Dokumen tersebut membahas tentang Green Chemistry dan implementasinya dalam pembelajaran kimia. Green Chemistry bertujuan untuk mengurangi limbah dan bahan berbahaya dalam proses kimia dengan menggunakan bahan baku terbarukan, katalis, dan metode sintesis yang lebih ramah lingkungan. Penerapan Green Chemistry diharapkan dapat mengurangi biaya kepatuhan lingkungan serta meningkatkan efisiensi proses industri kimia. Di akademik, pen
1. SDGs dan Kimia Hijau (Green Chemistry)
dalam orientasi Pembelajaran Kimia
Kerjasama P4TK IPA Bandung dengan Pergunu Banten
Oleh:
Syarif Hidayat, S.T., M.Eng
2. GREEN CHEMISTRY, AN INTRODUCTION
Green Chemistry,
Sustainable Chemistry,
Clean Chemistry,
Kimia Ramah Lingkungan
3. Mengapa kita memerlukan Green Che
mistry ?
Kimia mrpk bagian yang sangat penting dari kehidup
an kita sehari-hari
Perkembangan kimia juga membawa masalah lingku
ngan baru dan efek samping tak terduga yang berba
haya , yang mengakibatkan kebutuhan untuk produk
kimia ' hijau ' .
Contoh yang terkenal adalah pestisida DDT .
4. GREEN CHEMISTRY, AN INTRODUCTION
CHEMISTRY - PAST, PRESENT, AND FUTURE
Pandangan yang berlebihan tetapi ilustratif tentang manufaktur kimia a
bad kedua puluh dapat digambarkan:
1. Bahan baku berbasis minyak bumi.
2. Siklus produk linear
3. React to form an intermediate chemical.
4. Repeat several times until the final product is obtained; discar
d all waste and spent reagent; recycle solvent.
5. Transport the product worldwide, often for long-term storage.
6. Release the product into the ecosystem without proper evalua-
tion of its long-term effects, ex: DDT.
6. Food Supply
Green chemistry is developing:
Pestisida yang hanya mempengaruhi organis
me target dan terdegradasi menjadi produk sa
mpingan yang tidak berbahaya.
Pupuk yang dirancang untuk meminimalkan p
enggunaan sekaligus memaksimalkan efektivit
as
Metode pemanfaatan limbah pertanian untuk k
egunaan yang bermanfaat dan menguntungka
n
7.
8.
9.
10. Tema SDG : Core Dalam pembelajaran Kimia
SDGs yang berisi 17 Tujuan dan 169 Target merupakan rencana aksi gl
obal untuk 15 tahun ke depan (berlaku sejak 2016 hingga 2030)
11.
12. CHEMISTRY - PAST, PRESENT, AND FUTURE
The recipe for the twenty-first century will be very different:
1. Design the molecule to have minimal impact on the environment (short
residence time, biodegradable).
2. Manufacture from a renewable feedstock (e.g. plant oils, carbohydrate, etc)
3. Use a long-life catalyst.
4. Use no solvent or a totally recyclable benign solvent.
5. Use the smallest possible number of steps in the synthesis.
6. Manufacture the product as required and as close as possible to where it is
required.
13. GREEN CHEMISTRY
DEFINITION
Green chemistry is a form of pollution prevention. It is most simply
defined as the use of chemistry techniques and methodologies that
reduce or eliminate the use or generation of feedstocks, products,
byproducts, solvents, reagents, etc. that are hazardous to human
health or the environment
GREEN CHEMISTRY IS ABOUT
• Waste Minimization at Source
• Use of Catalysts in place of Reagents
• Using Non-Toxic Reagents
• Use of Renewable Resources
• Improved Atom Efficiency
• Use of Solvent Free or Recyclable Environmentally Benign Solvent
systems
14. 12 prinsip Green Chemistry
1. Prevention
Mencegah terjadinya limbah lebih baik daripada mengolah dan
membersihkannya
2. Atom economy (metode sintesis yg efisien)
Metode sintetis seharusnya didesain untuk memaksimalkan
penggabungan semua bahan yang digunakan dalam proses menjadi pro
duk akhir
3. Less Hazardous Chemical Synthesis
Melakukan sintesis kimia yang tdk menghasilkan racun
4. Designing Safer Chemicals ( mendesain senyawa kimia yang tdk
beracun). Produk kimia seharusnya didesain untuk mempengaruhi fungs
i yang
diinginkan dan meminimalkan toksisitasnya
15. 12 prinsip Green Chemistry (5-8)
5. Safer Solvents and Auxiliaries (Pemakaian pelarut dan bahan tambaha
n yang aman)
Penggunaan zat tambahan (misalnya, pelarut atau bahan pemisah ) s
eharusnya tidak perlu bila memungkinkan dan berbahaya bila digunak
an
6. Design for Energy Efficiency (mendesain penggunaan energi yang efis
ien)
Kebutuhan energi dari proses kimia harus berdampak lingkungan dan e
konomi yg minimal. Jika mungkin, metode sintetis harus dilakukan pada
suhu kamar dan tekanan rendah.
