SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
Download to read offline
PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI FEMUR PADA PASIEN POST
ORIF DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR. ADHYATMA, MPH
Laporan Kasus
Disusun untuk memenuhi Tugas Praktek Kerja Lapangan I
Disusun oleh :
TIARA PUTRI HUTABARAT
P1337430222111
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2023
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai
laporan guna memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan 1 Program Studi Teknologi
Radiologi Pencitraan Program Sarjana Terapan Jurusan Teknologi Radiodiagnostik
dan Radioterapi Semarang.
Nama : Tiara Putri Hutabarat
NIM : P1337430222111
Kelas : 2C
Dengan judul laporan kasus “PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI
FEMUR PADA PASIEN POST ORIF DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD
Dr. ADHYATMA, MPH”
Kepala Instalasi Radiologi
dr. Lilis Untari Soerono, Sp. Rad
NIP. 19700112 200212 2 002
Koordinator Instalasi Radiologi Clinical Instructure
Subekti Nugraheni, S.ST
NIP. 19790506 201101 2 004
Eko Rosmawatiningsih, S.ST
NIP. 19830412 200912 2 001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul
“Prosedur Pemeriksaan Radiografi Femur Pada Pasien Post Orif di Instalasi
Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH”
Penyusunan Laporan Kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
penugasan dalam Praktek Kerja Lapangan I Program Studi Teknologi Radiologi
Pencitraan Program Sarjana Terapan, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi, Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adhyatma, MPH yang dilaksanakan
pada tanggal 21 Agustus 2023 s.d 30 September 2023
Dalam penyusunan laporan kasus ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya.
2. Orang tua beserta keluarga yang selama ini selalu memberikan
dukungan kepada penulis.
3. Bapak Jeffri Ardiyanto, M.App, Sc selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
4. Ibu Dr. Fatimah, S.ST., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Teknik
Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Semarang.
iii
5. Ibu Dwi Rochmayanti, S.ST, M.Eng selaku Ketua Program Studi
Teknologi Radiologi Pencitraan Program Sarjana Terapan.
6. Ibu dr. Lilis Untari Soerono, Sp. Rad. selaku Kepala Instalasi Radiologi
RSUD dr. Adhyatma,MPH
7. Ibu Subekti Nugraheni, SST selaku Koordinator Instalasi radiologi
RSUD dr. Adhyatma,MPH
8. Ibu Eko Rosmawatiningsih, SST selaku Clinical Instructure dalam
penyusunan laporan kasus di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Adhyatma, MPH.
9. Seluruh Radiografer dan Staff Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma,
MPH.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 30 September 2023
Penulis
Tiara Putri Hutabarat
NIM. P1337430222111
iv
DAFTAR ISI
PENGESAHAN.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................5
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi..............................................................................................................6
2.2 Patologi pada Femur ..........................................................................................9
2.3 Teknik Pemeriksaan.........................................................................................16
2.4 Proteksi Radiasi................................................................................................20
BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Identitas Pasien ................................................................................................21
3.2 Riwayat Pasien.................................................................................................21
3.3 Prosedur Pemeriksaan ......................................................................................22
3.4 Proteksi Radiasi................................................................................................25
v
3.5 Hasil Radiograf ................................................................................................26
3.6 Pembahasan Kasus...........................................................................................27
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................30
4.2 Saran.................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31
LAMPIRAN..........................................................................................................32
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Anatomi Tulang Femur Anterior View (Bontrager’s) ....................... 6
Gambar 2. 2 Anatomi Tulang Femur Posterior View (Bontrager’s) ...................... 8
Gambar 2. 3 Anatomi Tulang Femur Proximal (Bontrager’s)................................ 9
Gambar 2. 4 Osteoporosis (Robbins Basic Pathology)......................................... 13
Gambar 2. 5 Kanker Tulang (Robbins Basic Pathology)...................................... 13
Gambar 2. 6 Artritis (Robbins Basic Pathology) .................................................. 14
Gambar 2. 7 osteomielitis (Robbins Basic Pathology) ......................................... 15
Gambar 2. 8 Posisi obyek AP (Bontrager’s)......................................................... 16
Gambar 2. 9 Hasil Radiograf proyeksi AP (Bontrager’s)..................................... 17
Gambar 2. 10 Posisi obyek Lateral (Bontrager’s)................................................. 18
Gambar 2. 11 Hasil Radiograf Proyeksi Lateral Proksimal dan Distal (Bontrager’s)
....................................................................................................................... 19
Gambar 3. 1 Digital Radiography..........................................................................22
Gambar 3. 2 Computer Radiography .................................................................... 22
Gambar 3. 3 Printer Lasser Carestram.................................................................. 22
Gambar 3. 4 Hasil Radiograf Teknik Pemeriksaan Femur AP............................. 26
Gambar 3. 5 Hasil Radiograf Teknik Pemeriksaan Femur Lateral....................... 26
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radiologi sebagai ilmu dan praktik kedokteran menggunakan sinar-X
pertama kali ditemukan oleh “Wilhelm Conrad Roentgen” pada tahun 1895.
Roentgen adalah seorang fisikawan Jerman yang secara tidak sengaja
menemukan sinar-X saat sedang melakukan penelitian dengan tabung katode.
Sinar-X, yang kemudian dinamai "X-ray" (sinar-X), adalah jenis radiasi
elektromagnetik yang memiliki kemampuan untuk menembus benda padat dan
menciptakan gambaran internal objek, termasuk tubuh manusia. Penemuan
Roentgen ini sangat revolusioner dan mengubah dunia kedokteran secara
signifikan. Kemampuan untuk melihat struktur internal tubuh tanpa perlu
melakukan pembedahan sangat meningkatkan kemampuan diagnosis dan
pengobatan medis.
Radiologi menggunakan berbagai teknologi seperti sinar-X, CT scan,
MRI (Magnetic Resonance Imaging), dan ultrasonografi untuk menghasilkan
gambaran internal tubuh manusia. Kemajuan dalam bidang radiologi telah
membantu diagnosis medis, memungkinkan deteksi dini penyakit, dan
meningkatkan presisi dalam intervensi medis.
Teknik radiologi juga telah menjadi landasan dalam pengembangan
dalam dunia medis seperti pembedahan, radioterapi, dan banyak lagi. Oleh
karena itu, penting untuk memahami peran radiologi dalam perkembangan ilmu
kedokteran modern.
2
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Adhyatma, MPH merupakan
rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Rumah sakit ini memiliki
lisensi kelas B, dan telah teregistrasi sejak tahun 1980. Awal perkembangannya
dimulai tahun 1968, rumah sakit ini dulunya ialah Rumah Sakit khusus Kusta
Tugurejo. Tahun 2000 ditetapkan menjadi kelas C Rumah Sakit Umum
Tugurejo. Tahun 2003 menjadi RSUD kelas B Non Kependidikan. Tahun 2012
perubahan dilakukan menjadi RSUD kelas B Pendidikan.
Beberapa pelayanan di RSUD dr. Adhyatma, MPH meliputi Instalasi
Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral (IBS), IGD, Instalasi
Medik dan Non Medik, Forensik, PPKPA, Obsetetrik Neonatal Emergency
Komprehensif. Sementara itu RSUD Tugurejo memiliki beberapa poduk
unggulan meliputi CO2 Laser, Bebautytek, Accent Ultra, Medical Check Up,
ND YAG Laser. RSUD dr. Adhyatma, MPH terletak dekat dengan jalan utama
Pantura antara Semarang dan Kendal. Lebih tepatnya di Jalan Walisongo Km
8,5 Nomor 137 Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang.
Selanjutnya, kita akan fokus menuju pembahasan pemeriksaan femur
dan pelaksanaannya pada pasien post orif sebuah topik penting yang menjadi
bagian dari praktik medis di RSUD ini dan memiliki hubungan langsung dengan
teknologi radiologi dalam diagnosis dan pengobatan.
Femur adalah tulang terpanjang dan terkuat dalam tubuh. Seluruh berat
tubuh ditransfer melalui tulang ini dan sendi yang terkait di setiap ujungnya.
Oleh karena itu, di femur sering menjadi sumber patologi saat terjadi trauma.
Anatomi femur mencakup berbagai elemen yang signifikan. Kepala femur, yang
3
berbentuk bulat dan halus, berfungsi sebagai bagian yang penting dalam
membentuk sendi panggul. Leher femur adalah penghubung antara kepala dan
tubuh femur, sementara tubuh femur adalah bagian panjang dan lurus yang
mendukung berat tubuh dan memungkinkan pergerakan tubuh. (Bontrager,
2018).
Patologi tulang femur dapat berupa fraktur, osteoporosis, kanker tulang,
infeksi tulang. Namun dalam kasus ini penulis akan membahas patologi fraktur
tulang femur. Fraktur adalah istilah medis yang merujuk pada kerusakan atau
patahnya tulang. Ini adalah kondisi yang umum terjadi akibat trauma,
kecelakaan, atau stres berlebihan pada tulang. Fraktur dapat terjadi pada
berbagai jenis tulang dalam tubuh, termasuk tulang panjang seperti femur
(tulang paha), tulang pipih seperti tulang rusuk, atau tulang lainnya. (Basic and
Clinical Anatomy, 2007).
Para ilmuwan dan praktisi medis mendefinisikan fraktur sebagai
gangguan pada integritas tulang yang mengakibatkan perpisahan atau keretakan
pada struktur tulang yang normal. Patahnya tulang ini dapat terjadi dalam
berbagai bentuk, tingkat keparahan, dan lokasi di dalam tubuh manusia. Fraktur
dapat terjadi pada berbagai jenis tulang, termasuk tulang panjang seperti femur
(tulang paha), tulang pipih seperti tulang rusuk, atau tulang lainnya.
Diagnosis fraktur biasanya didasarkan pada pemeriksaan fisik,
pemeriksaan radiologi, dan tanda-tanda klinis yang mencakup nyeri,
pembengkakan, atau perubahan bentuk tulang yang rusak. Pengobatan fraktur
tergantung pada jenis dan keparahan fraktur tersebut, tetapi bisa melibatkan
4
pemasangan penyangga, pemberian gips, atau bahkan pembedahan untuk
memulihkan integritas tulang yang rusak.
Dikutip dari Bontrager(2018), pada pemeriksaan basic Femur dilakukan
adalah dengan menggunakan dua proyeksi, yaitu pemeriksaan femur dengan
proyeksi AP (Antero Posterior) dan Lateral (Mediolateral).
Di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH untuk pemeriksaan
radiografi femur post orif pada kasus pasien Tn. AS dilakukan dengan
menggunakan pyoeksi AP dengan pasien diposisikan supine di atas brankar dan
pada proyeksi lateral dilakukan penyudutan sinar.
Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dan
mengangkatnya sebagai laporan kasus dengan judul “Prosedur Pemeriksaan
Radiografi Femur pada pasien post orif di Instalasi Radiologi RSUD Dr.
Adhyatma, MPH”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur pemeriksaan femur pada pasien post orif di Instalasi
Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH?
2. Mengapa pada proyeksi radiografi femur post orif pada pasien Tn. AS
dilakukan teknik penyudutan sinar pada proyeksi lateral?
1.3 Tujuan Penulisan
5
1. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan femur pada pasien post orif di
Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH.
2. Untuk mengetahui tujuan dilakukan penyudutan sinar pada pemeriksaan
