7. 1. Berdasarkan Sumber Datanya
Peta induk yaitu peta yang dihasilkan
dari survei langsung di lapangan
Peta turunan yaitu peta yang dibuat
berdasarkan pada acuan peta yang
sudah ada,
8. 2. Berdasarkan Isi Data yang
Disajikan
PETA UMUM
-PETA TOPOGRAFI
-PETA DUNIA
-PETA CHOROGRAFI
PETA TEMATIK
9. 3. Berdasarkan Skalanya
a. Peta Kadaster/Peta Teknik
b. Peta Skala Besar
c. Peta Skala Sedang
d. Peta Skala Kecil
e. Peta Geografi/Peta Dunia
11. 5. Berdasar Tujuannya
a. Peta Pendidikan
Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP
b. Peta Ilmu Pengetahuan.
Contohnya: peta arah angin
c. Peta Informasi Umum
Contohnya: peta pusat perbelanjaan.
d. Peta Turis
Contohnya: peta museum, peta rute bus
e. Peta Navigasi
Contohnya: peta penerbangan
DLL
12. LEBIH JELAS SEMUA BISA DILIHAT
http://andimanwno.wordpress.com
/2010/06/30/jenis-jenis-peta/
13.
14. Protractor (busur derajat) adalah sebuat alat yang bisa
digunakan untuk mengukur dan membentuk sudut. Protractor
sederhana biasanya berupa cakram separuh dan alat ini sudah
digunakan sejak ribuan tahun yang lalu dalam ilmu geometri.
15. GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat.
Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-
dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh
dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang secara
simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh
dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi
tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti.
GPS dapat memberikan informasi posisi dengan ketelitian
bervariasi dari beberapa millimeter (orde nol) sampai dengan
puluhan meter
20. TUJUAN MEMPELAJARI
NAVIGASI DARAT
Adalah pengetahuan untuk menentukan
posisi dan arah perjalanan secara tepat baik
di medan sebenarnya ataupun posisi di peta.
Mengetahui posisi (Dimanakah saya?)
Memperkirakan jarak (Sudah seberapa jauhkah saya? Apakah saya sudah
sampai?)
Membaca arah (Kemana saya akan berjalan, apakah arah saya sudah benar?)
Membaca peta topografi
Analisa peta dan orientasi medan (Bukit atau sungai apa yang ada dihadapan
saya?)
Deskripsi akan ruang (Dapatkah saya membayangkan medan dalam bentuk
3D?)
Perencanaan perjalanan yang aman (Mengambil jalur yang jauh tetapi aman
atau jalur potong namun lebih beresiko?)
21. Cara paling baik mempelajari Navigasi Darat (NAD) adalah pergi ke
lapangan
dengan peta dan kompas.
Navigasi bukanlah mengetahui posisi anda setelah anda tersesat (meskipun hal
ini sering terjadi).
Tetap berada pada jalur perencaan setelah anda bergerak menjauhi titik awal.
Teliti akan medan lintasan yang telah, sedang, dan akan dilalui.
Dengan NAD berarti anda mengetahui titik awal, tujuan perjalanan, dan
jalur/rute menuju titik akhir.
Keterampilan ini membuat daya jelajah anda semakin jauh dan luas dari yang
anda bayangkan.
Berlatih NAD adalah dengan berjalan menembus rimba !!!
22. Peta
Secara umum, peta dinyatakan sebagai
penggambaran dua dimensi (pada bidang datar)
dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang
dilihat dari atas, dan diperkecil atau diperbesar
dengan perbandingan tertentu. Peta
sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan
kebutuhan dan penggunaannya.
23. PETA TOPOGRAFI
Topografi berasal dari Bahasa Yunani,
topos yang berarti tempat, dan
graphi yang berarti menggambar.
Peta topografi yang berarti memetakan tempat-
tempat di permukaan bumi yang berketinggian sama dari
permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dimana
satu garis kontur mewakili harga dari satu ketinggian.
24. JUDUL PETA
Judul peta ada di bagian atas pada tengah peta. Judul peta menyatakan
lokasi yang ditunjukkan oleh peta bersangkutan. Lokasi yang berbeda
akan mempunyai judul yang berbeda pula.
NOMOR PETA
Nomor peta biasanya dicantumkan di sebelah kanan atas peta. Selain
sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna
sebagai petunjuk bila kita memerlukan peta daerah lain di sekitar suatu
daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan juga indeks
lembar peta yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada di
sekeliling peta tersebut.
