2. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
TANTANGAN DAN KEBIJAKAN
TRANSFORMASI TEKNOLOGI KESEHATAN
4. TANTANGAN DIGITALISASI KESEHATAN
Logistik
Kesehatan
Belum
Terintegrasi
Kurangnya
Ketersediaan
dan
Pemanfaatan
Data
Belum
Tersedia
Regulasi
Keterbatasa
n
SDM
Belum
Efisien
TANTANGA
N
BELUM TERINTEGRASI
● Belum terintegrasinya data antara sistem bidang kesehatan
(terutama data rekam medis) karena belum tersedianya
sistem penghubung dan manajemen interoperabilitas antar
sistem informasi kesehatan & bidang lain yang terkait;
BELUM EFISIEN
● Banyaknya jumlah aplikasi bidang kesehatan yang tersedia
sehingga beban entri dan pelaporan di fasyankes besar,
dampak dari banyaknya sistem informasi yang saling tumpang
tindih dan belum terintegrasi;
KURANGNYA KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN DATA
● Tidak tersedianya data yang dapat dibagipakaikan dan
dimanfaatkan oleh oleh berbagai stakeholder tingkat pusat,
daerah, dan masyarakat. Sehingga data tidak dimanfaatkan
dalam pembuatan kebijakan.
KETERBATASAN SDM
● Masih kurangnya jumlah dan kompetensi SDM IT Kesehatan
terutama yang mampu menganalisa data bidang kesehatan.
BELUM TERSEDIANYA PAYUNG REGULASI BAGI INDUSTRI
● Belum tersedianya regulasi bagi Industri IT Kesehatan seperti
regulasi terkait layanan kesehatan digital, seperti
telemedicine, RME dan resep elektronik dan dibutuhkannya
regulatory sandbox.
5. TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN 2021-2024
5
5 RPJMN dan 6 Pilar Transformasi
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan
Meningkatkan kesehatan
ibu, anak, keluarga
berencana dan kesehatan
reproduksi
Mempercepat perbaikan
gizi masyarakat
Memperbaiki
pengendalian penyakit
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat
(GERMAS)
Memperkuat sistem
kesehatan &
pengendalian obat dan
makanan
6
kategori
utama
Outcome
RPJMN
bidang
kesehatan
Edukasi
penduduk
7 kampanye utama:
imunisasi, gizi
seimbang, olah raga,
anti rokok, sanitasi &
kebersihan
lingkungan, skrining
penyakit, kepatuhan
pengobatan
Pencegahan
primer
Penambahan
imunisasi rutin
menjadi 14 antigen
dan perluasan
cakupan di seluruh
Indonesia.
Pencegahan
sekunder
Skrining 14 penyakit
penyebab kematian
tertinggi di tiap
sasaran usia, skrining
stunting, &
peningkatan ANC
untuk kesehatan ibu &
bayi.
Meningkatkan
kapasitas dan
kapabilitas
layanan primer
Pembangunan
Puskesmas di 171
kec., penyediaan 40
obat esensial,
pemenuhan SDM
kesehatan primer
Transformasi layanan
rujukan
Meningkatkan
akses dan mutu
layanan
sekunder & tersier
Pembangunan RS di
Kawasan Timur,
jejaring pengampuan
6 layanan unggulan,
kemitraan dengan
world’s top healthcare
centers.
Memperkuat
ketahanan
tanggap darurat
Jejaring nasional
surveilans berbasis
lab, tenaga cadangan
tanggap darurat,
table top exercise
kesiapsiagaan krisis.
Regulasi pembiayaan kesehatan
dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan
pemanfaatan yang efektif dan efisien.
Transformasi sistem
pembiayaan kesehatan
Penambahan kuota mahasiswa,
beasiswa dalam & luar negeri,
kemudahan penyetaraan nakes
lulusan luar negeri.
Transformasi SDM
Kesehatan
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
Transformasi teknologi
kesehatan
1 Transformasi layanan primer 2 3 Transformasi sistem ketahanan
kesehatan
4
Meningkatkan
ketahanan sektor
farmasi & alat
kesehatan
Produksi dalam
negeri 14 vaksin rutin,
top 10 obat, top 10
alkes by volume & by
value.
5 6
a b c d a b
6. 1. Sistem Data
Kesehatan
Nasional
2.Integrasi
Sistem Data
Kesehatan
3.