femur lateral pada pasien post orif Tn. AS di Instalasi Radiologi RSUD Dr.
Adhyatma, MPH.
1.4 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan kasus ini, guna mempermudah pemahaman
maka sistematika penulisan laporan kasus ini terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN, yang berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, berisi tentang landasan tori yang
meliputi anatomi, patologi, serta teknik pemerisaan.
BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN, yang berts prof kasus
yang diangkat dalam laporan kasus ini seta pembahasan.
BAB IV PENUTUP, yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA, berisi daftar buku dan referensi yang digunakan
sebagai dasar teori pembuatan laporan kasus ini.
LAMPIRAN, berisi tentang lampiran hasil pemeriksaan, form
permintaan foto, dan hasil pembacaan foto oleh dokter.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Femur adalah tulang terpanjang dan terkuat dalam tubuh. Seluruh berat
tubuh ditransfer melalui tulang ini dan sendi yang terkait di setiap ujungnya.
Oleh karena itu, sendi-sendi ini sering menjadi sumber patologi saat terjadi
trauma. Pada midfemur dan distal femur tampilan depan seperti semua tulang
panjang lainnya, tubuh atau batang femur adalah bagian ramping dan
memanjang dari tulang ini. (Bontrager’s 2018)
Distal femur yang dilihat dari depan menunjukkan posisi patella, yang
merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh, terletak di bagian depan
distal femur. Bagian paling distal dari patella berada di atas atau superior dari
sendi lutut sebenarnya sekitar 1/2 inci (1,25 cm) dalam posisi ini dengan kaki
bawah sepenuhnya lurus. Hubungan ini menjadi penting dalam penempatan
untuk sendi lutut.(Bontrager’s 2018)
Gambar 2. 1 Anatomi Tulang Femur Anterior View (Bontrager’s)
1
4
7
Pada mid femur dan distal femur tampilan belakang Bagian distal
berbentuk bulat dari kondilus medial dan lateral mengandung permukaan
artikular halus untuk bergerak dengan tibia. Kondilus medial memanjang lebih
rendah atau lebih distal dari pada kondilus lateral saat batang femoral vertikal.
Ini menjelaskan mengapa harus miring 5° hingga 7° ke arah cephalad untuk foto
lateral lutut sehingga kedua kondilus superposisi langsung ketika femur sejajar
dengan IR.(Bontrager’s 2018)
Dalam posisi anatomi tegak, di mana kondilus femur distal sejajar
dengan lantai pada sendi lutut, batang femur berada pada sudut sekitar 10° dari
vertikal untuk orang dewasa rata-rata. Rentangnya adalah 5° hingga 15°. Sudut
ini akan lebih besar pada orang pendek dengan panggul yang lebih lebar dan
lebih kecil pada orang tinggi dengan panggul yang lebih sempit. Secara umum,
sudut ini lebih besar pada wanita daripada pada pria.(Bontrager’s 2018)
Perbedaan yang membedakan antara kondilus medial dan lateral adalah
adanya tonjolan adductor, area yang sedikit timbul yang menerima tendon otot
adductor. Tonjolan ini terletak di aspek posterolateral kondilus medial. Hal ini
terlihat dengan baik pada tampilan lateral sedikit terputar dari distal femur dan
lutut. (Bontrager’s 2018)
Epikondilus medial dan lateral, yang dapat dirasakan, adalah tonjolan
kasar untuk melekatkan ligamen lateral dan medial collateral dan terletak pada
bagian paling luar dari kondilus. Epikondilus medial, bersama dengan tonjolan
adductor, adalah yang lebih menonjol dari keduaannya.(Bontrager’s 2018).
8
Gambar 2. 2 Anatomi Tulang Femur Posterior View (Bontrager’s)
Proksimal femur terdiri dari empat bagian penting, yaitu kepala, leher,
trokanter mayor, dan trokanter minor.
a. Kepala femur adalah bulat dan halus untuk bergerak dengan tulang
panggul. Ia memiliki depresi, atau rongga, di dekat pusatnya yang
disebut fovea capitis, tempat liga utama yang disebut ligamen kepala
femur melekat pada kepala femur.
b. Leher femur adalah proses tulang piramidal yang kuat yang
menghubungkan kepala dengan tubuh atau batang di wilayah
trokanter.
c. Trokanter mayor adalah tonjolan besar yang terletak superior dan
lateral terhadap batang femoral dan bisa dirasakan sebagai penanda
tulang.
d. Trokanter minor adalah tonjolan kecil, tumpul, kerucut yang menjulur
ke arah medial dan posterior dari pertemuan antara leher dan batang
3
9
femur. Trokanter ini bergabung posterior dengan punggung tebal yang
disebut cresta intertrokanterik. Tubuh atau batang femur adalah
panjang dan hampir silindris. (Bontrager’s 2018)
Gambar 2. 3 Anatomi Tulang Femur Proximal (Bontrager’s)
2.2 Patologi Pada Femur
Patologi secara harfiah diterjemahkan menjadi studi tentang penderitaan
(bahasa Yunani pathos penderitaan, studi logos); sebagaimana diterapkan pada
pengobatan modern, ini adalah studi tentang penyakit.(Robbins Basic
Pathology 2017)
Post ORIF adalah singkatan dari "Post Open Reduction and Internal
Fixation." Ini merujuk kepada fase setelah seseorang menjalani prosedur bedah
yang dikenal sebagai reduksi terbuka (open reduction) dan fiksasi internal
(internal fixation). Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengatasi patahan
tulang yang kompleks atau tidak stabil.
7
10
Reduksi terbuka (open reduction) adalah proses penyelarasan kembali
patahan tulang dengan membuka kulit dan jaringan di sekitarnya untuk
mengakses patahan tulang. Setelah itu, fiksasi internal melibatkan penggunaan
perangkat seperti pin, plat, sekrup, atau cangkang logam untuk menjaga patahan
tulang tetap dalam posisi yang benar selama proses penyembuhan. Setelah
seseorang menjalani prosedur ini, mereka memasuki fase pasca-ORIF, yang
melibatkan pemulihan, rehabilitasi, dan pemantauan untuk memastikan bahwa
tulang sembuh dengan baik. (OrthoInfo 2018) Berikut beberapa patologi umum
yang dapat terjadi pada tulang femur.
A. Fraktur Tulang
Femur Fraktur adalah kerusakan atau retakan pada tulang
yang bisa terjadi akibat berbagai kejadian, seperti kecelakaan, jatuh,
atau tekanan berlebihan. Fraktur tulang femur bisa terjadi di
berbagai bagian tulang ini, termasuk leher femur, tubuh femur, atau
epifisis proksimal atau distal. Fraktur pangkal paha, di mana leher
femur patah, adalah jenis fraktur yang cukup umum pada tulang
femur dan memerlukan perawatan medis segera. (Robbins and
Cotran Pathologic Basis of Disease 2015)
Jenis-jenis fraktur dapat bervariasi berdasarkan berbagai faktor,
termasuk bentuk, lokasi, dan penyebabnya. Berikut adalah beberapa
jenis fraktur yang umum terjadi:
11
a. Fraktur Transversal: Fraktur ini terjadi ketika tulang patah secara
horizontal melintasi sumbu panjang tulang. Ini dapat terjadi
akibat trauma langsung atau stres berulang pada tulang.
b. Fraktur Spiral: Fraktur spiral terjadi ketika tulang patah dalam
bentuk spiral atau melingkar. Ini sering terjadi akibat cedera
putaran atau torsi pada tulang.
c. Fraktur Komunitif: Fraktur komunitif adalah fraktur yang
melibatkan patahnya tulang menjadi beberapa fragmen. Ini
biasanya terjadi akibat trauma yang signifikan.
d. Fraktur Depresi: Fraktur depresi terjadi saat sebagian tulang
tertanam ke dalam tulang lainnya. Ini seringkali terkait dengan
fraktur tengkorak akibat trauma kepala.
e. Fraktur Terbuka: Fraktur terbuka melibatkan patahnya tulang
dengan luka terbuka di kulit, sehingga ujung tulang dapat terlihat
dari luar. Ini adalah jenis fraktur yang serius karena risiko
infeksi.
f. Fraktur Tertutup: Fraktur tertutup terjadi tanpa luka terbuka di
kulit dan biasanya hanya terlihat melalui pemeriksaan sinar-X.
Biasanya, kulit tetap utuh di atas fraktur.
g. Fraktur Greenstick: Fraktur greenstick biasanya terjadi pada
anak-anak. Tulang patah seperti batang hijau yang tidak patah
sepenuhnya, mirip dengan cabang yang dipatahkan dari pohon.
12
h. Fraktur Stress: Fraktur stress adalah kerusakan mikroskopis
pada tulang yang terjadi akibat stres berulang pada tulang, sering
terkait dengan aktivitas fisik yang berlebihan. Fraktur ini dapat
berkembang seiring waktu.
i. Fraktur Avulsion: Fraktur avulsion terjadi ketika sebagian kecil
tulang terlepas dari tubuhnya karena tarikan otot yang kuat. Hal
ini sering terjadi pada atlet yang mengalami cedera saat
berolahraga.
j. Fraktur Patella: Fraktur patella adalah patahnya patella (rotula),
yang merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh. Fraktur
ini dapat terjadi akibat trauma langsung atau jatuh.
(Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease 2015)
B. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai oleh
penurunan kepadatan tulang dan peningkatan kerapuhan tulang. Ini
bisa menyebabkan tulang femur dan tulang lainnya lebih rentan
terhadap fraktur. Osteoporosis sering terjadi pada lanjut usia dan
pada wanita setelah menopause. Pencegahan dan pengelolaan
osteoporosis melibatkan gaya hidup sehat, seperti asupan kalsium
yang cukup, olahraga, dan terapi medis. (Robbins Basic Pathology,
2017).
13
Gambar 2. 4 Osteoporosis
C. Kanker Tulang
Kanker tulang adalah kondisi di mana sel-sel kanker tumbuh
di dalam tulang. Kanker tulang yang umum termasuk osteosarkoma,
kondrosarkoma, dan fibrosarkoma. Meskipun jarang terjadi, kanker
tulang dapat memengaruhi tulang femur dan memerlukan
pengobatan segera, seperti kemoterapi, radioterapi, atau
pembedahan. (Robbins Basic Pathology, 2017).
Gambar 2. 5 Kanker Tulang (Robbins Basic Pathology)
14
D. Artritis
Artritis adalah penyakit peradangan sendi yang dapat
memengaruhi sendi yang menghubungkan tulang femur dengan
tulang selangka (tibia) di lutut. Salah satu jenis artritis yang umum
adalah osteoartritis, yang terjadi akibat kerusakan pada tulang rawan
yang melapisi permukaan sendi. Artritis reumatoid juga dapat
memengaruhi sendi ini, menyebabkan peradangan dan kerusakan
sendi. (Robbins Basic Pathology, 2017).
Gambar 2. 6 Artritis (Robbins Basic Pathology)
E. Infeksi Tulang
Infeksi tulang, seperti osteomielitis, adalah kondisi di mana
bakteri atau mikroorganisme lainnya menginfeksi tulang. Ini dapat
mengarah pada kerusakan tulang femur dan dapat sangat merusak
kesehatan dan mobilitas pasien. Pengobatan infeksi tulang
melibatkan pemberian antibiotik dan dalam kasus yang parah,
pembedahan.(Robbins Basic Pathology, 2017).
15
Gambar 2. 7 osteomielitis (Robbins Basic Pathology)
16
2.3 Teknik pemeriksaan
A. Proyeksi Antero Posterior (Bontrager, 2018)
1. Posisi Pasien :
• Pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan
• Femur berada di pertengahan kaset dengan patella yang paralel
IR
2. Posisi Objek :
• Letakkan kaset dibawah paha pasien dan sejajarkan tulang paha
di garis tengah meja/IR.
• Putar kaki kedalam sekitar 5º untuk mendapatkan posisi yang true
AP
• Untuk tulang paha proksimal, diperlukan rotasi sampai 15º - 20º
untuk mendapatkan posisi yang true AP
• Pastikan sendi lutut tampak dan batas bawah harus kira-kira 5cm
dibawah lutut. Alangkah lebih baik jika sendi panggul juga
tampak.
Gambar 2. 8 Posisi obyek AP (Bontrager’s)
17
3. Pengaturan sinar :
• Central Ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap IR
• Central Point (CP) : pada pertengahan femur (body of
femur)
• FFD : 102 cm
• Ukuran kaset : 43 x 43 cm
• Menggunakan grid
4. Evaluasi Radiograf :
• Femur distal termasuk sendi lutut terlihat.
• Ruang sendi lutut tidak akan terlihat terbuka penuh.
• Tidak ada rotasi yang terlihat yaitu kondilus femoralis tibilais
tampak simetris dan satu ukuran dengan garis patella yang sedikit
ke arah sisi medial.
• Kolimasi berada pada pertengahan femur dan luas penyinaran
minimal menampakkan 1 inchi (2,5cm) dibawah sendi lutut.
Gambar 2. 9 Hasil Radiograf proyeksi AP (Bontrager’s)
18
B. Proyeksi Lateral Mediolateral (Bontrager, 2018)
1. Posisi Pasien :
• Pasien diposisikan lateral recumbent
• Femur bagian tengah dan proksimal berada pada bagian tengah
IR
• Sisi yang sakit menempel pada IR
2. Posisi Objek :
• Fleksikan lutut yang sakit sekitar 45º dan sejajarkan tulang paha ke
garis tengahmeja/IR, sehingga bagian lateralpaha menempel pada IR
• Kaki yang tidak sakit lurus tapi tidak menutupi paha yang akan
diperiksa.
• Atur paha pada pertengahan IR
• Sesuaikan IR agar memperlihatkan sendi panggul proksimal
