakan-kenampakan permukaan bumi pada peta, seorang pembuat peta harus menguasai bidang ilmu. Erwin Raisz menyatakan bahwa seorang kartografer harus menguasai 50% geografi,30% seni,10% matematika,dan 10% ilmu lainnya.
Sebuah peta adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang ditarik ke skala, seperti yang terlihat dari atas. Dengan kata lain,peta adalah gambaran permukaan bumi yang diperkecil dengan skala. Menggunakan warna, simbol, dan label untuk mewakili fitur yang ditemukan pada permukaan bumi, memberikan informasi tentang keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi penduduk dan rute perjalanan dan komunikasi. Hal ini juga menunjukkan variasi daerah, ketinggian kontur, dan tingkat tutupan vegetasi.
Dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian// <klik>
Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai danau), tumbuhan (hutan, semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan).
Kita akan mulai mengidentifikasi bagian-bagian peta. Contoh peta yang diambil ini sesuai yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal// Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30"), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60"). Karvak =daerah tertentu di peta yang dibagi menjadi bagian berupa bujur sangkar.
Ciri-ciri kontur : tidak berpotongan; satu garis menunjukan satu ketinggian; garis kontur rapat = lereng terjal/curam; garis kontur renggang = lereng landau; angka kontur menunjukkan kontur interval (CI); angka kontur dalam satuan meter. O = puncak U = punggungan V terbalik = lembahan
Sistem Proyeksi Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) adalah rangkaian proyeksi Transverse Mercator untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 bagian zona. Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. Berbeda dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat, koordinat UTM menggunakan satuan unit meter. Untuk Indonesia yang berada pada posisi 90ºBT - 144ºBT dan 11ºLS - 6ºLU terbagi ke dalam 9 zona UTM yaitu zona 46 – 54
Sistem Proyeksi Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator) adalah rangkaian proyeksi Transverse Mercator untuk global dimana bumi dibagi menjadi 60 bagian zona. Setiap zona mencangkup 6 derajat bujur (longitude) dan memiliki meridian tengah tersendiri. Berbeda dengan koordinat geografi yang satuan unitnya adalah derajat, koordinat UTM menggunakan satuan unit meter.
Setiap zona memiliki panjang (X) sebesar 500.000 meter dan panjang (Y) sebesar 10.000.000 meter. Proyeksi ini menjadi dasar koordinat sistem global yang pada awalnya dikembangkan untuk keperluan militer, namun sekarang sudah dipakai lebih luas. Sehingga, zona 1 pada koordinat UTM dimulai dari 180º BB-174º BB, kemudian dilanjutkan dengan zona 2 yang dimulai dari 174º BB-168º BB, zona 3 dimulai dari 168º BB-162º BB, dst… sedangkan untuk batas lintang dibagi berdasarkan nilai 8 derajat. Untuk Indonesia yang berada pada posisi 90ºBT - 144ºBT dan 11ºLS - 6ºLU terbagi ke dalam 9 zona UTM yaitu zona 46 – 54
Utara Sebenarnya (True North/US/TN) diberi simbol * (bintang), yaitu utara yang melalui Kutub Utara di Selatan Bumi// Utara Peta (UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang sejajar dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta// Utara Magnetis (Magnetic North/UM) diberi simbol T (anak pariah separuh), yaitu Utara yang ditunjukkan oleh jarum kompas. Utara magnetis selalu mengalami perubahan tiap tahunnya (ke Barat atau ke Timur) dikarenakan oleh pengaruh rotasi bumi. Hanya ada di medan.
Utara Magnetis (MN) : Arah yang di tunjuk oleh jarum kompas, tidak tepat ke arah kutub Utara, tetapi ke Jazirah Boothia di Utara Kanada. Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga.
Sudut Penyimpangan antara Utara sejati dan Utara Magnetik kita sebut Deklinasi. Penyimpangan bertanda positif bila sudut penyimpangan ke arah timur//
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat, selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari kompas(azimuth)// VM=variasi magnetis; DM=deklinasi(iktilaf) magnetis
Diketahui sudut kompas/azimuth 119 derajat, pada legenda peta tahun 2000 tersebut: DM= -22 menit ketimur, VM 1 menit decrease, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?// P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase besar VM sekarang (2017)= (2017-2000)x1 menit =17’ menit=0derajat 28’ (1 derajat=60 menit) sudut P= 119 derajat - (0D28’ + 0D36’) =117D20’//
Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut. Dalam suatu perjalanan biasanya hanya 3 jenis yang ada tetapi yang sering di pakai adalah 2 jenis yaitu : kompas bidik dan kompas orientasi
Kompas dipakai dengan posisi Horisontal sesuai dengan arah garis Medan Magnet Bumi. Dalam memakai Kompas, perlu di jauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung logam, Seperti Pisau, Golok, Karabiner, tiang tenda, Jam tangan dan lainnya. Benda-benda tersebut akan memengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang
Orientasi peta merupakan suatu teknik untuk menyamakan arah kedudukan utara peta atau utara grid ke arah medan sebenarnya atau ke arah utara kompas. Untuk keperluan praktis khususnya di Indonesia, utara kompas bisa dianggap sama dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan adanya deklinasi/ikhtilaf.
