Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi otot berdasarkan struktur dan lokasi. Otot diklasifikasikan menjadi 3 golongan berdasarkan strukturnya yaitu otot motorik, otonom, dan jantung. Otot juga diklasifikasikan berdasarkan lokasinya di berbagai bagian tubuh seperti kepala, leher, dada, punggung, tangan dan kaki."
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Sistem muskularis
1. Disusun oleh:
Dr. H. Toto Siswantoro, M.Si., M.Kes.
Dosen Poltekkes Kemenkes Surabaya
2. A. KLASIFIKASI OTOT BERDASARKAN STRUKTUR
Otot merupakan suatu organ atau alat yang
memungkinkan tubuh dapat bergerak.
Sel Otot berdasarka struktur dibagi menjadi 3
Golongan yaitu :
1. Otot Motoritas (otot serat lintang, otot rangka, otot
sadar)
2. Otot Otonom (otot Polos , otot tak sadar): terdapat
pada usus, kandung kemih, pembuluh darah.
3. Otot Jantung: bentuk otot serat lintang tetapi
fungsinya sebagai otot polos.
3. OTOT RANGKA
Merupakan sebuah alat yang menguasai gerak aktif
dan memelihara sikap tubuh.
Otot selalu mempunyai tonus ( Ketegangan jaringan ),
Fungsi tonus otot adalah :
1. Memelihara sikap dan posisi tubuh .
2. Menahan rongga badan.
3. Menahan tekanan darah
Bagian Otot:
Lihat gambar otot lurik.
4.
5.
6. KONTRAKSI OTOT
- Berdasar pengaruh susunan saraf motoris
- Dapat berkontraksi cepat → bila ada rangsangan.
SELAPUT PEMBUNGKUS
- Otot dikelilingi jaringan : perimisium atau fasia
Berfungsi sebagai :
- Melindungi otot tetap pada tempatnya
- Merupakan origo beberapa otot
- Merupakan letak pembuluh darah dan saraf untuk
jaringan otot
Antara urat otot dan tulang : mukosa bursa →Fungsi :
melicinkan urat terhadap pergeseran dengan tulang.
RETIKULUM → Bagian yang padat dari fasia dalam dan
mengikat tendo.
7. 1. Otot lurik
Otot lurik biasanya melekat pada rangka, sehingga
sering disebut otot rangka. Otot lurik terdiri atas
serabut-serabut halus yang disebut miofibril, memiliki
banyak inti dan dan tampak adanya bagian yang
terang diselingi bagian gelap yang melintang. Oleh
karena itu, otot lurik disebut juga otot serat melintang.
Cara kerjanya dipengaruhi oleh kesadaran atau saraf
sadar dan tidak tahan kelelahan.
8. 2. Otot Polos
Otot polos sangat berbeda dengan otot lurik karena
tidak memiliki serat gelap dan terang. Otot polos
memiliki sel-sel berbentuk gelendong dan terdapat
satu inti ditengah sel.
Ciri-ciri otot polos adalah gerakannya di bawah
pengaruh saraf tak sadar, reaksinya lambat tetapi
mampu berkontraksi dalam waktu lama dan tidak
cepat mengalami kelelahan. Terdapat pada saluran
alat–alat dalam, seperti saluran pernapasan, saluran
pencernaan, pembuluh darah, dan getah bening.
9. 3. Otot jantung
Otot jantung atau miokardium hanya terdapat pada
dinding jantung. Otot jantung memiliki ciri-ciri
seperti otot lurik (memiliki serat gelap dan terang).
Tetapi cara kerjanya seperti otot polos (dipengaruhi
saraf tak sadar dan tidak cepat mengalami kelelahan.).
Kerja otot jantung berkaitan erat dengan fungsi
jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika
kerja otot jantung terganggu menyebabkan serangan
jantuNG.
