Dokumen tersebut membahas anatomi membrum superior dan inferior yang mencakup struktur tulang, otot, dan sendi. Tulang-tulang utama membrum superior adalah scapula, humerus, radius, ulna, sedangkan membrum inferior adalah pelvis, femur, tibia, fibula. Dibahas pula otot-otot penting seperti deltoid, triceps, cuadriceps serta fungsinya dalam gerakan membrum.
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
ANATOMY
1. “Asyhadu anla illaha ilallah, wa asyhadu anna muhammadarusulullah
Roditubillahirobba wa bil islmamidiina, wa bil muhammadinya wa
rasulla, robbi zidni ‘ilma warzuqnifahma... Amien”
2. “Pengantar”
Membrum Sup et Inf. &
Articulatio
Blok-2. Sitologi & Sistem Gerak
Dirwan Suryo Soularto
Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan
UMY
3. Sadarkah Kita??
تقويم أحسن في اإلنسان خلقنا لقد
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS. At-Tien, 94; 4)
5. Triger Fenomena
Musculoskeletal
– Bagaimana manusia bisa berbaring,
duduk, tegak berdiri & berlari?
– Mengapa orang lumpuh tidak bisa
bergerak?
– Seorang laki-laki pemain sepakbola, 25
tahun, pada saat bertanding tiba-tiba
mengalami kram tungkai kanan
– Seorang wanita, 60 tahun, setiap kali
sholat mengalami kesulitan untuk sujud
dan rukuk oleh karena sendi lutut
bengkak dan nyeri.
6. Pendekatan
Pembelajaran Anatomi
• Anatomi dapat dipelajari melalui
tiga cara pendekatan, yakni :
– Anatomi sistematis
– Anatomi regional
– Anatomi Klinis Terapan
• Kompetensi
– SKDI Daftar Masalah, Penyakit, &
Ketrampilan
7. Anatomi Dasar Anatomi
Terapan / Klinis
• Anatomi klinis membrum superior dan
inferior akan membahas berbagai
keadaan yang dapat berupa gejala, tanda
maupun diagnosis dari berbagai gangguan
dan penyakit pada membrum berdasarkan
pendekatan anatomi.
• Beberapa contoh dan pembahasan kasus
dengan pendekatan anatomi klinis,
diharapkan dapat memicu penalaran
mahasiswa (clinical reasoning) dalam
praktik kedokteran mengingat kajian
kasus merupakan bagian integral anatomi
klinis.
8. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Kompetensi Blok
SKDI 2012
Lampiran
1. Pokok Bahasan
2. Daftar Masalah
3. Daftar Penyakit
Tingkat Kemampuan 1,2,3,4.
4. Ketrampilan Klinis
Tingkat kemampuan 1,2,3,4
9. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Daftar Pokok Bahasan
10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Daftar Penyakit
1. Sistem Syaraf
13. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Ketrampilan Klinis
14. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Ketrampilan Klinis
15. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Ketrampilan Klinis
16. Pendahuluan
• Anatomi adalah ilmu yang
mempelejari struktur tubuh dan
menjadi salah satu dasar ilmu
kedokteran.