dengan menyesuaikan kolimasi. Alangkah lebih baik jika sendi
panggul juga tampak.
Gambar 2. 10 Posisi obyek Lateral (Bontrager’s)
c. Pengaturan Sinar :
• Central Ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap IR
19
• Central Point (CP) : pada pertengahan femur
• FFD : 102 cm
• Ukuran kaset : 43 x 43 cm
d. Evaluasi Radiograf :
• Dua pertiga proksimal femur termasuk sendi panggul tampak.
• Tulang paha dan sendi panggul yang akan diperiksa tidak boleh
superposisi dengan anggota tubuh yang berlawanan.
• Posisi true lateral dan tidak ada gerakan
• Adanya superposisi antara trochanter mayor dan trochanter
minor pada tulang paha dengan hanya sebagian kecil trochanter
yang terlihat.
• Faktor eksposi yang sesuai sehingga akan menghasilkan
kepadatan yang seragam diseluruh gambaran tulang paha.
• Trabekula halus harus jelas dan tajam disepanjang tulang paha.
Gambar 2. 11 Hasil Radiograf Proyeksi Lateral Proksimal(kiri) dan
Distal(kanan) (Bontrager’s)
20
2.4 Proteksi Radiasi
Dikutip dari International Commission on Radiological Protection
(ICPR) terdapat tiga pronsip yang harus sesuai dengan ALARA. Pertama
Prinsip Justifikasi adalah paparan radiasi harus lebih banyak manfaatnya
dibandingkan akibatnya. Kedua Prinsip Optimalisasi adalah proteksi
kemungkinan timbulnya paparan, jumlah orang yang terkena, dan besarnya
dosis individual harus sesuai prinsip ALARA (As Low As Reasonably
Achievable), dan memperhatikan faktor sosial ekonomi. Ketiga Prinsip limitasi
dosis adalah jumlah dosis yang diterima oleh suatu individu selain dari paparan
medis tidak boleh melebihi batas yang direkomendasikan ICRP.
Dalam rangka melindungi masyarakat dari bahaya radiasi, BAPETEN
mengatur persyaratan dan tugas petugas proteksi radiasi serta menetapkan
persyaratan proteksi radiasi dalam penggunaan pesawat sinar-X dalam
radiologi. Disebutkan dalam Perka BAPETEN No. 4 Tahun 2020 Tentang
Keselamatan Radiasi pada Penggunaan Pesawat Sinar-X dalam Radiologi
Diagnostik dan Intervensional bahwa desain ruang pesawat sinar-x perlu
dilengkapi perisai radiasi, tanda radiasi dan poster peringatan bahaya radiasi
pada pintu masuk. Selain itu perlu ada lampu berwarna pada pintu yang harus
menyala ketika eksposi berlangsung dan pintu harus selalu tertutup rapat.
Adapun proteksi untuk petugas radiasi yaitu dengan cara menggunakan
dosimeter untuk pemantauan dosis dan berada di balik tabir selama eksposi
berlangsung.
21
BAB III
PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN
3.1 Identitas Pasien
a. Nama : Tn. A S
b. Umur : 21 Tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Nomor RM : 6****2
e. Tanggal periksa : 11 September 2023
f. Pemeriksaan : Femur AP dan Lateral
g. Klinis : post orif femur
3.2 Riwayat Pasien
Pada tanggal 11 September 2023 datang seorang pasien atas nama Tn.
AS pasien datang dari ruang IBS dengan menggunakan brankar yang telah
disediakan diruangan. Dokter meminta foto post orif untuk memastikan pen
terpasang dengan baik pada tulang pasien yang mengalami fraktur. Maka
dilakukan pemeriksaan Radiologi Femur proyeksi AP dan Lateral dan pramu
memberikan lembar permintaan kepada petugas radiologi. Kemudian petugas
radiologi akan menginput data dari poli yang mengirimkan surat permintaan
foto dengan dokter pengirim dr. Umar Kharisma,Sp.OT Beliau mengirimkan
surat permintaan foto rontgen atas nama Tn. AS untuk melihat keadaan Femur
dengan klinis fraktur femur dextra. Setelah selesai pasien akan dipersilahkan
masuk untuk melakukan pemeriksaan.
22
3.3 Prosedur Pemeriksaan
A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Pesawat Sinar-X siap pakai
Gambar 3. 1 Digital Radiography
Merk : Siemens Healthineers-Ysio Max
No. Seri : 887172055
2. Computer Radiografi
Gambar 3. 2 Computer Radiography
Merk : Dell
23
3. Printer Laser Carestream
Gambar 3.3 Printer Laser Carestream
Merk : Carestream
B. Persiapan Pasien
Pemeriksaan femur tidak memerlukan persiapan khusus, secara
umum pasien tetap dianjurkan untuk melepas celana yang memliki
logam dan mengeluarkan benda-benda yang ada di saku atau sekitaran
paha guna menghindari adanya artefak pada hasil radiograf. Namun
pada pasien post orif yang masih dibawah pengaruh obat anastesi
pasien cukup melepaskan pengait perban yang terbuat dari logam dan
menyingkirkan selang-selang infus yang ada disekitar femur atau
benda lain yang dapat menimbulkan artefak.
C. Teknik Pemeriksaan
1. Proyeksi AP (Antero Posterior)
a. Persiapan Pasien
• Pasien diposisikan supine diatas brankar
24
• IR diletakkan dibawah femur
b. Posisi Objek
• Letakkan kaset dibawah paha pasien dan sejajarkan
tulang paha di garis tengah IR.
• Kaki yang sakit diluruskan.
• Putar kaki ke arah dalam tubuh sehingga telapak kaki
tegak dan epikondilus simetris menggambarkan posisi
yang true AP.
c. Pengaturan Sinar
• CR : vertikal tegak lurus IR
• CP : pertengahan femur (body of femur)
• FFD : 132cm
• Faktor Eksposi : 67,8 kVp dan 5,7 mAs
b. Proyeksi Lateral
Pada pasien Tn. AS kondisi pasien belum sadarkan diri dan
belum kooperatif, sehingga dilakukan modifikasi proyeksi lateral.
a. Posisi Pasien
• Posisikan pasien supine diatas brankar.
• kaki yang sakit berada didekat IR.
• Sisi tubuh pasien yang tidak sakit dibberi pengganjal agar
posisi tubuh pasien tampak lateral.
b. Posisi Objek
25
• Fleksikan lutut yang sakit sekitar 30º dan sejajarkan tulang
paha ke garis tengah IR, sehingga bagian lateral femur
menempel pada IR
• Badan sedikit miring, dan bagian panggul hingga femur
yang tidak sakit diberi pengganjal seraya memiringkan
femur yang sakit guna memberikan tampak lateral pada
femur yang sakit hal in dikarenakan pasien yang tidak
kooperatif.
• Bagian femur yang sakit dimiringkan semaksimal
mungkin.
c. Pengaturan Sinar
• CR : 25º -30º menuju ke arah lateromedial
tubuh
• CP : pertengahan femur (body of femur)
• FFD : 137cm
• Faktor Eksposi : 67,8 kVp dan 5,7
3.4 Proteksi Radiasi
Berdasarkan International Commission on Radiological Protection
(ICPR) penggunaan prinsip ALARA sudah diterapkan di Instalasi Radiologi
RSUD dr. Adhyatma, MPH. Namun penggunaan apron pada bagian atas tubuh
pasien dan penggunaan gonald shield untuk melindungi organ vital masih
belum digunakan.
26
3.5 Hasil Radiograf
A. Proyeksi AP (Antero Posterior)
Gambar 3. 4 Hasil Radiograf Teknik Pemeriksaan Femur AP
B. Proyeksi Lateral (Mediolateral)
Gambar 3. 5 Hasil Radiograf Teknik Pemeriksaan Femur Lateral
27
C. Hasil Ekspertise :
Berdasarkan keterangan laporan hasil pemeriksaan dokter
penegakkan diagnose kasus pada pemeriksaan Femur post orif
adalah sebagai berikut :
• Tampak terpasang 2 plate os Femur proksimal – tengah
dan os Femur tengah.
• Pada os Femur proksimal – tengah 1 plate – 7 screw – 2
screw diluar plate os Femur tengah 1 plate – 8 screw.
• Aposisi dan alignment baik , celah fraktur (+).
• Soft tissue bengkak
• Hip joint baik.
• Tampak terpasang drain.
Kesan :
➢ Post ORIF os Femur proksimal dan tengah, kedudukan
tulang dan fiksasi interna baik.
3.6 Pembahasan Kasus
1. Prosedur pemeriksaan femur pada pasien post orif di Instalasi Radiologi
RSUD Dr. Adhyatma, MPH.
Persiapan pasien pada proyeksi femur sudah sesuai dengan
keadaan pasien post orif yaitu cukup dengan menyingkirkan seluruh
benda yang dapat memberikan artefak pada hasil Radiograf. Dikutip dari
Bontrager 2018 terdapat dua proyeksi dasar pada pemeriksaan femur yang
28
umum digunakan proyeksi AP (Antero Posterior) dan lateral
(mediolateral). Pada kasus post orif pasien Tn. AS dilakukan proyeksi AP
dan Lateral supine di atas brankar, teknik pemeriksaan yang dilakukan di
RSUD dr. Adhyatma, MPH sudah sesuai dengan teori yang dikutip dari
Bontragers 2018 yaitu menggunakan proyeksi AP dan Lateral. Namun
pada kasus post orif kali ini pasien Tn. AS menggunakan proyeksi AP
supine dan proyeksi Lateral dengan penyudutan arah sinar sekitar 25º -
30º. Penyudutan arah sinar pada proyeksi lateral ini bertujuan agar hasil
Radiograf yang diberikan berbeda dari posisi AP serta memperkuat dan
memberikan bentuk yang lebih lateral.
Penulis setuju dengan modifikasi yang dilakukan pada
pemeriksaan femur post orif pada pasien Tn. AS di Instalasi Radiologi dr.
Adhyatma, MPH karena hasil radigraf yang tampak sudah cukup untuk
dokter menegakkan diagnosa. Alternatif lain seperti menggunakan sinar
horizontal tegak lurus bisa saja dilakukan, namun pada pasien Tn. AS
tidak bisa dilakukan karena pen dipasang panjang hingga ke bagian
trochanter of femur pasien sehingga arah sinar horizontal baik dari arah
mediolateral ataupun lateromedial tubuh tidak bisa digunakan karena pen
yang berada di trochanter dan neck of femur tidak akan terjangkau oleh
sinar.
2. Alasan penyudutan arah sinar pada proyeksi radiografi femur lateral pada
pasien post orif Tn. AS di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH.
29
Dikutip dari Bontrager 2018 pemeriksaan femur lateral harus
menggunakan arah sinar vertical tegak lurus. Namun pada kasus kali ini
proyeksi femur lateral harus dilakukan modifikasi penyinaran dengan
menggunakan sudut 25º - 30º dikarenakan kondisi pasien yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan posisi true lateral, pasien mengalami
multiple fraktur pada distal dan proksimal sehingga femur pasien terbagi
menjadi tiga bagian dan telah dilakukan pemasangan pen yang cukup
kompleks sehingga jika dipaksakan pasien akan sangat kesakitan.
Selain itu pasien yang diantar dari ruang IBS belum sepenuhnya
sadar sehingga tidak kooperatif dan tidak komunikatif untuk mengikuti
instruksi. Penyudutan sinar dilakukan untuk melihat perbedaan gambar
antara AP (antero posterior) dan Lateral dan juga untuk mendapatkan
gambaran lateral yang lebih maksimal atau mendekati hasil true lateral.
Pada hasil radiograf tampak perbedaan yang cukup yaitu pada posisi AP
gambaran pen tampak jelas dan true AP, sedangkan pada posisi lateral
dengan sinar yang disudutkan pen juga menampakkan hasil lateral yang
cukup dan menampilkan hampir keseluruhan femur hingga ke bagian
trochanter dan head of femur.
Terdapat kekurangan pada foto lateral yang disudutkan yaitu
femur yang tidak true lateral dikarenakan kondisi pasien yang tidak
kooperatif. Namun karena hasil gambaran yang sudah cukup untuk
menjadi penilaian dan bisa membantu menegakkan diagnosa, maka posisi
tersebut tidak menjadi masalah.
30
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Teknik pemeriksaan radiografi Femur pada pasien post orif Tn. AS di
instalasi radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH dimulai dari persiapan alat dan
bahan, persiapan pasien, hingga proyeksi radiografi femur, sudah memenuhi
kriteria dan sudah sesuai dengan keadaan pasien yang post orif.
Pemeriksaan radograf femur di instalasi Radiologi RSUD Dr.
Adhyatma, MPH pada pasien post orif Tn. As terdapat sedikit perbedaan teori
dari Bontrager’s (2018) yaitu pada arah sinar dari proyeksi Lateral yang
menggunakan sudut sekitar 25º - 30º. Hal ini dilakukan karena kondisi pasien
yang tidak kooperatif dan sulit diajak komunikasi sehingga tidak
memungkinkan untuk femur diposisikan true lateral, penyudutan arah sinar
juga dilakukan untuk memberikan hasil lateral yang maksimal atau mendekati
true lateral.
4.2 Saran
Pada saat pemeriksaan femur sebaiknya tubuh bagian atas pasien
ditutupi dengan apron guna melindungi bagian tubuh atas dari paparan radiasi.
Dan jika memungkinkan pasien tetap diberi gonald shield untuk melindungi
bagian vital pasien dari paparan radiasi.
31
DAFTAR PUSTAKA
Bontrager, K. L, John P Lampignano. (2018). Textbook of Radiographic
Positioning and Related Anatomy,ninth Edition St. Louise : Mosby Inc.
Robbins, S. L., Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2017). Robbins Basic
Pathology (10th ed.). Elsevier.
Kumar, V., Abbas, A. K., Aster, J. C., & Robbins, S. L. (2015). Robbins and
Cotran Pathologic Basis of Disease (9th ed.). E-Book :Respiratory
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
https://orthoinfo.aaos.org. treatment internal fixation for fractures
32
LAMPIRAN
D. LEMBAR PERMINTAAN FOTO
2. LEMBAR EXPERTiSE