10. JENIS OTOT
1. Menurut bentuk dan serabut :
Otot serabut sejajar
Otot bentuk kipas
Otot bersirip
Otot melingkar
2. Menurut jumlah kepala :
Otot berkepala dua
Otot berkepala tiga ( triseps )
Otot berkepala empat (quadriceps
12. B. KLASIFIKASI OTOT BERDASARKAN LOKASI :
1) Otot bagian kepala
2) Otot bagian leher
3) Otot bagian dada
4) Otot bagian perut
5) Otot bagian punggung
6) Otot bagian bahu dan lengan
7) Otot panggul
8) Otot anggota gerak atas/bawah
13. OTOT KERANGKA TUBUH MANUSIA
Otot kepala
Otot Leher
Otot bahu
Otot dada
Otot perut
Otot punggung
Otot pangkal lengan atas
Otot lengan bawah
Otot sekitar panggul
Otot tungkai atas
Otot tungkai bawah
14. A. OTOT KEPALA
Dibagi menjadi 5 bagian :
1. Otot Pundak Kepala →M. Oksipiti Frontalis
M. Frontalis : mengerutkan dahi dan menarik dahi
mata
M. Oksipitalis : menarik kulit ke belakang.
2. Otot wajah
Otot mata / M. rektus okuli
M. Oblikus okuli : memutar mata
M. orbikularis okuli : sebagai penutup mata
M. levator palpebra superior : menarik, mengangkat
kelopak mata atas waktu membuka mata
15. 3. Otot mulut / bibir dan pipi
M. Triangularis dan M. Orbikularis oris →menarik sudut ke bawah
M. quadratus labii superior / otot bibir atas
M. quadratus labii inferior →menarik bibir ke bawah
M. buksinator : menahan makanan waktu mengunyah
M. zigomaticus : mengangkat dagu mulut ke atas waktu tersenyum.
4. Otot pengunyah
M. Maseter : mengangkat rahang bawah pada waktu mulut terbuka
M. Temporalis : menarik rahang bawah ke atas dan belakang
M. Pterigoid internus dan eksternus : menarik rahang bawah ke depan
16. 5. Otot lidah
M. Genioglosus : mendorong lidah ke depan
M. Stiloglosus : menarik lidah ke atas dan belakang
17. B. OTOT LEHER
1. M. Platisma
Di samping leher →bagian dada
Menekan mandibula, menarik bibir ke bawah,
mengerutkan kulit bibir.
2. M. Sternokleidomastoid
Fungsi menarik kepala ke samping, kiri, kanan,
memutar kepala.
Alat pembantu pernafasan
3. M. Longisimus kapitis, terdiri dari :
Splenius, semispinalis kapitis.
18. C. OTOT BAHU
-Membungkus tulang pangkal lengan dan tulang
belikat akromion
a. M. Deltoid
→Fungsi mengangkat lengan sampai mendatar
-Membentuk lengkung bahu
-Berpangkal disisi tulang selangka ujung bahu, tulang
belikat, dan diafase tulang pangkal lengan
19. b. M. Subskapularis
→Fungsi menengahkan dan memutar tulang humerus ke
dalam
-Mulai depan tulang belikat →taju tulang pangkal lengan
c. M. Supraspinatus
→mengangkat lengan.
d. M. Infraspinatus
→Fungsi memutar lengan ke luar
e. M. Teres Mayor
→Fungsi memutar lengan ke dalam
f. M. Teres Minor
→Fungsi memutar lengan ke luar
20. D. OTOT DADA
1. M. Pektoralis Mayor
Pangkal di ujung tengah tulang selangka, tulang dada
dan rawan iga.
Fungsi :
→memutar lengan ke dalam
→menarik lengan melalui dada
→merapatkan lengan ke dalam
21. 2. M. Pektoralis Minor
Terdapat di iga III, IV, dan V →pros. Korakoid
Fungsi menaikan tulang belikat dan menekan bahu
3. M. Subklavikula
Terdapat antara klavikula dan ujung iga ke satu
Fungsi menekan sendi bahu kebawah dan kedepan
4. M. Setatus anterior / Otot Gergaji Depan
Pangkal di iga I –IX →sisi tengah tulang belikat.
22. 5. Otot Dada Sejati
Terdapat disela iga luar dan iga dalam
Fungsi →Mengangkat dan menurunkan iga waktu
bernafas
Terdiri :
→M. Interkostalis eksterna dan interna.
-Fungsi mengangkat dan menurunkan iga waktu
bernafas
→M. Diafragmatikus
-Bentuk melengkung ke atas →rongga torak.
-Fungsi sebagai pembatas ruang dada dan ruang perut
-Punya aponsurosis di tengah : sentrum tendinium.
23. E. OTOT PERUT
1. M. Abdominis Internal
Garis ditengah dinding perut, Linea alba.
Membentuk kandung otot.
2. M. Obliqus Eksternal Abdominis
Berpangkal pada iga V →iga bawah.