• Anatomi membrum mencakup:
– Tulang
– Otot
– Sendi
– Pembuluh darah
– Syaraf
17. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Anatomi Regional
Sebagagai Dasar
Anatomi Klinis
MEMBRUM
SUPERIOR & INFERIOR
18. OSSA MEMBRI SUPERIOR
Cingulum membri superior:
Scapula
Clavicula
Pars libera membri inferior:
Humerus
Radius
Ulna
Ossa carpalia
Ossa metacarpalia
Os phalanges
19. Clavicula
Panjang, sedikit bengkok
menyerupai huruf S
Bersendi dengan:
Sternum dan cartilago
costa I extremitas
sternalis
Acromion (scapula)
extremitas acromialis
23. Radius
Sebelah lateral, sejajar
ibu jari
Bag yang berhubungan
dengan humerus
dataran sendinya
bundar lengan
bawah dapat
berputar/pronasi
24. Ulna
Sejajar kelingking
Arah ke siku
tonjolan: processus
olecranii, fungsi:
Perlekatan otot
Mencegah siku tidak
membengkok ke
belakang
25. Ossa carpalia
Terdiri atas 8 tulang,
tersusun dalam 2 baris:
Proximal: os scaphoideum, os
lunatum, os triquetrum, os
pisiforme
Distal: os trapezium, os
trapezoideum, os hamatum,
os capitatum
26. Ossa metacarpalia
5 buah os longum
Bersendi dengan:
Ossa carpalia
Os phalanges
30. Musculi membri superior
Otot bahu
Otot lengan atas (brachium)
Otot lengan bawah
(antebrachium)
Otot-otot tangan (manus)
31. Otot bahu
M. Deltoideus:
abduksi lengan atas
M. subscapularis:
rotasi medial lengan atas
Menstabilkan sendi bahu
32. Otot bahu
M. supraspinatus:
Abduksi lengan atas
Menstabilkan sendi bahu
M. infraspinatus:
Rotasi lateral lengan atas
Menstabilkan sendi bahu
M. teres major:
Rotasi medial
Adduksi lengan atas
Menstabilkan sendi bahu
M. teres minor:
Rotasi lateral
Menstabilkan sendi bahu
33. Otot lengan atas (brachium)
Otot-otot flexor:
M. biceps brachii
M. brachialis
M. coracobrachialis
Otot-otot extensor:
M. triceps brachii
34. Fungsi otot lengan atas
m. Biceps brachii Supinator lengan bawah
Fleksor sendi siku
Fleksor sendi bahu
m. Coracobrachialis Fleksi lengan atas
Aduktor lemah
m. brachialis Fleksor sendi siku
m. Triceps brachii Ekstensor sendi siku
35.
36.
37.
38. Otot-otot lengan bawah
Otot-otot ekstensor:
M. extensor carpi radialis longus
M. extensor carpi radialis brevis
M. extensor carpi ulnaris
M. extensor digitorum
M. extensor digiti minimi
M. extensor pollicis longus
M. extensor pollicis brevis
M. extensor indicis
Otot-otot flexor:
Otot-otot pronator dan supinator
40. Otot-otot lengan bawah
Otot-otot flexor:
M. flexor carpi radialis
M. palmarislongus
M. flexor carpi ulnaris
M. flexor digitorum superficialis
M. flexor pollicis longus
M. flexor digitorum profundus
M. brachioradialis
42. Otot-otot lengan bawah
Otot pronator:
M. pronator teres
M. pronator quadratus
Otot supinator:
M. supinator
43.
44. Otot-otot manus
M. palmaris brevis
M. lumbricales (4)
M. interossei (8)
Otot-otot thenar:
M. abductor pollicis brevis
M. flexor pollicis brevis
M. opponens pollicis
M. adductor pollicis
Otot-otot hipothenar:
M. abductor digiti minimi
M. flexor digiti minimi
M. opponens digiti minimi
48. OSSA MEMBRI
INFERIOR
• Cingulum membri inferior
(Cingulum pelvicum)
– Os coxae (pelvicum)
• Pars libera membri inferioris
– Femur
– Patella
– Tibia
– Fibula
– Ossa tarsalia
– Ossa digitorum/phalanges
49. Coxae
• Dibentuk oleh:
– Os illium (Illium,Os
iliacum):
• Spina iliaca anterior superior
– Os ischii (Ischium):
• Tuber ischiadicum
– Os pubis (pubis):
• Symphisis pubis
• Acetabulum
• Foramen obturatum
(obturatorium)
50. Pelvis
• Cavitas pelvis
• Dibentuk oleh:
– Os coxae
– Sacrum
– coccygeus
• Terdiri atas:
– Pelvis palsu (spuria) =
pelvis major berisi usus
– Pelvis sejati (vera) = pelvis
minor organ urogenital
interna
• Arcus subpubicus
51.
