3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Shalom.
Om swastyastu.
Namo buddhaya.
Salam kebajikan.
5. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Agenda
Tahapan Aktivitas
Pembukaan (Pleno)
● Fasilitator memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kegiatan.
● Fasilitator dan peserta bersama-sama membuat kesepakatan kelas.
● Fasilitator dan peserta masuk ke dalam masing-masing breakout room.
Mulai dari Diri
● Peserta menuliskan harapan yang ingin dicapai setelah melakukan lokakarya tentang
komunitas praktisi.
● Peserta melakukan refleksi mengenai keterlibatan dalam komunitas praktisi.
Eksplorasi Konsep
● Peserta memahami peran komunitas praktisi dalam Sekolah Penggerak.
● Peserta memahami pihak-pihak yang terlibat dalam komunitas praktisi.
● Peserta memahami alur belajar kepala sekolah dan guru dalam komunitas praktisi.
Ruang Kolaborasi
Peserta melakukan diskusi dalam kelompok mengenai potensi dan tantangan komunitas
praktisi.
Refleksi Terbimbing
Peserta melakukan refleksi mengenai hal baru yang dirasakan dan dipikirkan setelah
memahami tentang komunitas praktisi di Sekolah Penggerak.
Demonstrasi Kontekstual Peserta membuat rencana belajar dan pendampingan untuk mendorong kepala sekolah dan
guru dalam membentuk dan mengembangkan komunitas praktisi di sekolah dampingan.
6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Agenda
Tahapan Aktivitas
Elaborasi Pemahaman
● Peserta melakukan pemaparan dari rencana belajar dan pendampingan yang sudah dibuat.
● Peserta saling melakukan umpan balik dari hasil kerja peserta lain.
● Fasilitator meluruskan pemahaman peserta jika masih terdapat miskonsepsi mengenai
komunitas praktisi.
Koneksi Antar Materi
● Peserta membuat kesimpulan dan kaitan dari hal-hal yang diterima saat pelatihan pengawas
Sekolah Penggerak dengan materi komunitas praktisi.
● Peserta membuat prioritas rancangan tindakan untuk melakukan pendampingan kepada
kepala sekolah dan guru.
10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mulai dari Diri
3. Ceritakan pengalaman Bapak dan Ibu saat terlibat dalam
komunitas praktisi. Jika belum, ceritakan juga mengapa Bapak
dan Ibu belum terlibat dalam komunitas praktisi.
12. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Definisi Komunitas Belajar di Sekolah Penggerak
Komunitas Belajar adalah wadah belajar antar kepala sekolah
atau guru di setiap satuan pendidikan untuk berbagi praktik baik
dan mendukung peningkatan kompetensi termasuk dalam
implementasi kurikulum Merdeka.
Komunitas praktisi merupakan salah satu cara membentuk
ekosistem belajar dalam implementasi kurikulum Merdeka.
13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Istilah Komunitas Praktisi diperkenalkan oleh Etienne Wenger
dalam bukunya Community of Practice. Wenger menyebut
bahwa komunitas praktisi adalah Sekelompok individu yang
memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik
yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih
baik dengan berinteraksi secara rutin. (Wenger, 2012). Praktik
yang dimaksud bergantung pada konteks peran sehari-hari
anggota komunitas praktisi. Praktik dalam komunitas praktisi
guru dapat berupa praktik mengajar dan interaksi dengan
murid atau orang tua
14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tujuan Komunitas Praktisi
• Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang
berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktik pengajaran dan
pembelajaran,
• Memberi dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama
anggota,
• Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran
mereka,
• Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan
berbagi
• Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari
15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Peran Kepala Sekolah
Secara umum, kepala sekolah bersama dengan guru dalam komite pembelajaran serta
pengawas sekolah memiliki peran dalam Komunitas Praktisi yaitu:
• Membangun kebiasan memberikan dan merespon umpan balik secara konstruktif.
• Melakukan pemetaan rencana pengembangan profesi guru.
• Memfasilitasi kegiatan berbagi praktik baik dan refleksi tentang tantangan dan
alternatif solusi yang dihadapi dalam praktik mengajar.