More Related Content

Similar to LAPORAN KASUS PKL 1 TIARA PUTRI H.pdf

Surat Penolakan Permenkes 24/2020
Surat Penolakan Permenkes 24/2020Surat Penolakan Permenkes 24/2020
Surat Penolakan Permenkes 24/2020CIkumparan
 
JAB FUNG KESEHATAN 2016.SAMPANG.ppt
JAB FUNG KESEHATAN  2016.SAMPANG.pptJAB FUNG KESEHATAN  2016.SAMPANG.ppt
JAB FUNG KESEHATAN 2016.SAMPANG.pptKasijaniSunarno
 
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan MartapuraSurveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan MartapuraHelda Zakiya Fitri
 
Epidemiologi skrining dbd puskesmas banjarbaru utara
Epidemiologi skrining dbd puskesmas banjarbaru utaraEpidemiologi skrining dbd puskesmas banjarbaru utara
Epidemiologi skrining dbd puskesmas banjarbaru utaraRinaa Anggraini
 
Standar pelayanan radiologi
Standar pelayanan radiologiStandar pelayanan radiologi
Standar pelayanan radiologiAmalia Annisa
 
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATANSTANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATANMartindra K
 
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapiPemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapiIshak Majid
 
Poster Rakernas Maret 2023.pdf
Poster Rakernas Maret 2023.pdfPoster Rakernas Maret 2023.pdf
Poster Rakernas Maret 2023.pdfmuhammaderfansyah4
 
Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di IndonesiaPedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di IndonesiaAkademi Desa 4.0
 
Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di IndonesiaPedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di IndonesiaJalinKrakatau
 
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rsproteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rsarni12345
 
Makalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisiMakalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisip1337430216043
 
Tugas fti209 konsep_teknologi
Tugas fti209 konsep_teknologiTugas fti209 konsep_teknologi
Tugas fti209 konsep_teknologistaffpengajar
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Surya Amal
 
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)Muh Saleh
 
REGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIK
REGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIKREGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIK
REGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIKPariJatim1
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooWelliSusanto
 