26. 1. Skala Angka
Contoh :
1 : 25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m) jarak
horizontal di medan sebenarnya.
1 : 50.000 berarti 1 cm jarak di peta = 50.000 cm jarak horizontal
di medan sebenarnya.
2. Skala Garis
Skala 1: 50.000
Selang Kontur 25 meter
27. Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta.
legenda ini memuat arti dari simbol-simbol yang dipakai pada peta
tersebut.
Untuk kepentingan navigasi, simbol-simbol yang penting diketahui
adalah : triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, desa dan
pemukiman, dan lainya.
Tahun Peta
Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan
peta tersebut. Semakin baru pembuatannya, maka data yang di
sajikan akan semakin akurat.
28. ARAH PETA
Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta (= Utara Grid). Cara
paling mudah adalah dengan memperhatikan arah. Huruf-huruf tulisan
yang ada pada peta. Arah tulisan adalah arah Utara Peta.
Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat penunjuk arah Utara
Peta, Utara Sebenarnya, dan Utara Magnetis.
UG : Utara Grid / Utara Peta
US : Utara Sebenarnya adalah arah yang menunjukan Kutub Utara
Bumi.
UM : Utara Magnetis adalah arah yang menunjukan kutub utara
magnetis bumi. Kutub Utara Magnetis Bumi letaknya tidak bertepatan
dengan Kutub Utara Bumi, kira-kira di sebelah Utara Kanada di Jasirah
Boothia. Karena pengaruh rotasi bumi
29. KOORDINAT PETA
Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan
dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling
berpotongan tegak lurus.
Sistem Koordinat Yang Resmi Di Pakai
1. Koordinat Geografis (Geographical Coordinate)
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (Bujur Barat dan Bujur
Timur) yang tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang
(Lintang Utara dan Lintang Selatan) yang sejajar dengan
katulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan
derajat, menit, dan detik.
30. 2. Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM)
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam
ukuran jarak terhadap suatu titik acuan.
Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol ini ada di sebelah Barat
Jakarta (6o LU, 98o BT).
Garis vertikal diberi nomor urut dari Selatan ke Utara, sedangkan
garis horizontal diberi nomor urut dari Barat ke Timur.
Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 4, 6, 8 dan 14 angka.
Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 4 atau 6 angka, dan
untuk daerah yang lebih sempit dengan penomoran 8 atau 14 angka.
31. KONTUR
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik berketinggian
sama dari muka laut.
BENTUK MEDAN
KENAMPAKAN DI PETA
DALAM BENTUK SIMBOL
GARIS
32.
33.
34. Membaca Peta
a. Sifat – sifat Garis Kontur
Yang terpenting dalam bernavigasi adalah kemampuan untuk
menginterprestasikan peta, yaitu kemampuan membaca peta dan
membayangkan keadaan medan sebenarnya.
Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa sifat garis kontur, sebagai
berikut :
Garis kontur dengan ketinggian yang lebih rendah selalu mengelilingi
garis kontur yang lebih tinggi, kecuali bila disebutkan khusus untuk hal-
hal tertentu seperti kawah.
Garis kontur tidak pernah saling berpotongan.
Beda ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap walaupun
kerapatan kedua garis berubah-ubah.
Daerah datar mempunyai kontur yang jarang-jarang, sedang daerah
terjal/ curam mempunyai kontur rapat. puncak.
35. B. Ketinggian
Lihat interval kotur peta, dan lalu hitung ketinggian tempat yang ingin
diketahui.
C. Titik Triangulasi
Selain dari garis-garis kontur, dapat juga mengetahui tingginya suatu tempat
dengan pertolongan titik ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya disebut juga
titik Triangulasi, yaitu suatu titik atau benda berupa pilar/ tonggak yang
menyatakan tinggi suatu tempat dari permukaan laut. Titik Triangulasi
digunakan oleh jawatan-jawatan atau topografi, untuk menentukan titik
ketinggian suatu tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan
peta.
