SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Survey membuktikan…….!
Penanggulangan
(memperlambat habisnya IP address)
• Subnetting
• Supernetting alias Classless Inter-Domain
Routing (CIDR)
Facts Review
• Original IP address scheme
– Setiap jaringan fisik diberi sebuah network address
yang unik
– Setiap host di dalam sebuah jaringan mempunyai
network address sebagai prefix dari individual
address

(prefix)

(Individual address)
In the beginning…
• Para perancang TCP/IP tidak menyangka akan
pesatnya pertumbuhan (growth) jumlah jaringan
(dan hostnya) yang terhubung ke Internet
• Jumlah jaringan yang sangat banyak akan
membebani Internet
– Overhead administratif akan sangat banyak hanya
untuk me-manage network address
– Tabel ruting di dalam router akan sangat besar
(membebani Internet ketika terjadi pertukaran
informasi tabel ruting yang sangat besar)
– Alokasi alamat akan habis
• Khususnya alokasi kelas B akan cepat habis untuk
jaringan skala menengah
Cara menghemat IP address
• Menghemat pemberian network prefix
• Network prefix yang sama harus dipakai
bersama oleh sejumlah jaringan fisik
(subnetting)
• Untuk menghemat penggunaan alamat kelas B,
harus digunakan kelas C
Subnetting

All traffic
to 141.14.0.0
Keterangan gambar
• Jaringan dengan satu alamat kelas B tetapi memiliki lebih dari satu jaringan fisik
• Hanya router lokal (R1) yang mengetahui adanya beberapa jaringan fisik
• Router yang berada di Internet (in the rest of Internet) merutekan seluruh trafik ke
jaringan di atas seolah-olah jaringan tersebut hanya terdiri dari satu buah jaringan
Router lokal menggunakan oktet ke-3 untuk membedakan masing-masing jaringan
Contoh alamat tanpa subnetting
dan dengan subnetting

E 5 4 – T N – T lm t s a . IB
T04 2
ee aic L b T
Implementasi Subnet dgn Mask
• Digunakan subnet mask 32-bit
– Bit diset “1” : mesin dalam jaringan menganggap bit-bit pada
IP address yang sesuai sebagai subnet prefix
– Bit diset “0” : mesin mengganggap IP address yang sesuai
sebagai host identifier

• Contoh : subnet mask 11111111 11111111 11111111
00000000 menyatakan bahwa 3 oktet pertana dari IP
addres adalah subnet prefix (identifikasi jaringan)
sedangkan oktet ke empat mengidentifikasi host dalam
jaringan tersebut
Bit-wise operation
Default subnet mask
Class A - 255.0.0.0 - 11111111.00000000.00000000.00000000
Class B - 255.255.0.0 - 11111111.11111111.00000000.00000000
Class C - 255.255.255.0 - 11111111.11111111.11111111.00000000
Menghitung jumlah subnet dan host
• Jumlah subnet = 2n-2
– n = jumlah bit yang melebihi default subnet mask

• Jumlah total host = Jumlah subnet x jumlah host
dalam setiap subnet
• Subnet dengan semua “1” atau “0” dilarang
• Host address yang sudah direserve : “0” semua
(network ID) dan “1” semua (broadcast address)
Contoh
• 10001100.10110011.11011100.11001000 (140.179.220.200) IP Address
11111111.11111111.11100000.00000000 (255.255.224.000) Subnet Mask
• Pada contoh di atas digunakan 3 bit tambahan untuk subnet mask
• Maka ada 23-2 = 6 subnet yang masing-masing berisi 213-2=8190 host
– Host addres yang dapat di-assign pada setiap subnet adalah yang berada di antara subnet
address dan broadcast address
10001100.10110011.11000000.00000000 (140.179.192.000) Subnet Address
10001100.10110011.11011111.11111111 (140.179.223.255) Broadcast Address

•

Masing-masing subnet adalah :
–
–
–
–
–
–
–
–

•

10001100.10110011.00100000.00000000 : subnet 1 (140.179.32.0)
10001100.10110011. 01000000.00000000: subnet 2 (140.179.64.0)
10001100.10110011. 01100000.00000000: subnet 3 (140.179.96.0)
10001100.10110011. 10000000.00000000: subnet 4 (140.179.128.0)
10001100.10110011. 10100000.00000000: subnet 5 (140.179.160.0)
10001100.10110011. 11000000.00000000: subnet 6 (140.179.192.0)
10001100.10110011.00000000.00000000 : dilarang (subnet id 0 semua)
10001100.10110011. 11100000.00000000: dilarang (net id 1 semua)