52. Femur (os femoris)
• Tulang panjang
terbesar
• Bagian pangkal
bersendi dengan
acetabulum
• Bagian-bagian:
– Caput femoris
– Collum femoris
– Corpus femoris
– Condylus medialis et
lateralis
58. Musculi membri inferioris
• Otot-otot panggul
• Otot-otot tungkai atas (R. femoris)
• Otot-otot tungkai bawah (R. cruris)
• Otot-otot kaki (R. pedis)
59. Otot-otot panggul
• Dalam:
– M. psoas major
– M. psoas minor
– M. iliacus
Ketiga otot ini disebut m. iliopsoas, fungsi:
– mengangkat dan memutar tungkai ke luar
– Fleksi paha terhadap badan
• Luar:
– M. gluteus maximus
– M. gluteus medius dan minimus
Fungsi:
– Extensi articulatio coxae
– abduksi dan endorotasi femur
62. Otot-otot tungkai atas (femoris)
• Otot adductor:
– Musculus adductor magnus
– M. adductor brevis
– M. adductor longus
Ketiga otot menjadi 1 m. adductor
femoralis, fungsi: adduksi paha pada
articulatio coxae dan membantu rotasi
lateral
• Musculus extensor
• Musculus flexor
63.
64. Musculus pada R. femoris
• M. extensor: m. quadriceps
femoris
– M. rectus femoris
– M. vastus lateralis
– M. vastus medius
– M. vastus intermedius
Fungsi: ekstensi tungkai bawah
pada sendi lutut, fleksi paha
pada articulatio coxae
65. Otot-otot R. femoris
• M. flexor:
– M. biceps femoris:
• flexi dan rotasi lateral pada sendi lutut
– M. semi membranosus:
• Fleksi dan rotasi medial sendi lutut
– M. semitendinosus:
• Fleksi dan rotasi medial sendi lutut
– M. sartorius:
• Flexi, abduksi, rotasi lateral paha
pada articulatio coxae
66.
67.
68. Otot-otot tungkai bawah (R. cruris)
• Anterior: ekstensi (dorsofleksi)
kaki
– M. tibialis anterior
– M. extensor digitorum longus
– M. peroneus tertius
– M. extensor hallucis longus
– M. extensor digitorum brevis
• Lateral
• Posterior:
– Kelompok superficial
– Kelompok profundal
69. Otot R. cruris
• Lateral:
– M. peroneus longus
– M. peroneus brevis
Fungsi: plantar flexi pada sendi
pergelangan kaki, eversio kaki
70. Otot R. cruris (posterior)
• Superficial:
– M. gastroenemius
– M. plantaris
– M. soleus
Fungsi: plantar flexio kaki pada
sendi pergelangan kaki, fleksio
sendi lutut
71. Otot R. cruris (posterior)
• Profundal:
– M. popliteus: fleksi tungkai
bawah pada sendi lutut
– M. flexor digitorum longus: fleksi
phalanx distal, plantar fleksi
– M. flexor hallucis longus: fleksi
phalanx distal, plantar fleksi
– M. tibialis posterior: plantar flexi,
inversi
72.
73. Anatomi Terapan
Anatomi Klinis
• Anatomi klinis membrum superior dan
inferior akan membahas berbagai
keadaan yang dapat berupa gejala, tanda
maupun diagnosis dari berbagai gangguan
dan penyakit pada membrum berdasarkan
pendekatan anatomi.
• Beberapa contoh dan pembahasan kasus
dengan pendekatan anatomi klinis,
diharapkan dapat memicu penalaran
mahasiswa (clinical reasoning) dalam
praktik kedokteran mengingat kajian
kasus merupakan bagian integral anatomi
klinis.
74. Bentuk Aksi Otot Fisiologis
• Kontraksi isotonik, adalah
kontraksi otot dimana
tekanan/tonus relatif tetap
dan terjadi pemendekan
otot, maksimal setengah
kali ukuran semula
(Gambar A).
• Kontraksi isometrik, adalah
kontraksi otot di mana
ukuran panjang tetap,
tetapi tonus naik (Gambar
B & C)
75. • Kontraksi tetanik, adalah kontraksi otot yang
terus menerus.
• Kontraksi ritmik, adalah kontraksi otot berirama
• Kontraktur otot, adalah pemendekan otot
permanen (menetap) akibat kerusakan
neurogenik atau struktural.
• Insufisiensi otot aktif, adalah kontraksi otot yang
melewati panjang minimal otot.
• Insufisiensi otot pasif, adalah peregangan otot
melebihi batas maksimal keregangan batas
maksimal keregangan otot.