Pembangunan
Sistem Analisa
Big Data
Kesehatan
4. Aplikasi
Kesehatan
Terintegrasi
5. Peningkatan
SDM
Informatika
Kesehatan
6. Helpdesk
Aplikasi
Kesehatan
7.Perluasan
Teknologi
Telemedicine
8. Pengembangan
Ekosistem Produk
Inovasi Teknologi
Kesehatan
Implementasi
Sistem Kesehatan
Nasional Berbasis
Individu
(Integrated
Electronic Medical
and Health
Record)
Integrasi Layanan
Sistem Elektronik
Antar Instansi
Kesehatan,
Pemerintah, dan
Industri
Kesehatan
Pembangunan
Ekosistem Sistem
Big Data Berbasis
Analisa Kecerdasan
Buatan (AI) Pada
Pemerintah Pusat
dan Daerah
Digitalisasi dan
Integrasi Sistem
Informasi Layanan
Kesehatan
(Puskesmas,
Klinik, RS, Lab,
dan Apotek)
Integrasi Proses
Bisnis dan
Peningkatan
Kapasitas SDM
Terkait
Kemampuan
Health
Informatics
Ketersediaan
Helpdesk dan
Sistem
Customer
Management
Aplikasi
Kesehatan
Perluasan
Implementasi
Telemedicine
dari Fasilitas
Kesehatan ke
Masyarakat
Implementasi
Regulatory
Sandbox dan
inkubasi
pengembangan
inovasi Teknologi
Kesehatan 4.0
A. Integrasi dan Pengembangan Data
Kesehatan
B. Integrasi dan Pengembangan Aplikasi
Pelayanan Kesehatan
C. Pengembangan Ekosistem Teknologi
Kesehatan
Meningkatkan mutu kebijakan
kesehatan berbasis Data yang
akurat, mutakhir, dan lengkap
Efisiensi Pelayanan Kesehatan
pada tingkat Puskesmas, Klinik,
Rumah Sakit, Lab, dan Apotek
Terciptanya kolaborasi dan ekosistem
inovasi digital kesehatan antara
Pemerintah, Industri, Universitas dan
Masyarakat
OUTCOME OUTCOME
OUTCOME
6
Prioritas Transformasi Teknologi Kesehatan
3 Kegiatan Prioritas dengan 9 Program Transformasi Teknologi Kesehatan
Integrasi riset
pengembangan
produk
biotechnology
dengan penyedia
pelayanan
kesehatan
9. Integrasi Riset
Bioteknologi
Kesehatan
7. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
KEBIJAKAN DAN PETA JALAN
SATU DATA KESEHATAN
8. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan 8
Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Dasar Kebijakan Satu Data Kesehatan
• Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2014 tentang Sistem Informasi
Kesehatan
• Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun
2018 tentang Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik
• Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun
2019 tentang Satu Data Indonesia
• Permenkes Nomor 97 Tahun 2015
tentang Peta Jalan SIK Tahun 2015-2019
• PerUU lainnya
• Sedang
disusun RPMK
Satu Data
Kesehatan
9. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Kebijakan Satu Data Indonesia
Satu Data Indonesia | Merupakan sebuah inisiatif Pemerintah untuk
meningkatkan interoperabilitas dan pemanfaatan data pemerintah.
Satu
Standar
Data
Satu
Meta
data
Interope
rabilitas
Data
Kode
Referensi
dan Data
Induk
Kebijakan tata kelola data Pemerintah
untuk menghasilkan data yang akurat,
mutakhir, terpadu, dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta mudah
diakses dan dibagipakaikan antar K/L
dan Perangkat Daerah, melalui
pemenuhan standar data, metadata,
interoperabilitas data, dan
menggunakan kode referensi dan data
Induk.
Perpres No 39 Tahun 2019 Satu Data Indonesia
10. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Memperkokoh Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik
dalam Mewujudkan
Pembangunan Nasional
Menuju TPB
PEMBANGUNAN
NASIONAL
PEMERINTAHAN YANG
BAIK
PERPRES NO 39 THN 2019 SATU
DATA INDONESIA
DATA GOVERNANCE PERATURAN PEMERINTAH NO 46
THN 2014 SIK
HIS GOVERNANCE
PERPRES NO 95 THN 2018 SISTEM
PEMERINTAHAN BERBASIS
ELEKTRONIK
IT GOVERNANCE
Regulasi dan Tata Kelola Sistem Informasi Kesehatan
11. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan 11
Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Kebijakan Satu Data Kesehatan
STANDARISASI pada
semua simpul proses
pengelolaan data
Berbagi pakai data
(data sharing) melalui
INTER-
OPERABILITAS
KEBIJAKAN SATU
DATA KESEHATAN
Pemanfaatan data
untuk pengambilan
keputusan berdasar
bukti
AKUNTABILITAS
• Standarisasi pada semua simpul proses
pengelolaan data mencakup standarisasi
dataset, metadata, dan sistem pada
simpul pengumpulan, pengolahan, dan
analisis, serta penyajian dan
penyebarluasan data dan informasi.
