POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
6. ZAMAN LOGAM.ppt
1. Pada zaman logam ini
penduduk Indonesia telah
mampu mengolah dan melebur
logam.
Kepandaian ini diperoleh
setelah mereka menerima
pengaruh dari kebudayaan
Dongson (Vietnam) yaitu
kebudayaan Perunggu di Asia
Tenggara yang menyebar ke
Indonesia sekitar tahun 500
SM.
Walaupun pada zaman ini
alat-alat dari logam banyak
diproduksi dan dipakai
manusia, akan tetapi alat-
alat batu dan gerabah masih
tetap ada dan dipergunakan.
2. Kapak Corong (Kapak
Sepatu), adalah
kapak yang bagian
atasnya berbentuk
corong yang berguna
untuk memasukkan
tangkai kayu.
Kapak corong ini
banyak ditemukan di
Sumatera Selatan,
Jawa, Bali, Sulawesi
Tengah, Sulawesi
Selatan, Selayar dan
dekat danau Sentani,
Papua.
3. Kapak corong yang
indah, salah satu
sisinya memanjang
disebut Candrasa.
Candrasa ditemukan
di Yogyakarta dan
Roti.
Kapak Corong dan
Candrasa yang
indah dipergunakan
sebagai tanda
kebesaran dan alat
upacara saja.
4. Nekara, yaitu
genderang besar
yang terbuat dari
perunggu,
berpinggang di
bagian tengahnya
dan tertutup di
bagian atasnya.
Nekara ditemukan di
Sumatera, Jawa,
Bali, Roti, Selayar
dan kepulauan Kei.
Nekara yang
terbesar terdapat
di Pura Penataran
Sasih di desa
Intaran daerah
Pejeng, Bali.
7. Arca-arca dari
zaman perunggu
berupa arca manusia
dan binatang dalam
berbagai bentuk.
Arca-arca tersebut
ditemukan di
Bangkinang (Riau)
dan di Limbangan
(Bogor)
8. Berbeda dengan benda
perunggu, penemuan
benda-benda besi
jumlahnya terbatas.
Seringkali benda-
benda besi ditemukan
sebagai bekal kubur,
misalnya di Wonosari
(Jawa Tengah) dan di
Besuki (Jawa Timur).
Benda-benda besi
tersebut berupa :
mata kampak, pisau,
sabit, pedang, mata
tombak, gelang-gelang
besi dan sebagainya.
9. Gerabah pada zaman logam mencapai
tingkat yang lebih maju dengan
ragam hiasnya yang lebih kaya.
Tempat penemuan gerabah misalnya di
Gilimanuk (Bali), Leumiliang
(Bogor), Anyer (Jawa Barat),
Kalumpang (Sulawesi Selatan).
10. Pendukung utama
kebudayaan perunggu di
Indonesia adalah
pendatang baru dari
Asia Tenggara Daratan.
Mereka adalah penduduk
DEUTRO MELAYU (Melayu
Muda) dengan membawa
kebudayaan Dongson
(Vietnam) yaitu
kebudayaan perunggu
Asia Tenggara.
Deutro Melayu
merupakan nenek moyang
dari suku bangsa Jawa,
Bali, Bugis, Madura
dan sebagainya.
11. Pada zaman logam
manusia di Indonesia
hidup di desa-desa di
daerah pegunungan,
dataran rendah dan tepi
pantai.
Mereka hidup dalam
perkampungan-
perkampungan yang makin
teratur dan terpimpin.
Bukti-bukti sisa tempat
kediaman mereka
ditemukan di Sumatera,
Jawa, Sulawesi, Bali,
Sumbawa, Sumba dan di
beberapa pulau di Nusa
Tenggara Timur dan
Maluku.
12. Melalui ragam hias pada nekara-nekara perunggu
dapat disimpulkan bahwa rumah orang mampu
merupakan rumah besar bertiang dengan atap
melengkung.
Kolong merupakan tempat ternak.
Rumah semacam ini biasanya didiami oleh beberapa
keluarga.
13. Mata pencaharian pada
zaman logam adalah
pertanian.
Mereka bertani dengan
cara berladang dan
bersawah. Hal ini
terbukti dengan
ditemukannya mata sabit,
alat penyiang rumput dan
mata bajak.
Pengaturan air untuk
sawah (irigasi) sudah
diadakan.
Perburuan masih dilakukan
secara perorangan atau
secara beramai-ramai
dengan menggunakan
tombak, panah dan jerat.
14. Tata susunan masyarakat
pada zaman logam semakin
komplek.
Pembuatan alat-alat dari
logam mendorong adanya
pembagian kerja
berdasarkan keahlian.
Maka muncullah golongan
undagi atau tukang yang
terampil dalam melakukan
pekerjaan-pekerjaan
tertentu, misalnya
pembuatan benda-benda
logam, rumah kayu,
pembuatan gerabah,
perhiasan dan sebagainya.
15. Aornell menyimpulkan bahwa perahu bercadik atau
perahu bersayap adalah perahu khusus dari
Indonesia.
Perahu bercadik tersebut dibuat dari batang pohon
yang bagian dalamnya dikeruk sehingga berbentuk
lesung. Perahu tersebut kemudian diberi cadik
atau sayap di bagian kanan dan kirinya. Cadik ini
digunakan sebagai alat keseimbangan agar perahu
tidak mudah terbalik oleh hempasan ombak.
16. Dengan perahu bercadik inilah,
para pelaut Indonesia mampu
mengarungi lautan luas.
Mereka berhasil mengarungi
Samudra Hindia sampai ke India
Selatan, Madagaskar, dan
Afrika Timur.
Mereka juga mencapai Australia
Utara, Hawai di Samudra
Pasifik dan menjelajah laut
Cina Selatan hingga ke Daratan
Cina.