76. Otot berkontraksi untuk mencegah
gerakan sendi yang tak diinginkan
(bersifat komplementer dgn otot
agonist), sehingga otot agonis dapat
menggerakkan bagian distalnya sesuai
kehendak : otot synergist
• Otot berkontraksi untuk menstabilkan
bagian proximal extremitas, sewaktu
bagian distalnya digerakkan : otot
fixator
77. Kerja otot
• kontraksi memendek (gaya otot, panas)
– kontraksi cepat – unit motoris (tipe cepat : tipe II,
cepat lelah, anaerobik),
– kontraksi lambat (tipe lambat: tipe I, tahan lelah,
aerobik)
• Otot dikontraksikan atas perintah langsung
oleh kehendak: otot agonist/prime mover
• Otot berrelaksasi karena ada kontraksi otot
agonist: otot antagonist (relaksasi =
memanjang)
78. Fungsi Otot
Otot penggerak utama: otot yang menghasilkan
gerakan (pada arah yang diinginkan)
Otot antagonis: otot yang menghaluskan dan
mengendalikan kecepatan/kekuatan gerak
Otot fiksasi: otot yang menstabilan sendi,
memelihara sikap dan posisi sendi
Otot sinergis: bentuk khusus otot fiksasi yang
berfungsi melawan gerak sendi yang tak
diinginkan pada sikap otot penggerak utama
80. Flexion of the wrist:
Agonists: m. flexor carpi radialis & ulnaris
Antagonists: m. extensorum (of the wrist)
Synergists:m. flexor digitorum
Fixator: m. triceps brachii
81. Flexion of the wrist
agonists antagonists synergist fixator
82. The Joints
Joints are formed by two
or more bones connected
by thick tissues.
The ends of bones are
covered by cartilage to
prevent bone-to-bone
contact.
Many joints are enclosed
by a capsule that
produces lubricant.
Arthritis is a disease that
causes joint inflammation.
83. Ligaments
Connects bones to bones
Both ligaments and tendons are
made of collagen
Ligaments are a flat sheet of
collagen fibers in differing
orientations with lots of nerves and
blood vessels
Sprains are a tearing of the ligament
84. Tendons
Connects muscles to
bones
Are made of collagen
fibers running in the
same direction like a
rope surrounded by a
lubricating sheath
Have few blood vessels
Strains are tearing
apart of tendon fibers
86. ARTICULATIO
• Sendi, arthrosis, joints, junction
• Hubungan antar unsur skeletal
(tulang/cartilago)
• Alat gerak pasif
• Arthrologi
KLASIFIKASI
Berdasar ada-tidaknya gerakan
1. Synarthrosis : tidak ada gerakan
2. Amphiarthrosis: sedikit gerakan
3. Diartrosis: gerakan bebas
90. Types of Joints
Ball-and-socket – a large round ended
bone fits into the hollow of another; allows
swinging/rotating motion.
Ex.- hips, shoulders
Hinge – operates like door hinge.
Ex. – knees
Pivot – allows rotation.
Ex. – elbow (can rotate palm up or down)
Fixed – don’t move, except to absorb
shock.
Ex. - skull
91. Berdasar jenis jaringan/struktur
penghubung
1. Articulatio fibrosa : Jaringan kollagen
– Synostosis
– Syndesmosis
– Gomphosis
2. Articulatio cartilaginea : cartilago
3. Articulatio synovialis : ruang
berstruktur /cavitas synovialis
92. Articulatio synovialis (diarthrosis)
• Gerakan bebas : Diarthrosis
• Dicirikan dengan 4 hal:
Cavitas synovialis
Cartilago articularis
Membrana synovialis
Capsula articularis
• Axis sendi dan gerakan
Axis transversal – flexi & extensi
Axis longitudinal – rotasi
Axis sagittal – abduksi & adduksi
93.
94.
95. Klasifikasi:
• Berdasar jumlah axis:
Uniaxial/monoaxial
Biaxial
Poliaxial
• Berdasrkan jumlah gerak/derajat
kebebasan
Derajat kebebasan Satu
Derajat kebebasan dua
Derajat kebebasan tiga
96.