Jumlah total host yang mungkin adalah 6x8190 = 49140
Variable subnetting
Subnet routing algorithm
• Tabel ruting konvensional hanya mengandung informasi
(network address, next hop address)
– Network address mengacu pada IP address dari jaringan
yang dituju (misalnya N) sedangkan next hop address adalah
alamat router berikutnya yang digunakan untuk mengirimkan
datagram ke N

• Tabel ruting dengan subnet mask :
(subnet mask, network address,next hop address)
– Router menggunakan subnet mask untuk meng-ekstrak
subnet id dari IP address tujuan. Hasilnya dibandingkan
dengan entry network address. Jika sesuai, maka datagram
dikirimkan melalui router yang ada di next hop address
Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
• Subnetting ditemukan pada tahun 80-an
• Tahun 1993 semakin disadari bahwa untuk
menghemat IP address tidak boleh hanya
mengandalkan teknik subnetting
• Lahirlah Classless addressing (supernet
addressing/supernetting)
Mengapa classless addressing?
• Classfull address tidak membagi network
address secara merata pada setiap kelas
– Ada kurang dari 17000 alamat kelas B yang dapat
di-assigned tetapi ada lebih dari 2 juta alamat kelas
C

• Permintaan akan alamat kelas C sangat lambat
• Permintaan yang banyak terhadap kelas B akan
mempercepat habisnya alamat kelas B (Running
Out of Address Space (ROADS) problem)
•
•

Misalnya ada sebuah organisasi skala menengah yang ingin bergabung ke
Internet
Mereka akan lebih suka memesan satu alamat IP kelas B karena
– Kelas C tidak dapat mengakomodasi lebih dari 254 hosts
– Alamat IP kelas B memiliki jumlah bit yang cukup untuk melakukan subnetting
secara leluasa

•

Untuk menghemat alamat IP kelas B dengan supernetting, organisasi tersebut
diberikan satu blok alamat IP kelas C
– Ukuran blok harus cukup besar sedemikian hingga organisasi tersebut dapat
memberi alamat pada setiap jaringannya

•

Contoh
– Organisasi meminta kelas B dan bermaksud menggunakan oktet ke tiga sebagai
field subnet (ada 28-2 = 254 subnet dengan masing-masing memiliki jumlah host
254; jumlah total host 254x254 = 64516)
– Dengan supernetting, organisasi itu dapat diberi sebanyak 256 alamat IP kelas C
yang berurutan (dengan blok sebesar ini, jumlah network yang bisa diberi alamat
adalah 254 network; masing-masing network dapat mengakomodasi 254 host)
• Keinginan organisasi tercapai, alamat kelas B bisa dihemat
• Supernetting menyebabkan informasi yang disimpan di
router (yang dipertukarkan dengan router lain) akan
sangat besar
– Pada contoh sebelumnya : kalau menggunakan alamat kelas
B hanya akan ada satu entry; bila menggunakan kelas C
akan ada 256 entry

• CIDR memecahkan masalah ini
• Pada CIDR, satu blok alamat dinyatakan oleh satu entry
dengan format (network address, count)
– Network address adalah alamat terkecil dari suatu blok
– Count menyatakan jumlah total network address di dalam
suatu blok
– Contoh : pasangan (192.5.48.0,3) menyatakan tiga network
address yaitu 192.5.48.0, 192.5.49.0, 192.5.50.0
– Dalam kenyataan, CIDR tidak hanya berlaku untuk kelas C
CIDR Address Blocks and Bit Masks
• CIDR mensyaratkan ukuran setiap blok alamat merupakan
kelipatan dua dan menggunakan bit masks untuk
mengidentifikasi ukuran blok
• Misalnya suatu organisasi diberi 2048 alamat yang berurutan
mulai dari 128.211.168.0, maka range alamatnya adalah :
128.211.168.0 (10000000 11010011 10101000 00000000) : the lowest
128.211.175.0 (10000000 11010011 10101111 00000000) : the highest

• CIDR memerlukan dua item untuk menyatakan suatu blok alamat
:
– 32 bit lowest address
– 32-bit masks