• Berbagi pakai data (data sharing) melalui
interoperabilitas mencakup berbagi
pakai data pada sistem informasi layanan
kesehatan dan berbagi pakai data pada
sistem informasi pelaporan dan monev.
• Pemanfaatan data untuk pengambilan
keputusan berdasar bukti (akuntabilitas)
mencakup proses kliring data untuk
memperoleh satu data dan penyediaan
akses data melalui portal untuk berbagai
pihak sesuai dengan kewenangannya.
1
2 3
12. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Arsitektur Satu Data Kesehatan
DD
Layanan Interoperabilitas Data Kesehatan ( LIDK )
Health Information Exchange (HIE)
SIKDA
Generik
Aplikasi SI
Puskesmas
Lainnya
SIHA /SITT SISDMK SIMRS eLogistik
Sistem
Lainnya
SITT
SIHA
Klinik swasta, Lapas, dll
Klinik VCT, dll
SITT
SIHA
P u s k e s m a s Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas
Sistem lainnya
Klinik swasta, dll
Aplikasi KS
DWH
13. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Peta Jalan Satu Data Kesehatan
2018
piloting, disain
implementasi,
kebijakan
2019
5% dari 514
kab/kota: 26
kab/kota
2020
30% :155 kab/kota
2021
60% : 309 kab/kota
2022
90% : 463 kab kota
| KOMDAT | SIHA | SITT | SISMAL | KIA | KS | SISDMK | ASPAK |
SG | Ap SIP lain | SIRS-Online | PTM | Kesling | Kusta
• GF HSS: 10 kab/kota
• GF ATM: 50 kab/kota
• DLI I-SPHERE WB
• APBN
DLI 1:
Kabupaten/Kota yang Tercakup di Dasbor
Data dan Informasi Kesehatan
14. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
APLIKASI SATU DATA KESEHATAN
15. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan 15
Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
DHIS2 sebagai Platform Satu Data Kesehatan
• District Health Information Software version 2 atau
disingkat juga DHIS2 adalah sebuah aplikasi
datawarehouse untuk mengumpulkan, memvalidasi,
menganalisis, dan menampilkan dalam bentuk tabel,
diagram, maupun peta (GIS) data agregat dan data
transaksi.
• DHIS2 merupakan aplikasi terbuka (open source)
untuk membantu pengumpulan data, memproses dan
menganalisis informasi kesehatan.
• Tujuan dari penggunaan DHIS2 adalah untuk
menghasilkan, menganalisis, dan menyebarluaskan
informasi kesehatan untuk mendukung penyusunan
kebijakan, manajemen, perencanaan, pengalokasian
anggaran, implementasi program kesehatan,
monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan dan
program-program intervensi di sektor kesehatan.
Karuri et al. 2014. DHIS2: The Tool to Improve Health Data Demand and Use in Kenya
16. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan 16
Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
DHIS2 sebagai Platform Satu Data Kesehatan
• Free software dan open source
• Pendekatan datawarehouse dengan
data dari berbagai sumber (laporan
rutin, data populasi, data peta)
• Lebih banyak untuk dukungan
manajemen sistem kesehatan dan
kesehatan masyarakat
• Mengedepankan integrasi dari
berbagai sistem yang sudah ada,
bukan membuat aplikasi baru
• Mempromosikan penggunaan
standar data (data element dan
metadata)
• Manfaat utama terletak pada
penggunaan informasi untuk
pengambilan keputusan.
