1. 1
Khutbah Pertama
اَحْلَح ْ
اُدَه ح حلاَِيَْأ ْخْرْ َ حْاَحئحجْ حَ حْاَاَِْحاحَا َ
ُْ َ ْ َ
حْاأَ َ
ِْح ْ حَاحضَلْحَحَاحر ح ْوحَاََِّْياُأَ َ
ِْاْلَْحَْأحُاي
ََْاحاأَْاناْلحَْاْلح ْلحَا ا ح
َاْدحْلْ حْاْ ا
اْر ْخْكْ حَْْاُأاْأ ْخْر حِ حْاْدْْلْ حمًُاْليَحَْدايلحَْاْلح ْلحَ حْْاااحأاحْعا َ حل احَْدحْاََْلَِْحرعاحئحماْ.َِئحر حْماَِئحلاي.ْ ِأئحُا َ.حأْحكْاُأَََِّْْح أعاَْعاحئحم حَْاْليَ
لح ْخْويََْْاُأْْحح ْاْلحم حْاَ َا حخْوحََ اْ.ْ ْْ َ
ل َْْْااَ اح ْح َمْاحْح ْاْلْكح ْايدَا ح َْْكحَْ حَاَاَ ْحَْلحَ حْاَاَأ.اايتح اح ُا ْخْويَُِاَْحَِا حْاَاَِْحوِْااي ِْ ْخ
احَْكََُا ْْتْلْكحِاْلَْ حْْااَ َ
ِجحاحََْْاُأْ.َكََْْْاُأ حخَْْااحَْحَْ ْراح ايلحَُا ْخَْحئْمُ حْ الح ْخََْئْْْداْ.ََْْحَ حْا ي
ََْا
ُْايلَْا ْحَ ْخْهَِْْاحَاَ احِاْلححََْْأ
ا
حِا ح
َاْ.ْ َِْح يدَْاَل ْخَْْ اْ َادْ.ْ ح ح ْوحَاْ حْا مِْياحِامل ْخْئحتحأاحْعماحأْحكحِاْ اح ْحم حْا لح ْْْ ْ ُْحِاْ.ْ يئحكحأْاًهللاْْحلالح ْخَْحئْكاْ.ْ ت حِالحيرحبحِاْرَْ
ا
مْلْاَْلحُحأاْمَ ُحِحمايلَْاْ.ِْ ْ حاحِاْ َهللاحأْاْ.ْ يَحْلْا َ
ْح ح
ادْ.ِْ ْ ح حلاْ َهللاحأ
Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah
Jumat adalah hari terbaik, karenanya menjadi saat yang tepat untuk terus mengingatkan
takwallah. Hal itu selalu disampaikan khatib agar senantiasa meningkatkan takwa dengan
menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hal ini memberikan pesan bahwa betapa
penting dan berharganya menjaga takwallah. Sadar bahwa diri senantiasa dalam pantauan Allah
di segala keadaan dan suasana. Karenanya, saya berpesan kepada diri sendiri dan jamaah yang
berbahagia untuk terus menjaga dan memupuk takwallah tersebut dalam kesehatan.
Hadirin yang Berbahagia
Kenikmatan hidup paling nikmat di dunia ini adalah sehat, karena apa pun yang kita miliki
di dunia tak akan bisa dinikmati jika sakit. Di masa pandemi sekarang ini nikmat sehat menjadi
hal yang mahal harganya. Karenanya, kita perlu mensyukuri nikmat sehat dengan sebaik-
baiknya.
امِْياحِاملخْئحتحأاْْلحََْ ْ
اُأيلَْخَْااْهَِْْا ح
َاَ ا حسحَْكََتُْاْلْكحِاْلَْ حْ
Artinya: Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu
menghitungnya. Sungguh manusia sangat zalim dan banyak mengingkari nikmat. (QS al-Nahl:
18)
Nikmat sehat bukan suatu kemewahan seperti emas dan perak. Tetapi menjadi mahal ketika
kesehatan telah berubah menjadi sakit. Nikmat sehat merupakan mahkota tubuh, saat terbaring
sakit, kita baru sadar bahwa kesehatan sangat berharga. Orang yang mengabaikan kesehatan
dirinya adalah orang yang menabung masalah untuk masa depannya. Bahkan John Locke seorang
filosof Inggris mengatakan: Jika dengan memperoleh pengetahuan malah merusak kesehatan
kita, maka kita bekerja untuk hal yang tidak berguna.