• Membangun dialog antar rekan sejawat yang dapat mengeksplorasi strategi dan solusi
atas tantangan yang dihadapi agar saling mendukung pengembangan diri.
• Mendorong proses kolaborasi antar rekan sejawat untuk mendorong gagasan dan
pertukaran informasi.
• Membangun kebiasaan refleksi untuk pengembangan diri.
• Melakukan dokumentasi proses pembelajaran guru dan bahan belajar yang digunakan
agar dapat dipelajari kembali.
16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kepala sekolah bersama guru yang tergabung dalam komite
pembelajaran bisa memulai terbentuknya Komunitas Belajar dengan
cara:
• Mendorong adanya wadah untuk berbagi pengetahuan dan
keterampilan yang didapatkan ketika pelatihan komite
pembelajaran selain in house training (IHT).
• Membangun pentingnya diskusi berkala dan kelompok belajar
untuk memantau perkembangan sekolah dalam melakukan
implementasi kurikulum Merdeka misalnya dengan pertemuan
Komunitas Praktisi setiap bulan.
• Melakukan analisis kebutuhan belajar kepala sekolah dan guru
dengan dukungan pengawas sekolah.
17. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Peran Pengawas Sekolah
• Mendampingi kepala sekolah dalam melakukan analisis kebutuhan
belajar sebagai pemimpin pembelajaran.
• Menyusun, melakukan, dan mengembangkan analisis kebutuhan
kepala sekolah dalam memfasilitasi kebutuhan belajar kepala
sekolah dan berbagi praktik baik guru.
• Melakukan coaching kepada kepala sekolah untuk memotivasi
terbentuk dan aktifnya Komunitas Praktisi di satuan pendidikan.
• Turut berperan aktif dalam belajar dan berbagi praktik baik di
Komunitas Praktisi.
18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Peran yang dapat dibagi sesuai kebutuhan Komunitas Praktisi antara
lain:
∙ Koordinator
∙ Tim dokumentasi
∙ Tim acara/konten
∙ Peran lain sesuai kebutuhan
19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alur Belajar di Dalam Komunitas Praktisi
Proses belajar di Komunitas Praktisi merupakan suatu siklus
merancang, melakukan, dan meninjau kembali rencana belajar
baik kepala sekolah maupun guru.
21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Narasumber dalam Komunitas Praktisi
Setiap kepala sekolah, koordinator sekolah, pengawas sekolah,
dan guru dapat menjadi teman belajar sekaligus sumber
belajar/narasumber. Siapapun di dalam Komunitas Praktisi, bisa
membagikan praktik baik dan ilmu yang dimiliki.
22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Komunitas Praktisi adalah wadah untuk saling memberikan umpan balik baik
kepada kepala sekolah maupun guru di dalam satuan pendidikan. Terbuka
terhadap umpan balik adalah karakteristik kepala sekolah dan guru yang dapat
terus berkembang. Sebelum memberikan atau menerima umpan balik, kita perlu
memiliki pola pikir berkembang untuk siap belajar
24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tahap Merintis
Tahap merintis adalah tahapan memulai Komunitas Praktisi di
dalam sekolah.
Tujuan tahap ini adalah memperkenalkan dan membentuk
Komunitas Praktisi.
25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pihak: Pelatih Ahli/ Fasilitator
Sekolah Penggerak
Pengawas Sekolah Kepala Sekolah Capaian
Tujuan bersama setiap
Pihak:
Mengenalkan visi dan tujuan Komunitas Praktisi
Peran: : Mengenalkan dan
memfasilitasi
terbentuknya Komunitas
Praktisi melalui kegiatan
pendampingan.
Mengenal dan
mendukung Kepala
Sekolah untuk
membentuk Komunitas
Praktisi.
Melakukan inisiasi
terbentuknya Komunitas
Praktisi bersama komite
pembelajaran dengan
mengadakan pertemuan
rutin Komunitas Praktisi.
Sekolah menyadari
pentingnya Komunitas
Praktisi dengan
membuat komitmen
bersama.
Terdapat pembagian
peran dan tanggung
jawab dalam kegiatan
Komunitas Praktisi.