• Mendukung proses aliran data
kesehatan baik secara vertikal
maupun horizontal
• Mempermudah skalabilitas dan
kesinambungan sistem informasi
• Bersifat fleksibel dan dapat
dikembangkan sesuai kebutuhan lokal
(daerah)
• DHIS2 digunakan untuk integrasi data
dan memvisualisasikan (tidak
melakukan data entry)
17. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Sejarah DHIS2 di Indonesia
2012
• Introduce Oslo
team to academic
community and
MoH
2013
• DHIS2 Introduction
to Pusdatin
(WHO)
• Involvment
Pusdatin staff in
DHIS2 academy,
India
• DHIS2
Presentation at
FIKI 2013 based on
DI Yogyakarta pilot
testing
2014
• Malaria staff of
MoH join DHIS2
Academy in
Vietnam
• Introduction DHIS2
to Malaria
Program MoH)
2015
• Workshop DHIS2
at FIKI 2015
Conference,
Yogyakarta
involving HIS staff
district and
provincial level
• DHIS2 presented
at AeHIN General
Meeting in Bali,
Indonesia
2016
• WHO visitation for
HIS Strengthening
in Indonesia
• Global Fund
project for DHIS2
technical support
and
implementation
• Preparing DHIS2
Indonesia as
datawarehouse
for ATM
programs
• Serial Capacity
Building of DHIS2
with Oslo
University
• Establish of
DHIS2 Indonesia
Core Team
2017
• Develop module
and training
materials for
DHIS2 Indonesia
• Roll out DHIS2 at 5
Province and 10
Districts
• Develop DHIS2
blue print for 6
health programs
2018-2020
• Ekspansi (50
district dana GF)
• District lain APBN
Phase 0 Phase 2
Phase 1
18. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan 18
Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Pemanfaatan DHIS2 di Indonesia
Pengumpulan Data
•Aplikasi Terpusat (spt : SIHA,
SITT, ...)
Integrasi dan
Interoperabilitas Data
Data Warehouse Dashbord Penyajian Analisis Data
• District Health Information Software version 2 atau disingkat juga DHIS2 adalah
sebuah aplikasi datawarehouse untuk mengumpulkan, memvalidasi, menganalisis,
dan menampilkan dalam bentuk tabel, diagram, maupun peta (GIS) data agregat dan
data transaksi.
• DHIS2 adalah nama sebuah platform aplikasi yang dikembangkan oleh Universitas
Oslo
• DHIS2 mempunyai nama berbeda di berbagai negara
• Pemanfaatan di Indonesia sebagai bank data dan dashboard untuk mewujudkan
satu data kesehatan
– LIDK “Layanan Interoperabilitas Data Kesehatan”
– ASDK “Aplikasi Satu Data Kesehatan”
LIDK
ASDK
19. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
LIDK – ASDK – OPEN DASHBOARD
20. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Layanan Interoperabilitas Data Kesehatan
ASDK
LIDK
DW
PUSKESMAS RS PROGRAM
MD HDD
LIDK adalah
service bus yang
digunakan sebagai
fasilitas berbagi
pakai data
kesehatan
Berbagi pakai data kesehatan pada
sistem informasi pelayanan
kesehatan (transaksi data individu)
dan sistem informasi pelaporan
(transaksi data agregat)
| STANDAR DATASET |
| STANDAR METADATA |
21. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
DHIS2 Sebagai Datawarehouse
Manual/ Semi
Manual
Multiple eHealth
Population Data
Individual Data
Other Data
DHIS2
Data
Sources
(Aggregate
and
Individual)
Statistical
Tools
Dashboards
Fix Format
Reporting
Secondary
Data Use
Information
Outputs
Datawarehouse
22. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Menghubungkan Berbagai Sumber Data
• Sebagian besar data
berbasis fasilitas
kesehatan dan wilayah
• Unik ID Fasilitas
Kesehatan dan ID
Wilayah menjad
penghubung sumber
data satu dengan data
lainnya
DHIS2
Data Pelayanan di
Fasilitas
Kesehatan
Data SDM Kesehatan
per Fasiltias Kesehatan
DHIS2 dapat menghitung beberapa
indikator dari ketiga sumber yang
berbeda dengan penghubung ID
Faskes atau ID Wilayah, contoh:
1.Rata-rata persalinan per bidan, per
fasilitas, per bulan
2.Rasio bidan per penduduk
3.Persalinan per kelompok usia
Integrasi
Integrasi
Data Penduduk
per wilayah per
kelompok usia
Data pelayanan
persalinan per
fasilitas kesehatan
per bulan Integrasi
23. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Integrasi Data ke ASDK
Sumber Data
•HIV
•TB
•Malaria
•Komdat
•SIKDA Generik
•dll
Transfer
Data
•Periodically
•Tranformasi ke platform
DHIS2 (ASDK)
Tool
Analysis
•Pivot Table
•Chart
•Map
•Dashboard
WebApi
WebApi /
Database