24. 3. M. Obligus Internal Abdominis
Lapisan kedua
Aponeurosis : 2 →O. perut lurus depan
→O. perut lurus belakang
M. rektus abdominalis; dari iga rawan III →simfisis
4. M. Tranversus Abdominis
Dari xifoid →artikule kosta III →simfisis
Membentuk 4 urat melintang dari m. rektus
abdominalis →O. vagina
25. F. OTOT PUNGGUNG
a. Otot Yang Menggerakkan Tangan
M Trapeziuz
→Terdapat disemua tulang punggung dari tulang
kepala belakang
→Fungsi mengangkat dan menarik sendi bahu
M. Latisimos Dorsi
→Pangkal pada ruas tulang punggung V, tepi tulang
punggung dan iga III.
→Fungsi : menutupi ketiak bagian belakang,
memutar tulang pangkal lengan ke dalam
26. M. Romboid
→Pangkal spina tulang leher V, ruas tulang punggung V →pinggir
tulang belikat
→Fungsi menggerakkan tulang belikat keatas
b. Otot Antara R. TL Belakang dan Iga
→Otot Pembantu Pernafasan :
M. Seratus post inferior
→Pada otot punggung lebar dari fasia lumbodorsalis →iga V
→Fungsi : menarik tulang iga ke bawah waktu nafas
M. seratus post superior
→Pada otot lomboid dari ruas leher VI →ruas tulang punggung II.
→Fungsi : menarik iga waktu inspirasi
27. c. O. P. Sejati
M. Inter spinalis transverse dan M. semispinalis
→Pada kiri dan kanan prosesus transverses dan prosesus spina
→Fungsi memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra
M. Sakro spinalis
→Pada samping ruas tulang belakang kiri dan kanan
→Fungsi memelihara dan menjaga kedudukan kolumna vertebra
M. Quadratus Lumdorsum
→Letak antara Krista iliaka dan os kosta
→Terdiri dua lapisan :
1. Fleksi vertebra lumbalis
2. Dinding belakang ruas perut
28. G, OTOT PANGKAL LENGAN ATAS
1. O. Fleksor ( ketul )
M. Biseps Traki
Mempunyai dua sendi dan dua kepala
Kep. Yang panjang melekat disendi bahu →tulang
pengumpil
Kep. Yang pendek melekat diluar →tulang pengumpil
Fungsi : membengkokkan lengan bawah siku,
meratakan hasta, mengangkat lengan
29. M. Brakialis
Pangkal dibawah otot segitiga tulang pangkal lengan
→pangkal tulang hasta
Fungsi membengkokkan lengan bawah siku
M. Korako Brakialis
Pangkal diprosesus koroid →tulang pangkal lengan
Fungsi mengangkat lengan.
30. O. Ekstensor ( otot kedang )
M. Triseps braki
Kep. Luar, berpangkal di belakang tulang pangkal
lengan →bawah →bersatu
Kep. Dalam, dimulai sebelah dalam tulang pangkal
lengan
Kep. Panjang, dimulai tulang bawah sendi →melekat
di olekrani.
31. OTOT LENGAN BAWAH
Terdiri dari :
1. Otot Kedang
→Peran sebagai pengetulan atas siku, sendi tangan
dan jari ditambah gerakan silang tulang hasta.
M. ekstensor karpi radialis longus
M. ekstensor karpi radialis bravis
M. ekstensor korpi ulnaris
→Berfungsi untuk ekstensi lengan
M Digitonom karpi radialis →berfungsi untuk ekstensi
jari tangan, kec. Ibu jari
M. ekstensor politis longus →ekstensi ibu jari
32. 2. Otot Ketul
→Mengedangkan siku dan tangan ditambah ibu jari
meratakan hasta
Otot ini berkumpul sebagai berikut :
Otot sebelah tapak tangan →ada 4 lapis :
→2 lapis disebelah luar, pangkal di tulang pangkal
lengan
→1 lapis terdapat otot yang meliputi sendi siku, sendi
antara hasta dan tulang pengumpil, sendi
pergelangan.