• Untuk contoh di atas, mask CIDR terdiri dari 21 bit “1”, yang
artinya pemisahan anatra prefix dan suffix terjadi setelah bit ke21
– Mask : 11111111 11111111 11111000 00000000
Notasi CIDR
• Untuk identifikasi blok CIDR diperlukan address
dan mask, maka dibuat notasi yang lebih
pendek : CIDR notation (slash notation)
• Slash notation untuk contoh sebelumnya adalah
128.211.168.0/21 dimana 21 menyatakan 21-bit
masks
CIDR Block Prefix
/27
/26
/25
/24
/23
/22
/21
/20

# Equivalent Class C
1/8th of a Class C
1/4th of a Class C
1/2 of a Class C
1 Class C
2 Class C
4 Class C
8 Class C
16 Class C

# of Host Addresses
32 hosts
64 hosts
128 hosts
256 hosts
512 hosts
1,024 hosts
2,048 hosts
4,096 hosts

/19

32 Class C

8,192 hosts

/18

64 Class C

16,384 hosts

/17

128 Class C

32,768 hosts

/16

256 Class C

65,536 hosts

(= 1 Class B)
/15

512 Class C

131,072 hosts

/14

1,024 Class C

262,144 hosts

/13

2,048 Class C

524,288 hosts
• Keuntungan classless addressing : fleksibilitas
dalam pemberian blok IP address
• Misal sebuah ISP memiliki jatah alamat
128.211.0.0/16
– ISP tsb. dapat memberi pelanggan mereka 2048
alamat dalam range /21 (seperti contoh sebelumnya)
– Di lain waktu, mereka dapat memberi alamat kepada
klien yang kecil (hanya dengan 2 komputer) dengan
range /29 (128.211.176.212/29)

More Related Content

What's hot (19)

Praktikum 5 subnetting
Praktikum 5 subnettingPraktikum 5 subnetting
Praktikum 5 subnetting
 
Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6Sunetting IPv4 dan IPv6
Sunetting IPv4 dan IPv6
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkomIP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
IP Address, Subnetting, Routing Makalah jarkom
 
Pertemuan 10
Pertemuan 10Pertemuan 10
Pertemuan 10
 
Subnetting
SubnettingSubnetting
Subnetting
 
Pertemuan 13 subnetting cara analisis
Pertemuan 13   subnetting cara analisisPertemuan 13   subnetting cara analisis
Pertemuan 13 subnetting cara analisis
 
Sub Neting Alamat Jaringan
Sub Neting  Alamat JaringanSub Neting  Alamat Jaringan
Sub Neting Alamat Jaringan
 
Subnetting dan Supernetting
Subnetting dan SupernettingSubnetting dan Supernetting
Subnetting dan Supernetting
 
Subnetting
SubnettingSubnetting
Subnetting
 
Subnetting
SubnettingSubnetting
Subnetting
 
Pertemuan 12 subnetting cara cepat
Pertemuan 12   subnetting cara cepatPertemuan 12   subnetting cara cepat
Pertemuan 12 subnetting cara cepat
 
Ip address
Ip address Ip address
Ip address
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
Subnetting
SubnettingSubnetting
Subnetting
 
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
Pembahasan Solusi Perhitungan Subnetting untuk Lab 11.7.5 Packet Tracer - Sub...
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 
Lajarkom
LajarkomLajarkom
Lajarkom
 
Ip address
Ip addressIp address
Ip address
 

Viewers also liked (14)

Metal Hip Infographic: Problems With DePuy & Other Metal-On-Metal Hips
Metal Hip Infographic: Problems With DePuy & Other Metal-On-Metal HipsMetal Hip Infographic: Problems With DePuy & Other Metal-On-Metal Hips
Metal Hip Infographic: Problems With DePuy & Other Metal-On-Metal Hips
 
Hepatitis c
Hepatitis cHepatitis c
Hepatitis c
 
pbo 1
pbo 1pbo 1
pbo 1
 
Marcia ncdc presentation
Marcia  ncdc presentationMarcia  ncdc presentation
Marcia ncdc presentation
 
Keeping the ncdc strategic plan on track
Keeping the ncdc strategic plan on trackKeeping the ncdc strategic plan on track
Keeping the ncdc strategic plan on track
 
Why norwich
Why norwichWhy norwich
Why norwich
 
Infographic – Truck Accidents: Big Dangers Lurking On The Roads
Infographic – Truck Accidents: Big Dangers Lurking On The RoadsInfographic – Truck Accidents: Big Dangers Lurking On The Roads
Infographic – Truck Accidents: Big Dangers Lurking On The Roads
 