Similar to LAPORAN KASUS PKL 1 TIARA PUTRI H.pdf (20)

Surat Penolakan Permenkes 24/2020
Surat Penolakan Permenkes 24/2020Surat Penolakan Permenkes 24/2020
Surat Penolakan Permenkes 24/2020
 
JAB FUNG KESEHATAN 2016.SAMPANG.ppt
JAB FUNG KESEHATAN  2016.SAMPANG.pptJAB FUNG KESEHATAN  2016.SAMPANG.ppt
JAB FUNG KESEHATAN 2016.SAMPANG.ppt
 
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan MartapuraSurveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
Surveilans Epidemiologi Penyakit Diare Di Wilayah Puskesmas Pasayangan Martapura
 
Epidemiologi skrining dbd puskesmas banjarbaru utara
Epidemiologi skrining dbd puskesmas banjarbaru utaraEpidemiologi skrining dbd puskesmas banjarbaru utara
Epidemiologi skrining dbd puskesmas banjarbaru utara
 
Standar pelayanan radiologi
Standar pelayanan radiologiStandar pelayanan radiologi
Standar pelayanan radiologi
 
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATANSTANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
 
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapiPemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
Pemeriksaan radiologi dan laboratorium untuk fisioterapi
 
Poster Rakernas Maret 2023.pdf
Poster Rakernas Maret 2023.pdfPoster Rakernas Maret 2023.pdf
Poster Rakernas Maret 2023.pdf
 
Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di IndonesiaPedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID 19 di Indonesia
 
Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di IndonesiaPedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di Indonesia
Pedoman Penanganan Cepat Medis Dan Kesehatan Masyarakat Covid-19 Di Indonesia
 
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rsproteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
proteksi dan keselamatan keselamatan radiasi di rs
 
Makalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisiMakalah lopografi kritisi
Makalah lopografi kritisi
 
Tugas fti209 konsep_teknologi
Tugas fti209 konsep_teknologiTugas fti209 konsep_teknologi
Tugas fti209 konsep_teknologi
 
Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker Pedoman Visite Untuk Apoteker
Pedoman Visite Untuk Apoteker
 
pedoman visite
pedoman visitepedoman visite
pedoman visite
 
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19)
 
Sri rahayu
Sri rahayuSri rahayu
Sri rahayu
 
BPN 2011
BPN 2011BPN 2011
BPN 2011
 
REGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIK
REGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIKREGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIK
REGULASI PERIZINAN RADIODIAGNOSTIK
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
 

Recently uploaded

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 

Recently uploaded (20)

Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 

LAPORAN KASUS PKL 1 TIARA PUTRI H.pdf

  • 1. PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI FEMUR PADA PASIEN POST ORIF DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD DR. ADHYATMA, MPH Laporan Kasus Disusun untuk memenuhi Tugas Praktek Kerja Lapangan I Disusun oleh : TIARA PUTRI HUTABARAT P1337430222111 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN PROGRAM SARJANA TERAPAN JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG TAHUN 2023
  • 2. i HALAMAN PENGESAHAN Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai laporan guna memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan 1 Program Studi Teknologi Radiologi Pencitraan Program Sarjana Terapan Jurusan Teknologi Radiodiagnostik dan Radioterapi Semarang. Nama : Tiara Putri Hutabarat NIM : P1337430222111 Kelas : 2C Dengan judul laporan kasus “PROSEDUR PEMERIKSAAN RADIOGRAFI FEMUR PADA PASIEN POST ORIF DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD Dr. ADHYATMA, MPH” Kepala Instalasi Radiologi dr. Lilis Untari Soerono, Sp. Rad NIP. 19700112 200212 2 002 Koordinator Instalasi Radiologi Clinical Instructure Subekti Nugraheni, S.ST NIP. 19790506 201101 2 004 Eko Rosmawatiningsih, S.ST NIP. 19830412 200912 2 001
  • 3. ii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Prosedur Pemeriksaan Radiografi Femur Pada Pasien Post Orif di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH” Penyusunan Laporan Kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu penugasan dalam Praktek Kerja Lapangan I Program Studi Teknologi Radiologi Pencitraan Program Sarjana Terapan, Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adhyatma, MPH yang dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2023 s.d 30 September 2023 Dalam penyusunan laporan kasus ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya. 2. Orang tua beserta keluarga yang selama ini selalu memberikan dukungan kepada penulis. 3. Bapak Jeffri Ardiyanto, M.App, Sc selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang. 4. Ibu Dr. Fatimah, S.ST., M.Kes., selaku Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
  • 4. iii 5. Ibu Dwi Rochmayanti, S.ST, M.Eng selaku Ketua Program Studi Teknologi Radiologi Pencitraan Program Sarjana Terapan. 6. Ibu dr. Lilis Untari Soerono, Sp. Rad. selaku Kepala Instalasi Radiologi RSUD dr. Adhyatma,MPH 7. Ibu Subekti Nugraheni, SST selaku Koordinator Instalasi radiologi RSUD dr. Adhyatma,MPH 8. Ibu Eko Rosmawatiningsih, SST selaku Clinical Instructure dalam penyusunan laporan kasus di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adhyatma, MPH. 9. Seluruh Radiografer dan Staff Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Semarang, 30 September 2023 Penulis Tiara Putri Hutabarat NIM. P1337430222111
  • 5. iv DAFTAR ISI PENGESAHAN.......................................................................................................i KATA PENGANTAR........................................................................................... ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iv DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................4 1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................5 1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi..............................................................................................................6 2.2 Patologi pada Femur ..........................................................................................9 2.3 Teknik Pemeriksaan.........................................................................................16 2.4 Proteksi Radiasi................................................................................................20 BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN 3.1 Identitas Pasien ................................................................................................21 3.2 Riwayat Pasien.................................................................................................21 3.3 Prosedur Pemeriksaan ......................................................................................22 3.4 Proteksi Radiasi................................................................................................25
  • 6. v 3.5 Hasil Radiograf ................................................................................................26 3.6 Pembahasan Kasus...........................................................................................27 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ......................................................................................................30 4.2 Saran.................................................................................................................30 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31 LAMPIRAN..........................................................................................................32
  • 7. vi DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Anatomi Tulang Femur Anterior View (Bontrager’s) ....................... 6 Gambar 2. 2 Anatomi Tulang Femur Posterior View (Bontrager’s) ...................... 8 Gambar 2. 3 Anatomi Tulang Femur Proximal (Bontrager’s)................................ 9 Gambar 2. 4 Osteoporosis (Robbins Basic Pathology)......................................... 13 Gambar 2. 5 Kanker Tulang (Robbins Basic Pathology)...................................... 13 Gambar 2. 6 Artritis (Robbins Basic Pathology) .................................................. 14 Gambar 2. 7 osteomielitis (Robbins Basic Pathology) ......................................... 15 Gambar 2. 8 Posisi obyek AP (Bontrager’s)......................................................... 16 Gambar 2. 9 Hasil Radiograf proyeksi AP (Bontrager’s)..................................... 17 Gambar 2. 10 Posisi obyek Lateral (Bontrager’s)................................................. 18 Gambar 2. 11 Hasil Radiograf Proyeksi Lateral Proksimal dan Distal (Bontrager’s) ....................................................................................................................... 19 Gambar 3. 1 Digital Radiography..........................................................................22 Gambar 3. 2 Computer Radiography .................................................................... 22 Gambar 3. 3 Printer Lasser Carestram.................................................................. 22 Gambar 3. 4 Hasil Radiograf Teknik Pemeriksaan Femur AP............................. 26 Gambar 3. 5 Hasil Radiograf Teknik Pemeriksaan Femur Lateral....................... 26
  • 8. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiologi sebagai ilmu dan praktik kedokteran menggunakan sinar-X pertama kali ditemukan oleh “Wilhelm Conrad Roentgen” pada tahun 1895. Roentgen adalah seorang fisikawan Jerman yang secara tidak sengaja menemukan sinar-X saat sedang melakukan penelitian dengan tabung katode. Sinar-X, yang kemudian dinamai "X-ray" (sinar-X), adalah jenis radiasi elektromagnetik yang memiliki kemampuan untuk menembus benda padat dan menciptakan gambaran internal objek, termasuk tubuh manusia. Penemuan Roentgen ini sangat revolusioner dan mengubah dunia kedokteran secara signifikan. Kemampuan untuk melihat struktur internal tubuh tanpa perlu melakukan pembedahan sangat meningkatkan kemampuan diagnosis dan pengobatan medis. Radiologi menggunakan berbagai teknologi seperti sinar-X, CT scan, MRI (Magnetic Resonance Imaging), dan ultrasonografi untuk menghasilkan gambaran internal tubuh manusia. Kemajuan dalam bidang radiologi telah membantu diagnosis medis, memungkinkan deteksi dini penyakit, dan meningkatkan presisi dalam intervensi medis. Teknik radiologi juga telah menjadi landasan dalam pengembangan dalam dunia medis seperti pembedahan, radioterapi, dan banyak lagi. Oleh karena itu, penting untuk memahami peran radiologi dalam perkembangan ilmu kedokteran modern.
  • 9. 2 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Adhyatma, MPH merupakan rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Rumah sakit ini memiliki lisensi kelas B, dan telah teregistrasi sejak tahun 1980. Awal perkembangannya dimulai tahun 1968, rumah sakit ini dulunya ialah Rumah Sakit khusus Kusta Tugurejo. Tahun 2000 ditetapkan menjadi kelas C Rumah Sakit Umum Tugurejo. Tahun 2003 menjadi RSUD kelas B Non Kependidikan. Tahun 2012 perubahan dilakukan menjadi RSUD kelas B Pendidikan. Beberapa pelayanan di RSUD dr. Adhyatma, MPH meliputi Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral (IBS), IGD, Instalasi Medik dan Non Medik, Forensik, PPKPA, Obsetetrik Neonatal Emergency Komprehensif. Sementara itu RSUD Tugurejo memiliki beberapa poduk unggulan meliputi CO2 Laser, Bebautytek, Accent Ultra, Medical Check Up, ND YAG Laser. RSUD dr. Adhyatma, MPH terletak dekat dengan jalan utama Pantura antara Semarang dan Kendal. Lebih tepatnya di Jalan Walisongo Km 8,5 Nomor 137 Tambakaji, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Selanjutnya, kita akan fokus menuju pembahasan pemeriksaan femur dan pelaksanaannya pada pasien post orif sebuah topik penting yang menjadi bagian dari praktik medis di RSUD ini dan memiliki hubungan langsung dengan teknologi radiologi dalam diagnosis dan pengobatan. Femur adalah tulang terpanjang dan terkuat dalam tubuh. Seluruh berat tubuh ditransfer melalui tulang ini dan sendi yang terkait di setiap ujungnya. Oleh karena itu, di femur sering menjadi sumber patologi saat terjadi trauma. Anatomi femur mencakup berbagai elemen yang signifikan. Kepala femur, yang
  • 10. 3 berbentuk bulat dan halus, berfungsi sebagai bagian yang penting dalam membentuk sendi panggul. Leher femur adalah penghubung antara kepala dan tubuh femur, sementara tubuh femur adalah bagian panjang dan lurus yang mendukung berat tubuh dan memungkinkan pergerakan tubuh. (Bontrager, 2018). Patologi tulang femur dapat berupa fraktur, osteoporosis, kanker tulang, infeksi tulang. Namun dalam kasus ini penulis akan membahas patologi fraktur tulang femur. Fraktur adalah istilah medis yang merujuk pada kerusakan atau patahnya tulang. Ini adalah kondisi yang umum terjadi akibat trauma, kecelakaan, atau stres berlebihan pada tulang. Fraktur dapat terjadi pada berbagai jenis tulang dalam tubuh, termasuk tulang panjang seperti femur (tulang paha), tulang pipih seperti tulang rusuk, atau tulang lainnya. (Basic and Clinical Anatomy, 2007). Para ilmuwan dan praktisi medis mendefinisikan fraktur sebagai gangguan pada integritas tulang yang mengakibatkan perpisahan atau keretakan pada struktur tulang yang normal. Patahnya tulang ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, tingkat keparahan, dan lokasi di dalam tubuh manusia. Fraktur dapat terjadi pada berbagai jenis tulang, termasuk tulang panjang seperti femur (tulang paha), tulang pipih seperti tulang rusuk, atau tulang lainnya. Diagnosis fraktur biasanya didasarkan pada pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi, dan tanda-tanda klinis yang mencakup nyeri, pembengkakan, atau perubahan bentuk tulang yang rusak. Pengobatan fraktur tergantung pada jenis dan keparahan fraktur tersebut, tetapi bisa melibatkan
  • 11. 4 pemasangan penyangga, pemberian gips, atau bahkan pembedahan untuk memulihkan integritas tulang yang rusak. Dikutip dari Bontrager(2018), pada pemeriksaan basic Femur dilakukan adalah dengan menggunakan dua proyeksi, yaitu pemeriksaan femur dengan proyeksi AP (Antero Posterior) dan Lateral (Mediolateral). Di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH untuk pemeriksaan radiografi femur post orif pada kasus pasien Tn. AS dilakukan dengan menggunakan pyoeksi AP dengan pasien diposisikan supine di atas brankar dan pada proyeksi lateral dilakukan penyudutan sinar. Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dan mengangkatnya sebagai laporan kasus dengan judul “Prosedur Pemeriksaan Radiografi Femur pada pasien post orif di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana prosedur pemeriksaan femur pada pasien post orif di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH? 2. Mengapa pada proyeksi radiografi femur post orif pada pasien Tn. AS dilakukan teknik penyudutan sinar pada proyeksi lateral? 1.3 Tujuan Penulisan
