Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit jantung bawaan seperti stenosis katup aorta, koarktasi aorta, patent ductus arteriosus, dan tetralogy of Fallot. Stenosis katup aorta menyebabkan penyempitan aliran darah, koarktasi aorta menyebabkan hipertensi, patent ductus arteriosus menyebabkan overload darah ke paru-paru, sedangkan tetralogy of Fallot merupakan kombinasi defek septum ventrikel dan stenosis katup pulmonal.
3. Katup aorta yang berfungsi untuk
mengalirkan darah ke aorta dan
kemudian ke seluruh tubuh, mengalami
penyempitan, sehingga menghambat
aliran darah dan oksigen ke seluruh
tubuh. Hal tersebut juga menyebabkan
otot ventrikel kiri menebal dan
membesar akibat beban kerja yang
meningkat.
4. FR
Dinding ventrikel kiri menebal karena ventrikel berusaha memompa
sejumlah darah melalui katup aorta yang sempit. Otot jantung yang
membesar membutuhkan lebih banyak darah dari arteri koroner.
Persediaan darah yang tidak mencukupi akhirnya akan menyebabkan
terjadinya nyeri dada (angina) pada waktu penderita melakukan aktivitas.
Berkurangnya aliran darah juga dapat merusak otot jantung, sehingga
curah jantung tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh. Gagal
jantung yang terjadi menyebabkan kelemahan dan sesak nafas ketika
melakukan aktivitas. Penderita stenosis katup aorta yang berat bisa
mengalami pingsan ketika melakukan aktivitas, karena katupyang sempit
menghalangi ventrikel untuk memompa cukup darah ke arteri di otot,
yang telah melebar untuk menerima darah yang kaya akan oksigen.
5. FR
• Sakit pada dada yang menyebar ke lengan dan
tenggorokan
• Batuk, terkadang dengan darah
• Merasa lelah
• Napas pendek disebabkan oleh kegagalan jantung
sebelah kiri
• Masalah pernapasan selama berolahraga dapat
berkembang menjadi masalah pernapasan saat
beristirahat; bangun di malam hari karena tidak
bisa bernapas
• Detak jantung cepat
7. FR
umumnya terjadi pada 10%
penderita penyakit jantung bawaan
dan beberapa kasus parah perlu
ditangani segera setelah lahir.
Dalam kelainan ini, aorta atau
pembuluh darah utama mengalami
penyempitan sehingga pengaliran
darah dari jantung ke seluruh tubuh
mengalami hambatan.
7
8. FR
Konstriksi aorta menghalangi aliran darah dari jantung ke organ bagian
bawah tubuh, akibatnya tekanan arteri meningkat di atas tempat
penyempitan. Hal ini menyebabkan munculnya keluhan hipertensi. Dalam
perjalanan alami defek, perubahan morfologis pada arteri koroner,
fibroelastosis sekunder pada endotel ventrikel kiri dan miokardium,
gangguan sirkulasi otak atau pendarahan otak dapat terjadi. Dengan
penyempitan yang signifikan pada periode bayi baru lahir, syok peredaran
darah dengan insufisiensi ginjal dan asidosis metabolik dapat terjadi,
menyerupai klinik penyakit sistemik lainnya, misalnya sepsis.
Gejala nonspesifik koarktasio aorta (misalnya sakit kepala, nyeri dada,
kelemahan dan ketimpangan saat berolahraga) mungkin muncul saat anak
tumbuh. Seringkali ada hipertensi, namun jarang berkembang setelah masa
neonatal. Jarang ada pecahnya aneurisma otak, yang menyebabkan
perdarahan intrakranial.
9. FR
Pada Orang Dewasa :
tekanan darah tinggi
sakit kepala
otot lemah
Mimisan
nyeri dada
napas pendek
kram tungkai
kaki terasa dingin.
Pada Bayi :
bayi tampak gelisah
sulit bernapas
mengeluarkan banyak keringat
kesulitan saat menyusu
kulit menjadi pucat.
11. Lubang yang menghubungkan arteri
pulmonal dengan aorta pada janin tidak
menutup setelah bayi lahir, sebagaimana
mestinya. Akibatnya sebagian darah yang
seharusnya dialirkan ke seluruh tubuh
melalui aorta, masuk ke arteri pulmonal
dan kembali ke paru-paru. Kondisi ini
menyebabkan darah yang masuk ke paru-
paru menjadi berlebihan, sekaligus juga
menambah beban kerja jantung.
12. FR
Gawat nafas di sertai tanda tanda gagal jantung pada bayi.
Bising gibson yang terus menurus yang terdengar sistol dan diastol pada anak yang
lebih besar dan dewasa akibat pemintasan aliran darah dari aorta ke dalam arteri
pulmonalis pada saat sistol dan diastol.
Vibrasi yang teraba saat melakukan palpasi pada tepi kiri sternum ; gejala ini
disebabkan oleh pemintasan aliran darah dari aorta ke arteri pulmonalis
Impuls ventrikel kiri yang nyata akibat hipertrofi ventrikel kiri.
Denyut nadi perifer yang memantul akibat keadaan aliran yang tinggi.
Tekanan nadi yang melebar akibat kenaikan tekanan sistolik dan terutama akibat
penurunan tekanan diastolik pada saat darah memintas melauli PDA dan demikian
mengurangi tahanan tepi.
Perkembangan motorik yang lambat akibat gagal jantung.
Kegagalan tumbuh kembang akibat gagal jantung.
Kelitihan dan dispnea pada saat melakukan kegiatan yg dpt terjadi pada dewasa yg
mengalami PDA yg tdk terdeteksi.
13. FR
• Sesak napas
• Napas tersengal-sengal
• Jantung berdetak cepat
• Mudah lelah
• Tidak nafsu makan
• Berkeringat ketika makan
• Gangguan pertumbuhan
15. FR
kombinasi dari berbagai penyakit jantung
bawaan, yang terdiri dari defek seprum
ventrikel (lubang di antara kedua ventrikel
jantung), stenosis pulmonal (penyempitan
pada katup pulmonal), kelainan posisi aorta,
serta hipertrofi ventrikel kanan (penebalan
pada otot ventrikel kanan). Kondisi ini dapat
mengakibatkan percampuran antara darah
kotor dan darah bersih, sehingga
menyebabkan sianosis pada bayi.
15
16. FR
Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu adanya celah pada sekat
antara kedua rongga ventrikel (bilik) jantung
Stenosis katup pulmonal terjadi karena penyempitan klep
pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian
otot di bawah klep juga menebal dan menimbulkan penyempitan
Aorta overriding di mana pembuluh darah utama yang keluar dari
ventrikel kiri menekan sekat bilik, sehingga terlihat seperti aorta
keluar dari ventrikel kanan
Hipertropi Ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan
karena peningkatan tekanan di ventrikel akibat penyempitan
katup pulmonal
17. FR
• Sesak napas, terutama saat beraktivitas, misalnya pada saat bayi
menyusu.
• Kulit dan bibir membiru (sianosis) akibat peredaran darah yang
kekurangan kadar oksigen. Kondisi sianosis ini bisa memburuk
saat bayi menangis.
• Kuku tangan dan kaki berbentuk bulat dan cembung (clubbing
fingers) akibat pembesaran tulang atau kulit di sekitar kuku.
• Mudah lelah.
• Rewel
• Berat badan tidak bertambah.
• Gangguan tumbuh kembang.