:
Macam titik triangulasi
P.140 S.142 T. 143 Q. 20 TP. 23
78 79 80 350 670
primer sekunder Tertier Kuartier Antara
42. MENENTUKAN BUJUR
30"
04’ 00” 0' 21”
0 1 2 3 4 5 6
Posisi Sekolah :
Bujur = 137 55’ 00” +
Bujur = 137 55’ 21”
55’ 00”
43. 6
5
MENENTUKAN LINTANG
30"
4
3
2
10”
0 1
0'
04’ 00”
Posisi Sekolah :
Lintang = 02 04’ 00”
-
Lintang = 02 03’ 50”
55’ 00”
44. 04’ 00”
Posisi Sekolah :
Bujur = 137 55’ 21”
Lintang = 02 03’ 50”
137 52’ 30”
02 07’ 30” 55’ 00”
45. Mengenal Tanda Medan
Puncak gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah antara
dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok.
Lembah yang curam, sungai pertemuan anak sungai, kelokan
sungai, tebing-tebing ditepi sungai.
Belokan jalan, jembatan, (perpotongan jalan dan sungai), ujung
desa, simpang jalan.
Punggungan gunung/ bukit terlihat dipeta sebagai rangkaian kontur
berbentuk huruf ‘U” yang ujungnya melengkung menjauhi puncak.
Lembah terlihat dipeta sebagai rangkaian kontur berbentuk huruf ‘V”
yang ujungnya tajam dan menjorok kearah
46. Bila berada dipantai, muara sungai dapat dijadikan tanda medan
yang sangat jelas, begitu juga tanjung yang menjorok kelaut, teluk-
teluk yang mencolok, pulau kecil, delta, dsb.
Didaerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar mendapat
tonjolan permukaan bumi, atau bukit-bukit yang dapat dijadikan tanda
medan. Pergunakan belokan-belokan sungai, muara-muara sungai
kecil.
Dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang
sungai, tebing-tebing, delta dan sebagainya, dapat dijadikan tanda
medan. Pengertian tanda medan ini mutlak harus dikuasai. Akan selalu
digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik peta kompas.
47. a. Romer Grid
Romer ( Roamer ) adalah alat Bantu baca koordinat. Istilah lainnya
adalah Coordinat Scales (Skala Koordinat).
Skala Romer sudah dikenal, terdapat pada Protaktor persegi (
Rectangular Protactor ) atau pada beberapa model kompas Orienteering.
Romer tersebut membantu membaca Koordinat Grid.
Penggunaan Romer terdsebut hanya pada peta-peta Topografi yang
mencantumkan garis Bantu Koordinat Grid ( biasanya terdapat pada
peta-peta militer ).
Sumbu / garis Romer – Grid selalu terbagi dalam sepuluh ( 10 ) bagian
yaitu 1 s/d 10.
Karena ‘Grid’ dirancang dalam satuan metric ukuran jarak ( contoh ;
dalam meter ) untuk keperluan dalam memudahkan perhitungan dan
mencapai ketelitian.
48.
49. b. Romer Geografis
Beberapa peta Topografi seperti pada peta rupa bumi terbitan
Bokosurtanal, bergaris Bantu koordinat Geografis ( dalam satuan
ukuran derajat / menit / detik ).
Sebuah ‘karvak atau ‘blok’ Geografis peta kedar ( skala ) 1 : 50.000
berukuran 1 menit (01’), terbagi dalam 60 bagian (60 detik).
Bagian terkecil dalam 1 karvak Geografis adalah detik ( “ ).
Untuk memudahkan pembacaan suatu titik pada peta bergaris Bantu
koordinat Geografis, kita dapat mempergunakan sebuah Romer.
52. Bagian-bagian kompas
Secara fisik kompas terdiri dari:
a. Badan
Tempat komponen-komponen kompas lainnya berada.
b. Jarum
Selalu menunjuk arah utara-selatan pada posisi
bagaimanapun (dengan syarat kompas tidak dipengaruhi oleh
medan magnet lain dan jarum tidak terhambat perputarannya).
c. Skala Penunjuk
Menunjukkan pembagian derajat sistem mata angin.
53. Celah
Cincin Bidik
Jarum Magnet Lensa
Kalibrasi
Kawat Bidik Bidik
Garis Azimuth
Garis Bantu Bidik
Cicin
Ibu Jari
Penggaris dengan sudut lurus Angka Azimuth
Pelindung Bagian Inti
54. Angka Warna Hitam:
Skala Mils- banyak digunakan untuk
keperluan artileri, tank, dan senjata
mortir. DAN ini juga digunakan untuk
mendapatkan azimuth dalam navigasi
darat yang amat akurat.