2012 annual board mtg bob
2012 annual board mtg bob2012 annual board mtg bob
2012 annual board mtg bob
 
ESAY EA
ESAY EAESAY EA
ESAY EA
 
konsep-dasar-sistem-komputer
konsep-dasar-sistem-komputerkonsep-dasar-sistem-komputer
konsep-dasar-sistem-komputer
 
DIGITAL MIKRO
DIGITAL MIKRODIGITAL MIKRO
DIGITAL MIKRO
 
Aqidah islam
Aqidah islamAqidah islam
Aqidah islam
 
rpp merakit komputer
rpp merakit komputerrpp merakit komputer
rpp merakit komputer
 
dasar OOP
dasar OOPdasar OOP
dasar OOP
 

Similar to about subnet (20)

slide_8b_-_subnetting (1).ppt
slide_8b_-_subnetting (1).pptslide_8b_-_subnetting (1).ppt
slide_8b_-_subnetting (1).ppt
 
IP Address dan Subnetting.pptx
IP Address dan Subnetting.pptxIP Address dan Subnetting.pptx
IP Address dan Subnetting.pptx
 
Subneting dan super neting
Subneting dan super netingSubneting dan super neting
Subneting dan super neting
 
Pengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptxPengalamatan Jaringan.pptx
Pengalamatan Jaringan.pptx
 
Ip Address
Ip AddressIp Address
Ip Address
 
Subnetting.pptx
Subnetting.pptxSubnetting.pptx
Subnetting.pptx
 
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdfUK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
UK1 - Merancang Pengalamatan Jaringan.pdf
 
06 - JNA - Pengalamatan jaringan.pptx
06 - JNA - Pengalamatan jaringan.pptx06 - JNA - Pengalamatan jaringan.pptx
06 - JNA - Pengalamatan jaringan.pptx
 
5. CIDR VLSM.ppt
5. CIDR VLSM.ppt5. CIDR VLSM.ppt
5. CIDR VLSM.ppt
 
5. CIDR VLSM.ppt
5. CIDR VLSM.ppt5. CIDR VLSM.ppt
5. CIDR VLSM.ppt
 
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptxSubneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
Subneting PPT Jarkom Rks[1].pptx
 
Modul 4 ip dan netmask
Modul 4 ip dan netmaskModul 4 ip dan netmask
Modul 4 ip dan netmask
 
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptxMateri 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
Materi 3. PENGALAMATAN JARINGAN cidr DAN vlsm.pptx
 
UIII.pptx
UIII.pptxUIII.pptx
UIII.pptx
 
Modul 3 subnetting
Modul 3 subnettingModul 3 subnetting
Modul 3 subnetting
 
5 ip address
5 ip address5 ip address
5 ip address
 
3988250.ppt
3988250.ppt3988250.ppt
3988250.ppt
 
Pertemuan 11
Pertemuan 11Pertemuan 11
Pertemuan 11
 
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptxpengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
pengalamatanjaringan-230615072434-2f6b5ac1.pptx
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 