Terbentuk jadwal belajar
reguler.
26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tahap Menumbuhkan
Tahap menumbuhkan adalah tahapan di mana Komunitas
Praktisi sudah menjadi agenda rutin di satuan pendidikan.
Tujuan tahap ini adalah menjadikan proses belajar dan refleksi di
Komunitas Praktisi menjadi sebuah rutinitas.
27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pihak: Pelatih Ahli/ Fasilitator
Sekolah Penggerak
Pengawas Sekolah Kepala Sekolah Capaian
Tujuan bersama setiap
Pihak:
Aktif dan rutin belajar di Komunitas Praktisi
Peran: Menjadi narasumber
dalam kegiatan
Komunitas Praktisi
(opsional).
Mendorong kepala
sekolah untuk aktif
dalam Komunitas
Praktisi.
Ikut serta dalam berbagi
praktik baik di
Komunitas Praktisi.
Memotivasi guru untuk
aktif berpartisipasi
dalam Komunitas
Praktisi.
Ikut serta dalam berbagi
praktik baik di
Komunitas Praktisi.
Sekolah rutin untuk
melakukan refleksi
terhadap rencana
belajar guru dan kepala
sekolah.
Refleksi dan review
menjadi sebuah
kebiasaan di dalam
Komunitas Praktisi.
28. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tahap Merawat Keberlanjutan
Tahap merawat keberlanjutan adalah tahapan saat sekolah
mulai bergerak menyebarluaskan pengetahuan dan praktik baik
ke sekolah lain.
Tujuan tahap ini adalah Komunitas Praktisi menyebarkan
semangat belajar dan refleksi di luar sekolah.
29. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pihak: Pelatih Ahli/ Fasilitator
Sekolah Penggerak
Pengawas Sekolah Kepala Sekolah Capaian
Tujuan bersama setiap
Pihak:
Pelibatan di luar sekolah (Sekolah Penggerak maupun selain Sekolah Penggerak) untuk ikut belajar
bersama
Peran: : Menjadi narasumber
dalam kegiatan
Komunitas Praktisi
(opsional).
Menyebarluaskan
praktik baik melalui
komunitas belajar di
luar sekolah maupun
organisasi profesi.
Menyebarluaskan
praktik baik melalui
komunitas belajar di
luar sekolah maupun
organisasi profesi.
Sistem belajar di
Komunitas Praktisi
sudah terbentuk.
Kelompok belajar
sudah mulai membuat
portofolio bersama dan
artikel yang bermakna
misalnya PTK atau
PTS.
31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Lingkungan belajar yang positif akan mendorong anggota
komunitas untuk dapat terbuka menunjukkan rasa ingin
tahunya dan nyaman mengemukakan pemikiran yang berbeda
dari anggota komunitas yang lain.
Selain itu, berada dalam lingkungan belajar yang positif
membuat anggota terbuka terhadap kegagalan dan tantangan
yang dialami sehingga memungkinkan bagi Komunitas Praktisi
bersama-sama mencari solusi yang tepat.
32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Strategi untuk Menciptakan Lingkungan yang
Positif
Pembelajaran yang relevan bagi anggota komunitas
Motivasi belajar orang dewasa akan meningkat jika topik
pembelajaran relevan bagi kebutuhan profesionalnya sehari-
hari.
Anggota Komunitas Praktisi perlu mengidentifikasi tujuan dan
alasan belajarnya dengan jelas sehingga dapat tergambarkan
dampak hasil belajarnya bagi dirinya sendiri dan hal-hal yang
dianggap penting.
33. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Strategi untuk Menciptakan Lingkungan yang
Positif
Membangun nilai-nilai bersama
Anggota Komunitas Praktisi perlu menyepakati nilai-nilai
bersama agar interaksi antara anggota dapat berjalan dengan
nyaman.
Menentukan nilai dan kode etik yang perlu ada di dalam
komunitas, bisa dengan menanyakan kepada para anggota
bagaimana mereka ingin diperlakukan satu sama lain atau
bagaimana suasana yang mereka ingin rasakan saat belajar di
dalam komunitas.
34. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Strategi untuk Menciptakan Lingkungan yang
Positif
Melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan
Orang dewasa adalah pembelajar yang mandiri yang ingin turut
mengelola proses belajarnya. Oleh karena itu, anggota
komunitas juga perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan-
keputusan dalam Komunitas Praktisi.
Menentukan topik pertemuan komunitas atau cara belajar di
komunitas bahkan menentukan pembagian peran di komunitas
dengan dialog adalah contoh pengambilan keputusan yang
dapat dilakukan bersama anggota.
35. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Strategi untuk Menciptakan Lingkungan yang
Positif
Membangun relasi yang positif antar anggota
Hubungan anggota di dalam Komunitas Praktisi perlu dibangun
secara positif. Kepala sekolah dapat memfasilitasi aktivitas-aktivitas
yang memberi kesempatan kepada anggota untuk saling mengenal
lebih dekat satu sama lain.
Relasi yang positif antara anggota juga meningkatkan rasa percaya
dan aman saat belajar di dalam komunitas.Relasi yang positif juga
dapat diciptakan dengan membangun sikap saling mendukung dan
mengapresiasi setiap capaian kecil yang terjadi di antara anggota
komunitas.
36. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Strategi untuk Menciptakan Lingkungan yang
Positif
Menjadikan refleksi dan umpan balik menjadi bagian dari proses rutin
Lingkungan belajar yang positif dapat dibangun dengan menjadikan
refleksi sebagai bagian dari proses rutin di Komunitas Praktisi
sehingga anggota komunitas terbiasa melakukan refleksi secara
mandiri, begitu pula dengan memberikan dan menerima umpan balik.
Terbuka terhadap umpan balik adalah karakteristik kepala sekolah
dan guru yang dapat terus berkembang. Lingkungan belajar yang
positif akan mendukung proses belajar guru.
38. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Motivasi belajar guru di Komunitas Praktisi akan meningkat jika
topik pembelajaran relevan bagi kebutuhan profesionalnya
sehari-hari.
Pengawas sekolah bisa mendorong, mendukung, dan
mendampingi kepala sekolah untuk melakukan pemetaan
rencana pengembangan profesi guru.
39. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Cara Pemetaan Rencana Pengembangan Guru
Survei sederhana
Survei sederhana dapat dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan terkait praktik
pembelajaran atau kebutuhan belajar dari guru.
Rembuk diskusi
Sebagai permulaan rembuk diskusi dapat dilakukan pada forum-
forum yang sudah ada. Misalnya pertemuan rutin mingguan di
sekolah atau lainnya.
40. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Cara Pemetaan Rencana Pengembangan Guru
Bincang santai
Kepala sekolah juga dapat menganalisis kebutuhan pendampingan
guru melalui bincang-bincang santai di berbagai kesempatan seperti
saat pulang sekolah. Bincang santai dengan guru dapat menggali
informasi yang lebih dalam terkait masalah sehari-hari guru terkait
pembelajaran.
Observasi di kelas
Kepala sekolah dapat melakukan observasi di kelas untuk melihat
bagaimana guru melakukan pembelajaran.
41. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Strategi analisis
1. memetakan tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh
guru disertakan dengan contoh, data, atau bukti yang
mengkonfirmasi bahwa persoalan tersebut adalah nyata,
2. memetakan sebab dan akar masalah yang terjadi,
3. memetakan hal-hal yang sudah dicoba dilakukan selama ini
untuk mengatasi persoalan atau tantangan tersebut,
4. menggali praktik baik dari guru lain yang sudah berhasil
mengatasi tantangan atau persoalan.
43. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pemetaan Potensi dan Tantangan
Bapak dan Ibu silakan berdiskusi dalam kelompok mengenai 3
hal yaitu:
• Potensi pendukung dari komunitas praktisi untuk mendukung
implementasi pembelajaran yang berpusat pada murid.
• Tantangan yang mungkin dihadapi dari komunitas praktisi
untuk mendukung implementasi pembelajaran yang
berpusat pada murid.
• Solusi yang bisa dilakukan untuk menghadapi tantangan.
44. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Petunjuk
1. Tuliskan hasil diskusi di kelompok dalam lembar yang sudah
dibagikan.
2. Setelah melakukan pemetaan potensi dan tantangan.
Diskusikan alternatif solusi yang mungkin dilakukan untuk
menghadapi tantangan.
3. Silakan mengerjakan dan berdiskusi dalam waktu 15 menit
(bisa disesuaikan fasilitator).
4. Kita akan mendiskusikan hasil dari pemetaan potensi dan
tantangan yang Bapak dan Ibu buat.
46. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bapak dan Ibu setelah mendapatkan informasi mengenai
komunitas praktisi di Sekolah Penggerak. Apakah bertambah
wawasannya atau ada yang masih merasa kebingungan?
47. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Refleksi Terbimbing
Setelah memahami komunitas praktisi di Sekolah Penggerak,
ternyata saya menyadari bahwa …
Silakan Bapak dan Ibu peserta menuliskan di sticky notes yang tersedia kemudian
menempelkan pada kertas plano. Bapak dan Ibu boleh menuliskan lebih dari 1 hal.
49. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Demonstrasi Kontekstual
Bapak dan Ibu, sesi ini kita akan bekerja secara mandiri. Bapak
dan Ibu diminta membuat
“rencana kegiatan yang akan dilaksankan pada komunitas
praktisi untuk mendukung implementasi kurikulum Merdeka”
51. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Elaborasi Pemahaman
Bapak dan Ibu silakan menyiapkan rencana kegiatan yang
sudah dibuat.
Kita akan mendengarkan pemaparan rencana kegiatan dari
masing-masing peserta. Setiap orang memiliki waktu selama 5
menit.
Silakan saling memberi umpan balik setelah peserta selesai
memaparkan rencana pendampingan.
53. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Koneksi antar Materi
Bapak dan Ibu, kami akan membagikan lembar sesi Koneksi
Antar Materi.
Silakan Bapak dan Ibu mengungkapkan apa kaitan dari materi
yang diterima saat ini dengan materi komunitas praktisi.
Bapak dan Ibu bisa mengungkapkan dalam tulisan, gambar,
bagan, peta pikiran, atau yang lain.
54. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Koneksi antar Materi
Bapak dan Ibu dari rencana yang sudah dibuat, silakan
menentukan prioritas:
• mana kegiatan yang akan dilakukan minggu pertaman kedua,
ketiga dst
Nanti kita akan berdiskusi bersama setelah Bapak dan Ibu
menentukan prioritas.
55. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Refleksi Kegiatan Coaching
Bapak dan Ibu masih ingat jika ada materi coaching saat
pelatihan Sekolah Penggerak?
Bagaimana perkembangan coaching yang Bapak dan Ibu
lakukan ?
Mari kita saling berbagi perkembangan terakhir.
57. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Persyaratan Pendaftaran Komunitas di
PMM
• Memiliki penggerak atau pengurus komunitas yang aktif
• Memiliki pertemuan rutin, dapat secara daring atau luring
untuk mendiskusikan isu-isu pembelajaran dan atau
pengembangan diri guru
• Memiliki anggota yang sudah atau akan menerapkan
Kurikulum Merdeka.
58. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Setiap komunitas dapat diwakili paling sedikit 1 (satu) dan paling banyak
3 (tiga) penggerak komunitas. Pendaftaran dilakukan oleh Pengurus
atau Penggerak Komunitas Belajar dengan kriteria sebagai berikut:
• Aktif menjadi bagian dari komunitas
• Aktif mengelola komunitas belajar atau memfasilitasi proses belajar
dalam komunitas
• Memiliki akun belajar.id yang sudah terdaftar
• Sudah menggunakan platform Merdeka Mengajar
• Berkomitmen untuk memfasilitasi proses belajar rekan sejawat
tentang Implementasi Kurikulum Merdeka
• Mengerjakan Pelatihan Mandiri pada topik Kurikulum Merdeka
(hingga Aksi Nyata) sebagai syarat mendaftarkan komunitas
• Mengerjakan Pelatihan Mandiri pada topik Perencanaan
Pembelajaran sebagai syarat membuat webinar.