Pantas saja, dalam suatu hadits diriwayatkan:
ا
َ املخْ ْ حداَْلحَحَْكََماح.يئحر حْاَاْْحئحماْ عايئحلاتمَ يَاُأح ْحمماح ْحمْاحَْ َْحماْ احم َ
ْ حِا َ
يْا حماَ ْ ُاَ حمام َْ حِْاحََ ْ
ا
ْنُ ح حاُْأ حْاِْيَ َ
ِهأحُاا َ
ْايَاُأْ َد
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia berkata: Nabi saw bersabda: Ada dua
kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu (lalai) padanya, yaitu kesehatan dan waktu
luang. (HR al-Bukhari).
2. 2
Dalam Mukhtashar Minhâjul Qâshidîn intisari kitab Ihya`Ulûmiddîn diriwayatkan, ada
orang mengadukan kemiskinannya dan menampakkan kesusahannya kepada seorang alim.
Lalu si alim berkata: Apakah engkau senang menjadi buta dengan mendapatkan 10 ribu
dirham?
“Tidak,”اjawabnya
“Apakahاengkauاsenangاmenjadiاbisuاdenganاmendapatkanا10اribuاdirham?”اtanyaاulangاsiا
alim.
“Tidak,”اjawabnya ا
“Apakahاengkauاsenangاmenjadiاorangاyangاtidakاpunyaاkeduaاtanganاdanاkeduaاkakiاdenganا
mendapatkanا20اribuاdirham?,”اlanjutاsiاalim ا
“Tidak,”اjawabnya ا
“Apakahاengkauاsenangاmenjadiاorangاgilaاdenganاmendapatkanا10اribuاdirham?” Si alim
terus bertanya.
“Tidak,”اjawabnya ا
“ApakahاengkauاtidakاmaluاmengadukanاTuanmuاsedangkanاDiaاmemilikiاhartaا50اribuاdinarا
padamu?,”اpungkasاsiاalim
Dari kisah tersebut, kita dapat memetik pelajaran bahwa nikmat sehat atau kesehatan jauh
lebih berharga dibanding uang yang banyak ataupun harta yang melimpah.
Jamaah yang Dirahmati Allah
Betapa pentingnya nikmat kesehatan, hingga Rasulullah SAW pun bersabda:
ا اْ.ْ ََْادححح ْلحَا ْ حداا
حَْْتْلْاُأاحأا َْ ِْح َ ْاحَيَحبح ح اَاَد ْخحااَْخْماْدحْلََْماَاَ ْ َرماَ ْاًََد.اَدَْلحْح ماَ عاً ْحكْدْ
Artinya: Siapa saja di antara kalian masuk waktu pagi dalam keadaan sehat badannya, aman
dalam rumahnya, punya makanan pokok pada hari itu, maka seolah-olah seluruh dunia
dikumpulkan untuknya. (HR Ibnu Majah).
Dalam Islam menjaga kesehatan menjadi bagian penting dari prinsip-prinsip pemeliharaan
pokokاsyariatا(maqâsidusyاsyarî’ah) اHalاituاterdiriاdari;اpemeliharaanاagamaا(hifdzudاdîn),ا
pemeliharaan diriاatauاkesehatan(اhifdzunاnafs),اpemeliharaanاakal(اhifdzul‘اaql),اpemeliharaanا
keturunan (hifdzun nasab), dan pemeliharaan harta (hifdzul mâl).
Sebaliknya, Islam melarang berbagai tindakan yang membahayakan kesehatan atau
keselamatan jiwa, sebagaimana tersebut dalam firman Allah SAW yang artinya: Dan janganlah
kalian menjatuhkan diri kalian dalam kerusakan. (QS Al-Baqarah: 195); dan ayat yang
artinya: Dan janganlah kalian membunuh diri kalian. Sungguh Allah Maha Penyayang kepada
kalian. (QS an-Nisa': 29).
Badan kita punya hak yang harus dipenuhi agar terjaga kesehatan maupun
keseimbangannya. Di antara hak badan adalah memberikan makanan pada saat lapar, memenuhi
minuman saat haus, memberikannya istirahat saat lelah, membersihkannya saat kotor, dan
mengobatinya saat sakit. Ajaran Islam sangat menekankan kesehatan. Agar tetap sehat, ada 10
hal yang perlu diperhatikan, yaitu: (1) dalam hal makan, (2) minum, (3) gerak, (4) diam, (5)
tidur, (6) terjaga, (7) hubungan seksual, (8) keinginan-keinginan nafsu, (9) keadaan kejiwaan,
dan (10) mengatur anggota badan.