Data Element Periode
orgUnit
(Faskes)
(1) Membuat metadata (Data Element dan pemetaan
orgUnit)
(2) Membuat aplikasi Transfer Data Ujicoba Monitor
Hasil
* 1 Sumber Data dengan waktu 3 minggu
Data Quality dan
Pembuatan Analysis
oleh User
24. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Fitur-Fitur ASDK
• Metadata dan analytic file dikelola oleh masing-masing program
(mekanisme sharing)
• Verifikasi dan Validasi
• Analytic Tools (Pivot Table, Chart, Maps, Dashboard, Scorecard)
• Email Broadcast
• Interpretation
• Share Information ke Web Portal Lain
• Maintenance (versi 2.33) sebelumnya dikenal sebagai “Setting”
• Import-Export
• Data Quality Tool
25. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Pivot, Chart, Map, dan Dashboard
Analisis dilakukan secara mandiri oleh
pengguna, baik dengan pivot table, chart,
map, dan diinsert ke dalam dashboard
26. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Kelurahan/Desa
Kecamatan
Cadre
Cadre
Cadre
Cadre
Cadre
Cadre
Indonesia
Provinsi
Kabupaten/Kota
Poskesde
s
Rumah
Sakit
Kader Kader Kader
Fasilitas Kesehatan
Wilayah admnistrasi
Aliran data
Pustu Polindes
Puskesmas
WHERE Hirarki Organisasi Pada ASDK
• Indonesia
• NTB
• Lombok Barat
• ………..
• Lombok Timur
• RSU Dr R Sudjono
• Puskesmas Keruak
• Puskesmas Sukaraja
• Sulawesi Selatan
• Kota Makasar
• Pare-Pare
• Jawa Timur
• Kabupaten Malang
• Tulungagung
27. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Contoh group set
RS berdasar
kepemilikan
RS
Pemerintah
RSUD
Sleman
RSUD
Prambanan
RS Swasta
RSKIA
Sadewa
RSIY PDHI
GROUP SET
GROUP
ORGANISATION UNIT
WHERE Grup Organisation Unit di ASDK
28. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
Kenapa hierarki organisasi itu penting?
Desain suatu hierarkhi
menentukan unit analisis
geografis yang tersedia
bagi semua user ketika
data dikumpulkan dan
diagregatkan di dalam
struktur hierarkhi
tersebut.
29. Pusat Data dan Informasi – Kementerian Kesehatan Better Information – Better Decision – Better Health
#SATUDATAKESEHATAN
ASDK dalam Operation Room Walikota Makassar
Bapak Ibu yang berbahagia
Penerapan digitalisasi kesehatan di Indonesia saat ini tak terlepas dari isu dan tantangan yang ada di bidang pelayanan Kesehatan di Indonesia. Beberapa isu terkait pelayanan kesehatan di Indonesia adalah:1.Jaminan Kesehatan Semesta
Jaminan kesehatan di Indonesia pada akhirnya akan mencakup seuruh rakyat Indonesia. Seluruh masyarakat wajib ikut dalam penjaminan kesehatan, wajib pula membayar iuran kepesertaannya, sedangkan bagi yang tidak mampu bayar, iurannnya akan dibayarkan oleh Pemerintah.
2.Keselamatan Pasien dan Kualitas Pelayanan
Permenkes 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien menyatakan bahwa setiap fasilitas kesehatan wajib mengupayakan keselamatan pasien dengan tujuan menyediakan sistem asuhan yang lebih aman. Sasaran keselamatan pasien yang harus ditetapkan antara lain (1) Ketika pasien datang harus dilakukan identifikasi pasien dengan benar, ketika memberikan tindakan, memberikan obat, identifikasi pasien harus dilakukan dengan benar; 2) Komunikasi efektif dilakukan antara pemberi pelayanan dan pasien, juga komunikasi antar pemberi pelayanan pada waktu konsultasi;
3. Akses Pelayanan Kesehatan
Dalam pelayanan kesehatan, akses biasanya didefinisikan sebagai akses ke pelayanan, provider dan institusi. Menurut beberapa ahl,i akses lebih daripada pelengkap dari pelayanan kesehatan karena pelayanan dapat dijangkau apabila tersedia akses pelayanan yang baik. Namun, dalam rangka meningkatkan pelayanan jangka pendek, sumber daya yang memegang peranan penting. Pada umumnya, permasalahan harga, waktu transportasi dan waktu tunggu lebih direspon secara spesifik
Selain itu, beberapa tantangan dalam kualitas dan akses pelayanan kesehatan di Indonesia adalah
Jangkauan layanan kesehatan belum memadai, terutama pada daerah terpencil perbatasan dan kepulauan. Ada nya sejumlah penduuduk yang menempati wilayah wilayah Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Terluar DTPK seringkali belum bisa mendapatkan layanan kesehatan yang optimal dikaernakan keterbatasan sumber daya kesehatan yang ada.