about subnet

  • 1.
  • 3. Penanggulangan (memperlambat habisnya IP address) • Subnetting • Supernetting alias Classless Inter-Domain Routing (CIDR)
  • 4. Facts Review • Original IP address scheme – Setiap jaringan fisik diberi sebuah network address yang unik – Setiap host di dalam sebuah jaringan mempunyai network address sebagai prefix dari individual address (prefix) (Individual address)
  • 5.
  • 6. In the beginning… • Para perancang TCP/IP tidak menyangka akan pesatnya pertumbuhan (growth) jumlah jaringan (dan hostnya) yang terhubung ke Internet
  • 7. • Jumlah jaringan yang sangat banyak akan membebani Internet – Overhead administratif akan sangat banyak hanya untuk me-manage network address – Tabel ruting di dalam router akan sangat besar (membebani Internet ketika terjadi pertukaran informasi tabel ruting yang sangat besar) – Alokasi alamat akan habis • Khususnya alokasi kelas B akan cepat habis untuk jaringan skala menengah
  • 8. Cara menghemat IP address • Menghemat pemberian network prefix • Network prefix yang sama harus dipakai bersama oleh sejumlah jaringan fisik (subnetting) • Untuk menghemat penggunaan alamat kelas B, harus digunakan kelas C
  • 9. Subnetting All traffic to 141.14.0.0 Keterangan gambar • Jaringan dengan satu alamat kelas B tetapi memiliki lebih dari satu jaringan fisik • Hanya router lokal (R1) yang mengetahui adanya beberapa jaringan fisik • Router yang berada di Internet (in the rest of Internet) merutekan seluruh trafik ke jaringan di atas seolah-olah jaringan tersebut hanya terdiri dari satu buah jaringan
  • 10. Router lokal menggunakan oktet ke-3 untuk membedakan masing-masing jaringan
  • 11. Contoh alamat tanpa subnetting dan dengan subnetting E 5 4 – T N – T lm t s a . IB T04 2 ee aic L b T
  • 12. Implementasi Subnet dgn Mask • Digunakan subnet mask 32-bit – Bit diset “1” : mesin dalam jaringan menganggap bit-bit pada IP address yang sesuai sebagai subnet prefix – Bit diset “0” : mesin mengganggap IP address yang sesuai sebagai host identifier • Contoh : subnet mask 11111111 11111111 11111111 00000000 menyatakan bahwa 3 oktet pertana dari IP addres adalah subnet prefix (identifikasi jaringan) sedangkan oktet ke empat mengidentifikasi host dalam jaringan tersebut
  • 13.
  • 15. Default subnet mask Class A - 255.0.0.0 - 11111111.00000000.00000000.00000000 Class B - 255.255.0.0 - 11111111.11111111.00000000.00000000 Class C - 255.255.255.0 - 11111111.11111111.11111111.00000000
  • 16. Menghitung jumlah subnet dan host • Jumlah subnet = 2n-2 – n = jumlah bit yang melebihi default subnet mask • Jumlah total host = Jumlah subnet x jumlah host dalam setiap subnet • Subnet dengan semua “1” atau “0” dilarang • Host address yang sudah direserve : “0” semua (network ID) dan “1” semua (broadcast address)
  • 17. Contoh • 10001100.10110011.11011100.11001000 (140.179.220.200) IP Address 11111111.11111111.11100000.00000000 (255.255.224.000) Subnet Mask • Pada contoh di atas digunakan 3 bit tambahan untuk subnet mask • Maka ada 23-2 = 6 subnet yang masing-masing berisi 213-2=8190 host – Host addres yang dapat di-assign pada setiap subnet adalah yang berada di antara subnet address dan broadcast address 10001100.10110011.11000000.00000000 (140.179.192.000) Subnet Address 10001100.10110011.11011111.11111111 (140.179.223.255) Broadcast Address • Masing-masing subnet adalah : – – – – – – – – • 10001100.10110011.00100000.00000000 : subnet 1 (140.179.32.0) 10001100.10110011. 01000000.00000000: subnet 2 (140.179.64.0) 10001100.10110011. 01100000.00000000: subnet 3 (140.179.96.0) 10001100.10110011. 10000000.00000000: subnet 4 (140.179.128.0) 10001100.10110011. 10100000.00000000: subnet 5 (140.179.160.0) 10001100.10110011. 11000000.00000000: subnet 6 (140.179.192.0) 10001100.10110011.00000000.00000000 : dilarang (subnet id 0 semua) 10001100.10110011. 11100000.00000000: dilarang (net id 1 semua) Jumlah total host yang mungkin adalah 6x8190 = 49140
  • 19. Subnet routing algorithm • Tabel ruting konvensional hanya mengandung informasi (network address, next hop address) – Network address mengacu pada IP address dari jaringan yang dituju (misalnya N) sedangkan next hop address adalah alamat router berikutnya yang digunakan untuk mengirimkan datagram ke N • Tabel ruting dengan subnet mask : (subnet mask, network address,next hop address) – Router menggunakan subnet mask untuk meng-ekstrak subnet id dari IP address tujuan. Hasilnya dibandingkan dengan entry network address. Jika sesuai, maka datagram dikirimkan melalui router yang ada di next hop address