97. • Berdasarkan tulang penyusun
articulatio simplex
Articulatio composite/kompleks
Berdasar bentuk permukaan yang bersendi
Articulatio plana
Articulatio sellaris (saddle joint, pelana)
Ginglymus (hinge joint, engsel)
Articulatio trochoidea (pivot joint, putar,
pasak)
Articulatio condyloidea
Articulatio ellipsoidea
Artic. spheroidea (ball &socket
joint,globoidea)
98. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Articulatio temporomandibularis
jenis : art. Synovialis
pembentuk :
fossa mandibularia
caudal: caput mandibula
mempunyai discus articularis, melekat pada condylus
capsula articularis longgar
ligamentum : temporomandibulare, sphenomandibulare,
stylo-mandibulare
luksasi : kesleo (caput mandibulae bergeser kedepan)
reposisi : menekan molar kearah bawah, jari yg lain
mengangkat dagu ke dorsosuperior
inervasi : serabut sensorik n. auriculotemporalis & n.
massetericus
99. Contoh Kasus Membrum Superius
Lesi plexus brachialis
• A 32-year-old woman delivered a large baby vaginally after
some difficulty with her labor. Her prenatal course was
complicated by diabetes, which occurred during
pregnancy. At delivery, the infant’s head emerged, but the
shoulders were “stuck” behind the maternal symphysis
pubis, requiring the obstetrician to apply some effort and
maneuvers to free up the infant’s shoulders and complete
the delivery. The infant was noted to have a good cry and
pink color but was not moving its right arm.
– What is the most likely diagnosis?
– What is most likely etiology for this condition?
– What is the likely anatomical mechanism for this disorder?
Toy, E.C., Ross, L.M., et al., 2005, Cases FileTM: Gross Anatomy, The McGraw-
Hill Companies, Inc. Page 9-15.
101. • Tujuan belajar kasus:
– Menjelaskan segmen medula spinalis,
menyebutkan cabang terminal dan
defisit sensorik maupun motorik pada
lesi plexus brachialis
Lesi plexus brachialis... (lanjutan)
102. plexus
brachialis
• Asal terbanyak saraf
ekstremitas
• Dari leher meluas ke axilla
• Penggabungan rami anterior
n. spinalis C5-8 dan
sebagian besar ramus
anterior nervi spinalis T1.
• Memasuki leher bercabang:
Trunkus superior, medius
dan inferior.
• Di dorsal clavicula, trunkus
terpecah mjd divisi anterior
& posterior.
– Fasciculus posterior,
lateralis dam medialis
103. • Lesi pada bagian kranial plexus brachialis
pelebaran sudut leher dan bahu
– Lesi utama pada n. axillaris, n.
musculocutanues, n. suprascapular & n. pd otot
subclavia
– Posisi ektremitas superior yg khas waiter’s
tip position
• Ekstremitas superior di sisi tubuh dalam sika ekstensi
dan endorotasi
• Lesi pada bagian kaudal plexus
– Lesi pada trunkus inferius plexus brachialis
(C8-T1).
– Dapat menarik lepas radix anterior dan
posterior n. spinalis dari medula spinalis
– Gejala lesi sesuai “keparahan/luas” lesi syaraf
– Al: Klumpke’s palsy, claw hand.
Lesi plexus brachialis... (lanjutan)
104. Contoh Kasus Membrum Superius:
Lesi Nervus Radialis
• A 32-year-old man involved in a motor vehicle
accident. He used three-point restraints and was
driving a sedan. The driver of a pick-up truck ran
a stop sign while going at approximately 45 mph
and “T-boned” the patient’s vehicle on the driver’s
side. Tha patient has multiple injuries including a
displaced fracture of the left humerus. He
complain of an inability to open his left hand and
loss of sensation to a portion of his left hand.
– What is the most likely diagnosis?
– What is the likely mechanism of the injury?
– What portion of the left hand is likely to have sensory
deficit?
Toy, E.C., Ross, L.M., et al., 2005, Cases FileTM: Gross Anatomy, The McGraw-
Hill Companies, Inc. Page 17-22.
107. • Tujuan belajar kasus:
– Menjelaskan asal, alur dan
percabangan nervus radialis serta
inervasi otot dan regio kulit.