→lapisan ke 4 otot untuk sendi antara tulang hasta
dan pengumpil
33. Diantara Otot-otot disebut :
→O. silang hasta bulat
fungsi : mengerjakan silang hasta, membengkokkan
lengan bawah siku
→O. ketul ( M. palmaris ulnaris )
Fungsi : Mengetulkan lengan
M. palmaris longus, m. fleksor karpi radialis, m. fleksor
digitor sublimis
Fungsi : fleksi jari kedua dan kelingking
M. fleksor digitorum profundus
Fungsi : fleksi jari 1,2,3,4
34. M. Flektor politis longus
Fungsi : fleksi ibu jari
→O. yang bekerja memutar radialis
M. Pronator teres equadratus
→Fungsi pronasi dari tangan
M. Spinator brevis
→Fungsi supinasi tangan
35. Otot Sebelah tulang pengumpil
→Fungsi : Membengkokkan lengan siku, Meratakan
hasta, Membengkokkan tangan kearah tulang
pengumpil atau tulang hasta
Otot sebelah punggung atas
→Fungsi ; Meluruskan jari tangan →otot kedang jari
bersama
36. OTOT SEKITAR PANGGUL
→ASAL : DR TL PANGGUL →PANGKAL PAHA
Depan Bagian Dalam
M. psoas mayor
M. iliakus
M. psoas minor
Belakang Bagian Luar
M. gluteus medius dan minimus
M. gluteus maksimus
37. OTOT TUNGKAI ATAS
Dibagi menjadi 3 golongan :
1. Otot Abduktor
m. abductor maldanus dalam
m. abductor brevis tengah
m. adbuktor longus luar
→m. adbuktor femoralis
Fungsi : menyelenggarakan gerak adbuksi dari femur.
38. 2. M. Ekstensor ( Ruadriseps Femoris )
m. rektus femoris
m. vatus lateralis eksternal
m. vastus medialis internal
m. vastus inter medial
3. M. Fleksor Femoris
Biseps Femoris
M. Semi Membranosus
M. Semi Tendinosus
M. Sartorius
39. OTOT TUNGKAI BAWAH
1. O. Tl. Kering
Letak depan m. tibialis anterior
Fungsi : mengangkat pinggir kaki sebelah tengah dan
membengkokkan kaki
2. M. Eks. Talangus Longus
Fungsi : meluruskan jari telunjuk ke tengah jari, jari
manis dan kelingking kaki.
3. O. Eks. / Kedang Ibu Jari
Fungsi : meluruskan ibu jari kaki
40. 4. Tendo Achiles
Fungsi : →meluruskan kaki di sendi tumit
→membengkokkan tungkai bawah lutut
Terdapat : -pangkal kondilus tl. Kering
-melekat di kondilus lateralis tl. paha
5. M. Falangus longus
Pangkal pada betis, urat melewati tulang jari, melekat
pada ruas empu jari
Fungsi : membengkokkan empu kaki
41. 6. M. Tibialis Posterior
Pangkal pada selaput antara tulang dan melekat pada
pangkal tulang kaki
Fungsi : Membengkokkan kaki di sendi tumit dan
telapak kaki sebelah dalam.
7. Otot Kedang Jari Bersama
Letak : Punggung kaki
Fungsi : dapat meluruskan jari kaki
42. Hipertrofi
-Menunjukkan adanya pembesaran masing-masing
sel, yang berakibat membesarnya massa jaringan
seluruhnya.
Contoh : hipertrofis fisiologis adalah membesarnya
otot-otot akibat latihan.
Hipertrofi juga dapat disebabkan oleh kebutuhan
fungsi yang meningkat seperti hipertensi sistemik,
dimana miokard harus memompa dengan tekanan
yang lebih besar dan ukuran sel otot miokard
meningkat.
43. Hiperplasia
-Merupakan pembesaran massa jaringan disebabkan
oleh bertambahnya sel-sel yang menyusunnya.
Macam :
-Hiperplasia Fisiologis
Terjadi pada pubertas dan kehamilan
-Hiperplasia kompensatonik
Terjadi pada organ yang sanggup
memulihkan jaringan yang hilang (hati)
44. Hiperplasia patologis
-Terjadi pada organ dengan sel-sel yang dapat
beregenerasi yang dirangsang abnormal ( tiroit dan
paratiroid ).
Metaplasia
-Perubahan yang reversibel, yaitu satu jenis sel diganti
oleh jenis sel lain. Biasanya terjadi bronkitis menahun
pada perokok.
45. C. FUNGSI OTOT
Otot merupakan alat gerak aktif karena
kemampuannya berkontraksi. Otot
memendek jika sedang berkontraksi dan
memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot
terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan,
sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot
sedang beristirahat.
46. Otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk
memendek dan lebih pendek dari ukuran semula, hal
ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk
memanjang dan lebih panjang dari ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali
pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu
filament aktin dan filament miosin. Filamen aktin tipis
dan filament miosin tebal. Kedua filamen ini
menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot
dan serabut otot-serabut otot menyusun satu otot.
47. Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan.
Umumnya otot berkontraksi bukan karena satu
rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian
rangsangan berurutan.
Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama
dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan
kedua. Dengan demikian terjadilah ketegangan atau
tonus yang maksimum . Tonus yang maksimum terus
menerus disebut tetanus.
48. Ada 2 tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih.
Otot merah kaya akan suplai darah, mengandung
mitokondria dan mioglobin. Mioglobin merupakan
senyawa seperti hemoglobin yang mampu mengikat
O2 dean menyimpannya di dalam otot. Otot merah
juga mengoksidasi asam lemak untuk memeperoleh
energi.
Sebaliknya, otot putih memiliki sedikit darah,
mitokondria, dan mioglobin. Akan tetapi, otot putih
terspesialisasi untuk melakukan pernapasan
anaerobik untuk menghasilkan energi tanpa O2
sehingga cepat berkontraksi meskipun cepat lelah.
49. Sifat Kerja Otot
Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
A. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya
berlawanan. Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua
berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau terangkat.
Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua
berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula.
Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan trisep.
Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang
melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot
trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat
pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk
mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep
berelaksasi. Untuk menurunkan lengan bawah, otot trisep
berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
50. Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya
menimbulkan efek gerak berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan),
misalnya otot trisep dan otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati
badan) misalnya gerak tangan sejajar bahu dan sikap
sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya
gerak kepala merunduk dan menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup),
misalnya gerak telapak tangan menengadah dan gerak
telapak tangan menelungkup.
51. B. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya
menimbulkan gerak searah.
Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang
menyebabkan telapak tngan menengadah atau menelungkup).
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama –
sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi
bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot – otot antar
tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas,
atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan
menengadah atau menelungkup.
Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot,
tulang, dan sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan
menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut
bergerak pada sendi yang dimilikinya.
52. Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot
akan memendek, mengeras, dan bagian tengahnya
menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati
otot tersebut tertarik atau terangkat. Kontraksi satu
macam otot hanya mampu untuk menggerakan tulang ke
satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi
semula, otot tersebut harus mengadakan relaksasi. Namun
relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke
posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang
berkon traksi yang merupakan kebalikan dari kerja otot
pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi
ke posisi yang lain, kemudian kembali ke posisi semula,
diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja
berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan
menjadi otot antagonis dan otot sinergis.
53. C. MEKANISME GERAK OTOT
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron
dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori
kontraksi otot yang disebut model sliding filaments.
Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set
filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan
filamen miosin.
Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan
aktomiosin mengerut (kontraksi). Kontraksi ini memerlukan
energi. Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara
miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2
pita gelap).
Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap
panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang)
dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
54. Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya
menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara
memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah
bentuk ke konfigurasi energi tinggi.
Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan
diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk
jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin
dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan
energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi.
Relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung myosin
menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah
dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung
dengan ujung miosin. Kemudian siklus tadi berulang Iagi.
55. Sumber Energi untuk Gerak Otot
ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber
energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari
oksidasi karbohidrat dan lemak.
Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan
miosin yang memerlukan ATP.
ATP ---- ADP + P
Aktin + Miosin ----- Aktomiosin
ATPase
56. Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi
tinggi yang terdapat dalam konsentrasi tinggi pada otot.
Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai sumber
energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya
kepada ADP.
kreatin
Fosfokreatin + ADP ---------- keratin + ATP
Fosfokinase
Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali
jumlah ATP.
Pemecahan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan
energy tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu ,
fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob.
57. Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali
jumlah ATP. Pemecahan ATP dan fosfokreatin untuk
menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen
bebas. Oleh sebab itu , fase kontraksi otot sering
disebut fase anaerob.
Kesimpulan yang dapat kami ambil adalah bahwa otot
sinergis dan otot antagonis merupakan aplikasi dari
gerakan alamiah yang dapat dititmbulkan oleh
mekanisme gerak tubuh kita, sehingga kehadirannya
sangat dibutuhkan untuk menunjang gerakan yang
ditimbulkan oleh tubuh kita terutama pada saat kita
sedang beraktivitas.