SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
KONSEP MINIMASI LIMBAH
Dilihat dari keterkaitan terbentuknya limbah, ada 2
(dua) pendekatan untuk mengendalikan akibat
adanya limbah :
1. Pendekatan proaktif
yaitu upaya agar dalam proses penggunaan
bahan akan dihasilkan limbah yang seminimal
mungkin, dengan tingkat bahaya yang serendah
mungkin.
2. Pendekatan reaktif: yaitu penanganan limbah
yang
dilakukan setelah limbah tersebut terbentuk
Pendekatan proakatif dikenal sebagai proses
bersih atau teknologi bersih yang bersasaran
pada pengendalian atau reduksi terjadinya
limbah melalui penggunaan teknologi yang
lebih bersih dan yang akrab lingkungan.
Konsep ini secara sederhana meliputi:
a. Pengaturan yang lebih baik dalam manajemen
penggunaan bahan dan enersi serta limbahnya
melalui good house keeping
b. Penghematan bahan baku, fluida dan enersi
yang digunakan
d. Pemakaian kembali bahan baku tercecer
yang masih bisa dimanfaatkan
d. Penggantian bahan baku, fluida dan enesi
e. Pemodivikasian proses bahkan kalau
perlu penggantian proses dan teknologi
yang digunakan agar limbah yang
dihasilkan seminimal mungkin dan dengan
tingkat bahaya yang serendah mungkin
f. Pemisahan limbah yang terbentuk
berdasarkan jenisnya agar lebih mudah
penanganannya
Pendekatan reaktif, yaitu konsep yang dianggap
perlu diperbaiki, adalah konsep dengan upaya
pengendalian yang dilakukan setelah limbah
terbentuk, dikenal sebagai pendekatan end-of-
pipe. Konsep ini mengandalkan pada teknologi
pengolahan dan pengurugan limbah, agar emisi
dan residu yang dihasilkan aman dilepas kembali
ke lingkungan. Konsep pengendalian limbah
secara reaktif tersebut kemudian diperbaiki
melalui kegiatan pemanfaatan kembali residu atau
limbah secara langsung (reuse), dan/atau melalui
sebuah proses terlebih dahulu sebelum dilakukan
pemanfaatan (recycle) terhadap limbah tersebut.
Pendekatan proses bersih dikembangkan menjadi
konsep hierarhi urutan prioritas penanganan
limbah secara :
Langkah 1 Reduce (pembatasan): mengupayakan
agar limbah yang dihasilkan sesedikit mungkin
Langkah 2 Reuse (guna-ulang): bila limbah
akhirnya terbentuk, maka upayakan
memanfaatkan limbah tersebut secara langsung
Langkah 3 Recycle (daur-ulang): residu atau
limbah yang tersisa atau tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung, kemudian
diproses atau diolah untuk dapat dimanfaatkan,
baik sebagai bahan baku maupun sebagai
Langkah 4 Treatment (olah): residu yang
dihasilkan atau yang tidak dapat dimanfaatkan
kemudian diolah, agar memudahkan penanganan
berikutnya, atau agar dapat secara aman dilepas
ke lingkungan
Langkah 5 Dispose (singkir): residu/limbah yang
tidak dapat diolah perlu dilepas ke lingkungan
secara aman, yaitu melalui rekayasa yang baik
dan aman seperti menyingkirkan pada sebuah
lahan-urug (landfill) yang dirancang dan disiapkan
secara baik
Langkah 6 Remediasi: media lingkungan
(khusunya media air dan tanah) yang sudah
tercemar akibat limbah yang tidak terkelola secara
baik, perlu direhabilitasi atau diperbaiki melalui
Konsep proses bersih kemudian diterapkan lebih
spesifik dalam pengelolaan sampah, dengan
penekanan pada reduce, reuse dan recycle, yang
dikenal sebagai pendekatan 3R. Upaya R1, R2 dan
R3 adalah upaya minimasi atau pengurangan
sampah yang perlu ditangani.
Pengolahan atau pemusnahan sampah bertujuan untuk
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
bila residu tersebut dilepas ke lingkungan. Sebagian
besar pengolahan dan/atau pemusnahan sampah
bersifat transformasi materi yang dianggap
berbahaya sehingga dihasilkan materi lain yang
tidak mengganggu lingkungan. Sedangkan
penyingkiran limbah bertujuan mengurangi volume
dan bahayanya (seperti insinerasi) ataupun
Pendekatan 3R, yang diperkenalkan di Jepang :
Langkah 1: Penghematan penggunaan sumber daya
alam
Langkah 2: Pembatasan konsumsi penggunaan bahan
dalam kegiatan sehari-hari, termasuk dalam proses
produksi di sebuah industri
Langkah 3: Penggunaan produk yang dikonsumsi
berulang-ulang
Langkah 4a: Pendaur-ulangan bahan yang tidak dapat
digunakan langsung
Langkah 4b: Pemanfaatan enersi yang terkandung dalam
sampah, yang biasanya dilakukan melalui teknologi
insinerasi
Langkah 5: Pengembalian residu atau limbah yang tidak
dapat dimanfaatkan lagi melalui disposal di alam
Konsep Pengurangan dalam Pengelolaan Sampah
menurut UU-18/2008
Menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, terdapat 2
kelompok utama pengelolaan sampah, yaitu:
Pengurangan sampah (waste minimization), yang terdiri dari
pembatasan terjadinya sampah R1), guna-ulang (R2) dan daur-
ulang (R3)
Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari:
 Pemilahan: dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah
 Pengumpulan: dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah
dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu
 Pengangkutan: dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau
dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir
Pengolahan: dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah
UU-18/2008 ini menekankan bahwa prioritas utama yang
harus dilakukan oleh semua fihak adalah mengurangi
sampah semaksimal mungkin. Bagian sampah atau
residu dari kegiatan pengurangan sampah yang masih
tersisa selanjutnya dilakukan pengolahan (treatment)
maupun pengurugan (landfilling). Pengurangan
sampah melalui 3R menurut UU-18/2008 meliputi:
Pembatasan (reduce): mengupayakan agar limbah yang
dihasilkan sesedikit mungkin
Guna-ulang (reuse): bila limbah akhirnya
terbentuk, maka upayakan
memanfaatkan limbah tersebut secara
langsung
Daur-ulang (recycle): residu atau limbah
yang tersisa atau tidak dapat
dimanfaatkan secara langsung,
kemudian diproses atau diolah untuk
dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan
baku maupun sebagai sumber enersi
Konsep pembatasan (reduce) jumlah
sampah yang akan terbentuk dapat
dilakukan antara lain melalui:
A.Efisiensi penggunaan sumber daya alam
B.Rancangan produk yang mengarah pada
penggunaan bahan atau proses yang
lebih sedikit menghasilkan sampah, dan
sampahnya mudah untuk diguna-ulang
dan didaur-ulnag
C.Menggunakan bahan yang berasal dari
hasil daur-ulang limbah
D.Mengurangi penggunaan bahan
berbahaya
E.Menggunakan eco-labeling
Beberapa hal yang diatur dalam UU-18/2008
terkait dengan upaya minimasi (pembatasan)
timbulan sampah adalah :
1.Pemerintah dan pemerintah daerah wajib
melakukan kegiatan:
menetapkan target pengurangan sampah secara
bertahap dalam jangka waktu tertentu
memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah
lingkungan
memfasilitasi penerapan label produk yang ramah
lingkungan
memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan
mendaur ulang
memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.
2.Pelaku usaha dalam melaksanakan
kegiatan menggunakan bahan produksi
yang menimbulkan sampah sesedikit
mungkin, dapat diguna ulang, dapat
didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh
proses alam.
3.Masyarakat dalam melakukan kegiatan
pengurangan sampah menggunakan
bahan yang dapat diguna ulang, didaur
ulang, dan/atau mudah diurai oleh
proses alam
4.Pemerintah memberikan:
insentif kepada setiap orang yang melakukan
pengurangan sampah
disinsentif kepada setiap orang yang tidak
melakukan pengurangan sampah
Pembatasan (Reduce) Timbulan Sampah
UU-18/2008 menggaris bawahi bahwa pengurangan
sampah dilakukan sebelum sampah tersebut
terbentuk, misalnya melalui penghematan
penggunaan bahan. Kewajiban pengurangan sampah
ditujukan bukan saja bagi konsumen, tetapi juga
ditujukan pada produsen produk. Di Indonesia, upaya
mereduksi sampah masih belum mendapat perhatian
yang baik karena dianggap rumit dan tidak
menunjukkan hasil yang nyata dalam waktu singkat.
Upaya mereduksi sampah sebetulnya akan
menimbulkan manfaat jangka panjang
seperti:
Mengurangi biaya pengelolaan dan
investasi.
Mengurangi potensi pencemaran air
dan tanah.
Memperpanjang usia TPA.
Mengurangi kebutuhan sarana sistem
kebersihan.
Menghemat pemakaian sumber daya
alam.
Extended Producer Responsibility (EPR), yaitu strategi yang
dirancang dengan menginternalkan biaya lingkungan ke dalam
biaya produksi sebuah produk, tidak terbatas pada produk
utamanya, tetapi termasuk pula pengemas dari produk utama
tersebut. Dengan demikian biaya lingkungan, seperti biaya
penanganan residu atau limbah yang muncul akibat penggunaan
produk tersebut menjadi bagian dari komponen harga produk
yang dipasarkan tersebut.
Langkah EPR yang diterapkan di Jepang, melalui
beberapa langkah:
Langkah 1: penghematan bahan baku di proses
produksi
Langkah 2: memproduksi barang yang berumur
panjang, mendorong reparasi pada barang yang
rusak, termasuk servis bergaransi
Langkah 3: menerima pengembalian produk bekas
termasuk pengemas, menggunakan bahan baku
atau menghasilkan produk yang berasal dari
hasil daur-ulang serta mengupayakan
penggunaan dan pengembangan teknologi
daur-ulang
Guna-ulang (Reuse) dan Daur-ulang (Recycle) Sampah
• Daur-ulang limbah pada dasarnya telah dimulai sejak lama. Di
Indonesiapun, khususnya di daerah pertanian, masyarakat sudah
mengenal daur ulang limbah, khususnya limbah yang bersifat
hayati, seperti sisa makanan, daun-daunan dsb. Dalam pengelolaan
persampahan di Indonesia, upaya daur- ulang memang cukup
menonjol, walaupun umumnya baru melibatkan sektor informal,
seperti pedagang sampah (tukang loak), tukang servis alat-alat
elektronika, petugas sampah, pemulung, bandar/lapak dsb.Dalam
pengelolaan sampah, upaya daur-ulang akan berhasil baik bila
dilakukan pemilahan dan pemisahan komponen sampah mulai dari
sumber sampai ke proses akhirnya.
• Upaya pemilahan sangat dianjurkan dan
hendaknya diprioritaskan sehingga
termasuk yang paling penting
didahulukan. Persoalannya adalah
bagaimana meningkatkan keterlibatan
masyarakat
• Pemilahan yang dianjurkan adalah pola
pemilahan yang dilakukan mulai dari
level sumber atau asal sampah itu
muncul,
• Terminologi ’daur-ulang’ di Indonesia
biasanya digunakan untuk seluruh upaya
pemanfaatan kembali.