  • 12. 5 1. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan femur pada pasien post orif di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH. 2. Untuk mengetahui tujuan dilakukan penyudutan sinar pada pemeriksaan femur lateral pada pasien post orif Tn. AS di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH. 1.4 Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan kasus ini, guna mempermudah pemahaman maka sistematika penulisan laporan kasus ini terdiri atas: BAB I PENDAHULUAN, yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, berisi tentang landasan tori yang meliputi anatomi, patologi, serta teknik pemerisaan. BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN, yang berts prof kasus yang diangkat dalam laporan kasus ini seta pembahasan. BAB IV PENUTUP, yang berisi tentang kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA, berisi daftar buku dan referensi yang digunakan sebagai dasar teori pembuatan laporan kasus ini. LAMPIRAN, berisi tentang lampiran hasil pemeriksaan, form permintaan foto, dan hasil pembacaan foto oleh dokter.
  • 13. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Femur adalah tulang terpanjang dan terkuat dalam tubuh. Seluruh berat tubuh ditransfer melalui tulang ini dan sendi yang terkait di setiap ujungnya. Oleh karena itu, sendi-sendi ini sering menjadi sumber patologi saat terjadi trauma. Pada midfemur dan distal femur tampilan depan seperti semua tulang panjang lainnya, tubuh atau batang femur adalah bagian ramping dan memanjang dari tulang ini. (Bontrager’s 2018) Distal femur yang dilihat dari depan menunjukkan posisi patella, yang merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh, terletak di bagian depan distal femur. Bagian paling distal dari patella berada di atas atau superior dari sendi lutut sebenarnya sekitar 1/2 inci (1,25 cm) dalam posisi ini dengan kaki bawah sepenuhnya lurus. Hubungan ini menjadi penting dalam penempatan untuk sendi lutut.(Bontrager’s 2018) Gambar 2. 1 Anatomi Tulang Femur Anterior View (Bontrager’s) 1 4
  • 14. 7 Pada mid femur dan distal femur tampilan belakang Bagian distal berbentuk bulat dari kondilus medial dan lateral mengandung permukaan artikular halus untuk bergerak dengan tibia. Kondilus medial memanjang lebih rendah atau lebih distal dari pada kondilus lateral saat batang femoral vertikal. Ini menjelaskan mengapa harus miring 5° hingga 7° ke arah cephalad untuk foto lateral lutut sehingga kedua kondilus superposisi langsung ketika femur sejajar dengan IR.(Bontrager’s 2018) Dalam posisi anatomi tegak, di mana kondilus femur distal sejajar dengan lantai pada sendi lutut, batang femur berada pada sudut sekitar 10° dari vertikal untuk orang dewasa rata-rata. Rentangnya adalah 5° hingga 15°. Sudut ini akan lebih besar pada orang pendek dengan panggul yang lebih lebar dan lebih kecil pada orang tinggi dengan panggul yang lebih sempit. Secara umum, sudut ini lebih besar pada wanita daripada pada pria.(Bontrager’s 2018) Perbedaan yang membedakan antara kondilus medial dan lateral adalah adanya tonjolan adductor, area yang sedikit timbul yang menerima tendon otot adductor. Tonjolan ini terletak di aspek posterolateral kondilus medial. Hal ini terlihat dengan baik pada tampilan lateral sedikit terputar dari distal femur dan lutut. (Bontrager’s 2018) Epikondilus medial dan lateral, yang dapat dirasakan, adalah tonjolan kasar untuk melekatkan ligamen lateral dan medial collateral dan terletak pada bagian paling luar dari kondilus. Epikondilus medial, bersama dengan tonjolan adductor, adalah yang lebih menonjol dari keduaannya.(Bontrager’s 2018).
  • 15. 8 Gambar 2. 2 Anatomi Tulang Femur Posterior View (Bontrager’s) Proksimal femur terdiri dari empat bagian penting, yaitu kepala, leher, trokanter mayor, dan trokanter minor. a. Kepala femur adalah bulat dan halus untuk bergerak dengan tulang panggul. Ia memiliki depresi, atau rongga, di dekat pusatnya yang disebut fovea capitis, tempat liga utama yang disebut ligamen kepala femur melekat pada kepala femur. b. Leher femur adalah proses tulang piramidal yang kuat yang menghubungkan kepala dengan tubuh atau batang di wilayah trokanter. c. Trokanter mayor adalah tonjolan besar yang terletak superior dan lateral terhadap batang femoral dan bisa dirasakan sebagai penanda tulang. d. Trokanter minor adalah tonjolan kecil, tumpul, kerucut yang menjulur ke arah medial dan posterior dari pertemuan antara leher dan batang 3
  • 16. 9 femur. Trokanter ini bergabung posterior dengan punggung tebal yang disebut cresta intertrokanterik. Tubuh atau batang femur adalah panjang dan hampir silindris. (Bontrager’s 2018) Gambar 2. 3 Anatomi Tulang Femur Proximal (Bontrager’s) 2.2 Patologi Pada Femur Patologi secara harfiah diterjemahkan menjadi studi tentang penderitaan (bahasa Yunani pathos penderitaan, studi logos); sebagaimana diterapkan pada pengobatan modern, ini adalah studi tentang penyakit.(Robbins Basic Pathology 2017) Post ORIF adalah singkatan dari "Post Open Reduction and Internal Fixation." Ini merujuk kepada fase setelah seseorang menjalani prosedur bedah yang dikenal sebagai reduksi terbuka (open reduction) dan fiksasi internal (internal fixation). Prosedur ini biasanya digunakan untuk mengatasi patahan tulang yang kompleks atau tidak stabil. 7
  • 17. 10 Reduksi terbuka (open reduction) adalah proses penyelarasan kembali patahan tulang dengan membuka kulit dan jaringan di sekitarnya untuk mengakses patahan tulang. Setelah itu, fiksasi internal melibatkan penggunaan perangkat seperti pin, plat, sekrup, atau cangkang logam untuk menjaga patahan tulang tetap dalam posisi yang benar selama proses penyembuhan. Setelah seseorang menjalani prosedur ini, mereka memasuki fase pasca-ORIF, yang melibatkan pemulihan, rehabilitasi, dan pemantauan untuk memastikan bahwa tulang sembuh dengan baik. (OrthoInfo 2018) Berikut beberapa patologi umum yang dapat terjadi pada tulang femur. A. Fraktur Tulang Femur Fraktur adalah kerusakan atau retakan pada tulang yang bisa terjadi akibat berbagai kejadian, seperti kecelakaan, jatuh, atau tekanan berlebihan. Fraktur tulang femur bisa terjadi di berbagai bagian tulang ini, termasuk leher femur, tubuh femur, atau epifisis proksimal atau distal. Fraktur pangkal paha, di mana leher femur patah, adalah jenis fraktur yang cukup umum pada tulang femur dan memerlukan perawatan medis segera. (Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease 2015) Jenis-jenis fraktur dapat bervariasi berdasarkan berbagai faktor, termasuk bentuk, lokasi, dan penyebabnya. Berikut adalah beberapa jenis fraktur yang umum terjadi:
  • 18. 11 a. Fraktur Transversal: Fraktur ini terjadi ketika tulang patah secara horizontal melintasi sumbu panjang tulang. Ini dapat terjadi akibat trauma langsung atau stres berulang pada tulang. b. Fraktur Spiral: Fraktur spiral terjadi ketika tulang patah dalam bentuk spiral atau melingkar. Ini sering terjadi akibat cedera putaran atau torsi pada tulang. c. Fraktur Komunitif: Fraktur komunitif adalah fraktur yang melibatkan patahnya tulang menjadi beberapa fragmen. Ini biasanya terjadi akibat trauma yang signifikan. d. Fraktur Depresi: Fraktur depresi terjadi saat sebagian tulang tertanam ke dalam tulang lainnya. Ini seringkali terkait dengan fraktur tengkorak akibat trauma kepala. e. Fraktur Terbuka: Fraktur terbuka melibatkan patahnya tulang dengan luka terbuka di kulit, sehingga ujung tulang dapat terlihat dari luar. Ini adalah jenis fraktur yang serius karena risiko infeksi. f. Fraktur Tertutup: Fraktur tertutup terjadi tanpa luka terbuka di kulit dan biasanya hanya terlihat melalui pemeriksaan sinar-X. Biasanya, kulit tetap utuh di atas fraktur. g. Fraktur Greenstick: Fraktur greenstick biasanya terjadi pada anak-anak. Tulang patah seperti batang hijau yang tidak patah sepenuhnya, mirip dengan cabang yang dipatahkan dari pohon.
  • 19. 12 h. Fraktur Stress: Fraktur stress adalah kerusakan mikroskopis pada tulang yang terjadi akibat stres berulang pada tulang, sering terkait dengan aktivitas fisik yang berlebihan. Fraktur ini dapat berkembang seiring waktu. i. Fraktur Avulsion: Fraktur avulsion terjadi ketika sebagian kecil tulang terlepas dari tubuhnya karena tarikan otot yang kuat. Hal ini sering terjadi pada atlet yang mengalami cedera saat berolahraga. j. Fraktur Patella: Fraktur patella adalah patahnya patella (rotula), yang merupakan tulang sesamoid terbesar dalam tubuh. Fraktur ini dapat terjadi akibat trauma langsung atau jatuh. (Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease 2015) B. Osteoporosis Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai oleh penurunan kepadatan tulang dan peningkatan kerapuhan tulang. Ini bisa menyebabkan tulang femur dan tulang lainnya lebih rentan terhadap fraktur. Osteoporosis sering terjadi pada lanjut usia dan pada wanita setelah menopause. Pencegahan dan pengelolaan osteoporosis melibatkan gaya hidup sehat, seperti asupan kalsium yang cukup, olahraga, dan terapi medis. (Robbins Basic Pathology, 2017).
  • 20. 13 Gambar 2. 4 Osteoporosis C. Kanker Tulang Kanker tulang adalah kondisi di mana sel-sel kanker tumbuh di dalam tulang. Kanker tulang yang umum termasuk osteosarkoma, kondrosarkoma, dan fibrosarkoma. Meskipun jarang terjadi, kanker tulang dapat memengaruhi tulang femur dan memerlukan pengobatan segera, seperti kemoterapi, radioterapi, atau pembedahan. (Robbins Basic Pathology, 2017). Gambar 2. 5 Kanker Tulang (Robbins Basic Pathology)
  • 21. 14 D. Artritis Artritis adalah penyakit peradangan sendi yang dapat memengaruhi sendi yang menghubungkan tulang femur dengan tulang selangka (tibia) di lutut. Salah satu jenis artritis yang umum adalah osteoartritis, yang terjadi akibat kerusakan pada tulang rawan yang melapisi permukaan sendi. Artritis reumatoid juga dapat memengaruhi sendi ini, menyebabkan peradangan dan kerusakan sendi. (Robbins Basic Pathology, 2017). Gambar 2. 6 Artritis (Robbins Basic Pathology) E. Infeksi Tulang Infeksi tulang, seperti osteomielitis, adalah kondisi di mana bakteri atau mikroorganisme lainnya menginfeksi tulang. Ini dapat mengarah pada kerusakan tulang femur dan dapat sangat merusak kesehatan dan mobilitas pasien. Pengobatan infeksi tulang melibatkan pemberian antibiotik dan dalam kasus yang parah, pembedahan.(Robbins Basic Pathology, 2017).
  • 22. 15 Gambar 2. 7 osteomielitis (Robbins Basic Pathology)
  • 23. 16 2.3 Teknik pemeriksaan A. Proyeksi Antero Posterior (Bontrager, 2018) 1. Posisi Pasien : • Pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan • Femur berada di pertengahan kaset dengan patella yang paralel IR 2. Posisi Objek : • Letakkan kaset dibawah paha pasien dan sejajarkan tulang paha di garis tengah meja/IR. • Putar kaki kedalam sekitar 5º untuk mendapatkan posisi yang true AP • Untuk tulang paha proksimal, diperlukan rotasi sampai 15º - 20º untuk mendapatkan posisi yang true AP • Pastikan sendi lutut tampak dan batas bawah harus kira-kira 5cm dibawah lutut. Alangkah lebih baik jika sendi panggul juga tampak. Gambar 2. 8 Posisi obyek AP (Bontrager’s)
  • 24. 17 3. Pengaturan sinar : • Central Ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap IR • Central Point (CP) : pada pertengahan femur (body of femur) • FFD : 102 cm • Ukuran kaset : 43 x 43 cm • Menggunakan grid 4. Evaluasi Radiograf : • Femur distal termasuk sendi lutut terlihat. • Ruang sendi lutut tidak akan terlihat terbuka penuh. • Tidak ada rotasi yang terlihat yaitu kondilus femoralis tibilais tampak simetris dan satu ukuran dengan garis patella yang sedikit ke arah sisi medial. • Kolimasi berada pada pertengahan femur dan luas penyinaran minimal menampakkan 1 inchi (2,5cm) dibawah sendi lutut. Gambar 2. 9 Hasil Radiograf proyeksi AP (Bontrager’s)
  • 25. 18 B. Proyeksi Lateral Mediolateral (Bontrager, 2018) 1. Posisi Pasien : • Pasien diposisikan lateral recumbent • Femur bagian tengah dan proksimal berada pada bagian tengah IR • Sisi yang sakit menempel pada IR 2. Posisi Objek : • Fleksikan lutut yang sakit sekitar 45º dan sejajarkan tulang paha ke garis tengahmeja/IR, sehingga bagian lateralpaha menempel pada IR • Kaki yang tidak sakit lurus tapi tidak menutupi paha yang akan diperiksa. • Atur paha pada pertengahan IR • Sesuaikan IR agar memperlihatkan sendi panggul proksimal dengan menyesuaikan kolimasi. Alangkah lebih baik jika sendi panggul juga tampak. Gambar 2. 10 Posisi obyek Lateral (Bontrager’s) c. Pengaturan Sinar : • Central Ray (CR) : vertical tegak lurus terhadap IR