– Menjelaskan vaskularisasi pada
ektremitas superius
– Menjelaskan asal, alur dan
percabangan lima cabang utama plexus
brachialis serta inervasi otot dan regio
kulit.
Lesi nervus radialis... (lanjutan)
108. • 4 Syaraf utama melalui lengan atas:
– N. medianus, n. musculocutaneus, n.
ulnaris dan n. radialis
– N. medianus & n. ulnaris tanpa
melepaskan percabangan melintas ke
distal pada sisi medial lengan atas dan
memasuki lengan bawah.
– N. Radialis:
– Inervasi otot kompartemen posterior
(ekstensor) pd lengan atas
Lesi nervus radialis... (lanjutan)
111. • Wrist drop:
– Tangan terkulai
– Ketidakmampuan
mengektensikan
pergelangan tangan dan
jari-jari tangan
– Lesi n. radialis
• Claw Hands:
– Tangan cakar
– Kesulitan mengepal, tidak
dapat menggerakkan jari
ke-4 & 5 pd artic
interphalanges distales
Lesi nervus radialis...
(lanjutan)
112. Lesi nervus radialis...
(lanjutan)
•Arteri brachialis:
–Pemasok utama lengan
atas.
–Cabang a. axillaris
–Fossa cubiti tekanan
sistolik pd pengukuran
tekanan darah
–Anastomosis arterial
sekitar siku di distal
a. collateralis ulna
inferior
–Sumbatan / robekkan a.
brachialis kegawatan
bedah
• Kontraktur iskemik
volkmann
113. • A 37 year-old male accountant is picked up by his wife at his
office. He gets into the passenger seat of their automobile and
turns to get the set safety belt as his wife begins to exit the
parking lot. Another vehicle entering the lot strikes their vehicle
head on, and he is thrown forward by the sudden deceleration.
His left knee strike the dashboard violently, and he feels a
painful pop in his left hip. After ambulance transport to the
hospital emergency department, he is noted to have great pain
in the left region. Compared with the right leg, he is noted to
have shortened left lower limb that is adducted and medially
rotated. There is a painful mass in the lateral gluteal region.
– What is the most likely diagnosis?
– What are the structure involved in this injury?
– What clinically important structure are at potential risk?
MEMBRUM INFERIUS:
Kasus Dislokasi Panggul
Toy, E.C., Ross, L.M., et al., 2005, Cases FileTM: Gross Anatomy, The McGraw-
Hill Companies, Inc. Page 45-50.
114. • Tujuan belajar kasus:
– Menjelaskan anatomi articulatio coxae,
yang meliputi paroximal femur, kapsul
dan ligamentum sendi serta
acetabulum.
– Menjelaskan gambaran n. isciadicus
dan kaitanya dengan articulatio coxae.
Dislokasi Pinggul... (lanjutan)
115. •Articulatio Coxae
– Dibentuk acetabulum & caput
femoris.
– Diperkuat ligamentum:
• Iliofemorale (pars lateralis &
medialis)
• Pubocapsulare
• Ischiocapsulare
• Teres capitis
• Zona orbicularis
116.
117.
118.
119. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Kapita Selekta
Kasus Anatomi Klinis :
Musculoskeletal
Dirwan Suryo Soularto
Bagian Anatomi
FKIK UMY
120. • Seorang atlit gulat menahan kekuatan
eksternal pada lutut. Apakah ligamen
berikt ini yang mencegah terjadinya
abduksi tungkai bawah pada lutut?
– Polpliteum oblik
– Kolateral lateral
– Kolateral medial
– Krusiatum anterius
– Krusiatum posterius
121. • Seorang pasien menahan kekuatan
ekternal pada lutut. Manakah jaringan
ikat berikut yang mencegah perpindahan
tibia pada femur ke arah posterior?
– Lig. Kolateral lateral
– Lig. Kolateral medial
– Lig. Popliteum oblik
– Lig. Krusiatum anterius
– Lig. Krusiatum posterius
122. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Dislokasi Bahu
Seorang atlit layang gantung berusia 28 tahun,
saat mendarat dalam posisi tidak tepat sehingga
lengat atas kiri terhentak dengan kuat. Ia
mengeluh nyeri bahu yang luar biasa dan lengan
kiri bergantung ke bawah dengan sedikit
eksorotasi. Anggota gerak kiri tidak dapat
digerakkan karena nyeri. Foto radiografi tidak
menunjukkan adanya fraktur, tetapi kaput
humerus tumpang tindih pada kolum skapula.