More Related Content

Similar to 4. Pengurangan.ppt

99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)
99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)
99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)Imm Ida
 
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganikPengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik'Dimas Keren
 
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)Rista Uyul
 
Materi bahasan
Materi bahasanMateri bahasan
Materi bahasantnurtati
 
Minimasi Sampah.pptx
Minimasi Sampah.pptxMinimasi Sampah.pptx
Minimasi Sampah.pptxGustiIqbal3
 
Penanganan limbah
Penanganan  limbahPenanganan  limbah
Penanganan limbahsalmafirda
 
TUGAS TI TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
TUGAS TI TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGANTUGAS TI TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
TUGAS TI TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN3504140098
 
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkunganPelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkunganAshar Asham
 
Daur Ulang Limbah
Daur Ulang LimbahDaur Ulang Limbah
Daur Ulang Limbahsriendah10
 
CHAPTER I Introduction to Green Chemistry.pdf
CHAPTER I Introduction to Green Chemistry.pdfCHAPTER I Introduction to Green Chemistry.pdf
CHAPTER I Introduction to Green Chemistry.pdfIMadeGunamantha
 
Proposal digester sampah megalab inovasi
Proposal digester sampah megalab inovasiProposal digester sampah megalab inovasi
Proposal digester sampah megalab inovasiYahyawan Triyana
 
Presentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptx
Presentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptxPresentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptx
Presentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptxachmadjonviktorhamra
 

Similar to 4. Pengurangan.ppt (20)

99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)
99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)
99. peran perkantoran dalam penerapan green office (maria)
 
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganikPengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
Pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik
 