  • 26. 19 • Central Point (CP) : pada pertengahan femur • FFD : 102 cm • Ukuran kaset : 43 x 43 cm d. Evaluasi Radiograf : • Dua pertiga proksimal femur termasuk sendi panggul tampak. • Tulang paha dan sendi panggul yang akan diperiksa tidak boleh superposisi dengan anggota tubuh yang berlawanan. • Posisi true lateral dan tidak ada gerakan • Adanya superposisi antara trochanter mayor dan trochanter minor pada tulang paha dengan hanya sebagian kecil trochanter yang terlihat. • Faktor eksposi yang sesuai sehingga akan menghasilkan kepadatan yang seragam diseluruh gambaran tulang paha. • Trabekula halus harus jelas dan tajam disepanjang tulang paha. Gambar 2. 11 Hasil Radiograf Proyeksi Lateral Proksimal(kiri) dan Distal(kanan) (Bontrager’s)
  • 27. 20 2.4 Proteksi Radiasi Dikutip dari International Commission on Radiological Protection (ICPR) terdapat tiga pronsip yang harus sesuai dengan ALARA. Pertama Prinsip Justifikasi adalah paparan radiasi harus lebih banyak manfaatnya dibandingkan akibatnya. Kedua Prinsip Optimalisasi adalah proteksi kemungkinan timbulnya paparan, jumlah orang yang terkena, dan besarnya dosis individual harus sesuai prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable), dan memperhatikan faktor sosial ekonomi. Ketiga Prinsip limitasi dosis adalah jumlah dosis yang diterima oleh suatu individu selain dari paparan medis tidak boleh melebihi batas yang direkomendasikan ICRP. Dalam rangka melindungi masyarakat dari bahaya radiasi, BAPETEN mengatur persyaratan dan tugas petugas proteksi radiasi serta menetapkan persyaratan proteksi radiasi dalam penggunaan pesawat sinar-X dalam radiologi. Disebutkan dalam Perka BAPETEN No. 4 Tahun 2020 Tentang Keselamatan Radiasi pada Penggunaan Pesawat Sinar-X dalam Radiologi Diagnostik dan Intervensional bahwa desain ruang pesawat sinar-x perlu dilengkapi perisai radiasi, tanda radiasi dan poster peringatan bahaya radiasi pada pintu masuk. Selain itu perlu ada lampu berwarna pada pintu yang harus menyala ketika eksposi berlangsung dan pintu harus selalu tertutup rapat. Adapun proteksi untuk petugas radiasi yaitu dengan cara menggunakan dosimeter untuk pemantauan dosis dan berada di balik tabir selama eksposi berlangsung.
  • 28. 21 BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN 3.1 Identitas Pasien a. Nama : Tn. A S b. Umur : 21 Tahun c. Jenis kelamin : Laki-laki d. Nomor RM : 6****2 e. Tanggal periksa : 11 September 2023 f. Pemeriksaan : Femur AP dan Lateral g. Klinis : post orif femur 3.2 Riwayat Pasien Pada tanggal 11 September 2023 datang seorang pasien atas nama Tn. AS pasien datang dari ruang IBS dengan menggunakan brankar yang telah disediakan diruangan. Dokter meminta foto post orif untuk memastikan pen terpasang dengan baik pada tulang pasien yang mengalami fraktur. Maka dilakukan pemeriksaan Radiologi Femur proyeksi AP dan Lateral dan pramu memberikan lembar permintaan kepada petugas radiologi. Kemudian petugas radiologi akan menginput data dari poli yang mengirimkan surat permintaan foto dengan dokter pengirim dr. Umar Kharisma,Sp.OT Beliau mengirimkan surat permintaan foto rontgen atas nama Tn. AS untuk melihat keadaan Femur dengan klinis fraktur femur dextra. Setelah selesai pasien akan dipersilahkan masuk untuk melakukan pemeriksaan.
  • 29. 22 3.3 Prosedur Pemeriksaan A. Persiapan Alat dan Bahan 1. Pesawat Sinar-X siap pakai Gambar 3. 1 Digital Radiography Merk : Siemens Healthineers-Ysio Max No. Seri : 887172055 2. Computer Radiografi Gambar 3. 2 Computer Radiography Merk : Dell
  • 30. 23 3. Printer Laser Carestream Gambar 3.3 Printer Laser Carestream Merk : Carestream B. Persiapan Pasien Pemeriksaan femur tidak memerlukan persiapan khusus, secara umum pasien tetap dianjurkan untuk melepas celana yang memliki logam dan mengeluarkan benda-benda yang ada di saku atau sekitaran paha guna menghindari adanya artefak pada hasil radiograf. Namun pada pasien post orif yang masih dibawah pengaruh obat anastesi pasien cukup melepaskan pengait perban yang terbuat dari logam dan menyingkirkan selang-selang infus yang ada disekitar femur atau benda lain yang dapat menimbulkan artefak. C. Teknik Pemeriksaan 1. Proyeksi AP (Antero Posterior) a. Persiapan Pasien • Pasien diposisikan supine diatas brankar
  • 31. 24 • IR diletakkan dibawah femur b. Posisi Objek • Letakkan kaset dibawah paha pasien dan sejajarkan tulang paha di garis tengah IR. • Kaki yang sakit diluruskan. • Putar kaki ke arah dalam tubuh sehingga telapak kaki tegak dan epikondilus simetris menggambarkan posisi yang true AP. c. Pengaturan Sinar • CR : vertikal tegak lurus IR • CP : pertengahan femur (body of femur) • FFD : 132cm • Faktor Eksposi : 67,8 kVp dan 5,7 mAs b. Proyeksi Lateral Pada pasien Tn. AS kondisi pasien belum sadarkan diri dan belum kooperatif, sehingga dilakukan modifikasi proyeksi lateral. a. Posisi Pasien • Posisikan pasien supine diatas brankar. • kaki yang sakit berada didekat IR. • Sisi tubuh pasien yang tidak sakit dibberi pengganjal agar posisi tubuh pasien tampak lateral. b. Posisi Objek
  • 32. 25 • Fleksikan lutut yang sakit sekitar 30º dan sejajarkan tulang paha ke garis tengah IR, sehingga bagian lateral femur menempel pada IR • Badan sedikit miring, dan bagian panggul hingga femur yang tidak sakit diberi pengganjal seraya memiringkan femur yang sakit guna memberikan tampak lateral pada femur yang sakit hal in dikarenakan pasien yang tidak kooperatif. • Bagian femur yang sakit dimiringkan semaksimal mungkin. c. Pengaturan Sinar • CR : 25º -30º menuju ke arah lateromedial tubuh • CP : pertengahan femur (body of femur) • FFD : 137cm • Faktor Eksposi : 67,8 kVp dan 5,7 3.4 Proteksi Radiasi Berdasarkan International Commission on Radiological Protection (ICPR) penggunaan prinsip ALARA sudah diterapkan di Instalasi Radiologi RSUD dr. Adhyatma, MPH. Namun penggunaan apron pada bagian atas tubuh pasien dan penggunaan gonald shield untuk melindungi organ vital masih belum digunakan.
  • 33. 26 3.5 Hasil Radiograf A. Proyeksi AP (Antero Posterior) Gambar 3. 4 Hasil Radiograf Teknik Pemeriksaan Femur AP B. Proyeksi Lateral (Mediolateral) Gambar 3. 5 Hasil Radiograf Teknik Pemeriksaan Femur Lateral
  • 34. 27 C. Hasil Ekspertise : Berdasarkan keterangan laporan hasil pemeriksaan dokter penegakkan diagnose kasus pada pemeriksaan Femur post orif adalah sebagai berikut : • Tampak terpasang 2 plate os Femur proksimal – tengah dan os Femur tengah. • Pada os Femur proksimal – tengah 1 plate – 7 screw – 2 screw diluar plate os Femur tengah 1 plate – 8 screw. • Aposisi dan alignment baik , celah fraktur (+). • Soft tissue bengkak • Hip joint baik. • Tampak terpasang drain. Kesan : ➢ Post ORIF os Femur proksimal dan tengah, kedudukan tulang dan fiksasi interna baik. 3.6 Pembahasan Kasus 1. Prosedur pemeriksaan femur pada pasien post orif di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH. Persiapan pasien pada proyeksi femur sudah sesuai dengan keadaan pasien post orif yaitu cukup dengan menyingkirkan seluruh benda yang dapat memberikan artefak pada hasil Radiograf. Dikutip dari Bontrager 2018 terdapat dua proyeksi dasar pada pemeriksaan femur yang
  • 35. 28 umum digunakan proyeksi AP (Antero Posterior) dan lateral (mediolateral). Pada kasus post orif pasien Tn. AS dilakukan proyeksi AP dan Lateral supine di atas brankar, teknik pemeriksaan yang dilakukan di RSUD dr. Adhyatma, MPH sudah sesuai dengan teori yang dikutip dari Bontragers 2018 yaitu menggunakan proyeksi AP dan Lateral. Namun pada kasus post orif kali ini pasien Tn. AS menggunakan proyeksi AP supine dan proyeksi Lateral dengan penyudutan arah sinar sekitar 25º - 30º. Penyudutan arah sinar pada proyeksi lateral ini bertujuan agar hasil Radiograf yang diberikan berbeda dari posisi AP serta memperkuat dan memberikan bentuk yang lebih lateral. Penulis setuju dengan modifikasi yang dilakukan pada pemeriksaan femur post orif pada pasien Tn. AS di Instalasi Radiologi dr. Adhyatma, MPH karena hasil radigraf yang tampak sudah cukup untuk dokter menegakkan diagnosa. Alternatif lain seperti menggunakan sinar horizontal tegak lurus bisa saja dilakukan, namun pada pasien Tn. AS tidak bisa dilakukan karena pen dipasang panjang hingga ke bagian trochanter of femur pasien sehingga arah sinar horizontal baik dari arah mediolateral ataupun lateromedial tubuh tidak bisa digunakan karena pen yang berada di trochanter dan neck of femur tidak akan terjangkau oleh sinar. 2. Alasan penyudutan arah sinar pada proyeksi radiografi femur lateral pada pasien post orif Tn. AS di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH.
  • 36. 29 Dikutip dari Bontrager 2018 pemeriksaan femur lateral harus menggunakan arah sinar vertical tegak lurus. Namun pada kasus kali ini proyeksi femur lateral harus dilakukan modifikasi penyinaran dengan menggunakan sudut 25º - 30º dikarenakan kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk dilakukan posisi true lateral, pasien mengalami multiple fraktur pada distal dan proksimal sehingga femur pasien terbagi menjadi tiga bagian dan telah dilakukan pemasangan pen yang cukup kompleks sehingga jika dipaksakan pasien akan sangat kesakitan. Selain itu pasien yang diantar dari ruang IBS belum sepenuhnya sadar sehingga tidak kooperatif dan tidak komunikatif untuk mengikuti instruksi. Penyudutan sinar dilakukan untuk melihat perbedaan gambar antara AP (antero posterior) dan Lateral dan juga untuk mendapatkan gambaran lateral yang lebih maksimal atau mendekati hasil true lateral. Pada hasil radiograf tampak perbedaan yang cukup yaitu pada posisi AP gambaran pen tampak jelas dan true AP, sedangkan pada posisi lateral dengan sinar yang disudutkan pen juga menampakkan hasil lateral yang cukup dan menampilkan hampir keseluruhan femur hingga ke bagian trochanter dan head of femur. Terdapat kekurangan pada foto lateral yang disudutkan yaitu femur yang tidak true lateral dikarenakan kondisi pasien yang tidak kooperatif. Namun karena hasil gambaran yang sudah cukup untuk menjadi penilaian dan bisa membantu menegakkan diagnosa, maka posisi tersebut tidak menjadi masalah.
  • 37. 30 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Teknik pemeriksaan radiografi Femur pada pasien post orif Tn. AS di instalasi radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH dimulai dari persiapan alat dan bahan, persiapan pasien, hingga proyeksi radiografi femur, sudah memenuhi kriteria dan sudah sesuai dengan keadaan pasien yang post orif. Pemeriksaan radograf femur di instalasi Radiologi RSUD Dr. Adhyatma, MPH pada pasien post orif Tn. As terdapat sedikit perbedaan teori dari Bontrager’s (2018) yaitu pada arah sinar dari proyeksi Lateral yang menggunakan sudut sekitar 25º - 30º. Hal ini dilakukan karena kondisi pasien yang tidak kooperatif dan sulit diajak komunikasi sehingga tidak memungkinkan untuk femur diposisikan true lateral, penyudutan arah sinar juga dilakukan untuk memberikan hasil lateral yang maksimal atau mendekati true lateral. 4.2 Saran Pada saat pemeriksaan femur sebaiknya tubuh bagian atas pasien ditutupi dengan apron guna melindungi bagian tubuh atas dari paparan radiasi. Dan jika memungkinkan pasien tetap diberi gonald shield untuk melindungi bagian vital pasien dari paparan radiasi.
  • 38. 31 DAFTAR PUSTAKA Bontrager, K. L, John P Lampignano. (2018). Textbook of Radiographic Positioning and Related Anatomy,ninth Edition St. Louise : Mosby Inc. Robbins, S. L., Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2017). Robbins Basic Pathology (10th ed.). Elsevier. Kumar, V., Abbas, A. K., Aster, J. C., & Robbins, S. L. (2015). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease (9th ed.). E-Book :Respiratory Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. https://orthoinfo.aaos.org. treatment internal fixation for fractures
  • 39. 32 LAMPIRAN D. LEMBAR PERMINTAAN FOTO 2. LEMBAR EXPERTiSE