7. Use of Renewable Feedstocks (Pemakaian bahan baku yang dapat dip
erbaharui)
Bahan baku/mentah harus diperbaharui daripada menghabiskan SDA
8. Reduce Derivatives (mengurangi senyawa turunan yang tak perlu)
proses derivatisasi yang tidak perlu (modifikasi proses fisik/kimia) haru
s dikurangi atau dihindari sedapat mungkin, karena langkah-langkah sep
erti ini membutuhkan reagen tambahan dan dapat menghasilkan limbah
16. 12 prinsip Green Chemistry (9-12)
9. Catalysis (Pemakaian katalis sangat baik secara stoikiometris)
Pemakaian reagen katalis seselektif mungkin, jumlah katalis lebih baik sesuai
secara stoikiometri
10 . Design for Degradation (mudah terdegradasi)
Produk kimia seharusnya didesain agar pada akhir pengunaanya mudah terura
i dan menjadi produk penguraian yang tidak berbahaya bagi lingkungan dan tida
k resisten thd lingkungan.
11. Real-time Analysis for Pollution Prevention (pencegahan polusi lingkungan)
metode analisis perlu dikembangkan lebih lanjut untuk memungkinkan real-tim
e, dalam proses monitoring dan kontrol sebelum pembentukan zat berbahaya
12 Inherently Safer Chemistry for Accident Prevention (Pencegahan terhadap
kecelakaan)
Zat dan bentuk zat yang dipakai dalam proses kimia harus dipilih untuk mem
inimalkan kemungkinan bencana kimia, termasuk pelepasan, ledakan, dan ke
bakaran
17. Green Chemistry Is About...
Waste
Materials
Hazard
Environmental Impact
COST
Risk
Energy
19. Dari sudut pandang ekonomi, pendekatan kimia hijau memiliki banyak ke
untungan. Biaya yang terkait dengan kepatuhan terhadap peraturan term
asuk faktor-faktor seperti pengolahan limbah, biaya pembuangan, dan p
engendalian limbah. Anggaran kepatuhan lingkungan dari masing-masin
g perusahaan kimia sering kali menyaingi dana yang dipilih untuk peneliti
an dan pengembangan. Di sisi lain, penerapan prosedur hijau berpotensi
berhasil menurunkan biaya bahan baku, meningkatkan tingkat konversi,
mengurangi waktu reaksi, meningkatkan selektivitas, meningkatkan pemis
ahan, dan menurunkan energi yang dibutuhkan untuk reaksi. Akibatnya, i
ndustri dapat mengalami keuntungan finansial yang signifikan jika metod
e hijau berhasil diadopsi.
THE ECONOMICS OF GREEN CHEMISTRY
20. APPLICATIONS IN ACADEMIA
Meskipun sebagian besar limbah kimia yang dihasilkan berasal dari industri
, sejumlah besar bahan berbahaya dilepaskan ke lingkungan oleh laboratori
um akademik. Prosedur kedaluwarsa yang menggunakan reagen tradisional
dan berbahaya adalah umum, terutama di laboratorium sarjana. Sementara
adopsi teknik skala mikro telah secara substansial meningkatkan posisi ling
kungan laboratorium akademik, masalah yang cukup besar masih tetap ada
. Biaya pembuangan seringkali terdiri dari sebagian besar anggaran depart
emen. Selain menguras keuangan yang ditempatkan di departemen kimia,
penggunaan dan produksi limbah berbahaya menimbulkan bahaya konstan
bagi siswa. Namun, sedikit kemajuan telah dicapai dalam mengubah labora
torium akademik menjadi ruang yang berwawasan lingkungan.