  • 20. Classless Inter-Domain Routing (CIDR) • Subnetting ditemukan pada tahun 80-an • Tahun 1993 semakin disadari bahwa untuk menghemat IP address tidak boleh hanya mengandalkan teknik subnetting • Lahirlah Classless addressing (supernet addressing/supernetting)
  • 21. Mengapa classless addressing? • Classfull address tidak membagi network address secara merata pada setiap kelas – Ada kurang dari 17000 alamat kelas B yang dapat di-assigned tetapi ada lebih dari 2 juta alamat kelas C • Permintaan akan alamat kelas C sangat lambat • Permintaan yang banyak terhadap kelas B akan mempercepat habisnya alamat kelas B (Running Out of Address Space (ROADS) problem)
  • 22. • • Misalnya ada sebuah organisasi skala menengah yang ingin bergabung ke Internet Mereka akan lebih suka memesan satu alamat IP kelas B karena – Kelas C tidak dapat mengakomodasi lebih dari 254 hosts – Alamat IP kelas B memiliki jumlah bit yang cukup untuk melakukan subnetting secara leluasa • Untuk menghemat alamat IP kelas B dengan supernetting, organisasi tersebut diberikan satu blok alamat IP kelas C – Ukuran blok harus cukup besar sedemikian hingga organisasi tersebut dapat memberi alamat pada setiap jaringannya • Contoh – Organisasi meminta kelas B dan bermaksud menggunakan oktet ke tiga sebagai field subnet (ada 28-2 = 254 subnet dengan masing-masing memiliki jumlah host 254; jumlah total host 254x254 = 64516) – Dengan supernetting, organisasi itu dapat diberi sebanyak 256 alamat IP kelas C yang berurutan (dengan blok sebesar ini, jumlah network yang bisa diberi alamat adalah 254 network; masing-masing network dapat mengakomodasi 254 host) • Keinginan organisasi tercapai, alamat kelas B bisa dihemat
  • 23. • Supernetting menyebabkan informasi yang disimpan di router (yang dipertukarkan dengan router lain) akan sangat besar – Pada contoh sebelumnya : kalau menggunakan alamat kelas B hanya akan ada satu entry; bila menggunakan kelas C akan ada 256 entry • CIDR memecahkan masalah ini • Pada CIDR, satu blok alamat dinyatakan oleh satu entry dengan format (network address, count) – Network address adalah alamat terkecil dari suatu blok – Count menyatakan jumlah total network address di dalam suatu blok – Contoh : pasangan (192.5.48.0,3) menyatakan tiga network address yaitu 192.5.48.0, 192.5.49.0, 192.5.50.0 – Dalam kenyataan, CIDR tidak hanya berlaku untuk kelas C
  • 24. CIDR Address Blocks and Bit Masks • CIDR mensyaratkan ukuran setiap blok alamat merupakan kelipatan dua dan menggunakan bit masks untuk mengidentifikasi ukuran blok • Misalnya suatu organisasi diberi 2048 alamat yang berurutan mulai dari 128.211.168.0, maka range alamatnya adalah : 128.211.168.0 (10000000 11010011 10101000 00000000) : the lowest 128.211.175.0 (10000000 11010011 10101111 00000000) : the highest • CIDR memerlukan dua item untuk menyatakan suatu blok alamat : – 32 bit lowest address – 32-bit masks • Untuk contoh di atas, mask CIDR terdiri dari 21 bit “1”, yang artinya pemisahan anatra prefix dan suffix terjadi setelah bit ke21 – Mask : 11111111 11111111 11111000 00000000
  • 25. Notasi CIDR • Untuk identifikasi blok CIDR diperlukan address dan mask, maka dibuat notasi yang lebih pendek : CIDR notation (slash notation) • Slash notation untuk contoh sebelumnya adalah 128.211.168.0/21 dimana 21 menyatakan 21-bit masks
  • 26. CIDR Block Prefix /27 /26 /25 /24 /23 /22 /21 /20 # Equivalent Class C 1/8th of a Class C 1/4th of a Class C 1/2 of a Class C 1 Class C 2 Class C 4 Class C 8 Class C 16 Class C # of Host Addresses 32 hosts 64 hosts 128 hosts 256 hosts 512 hosts 1,024 hosts 2,048 hosts 4,096 hosts /19 32 Class C 8,192 hosts /18 64 Class C 16,384 hosts /17 128 Class C 32,768 hosts /16 256 Class C 65,536 hosts (= 1 Class B) /15 512 Class C 131,072 hosts /14 1,024 Class C 262,144 hosts /13 2,048 Class C 524,288 hosts
  • 27. • Keuntungan classless addressing : fleksibilitas dalam pemberian blok IP address • Misal sebuah ISP memiliki jatah alamat 128.211.0.0/16 – ISP tsb. dapat memberi pelanggan mereka 2048 alamat dalam range /21 (seperti contoh sebelumnya) – Di lain waktu, mereka dapat memberi alamat kepada klien yang kecil (hanya dengan 2 komputer) dengan range /29 (128.211.176.212/29)