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
Tugas pengembangan limbah bab 1 4 (autosaved)
 
Pengolahan sampah
Pengolahan sampahPengolahan sampah
Pengolahan sampah
 
Materi bahasan
Materi bahasanMateri bahasan
Materi bahasan
 
Minimasi Sampah.pptx
Minimasi Sampah.pptxMinimasi Sampah.pptx
Minimasi Sampah.pptx
 
Penanganan limbah
Penanganan  limbahPenanganan  limbah
Penanganan limbah
 
TUGAS TI
TUGAS TITUGAS TI
TUGAS TI
 
TUGAS TI TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
TUGAS TI TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGANTUGAS TI TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
TUGAS TI TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
 
tugas
tugas tugas
tugas
 
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkunganPelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
Pelaksanaan Konsep Strategis dalam pengelolaan kualitas lingkungan
 
Plh powerpoint citra
Plh powerpoint citraPlh powerpoint citra
Plh powerpoint citra
 
Pengolahan limbah
Pengolahan limbahPengolahan limbah
Pengolahan limbah
 
Daur Ulang Limbah
Daur Ulang LimbahDaur Ulang Limbah
Daur Ulang Limbah
 
ANALYSIS OF GREEN INFORMATION TECHNOLOGY IN TOSHIBA COMPANIES
ANALYSIS OF GREEN INFORMATION TECHNOLOGY IN TOSHIBA COMPANIESANALYSIS OF GREEN INFORMATION TECHNOLOGY IN TOSHIBA COMPANIES
ANALYSIS OF GREEN INFORMATION TECHNOLOGY IN TOSHIBA COMPANIES
 
KONSEP INDUSTRI HIJAU.pptx
KONSEP INDUSTRI HIJAU.pptxKONSEP INDUSTRI HIJAU.pptx
KONSEP INDUSTRI HIJAU.pptx
 
tugas 9
tugas 9tugas 9
tugas 9
 
CHAPTER I Introduction to Green Chemistry.pdf
CHAPTER I Introduction to Green Chemistry.pdfCHAPTER I Introduction to Green Chemistry.pdf
CHAPTER I Introduction to Green Chemistry.pdf
 
Proposal digester sampah megalab inovasi
Proposal digester sampah megalab inovasiProposal digester sampah megalab inovasi
Proposal digester sampah megalab inovasi
 
Presentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptx
Presentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptxPresentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptx
Presentasi Penerapan Adipura di Tingkat Desa.pptx
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