Diagnosa apa yang paling mungkin?
Saraf apa yang mengalami cedera?
123. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Hubungan Klinis
Diskusi
Contoh Soal terkait
124. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Soal
Pada kasus di atas, persendian apakah
yang menghubungkan antara anggota
tubuh atas dengan batang tubuh?
Glenohumeral
Akromiklavikularis
Humeroklavikularis
Korakoklavikular
Sternoklavikularis
125. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Pada kasus di atas, apakah
penyusun stabilitas utama sendi
terkait?
Ikatan glenohumerale
Lig. Akromioklavikular
Otot-otot manset rotator
Ikatan kokaroklavikular
Lig. korakohumeral
126. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Seorang pelembar bisbol mengeluh tidak enak
pada daerah bahu. Dokter memperkirakan adanya
robekan otot manset rotator. Apakah tendo yg
paling mungkin terganggu pada kasus ini?
M. Supraspinatus
M. Infraspinatus
M. Subskapularis
M. Teres mayor
M. Teres minor
Referensi : Ernest, 2012, Quick Review Anatomi Klinik, ed-2, jilid-1, halaman 107-113.
127. Cedera N. Radialis
• Seorang pengendara mobil dgn sabuk
pengaman mengalami KLL. Pengemudi
mengalami fraktur humerus kiri yang
bergeser. Ia mengeluh tidak mampu
membuka tangan kiri dan kehilangan
sensasi sebagian tangan kirinya.
– Diagnosa apa yg paling mungkin?
– Apakah kemungkinan mekanisme terjadinya
cedera
– Bagian tangan kiri apa yang mungkin
menderita gangguan sensoriknya?
129. • Seorang laki-laki 19 tahun, menggunakan kruk
selama 3 bulan secara tidak tepat hingga
menekan faskikulus posterior pleksus
brakhialis. Manakah sarah tepi berikut yg paling
mungkin terganggu?
– N. Aksilaris
– N. Muskulokutaneus
– N. Medianus
– N. Radialis
– N. Ulnaris
130. • Seorang laki-laki dinyatakan fraktur
pertengahan korpus humerus setelah terjatuh.
Apakah pemeriksaan otot yg diperlukan untuk
memeriksa keutuhan N. Radialis?
– Fleksi lengan bawah dan siku
– Fleksi tangan ada pergelangan tangan
– Ekstensi tangan pada pergelangan tangan
– Abduksi jari telunjuk, tengah, manis dan kelingking
– Adduksi jari telunjuk, tengah, manis dan kelingking
– Referensi : Ernest, 2012, Quick Review Anatomi Klinik,
ed-2, jilid-1, halaman 115 - 136
131. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Soal
Seorang laki-laki jatuh dgn telapak tangan
menumpu. Ia mengeluh nyeri yg sangat,
terutama saat melakukan ekstensi ibu jari
dan palpasi dalam di daeraha tabatire
anatomique.
Apakah diagnosa yg paling mungkin
Apakah kerusakan anatomik yg paling
mungkin?
Referensi : Ernest, 2012, Quick Review
Anatomi Klinik, ed-2, jilid-1, halaman 137 - 166
132. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Pada kasus di atas, tulang apakah yg
paling mungkin fraktur?
Skafoideum
Lunatum
Trikuetrum
Pisiform
Kapitatum
133. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Apakah tulang karal yg paling
mungkin disklokasi?
Skafoideum
Lunatum
Trikuetrum
Hamatum
Kapitatum
134. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Pasien diduga mengalami robekkan hebat
di lig. Kolateral medial pergelangan
tangan. Peningkatan gerak pergelangan
tangan berikut manakah yg sesuai dengan
dugaan robekkan tsb?
Fleksi
Ekstensi
Abduksi
Adduksi
Pronasi
135. Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bagian Anatomi
Saat jatuh menapak pada pergelangan
tangan, manakah struktur berikut yg
meneruskan gaya dari tulang radius
menuju tulang ulna?