• 6400 Mils dalam 1 (satu)
lingkaran
• Jarak antara garis pendek
= 20 Mils
• Jarak antara garis panjang
= 100 Mils
• Jarak antara angka = 200 Mils
U = 64 (6400)
T = 16 (1600)
S = 32 (3200)
B = 48 (4800)
8.89 Mils = ½ Derajat
17.78 Mils = 1 Derajat
55. Angka Warna Merah:
Unit yang umum untuk pengukuran
susut adalah derajat (simbol = nº).
• 360 derajat dalam 1 (satu)
lingkaran
• Jarak antara garis pendek = 5º
• Jarak antara garis panjang = 10º
• Jarak antara angka = 20º
U = 360º atau Oº
T = 90º
S = 180º
B = 270º
8.89 Mils = ½ Derajat
17.78 Mils = 1 Derajat
Catatan:
Perhatikan!!! skala derajat setiap
kompas berbeda
56. Jenis-jenis Kompas
Banyak macam kompas yang dapat dipakai dalam suatu perjalanan.
Pada umumnya dipakai 2 jenis kompas, yaitu kompas bidik (misal
kompas prisma), dan kompas orienteering (misal kompas silva).
Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan di
peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris (segitiga).
Kompas orienteering kurang akurat jika dipakai untuk membidik,
tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta.
Pemakaian kompas
Kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis
medan magnet bumi. Dalam memakai kompas, harus dijauhkan dari
benda-benda yang mengandung logam, seperti
pisau, golok, karabiner, tiang tenda, jam tangan, dan lainnya.
Kehadiran benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas
sehingga ketepatannya akan berkurang.
57. KOMPAS BIDIK
Kompas bidik yang orisinil berbeda
dengan kompas yang biasa digunakan
oleh para pendaki. Kompas bidik ini
dibuat
amat presisi dan tahan banting dengan
tujuan untuk mendukung operasi
militer.
Dengan desain khusus dalam
keakuratan
sudut untuk bernavigasi darat dan
mengarahkan senjata artileri.
58. Deskripsi Kompas Bidik
Ditujukan untuk kegunaan militer karena presisi dan ketahanannya, dan fungsi
keakuratannya dalam navigasi darat dan pertempuran.
Telah teruji – bantingan, air, pasir, dan dapat digunakan dalam kisaran
suhu -50ºF sampai +150ºF.
Menggunakan lensa dan kaca anti-gores untuk melihat sudut tembak ke arah obyek.
Dengan kompas bidik anda hanya dapat membidik satu buah obyek.
Cahaya fosfor membantu anda bernavigasi dalam keadaan yang kurang cahaya.
Dilengkapi dengan kaca pembesar, kawat bidik, dan gradasi sudut dalam derajat
maupun mils. Untuk pembacaan yang lebih akurat.
Induksi tembaga yang memperlambat rotasi jarum magnet tanpa harus
menggunakan cairan.
Design yang amat baik, menjadikan kompas mudah dipergunakan tanpa harus
kehilangan akurasinya.
59. Kompas Orientering
Kompas orientering lebih efektif
digunakan saat berjalan dihutan
& lebih evisien karena sudah
dilengkapi dengan penggaris &
romer ,kelemahannya tidak bisa
digunakan untuk membidik
60.
61.
62.
63. Teknik Peta Kompas
1.Orientasi peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan
sebenarnya (secara praktis, menyamakan utara peta dengan utara
sesungguhnya). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal
tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan
menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama
gunung, bukit, sungai, ataupun tanda-tanda medan lainnya. Atau
dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan
mencocokkan dengan gambar kontur yang terdapat pada peta. Untuk
keperluan praktis, utara kompas (utara magnetik) dapat dianggap
suatu titik dengan arah utara sebenarnya, tanpa memperhitungkan
adanya deklinasi.
64. Langkah – langkah orientasi peta
•Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang
mencolok.
•Letakkan peta pada bidang datar.
•Samakan utara peta dengan utara kompas, dengan demikian letak
peta akan sesuai dengan bentang alam yang akan dihadapi.
•Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol di sekeliling dan
temukan tanda-tanda tersebut didalam peta, lakukan untuk beberapa
tanda medan.
•Ingat tanda-tanda medan itu, bentuk dan tempatnya dimedan
sebenarnya maupun dipeta, ingat hal-hal yang khas dari setiap tanda
medan.