4. Pengurangan.ppt

  • 1.
  • 2. KONSEP MINIMASI LIMBAH Dilihat dari keterkaitan terbentuknya limbah, ada 2 (dua) pendekatan untuk mengendalikan akibat adanya limbah : 1. Pendekatan proaktif yaitu upaya agar dalam proses penggunaan bahan akan dihasilkan limbah yang seminimal mungkin, dengan tingkat bahaya yang serendah mungkin. 2. Pendekatan reaktif: yaitu penanganan limbah yang dilakukan setelah limbah tersebut terbentuk
  • 3. Pendekatan proakatif dikenal sebagai proses bersih atau teknologi bersih yang bersasaran pada pengendalian atau reduksi terjadinya limbah melalui penggunaan teknologi yang lebih bersih dan yang akrab lingkungan. Konsep ini secara sederhana meliputi: a. Pengaturan yang lebih baik dalam manajemen penggunaan bahan dan enersi serta limbahnya melalui good house keeping b. Penghematan bahan baku, fluida dan enersi yang digunakan
  • 4. d. Pemakaian kembali bahan baku tercecer yang masih bisa dimanfaatkan d. Penggantian bahan baku, fluida dan enesi e. Pemodivikasian proses bahkan kalau perlu penggantian proses dan teknologi yang digunakan agar limbah yang dihasilkan seminimal mungkin dan dengan tingkat bahaya yang serendah mungkin f. Pemisahan limbah yang terbentuk berdasarkan jenisnya agar lebih mudah penanganannya
  • 5. Pendekatan reaktif, yaitu konsep yang dianggap perlu diperbaiki, adalah konsep dengan upaya pengendalian yang dilakukan setelah limbah terbentuk, dikenal sebagai pendekatan end-of- pipe. Konsep ini mengandalkan pada teknologi pengolahan dan pengurugan limbah, agar emisi dan residu yang dihasilkan aman dilepas kembali ke lingkungan. Konsep pengendalian limbah secara reaktif tersebut kemudian diperbaiki melalui kegiatan pemanfaatan kembali residu atau limbah secara langsung (reuse), dan/atau melalui sebuah proses terlebih dahulu sebelum dilakukan pemanfaatan (recycle) terhadap limbah tersebut.
  • 6. Pendekatan proses bersih dikembangkan menjadi konsep hierarhi urutan prioritas penanganan limbah secara : Langkah 1 Reduce (pembatasan): mengupayakan agar limbah yang dihasilkan sesedikit mungkin Langkah 2 Reuse (guna-ulang): bila limbah akhirnya terbentuk, maka upayakan memanfaatkan limbah tersebut secara langsung Langkah 3 Recycle (daur-ulang): residu atau limbah yang tersisa atau tidak dapat dimanfaatkan secara langsung, kemudian diproses atau diolah untuk dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan baku maupun sebagai
  • 7. Langkah 4 Treatment (olah): residu yang dihasilkan atau yang tidak dapat dimanfaatkan kemudian diolah, agar memudahkan penanganan berikutnya, atau agar dapat secara aman dilepas ke lingkungan Langkah 5 Dispose (singkir): residu/limbah yang tidak dapat diolah perlu dilepas ke lingkungan secara aman, yaitu melalui rekayasa yang baik dan aman seperti menyingkirkan pada sebuah lahan-urug (landfill) yang dirancang dan disiapkan secara baik Langkah 6 Remediasi: media lingkungan (khusunya media air dan tanah) yang sudah tercemar akibat limbah yang tidak terkelola secara baik, perlu direhabilitasi atau diperbaiki melalui
  • 8. Konsep proses bersih kemudian diterapkan lebih spesifik dalam pengelolaan sampah, dengan penekanan pada reduce, reuse dan recycle, yang dikenal sebagai pendekatan 3R. Upaya R1, R2 dan R3 adalah upaya minimasi atau pengurangan sampah yang perlu ditangani. Pengolahan atau pemusnahan sampah bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan bila residu tersebut dilepas ke lingkungan. Sebagian besar pengolahan dan/atau pemusnahan sampah bersifat transformasi materi yang dianggap berbahaya sehingga dihasilkan materi lain yang tidak mengganggu lingkungan. Sedangkan penyingkiran limbah bertujuan mengurangi volume dan bahayanya (seperti insinerasi) ataupun
  • 9. Pendekatan 3R, yang diperkenalkan di Jepang : Langkah 1: Penghematan penggunaan sumber daya alam Langkah 2: Pembatasan konsumsi penggunaan bahan dalam kegiatan sehari-hari, termasuk dalam proses produksi di sebuah industri Langkah 3: Penggunaan produk yang dikonsumsi berulang-ulang Langkah 4a: Pendaur-ulangan bahan yang tidak dapat digunakan langsung Langkah 4b: Pemanfaatan enersi yang terkandung dalam sampah, yang biasanya dilakukan melalui teknologi insinerasi Langkah 5: Pengembalian residu atau limbah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi melalui disposal di alam
  • 10. Konsep Pengurangan dalam Pengelolaan Sampah menurut UU-18/2008 Menurut UU-18/2008 tentang Pengelolaan Sampah, terdapat 2 kelompok utama pengelolaan sampah, yaitu: Pengurangan sampah (waste minimization), yang terdiri dari pembatasan terjadinya sampah R1), guna-ulang (R2) dan daur- ulang (R3) Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari:  Pemilahan: dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah  Pengumpulan: dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu  Pengangkutan: dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir Pengolahan: dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah
  • 11. UU-18/2008 ini menekankan bahwa prioritas utama yang harus dilakukan oleh semua fihak adalah mengurangi sampah semaksimal mungkin. Bagian sampah atau residu dari kegiatan pengurangan sampah yang masih tersisa selanjutnya dilakukan pengolahan (treatment) maupun pengurugan (landfilling). Pengurangan sampah melalui 3R menurut UU-18/2008 meliputi: Pembatasan (reduce): mengupayakan agar limbah yang dihasilkan sesedikit mungkin
  • 12. Guna-ulang (reuse): bila limbah akhirnya terbentuk, maka upayakan memanfaatkan limbah tersebut secara langsung Daur-ulang (recycle): residu atau limbah yang tersisa atau tidak dapat dimanfaatkan secara langsung, kemudian diproses atau diolah untuk dapat dimanfaatkan, baik sebagai bahan baku maupun sebagai sumber enersi
  • 13. Konsep pembatasan (reduce) jumlah sampah yang akan terbentuk dapat dilakukan antara lain melalui: A.Efisiensi penggunaan sumber daya alam B.Rancangan produk yang mengarah pada penggunaan bahan atau proses yang lebih sedikit menghasilkan sampah, dan sampahnya mudah untuk diguna-ulang dan didaur-ulnag C.Menggunakan bahan yang berasal dari hasil daur-ulang limbah D.Mengurangi penggunaan bahan berbahaya E.Menggunakan eco-labeling
  • 14. Beberapa hal yang diatur dalam UU-18/2008 terkait dengan upaya minimasi (pembatasan) timbulan sampah adalah : 1.Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan: menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka waktu tertentu memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.
  • 15. 2.Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan menggunakan bahan produksi yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam. 3.Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam
  • 16. 4.Pemerintah memberikan: insentif kepada setiap orang yang melakukan pengurangan sampah disinsentif kepada setiap orang yang tidak melakukan pengurangan sampah
  • 17. Pembatasan (Reduce) Timbulan Sampah UU-18/2008 menggaris bawahi bahwa pengurangan sampah dilakukan sebelum sampah tersebut terbentuk, misalnya melalui penghematan penggunaan bahan. Kewajiban pengurangan sampah ditujukan bukan saja bagi konsumen, tetapi juga ditujukan pada produsen produk. Di Indonesia, upaya mereduksi sampah masih belum mendapat perhatian yang baik karena dianggap rumit dan tidak menunjukkan hasil yang nyata dalam waktu singkat.
  • 18. Upaya mereduksi sampah sebetulnya akan menimbulkan manfaat jangka panjang seperti: Mengurangi biaya pengelolaan dan investasi. Mengurangi potensi pencemaran air dan tanah. Memperpanjang usia TPA. Mengurangi kebutuhan sarana sistem kebersihan. Menghemat pemakaian sumber daya alam.
  • 19. Extended Producer Responsibility (EPR), yaitu strategi yang dirancang dengan menginternalkan biaya lingkungan ke dalam biaya produksi sebuah produk, tidak terbatas pada produk utamanya, tetapi termasuk pula pengemas dari produk utama tersebut. Dengan demikian biaya lingkungan, seperti biaya penanganan residu atau limbah yang muncul akibat penggunaan produk tersebut menjadi bagian dari komponen harga produk yang dipasarkan tersebut.
  • 20. Langkah EPR yang diterapkan di Jepang, melalui beberapa langkah: Langkah 1: penghematan bahan baku di proses produksi Langkah 2: memproduksi barang yang berumur panjang, mendorong reparasi pada barang yang rusak, termasuk servis bergaransi Langkah 3: menerima pengembalian produk bekas termasuk pengemas, menggunakan bahan baku atau menghasilkan produk yang berasal dari hasil daur-ulang serta mengupayakan penggunaan dan pengembangan teknologi daur-ulang
  • 21. Guna-ulang (Reuse) dan Daur-ulang (Recycle) Sampah • Daur-ulang limbah pada dasarnya telah dimulai sejak lama. Di Indonesiapun, khususnya di daerah pertanian, masyarakat sudah mengenal daur ulang limbah, khususnya limbah yang bersifat hayati, seperti sisa makanan, daun-daunan dsb. Dalam pengelolaan persampahan di Indonesia, upaya daur- ulang memang cukup menonjol, walaupun umumnya baru melibatkan sektor informal, seperti pedagang sampah (tukang loak), tukang servis alat-alat elektronika, petugas sampah, pemulung, bandar/lapak dsb.Dalam pengelolaan sampah, upaya daur-ulang akan berhasil baik bila dilakukan pemilahan dan pemisahan komponen sampah mulai dari sumber sampai ke proses akhirnya.
  • 22. • Upaya pemilahan sangat dianjurkan dan hendaknya diprioritaskan sehingga termasuk yang paling penting didahulukan. Persoalannya adalah bagaimana meningkatkan keterlibatan masyarakat • Pemilahan yang dianjurkan adalah pola pemilahan yang dilakukan mulai dari level sumber atau asal sampah itu muncul, • Terminologi ’daur-ulang’ di Indonesia biasanya digunakan untuk seluruh upaya pemanfaatan kembali.