3. 3
Diriwayatkan dari Al-Abbas bin Abdul Muthallib RA, ia berkata: Aku pernah datang
menghadap Rasulullah SAW dan bertanya: Ya Rasulullah, ajarkan kepadaku suatu doa yang
akan aku baca dalam doaku. Nabi menjawab: Mintalah kepada Allah ampunan dan kesehatan.
Kemudian aku menghadap lagi pada kesempatan lain dan saya bertanya: Ya Rasulullah, ajarkan
kepadaku suatu doa yang akan aku baca dalam doaku. Nabi menjawab: Wahai Abbas, wahai
paman Rasulullah SAW, mintalah kesehatan kepada Allah, di dunia dan akhirat. (HR at-
Tirmidzi).
Hal paling indah di dunia ini adalah anugerah kesehatan dan keluarga bahagia di saat
usia makin bertambah tua. Untuk itu tentu kita ingat sabda Nabi Muhammad SAW:
ًَْْْحواْ.ََحَْسَُ احْااح َ ْوح احَْ حماح ْحََس حْااحعََحوحراحَْ حماحعحَيَ َ
ل حْااحعَاد ح حَاحَْ حماحعح ْاح حلما َ
ََْحواحَْ حماححعسُ ح ح
(.َِْا)ُِْداُأحعَِ ْخحداحَْ حماحعحِْحْح حْااحعَئْ ْلاحَْ حمااَ
Artinya: Jagalah lima hal sebelum datang lima hal lainnya, yaitu (1) mudamu sebelum tuamu,
(2) kesehatanmu sebelum sakitmu, (3) kayamu sebelum fakirmu, (4) luang waktumu sebelum
sibukmu, dan (5) hidupmu sebelum matimu. (HR al-Hakim).
Maâsyiral Muslimîn Rahimakumullâh
Sejak pandemi Covid-19 terjadi, kesehatan semakin terlihat penting bagi masyarakat.
Wabah Covid-19 menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan. Perilaku
hidup sehat seperti mencuci tangan menggunakan sabun, makan makanan bergizi, dan rajin
melakukan aktivitas fisik menjadi kegiatan yang saat ini lazim kita lakukan.
Hal ini disebabkan adanya keyakinan masyarakat bahwa melakukan kegiatan-kegiatan
tersebut merupakan langkah yang efektif untuk menghindarkan diri dari penularan virus Covid-
19. Bahkan dengan alasan menjaga kesehatan dan menghindarkan diri dari penyakit, masyarakat
rela untuk mengurung diri di rumah selama berhari-hari. Untuk itu, mari kita ingat dan syukuri
nikmat sehat ini sebaik-baiknya, agar dapat menggunakannya untuk beribadah dan melakukan
berbagai aktifitas yang bermanfaat dalam kehidupan.
اَْلْ ْاْ حِا ح
َ حْماَأُْاْ ْ ْلُ حْاْ.ِْ ْ ِْْرحَماََْْ ِْْرْح
Artinya: Maka ingatlah kepada-Ku (Allah), niscaya Aku akan ingat kepadamu; dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari-Ku. (QS al-Baqarah: 152).
Demikianlah khutbah singkat ini, semoga bermanfaat mengingatkan kita agar selalu
menjaga kesehatan dan mensyukurinya dengan sebaik-baiknya.
احْااَ.َْْ حَْاُأ َ َُِِِْأ حْاََْحا ْ
اُنح َادْ.ِْْياَْ حْاْمََحكحاحَ حْااَ.َْْتحكْاُأَل. ْ ْوْاُأْمَ اْ.ْ حأ حْاْمَأاْ ا ح حِْح ا
حوحِاحَي ااْ.ْ ََْد حْماَََِد
اْ َاْ حَْرُ حْااح ََْْ َ ُي اُأْ ْْحواحسَْحَ حْاْ.ح ُِْ حْا ْ َاْسُاَِْ حِاَْْم حْااْ.َْْئحكْاُأََِّْْْيْاُأ حخَْْاايََْْااحِ حْ ح
رَِا
ْايََُْا ْْاِْ ْخْاح ْاُأ حخَْا
ا
ْ.ْْ َ ي ُأ