Fibrokartilago berbentuk persegitiga
Membran interosesa
Tulang skfoideum
Lig. Kolateral ulnar
Lig. Kolateral ulna
Referensi : Ernest, 2012, Quick Review Anatomi Klinik, ed-2,
jilid-1, halaman 137 - 154
136. • Seorang wanita, 67 tahun mengalami
fraktur pada kollum sirurgikum humeri
karena terjatuh dengan tumpuan siku
dan lengan berada dalam sikap abduksi.
Apakah otot yang berisiko mengalami
atrofi?
– M. korakobrakialis
– M. infraspinatus
– M. trisep brakii
– M.bisep brakii
– M. deltoideus
137. • Seorang wanita, usia 40 tahun mengeluh amat
lemah untuk melakukan fleksi pada artikulasio
kubiti dan supinasi lengan bawah. Pasien juga
mengeluh kehilangan sensibilitas pada
permukaan lateral lengan bawah. Apakah otot
yang paling mungkin mengalami gangguan pada
kasus tersebut?
– M. pronator kuadratus dan m. supinator
– M. korakobrakialis dan m. bisep brakii
– M. ankoneus dan m. pronator teres
– M. brakialis dan m. brakioradialis
– M. trisep brakii dan m. supinator
138. • Seorang perempuan, usia 17 tahun melakukan
usaha bunuh diri dengan mengiris pergelangan
tangannya. Dokter memperkirakan, sayatan
tersebut mengenai n.medianus. Manakah otot-
otot berikut ini yang kemungkinan asih dapat
berfungsi dengan baik?
– M. oponen polisis
– M. fleksor polisis brevis
– M. abduktor polisis brevis
– Otot lumbrikalis jari telunjuk dan jari tengah
– Otot lumbrikasli jari manis dan jari kelingking
139. • Seorang laki-laki, usia 10 tahun didiagnosis
mendenderita cedera bagian atas pleksus
brakialis sebelah kanan setelah terjatuh dari
pohon. Pasien mengeluh lengan atas kanannya
tidak bisa abduksi. Apakah otot yang paling
terkait dengan kondisi pasien tersebut?
– M. deltoideus dan m. bisep brakii
– M. deltoideus dan m. infraspinatus
– M. deltoideus dan m. supraspinatus
– M. supraspinatus dan m. infraspinatus
– M. korakobrakialis dan m. spuraspinatus
140. • Seorang pemain sepakbola saat berlari
menggiring bola terjatuh dengan tungkai kanan
terpuntir. Pemain kesakitan dan tidak dapat
berdiri sehingga ditandu pada posisi duduk
dengan lutut fleksi. Lutut kanan tampak
bengkak dan tampak tungkai bawah mengalami
pergeseran beberapa sentimeter ke arah depan.
Apakah ligamen berikut ini yang kemungkinan
mengalami lesi pada kasus tersebut?
– Kolateral tibialis
– Kolateral fibularis
– Krusiatum anterius
– Krusiatum posterius
– Popliteum arkuatum
141. • Seorang atlit gulat menahan kekuatan
eksternal pada lutut. Apakah ligamen
berikt ini yang mencegah terjadinya
abduksi tungkai bawah pada lutut?
– Polpliteum oblik
– Kolateral lateral
– Kolateral medial
– Krusiatum anterius
– Krusiatum posterius
142. • Seorang pasien menahan kekuatan
ekternal pada lutut. Manakah jaringan
ikat berikut yang mencegah perpindahan
tibia pada femur ke arah posterior?
– Lig. Kolateral lateral
– Lig. Kolateral medial
– Lig. Popliteum oblik
– Lig. Krusiatum anterius
– Lig. Krusiatum posterius
143. Pustaka
• Ernest., W.A., 2012, Quick Review Anatomi Klinik, Jilid 1&2,
Binarupa Aksara, Publisher.
• Moore, K.L., Agur, A.M.R., 2002, Anatomi Klinis Dasar,
Penerbit EGC, Jakarta. Halaman 217-341.
• Van De Graaff, 2001, Human Anatomy, 6th-ed. (e-book),
Chapter 7-10 . The McGraw-Hill.
• White, JS., 2006, Gross Anatoy, USMLE Road Map, Lange
Medical Books/McGraw-Hill, New York.