65. Azimuth Back Azimuth
Azimut adalah sudut antara suatu titik dengan arah utara dari seorang
pengamat. Azimut disebut juga sudut kompas. Bila kita berjalan dari
suatu titik ke titik lain dengan sudut kompas tetap (istilah populernya
‘potong kompas’), maka harus diusahakan bahwa lintasannya harus
berupa satu garis lurus. Untuk itu digunakan teknik back azimuth.
Prinsipnya : membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan
cara membidikkan kompas kemuka dan kebelakang pada jarak-jarak
tertentu.
Resection
Prinsip resection : menentukan posisi kita di peta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik
resection membutuhkan alam yang terbuka untuk dapat membidik
tanda medan. Tidak seluruh tanda medan yang harus di bidik. Jika
kita sedang berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang
suatu punggungan, maka hanya perlu mencari satu tanda medan
lainnya yang di bidik. Langkah-langkah resection
66. Langkah – langkah Resection
1.Lakukan orientasi peta.
2.Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di
peta, minimal dua buah (B dan C).
3.Dengan busur dan penggaris,buat salib sumbu pada tanda -
tanda medan tersebut.
4.Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita.
5.Pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut
pelurusnya (back azimuth).
6.Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus
tersebut adalah posisi kita (A).
67. Intersection
Prinsip intersection : Menentukan posisi suatu titik (benda) di peta
dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali
di lapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau
memastikan posisi suatu benda yang terlihat di lapangan, tetapi
sukar dicapai. Pada intersection, kita harus sudah yakin pada posisi
kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection
Langkah – langkah Intersection
1.Lakukan orientasi, dan pastikan posisi kita (A).
2.Bidik obyek yang kita amati (C).
3.Pindahkan sudut yang didapat ke peta.
4.Bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta
(B). lakukan langkah (b) dan (c).
5.Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat
adalah posisi obyek yang dimaksud (C
68. ANALISA PERJALANAN
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-
kira medan yang akan dilalui, dengan cara mempelajari peta yang akan
dipakai. Yang perlu dianalisa adalah jarak, waktu, dan tanda-tanda
medan.
a.Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta. Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa jarak sebenarnya yang kita tempuh
bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi
medan) lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan
lintasan, kemudian mengalikannya dengan skala untuk memperoleh
jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila sudah dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus
memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh
jarak tersebut. Ada teori klasik untuk memperkirakan waktu tempuh
ini, yaitu hukum Naismith (lihat ilmu penaksiran).
69. c. Tanda Medan
Cari dan ingat tanda-tanda medan di peta yang mungkin bisa menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
d. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan petanya salah. Memang
banyak sungai-sungai kecil yang tidak tegambar di peta, karena
sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang
sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-
perubahan lainnya lagi yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi
lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti, cari tanda-tanda
medan yang bisa dikenali. Jangan terpaku hanya pada satu gejala
yang tidak ada di peta sehingga hal-hal lain yang dapat dianalisa
akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak
sesuai, kemungkinan besar anda yang salah (mengikuti punggungan
yang salah, menyusuri sungai yang salah, atau salah dalam
melakukan resection). Peta topografi 1 : 25.000 atau 1 : 50.000
umumnya cukup teliti.
70. Altimeter
Altimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang bisa membantu
menentukan posisi. pada medan yang bergunung tinggi kompas
sering banyak tidak digunakan. disini altimeter akan lebih
bermanfaat. Dengan menyusuri punggungan-punggungan yang
mudah dikenali di peta, altimeter akan lebih berperan dalam
perjalanan. Yang harus diperhatikan dalam memakai altimeter :
•Setiap altimeter yang dipakai harus dikalibrasi. periksa ketelitian
altimeter di titik ketinggian yang pasti.
•Altimeter sangat sensitif terhadap guncangan, cuaca, dan
perubahan tenperatur.
71. Ketahui segala kemungkinan apa yang akan terjadi dan
segera siapkan antisipasinya.
Anda ingin menambah daya jelajah dihutan????? ……segera
kuasai ilmu navigasi
Tersesat dihutan adakalanya menjadi pelajaran berharga
tapi…..tersesat tidak tau jalan pulang bisa menyebabkan
kematian.
Terus bermain & berlatih tapi jangan cengeng cuyyyy
SELAMAT BERLATIH & SEMOGA SUKSES