Orientasi Peta adalah meng-Utara-kan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan bentang alam yang kita hadapi. Hal ini merupakan cara/prosedur yang pertama kali harus dilakukan bila kita akan melakukan orientasi peta dan medan, langkahnya adalah :
Pengambilan kedua sudut ini baik A maupun BA berguna untuk melakukan metode resection dan intersection.
Orientasi medan merupakan suatu teknik untuk mencari, menentukan dan menyamakan tanda-tanda medan atau bentukan-bentukan alam lainnya yang terlihat mencolok di lapangan dan menyamakannya dengan yang tergambar di peta topografi yang digunakan.
Semua jenis protraktor itu membagi lingkaran ke dalam unit ukur tertentu dan masing-masing memiliki titik pusat dan sudut ukur di bagian tepi luarnya// <klik> Artinya titik 0 atau 360 derajat harus selalu menghadap arah utara dan sudut 90 derajat berada pada sisi kanan.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat dengan menggunakan protraktor selalu pastikan untuk memeriksa apakah garis dasar / base line protraktor sudah sejajar garis grid utara-selatan.
Resection adalah menentukan posisi kita di peta dengan bantuan tanda-tanda medan yang dikenali. Teknik ini dilakukan pada medan terbuka, agar dapat membidik tanda medan yang dikenali. Teknik Resection menggunakan peta, kompas dan protractor Langkah-langkah resection adalah : // <klik>
Ubah hasil sudut bidik Grid Azimuth ke Back Azimuth dan tarik garis dari tanda medan pada peta dengan sudut Back Azimuth// Contoh 3. Merubah grid azimuth ke back azimuth puncak Gn.Salak-1= 118D magnetik G-M angle = 1D derajat Grid Azimuth = 118 - 1 = 117D// Back Azimuth = 117+180 = 297D
Ubah hasil sudut bidik Grid Azimuth ke Back Azimuth dan tarik garis dari tanda medan pada peta dengan sudut Back Azimuth// Contoh 3. Merubah grid azimuth ke back azimuth puncak Gn.Salak-2= 91D magnetik
G-M angle = 1D derajat Grid Azimuth = 91 - 1 = 90D// Back Azimuth = 90+180 = 270D
Letakkan titik tengah protractor pada A (yang akan dicari koordinatnya)//<klik> Perhatikan koordinat acuan (perpotongan antara garis lintang & garis bujur) pada gambar : 6◦ 41’00”S, 106◦41’00”E// Perhatikan garis lintang dan bujur yang melewati protractor, pada contoh garis vertical Y= 8” dan horizontal X=8”// Hitung interval garis lintang/karvak = (41’00”-40’30” = 30,00”)// Interval garis bujur = (41’30” – 41’00” = 30’00”)// Perhitungan <klik>
Cari dan tetapkan di lembaran peta Garis bujur pertama sebelah kiri titik terbaca 106o41’00”E dan Garis lintang pertama sebelah atas titik terbaca 06o41’00”S//
karena setiap masing-masing jarak garis lintang dan masing-masing jarak garis bujur mempunyai jarak per 30”, maka angka detik 12.62” dikurangi 30” terlebih dahulu, sehingga di dapat e” untuk BT-nya adalah 17,38” (12.62” – 30” = 17,38”)//
Intersection adalah teknik menentukan suatu point pada peta menggunakan dua atau lebih titik bidik yang diketahui. Teknik ini biasanya dilakukan untuk mengetahui jarak suatu lokasi atau mengetahui point yang tidak dapat diakses seperti target area musuh, area berbahaya, dll.
59 derjat
318 derajat
GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara simultan. WAAS (Wide Area Augmentation System)
Koordinat di Google Maps berbeda dengan dengan koordinat di GPS (Global Positioning System). Namun pada beberapa GPS sudah mencantumkan ketiga jenis koordinat, yaitu : DMS, Koordinat ini paling umum digunakan untuk GPS dengan akurat// <klik> Derajat & menit, desimal. Paling umum digunakan pada perangkat elektronik// <klik> Derajat Desimal. Digunakan untuk koordinat komputer. Paling sederhana dengan memasukan 2 angka koordinat decimal -7.802845, 110.374136// <klik>