Perlunya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu pmberian layanan kesehatan. Hanya saja, di Indonesia seringkali masih terjadi kendala akses koneksi data maupun ketersediaan daya listrik yang akan digunakan dalam mengoperasionalkan peranggkat yang ada..
Menjawab isu dan tantangan yang ada pada pelayanan Kesehatan diperlukan solusi dalam bentuk digitalisasi kesehatan. Upaya digitalisasi Kesehatan di Indonesia tak terlepas dari tantangan dalam pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa tantangan dalam digitalisasi Kesehatan yaitu :
BELUM TERINTEGRASI yaitu tidak terintegrasinya data antara sistem bidang kesehatan (terutama data rekam medis) karena belum tersedianya sistem penghubung dan manajemen interoperabilitas antar sistem informasi kesehatan & bidang lain yang terkait;
BELUM EFISIEN yaitu banyaknya jumlah aplikasi bidang kesehatan yang tersedia sehingga beban entri dan pelaporan di fasyankes besar, dampak dari banyaknya sistem informasi yang saling tumpang tindih dan belum terintegrasi;
KURANGNYA KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN DATA yaitu tidak tersedianya data yang dapat dibagipakaikan dan dimanfaatkan oleh oleh berbagai stakeholder tingkat pusat, daerah, dan masyarakat. Sehingga data tidak dimanfaatkan dalam pembuatan kebijakan.
KETERBATASAN SDM yaitu masih kurangnya jumlah dan kompetensi SDM IT Kesehatan terutama yang mampu menganalisa data bidang kesehatan.
BELUM TERSEDIANYA PAYUNG REGULASI BAGI INDUSTRI yaitu belum tersedianya regulasi bagi Industri IT Kesehatan seperti regulasi terkait layanan kesehatan digital, seperti telemedicine, RME dan resep elektronik dan dibutuhkannya regulatory sandbox.
Bapak Ibu sekalian
Seperti kita ketahui bersama bahwa untuk meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta (Universal Health Care) terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif perlu didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN bidang Kesehatan tahun 2021 – 2024 terdapat 6 arah kebijakan. Pada arah kebijakan ke 5 yaitu penguatan Sistem Kesehatan, Pengawasan Obat dan Makanan terdapat upaya digitalisasi Kesehatan. Upaya ini yang menjadi dasar dalam penguatan sistem dan monitoring pelayanan kesehatan serta mempunyai daya ungkit terhadap 5 arah kebijakan yang lain.
Berdasarkan pelaksanaan transformasi Kesehatan dan kebutuhan transformasi digital Kesehatan di Indonesia, Kementerian Kesehatan telah menyusun 3 program prioritas yang menjadi fokus Digitalisasi Kesehatan yaitu :
Integrasi dan Pengembangan Sistem Data Kesehatan dengan dampak yang diharapkan adalah meningkatnya mutu kebijakan kesehatan berbasis Data yang akurat, mutakhir, dan lengkap.
B. Integrasi dan Pengembangan Sistem Aplikasi Pelayanan Kesehatan dengan dampak yang diharapkan adalah
efisiensi pelayanan Kesehatan mulai dari tingkat Puskesmas.
C. Pengembangan Ekosistem Teknologi Kesehatan dengan dampak yang diharapkan adalah terciptanya kolaborasi dan
ekosistem inovasi digital kesehatan antara Pemerintah, Industri, dan Masyarakat.
Terdapat 9 sub Program Prioritas yaitu :
Implementasi Sistem Data Kesehatan berbasis individu
Integrasi Layanan Sistem Data Kesehatan
Pembangunan Sistem Analisa Big Data Kesehatan
Digitalisasi dan Harmonisasi Sistem Informasi Layanan Kesehatan
Integrasi Proses bisnis dan peningkatan Kapasitas SDM pada Internal Kemenkes dan Instansi Layanan Kesehatan Terkait Kemampuan Health Informatics
Ketersediaan Helpdesk dan Sistem Customer Management Aplikasi Kesehatan (Prioritas Aplikasi Pusat)
Perluasan Implementasi Telemedicine dari Fasilitas Kesehatan ke Masyarakat
Regulasi dan Implementasi Regulatory Sandbox dan inkubasi pengembangan inovasi Teknologi Kesehatan 4.0
Integrasi dan pengembangan produk biotechnology dengan penyedia pelayanan Kesehatan
Pengembangan Sistem Satu Data Kesehatan dilakukan melalui penguatan tata Kelola data dan tata Kelola teknologi Informasi.
Seperti kita ketahui bersama, dalam rangka memperkokoh tata kelola pemerintahan yang baik dalam mewujudkan pembangunan nasional menuju tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), saat ini telah ada Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia (SDI) dan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Kedua Perpres ini merupakan kebijakan yang saling melengkapi dan menjadi pilar tata kelola pemerintahan yang baik.
Perpres No 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia adalah kebijakan tata kelola data pemerintah untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mudah diakses dan dibagipakaikan antar K/L dan perangkat daerah, melalui pemenuhan standar data, metadata, interoperabilitas data, dan menggunakan kode referensi dan data induk. Ini berarti bahwa perpres ini merupakan tata kelola data (DATA GOVERNANCE).
Selain regulasi satu data Indonesia sudah memiliki PP no 46 tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan sebagai dasar dalam tata Kelola Sistem Informasi Kesehatan (HIS GOVERNANCE)
Perpres No 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik adalah penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada pengguna SPBE. Perpres ini merupakan tata kelola dan manajemen sistem pemerintahan berbasis elektronik secara nasional. Ini berarti bahwa perpres ini merupakan tata kelola teknologi informasi (IT GOVERNANCE).
Kebijakan Satu Data Kesehatan
Standarisasi pada semua simpul proses pengelolaan data mencakup standarisasi dataset, metadata, dan sistem pada simpul pengumpulan, pengolahan, dan analisis, serta penyajian dan penyebarluasan data dan informasi.
Berbagi pakai data (data sharing) melalui interoperabilitas mencakup berbagi pakai data pada sistem informasi layanan kesehatan dan berbagi pakai data pada sistem informasi pelaporan dan monev.
Pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan berdasar bukti mencakup proses kliring data untuk memperoleh satu data dan penyediaan akses data melalui portal untuk berbagai pihak sesuai dengan kewenangannya.
Optimasi sistem dengan orientasi system connectivity, system stability, dan system scalability:
Perbaikan dan konfigurasi ulang database MySQL ke dalam konsep data warehouse dengan opsi upgrade database ke level enterprise
Pemisahan antara server aplikasi, server master database dengan server database calculate
Pemisahan antara modul aplikasi entri data dengan dashboard
Melakukan pemisahan data entry per propinsi, sehingga ketika ada kemacetan di satu propinsi tidak menyebabkan gangguan di propinsi lainnya
Melakukan pemisahan perhitungan sehingga dapat dilakukan secara parallel (bukan sekuensial) sehingga dapat dilakukan oleh banyak mesin sekaligus
Penyediaan database enterprise (skala besar)
Dalam konteks tutorial atau praktikum ini, DHIS2 ditempatkan sebagai alat bantu untuk mengintegrasikan data dari berbagai sumber dan berbagai level organsiasi kesehatan, khususnya untuk data agregat. Sumber data dapat berupa:
Pencatatan secara manual atau semimanual seperti kertas dan aplikasi spreadsheet,
Penggunaan sistem elektronik dimana output data agregatnya diintegrasikan dengan DHIS2,
Integrasi data populasi yang umumnya digunakan sebagai denominator dalam penghitungan indikator kesehatan, dan
Pumber data lain yang potensial, seperti registrasi fasilitas kesehatan, registrasi tenaga kesehatan, pencatatan surveilans yang menggunakan perangkat mobile
Data yang sudah terkumpul, kemudian diolah sedemikian rupa untuk menghasilkan berbagai output informasi dalam bentuk grafik atau peta, yang digunakan untuk membuat dashboard, laporan rutin, atau diekstraksi untuk dianalisa dengan menggunakan aplikasi statistik khusus dalam rangka penelitian atau investigasi khusus.