Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas pengembangan tanah Ultisol yang dilakukan melalui tiga pendekatan geografi yaitu keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan.
2. Pada pendekatan keruangan, dibahas tentang pengaruh kondisi alam terhadap produktivitas tanaman di lahan Ultisol. Pada pendekatan kelingkungan, dibahas tentang interaksi antara organisme dengan lingkungan di
1. GEOGRAFI TANAH
“Ordo Tanah Ultisol di Tinjau dari Tiga Pendekatan Geografi
(Regional, Ekologikal, dan Spasial)”
OLEH :
S U R I A D I
G2S119006
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
2. Geografi sebagai ilmu yang mengkaji secara komperhensif fenomena-
fenomena yang ada di permukaan bumi dan hubungan saling tindak dengan
kehidupan manusia melalui tiga pendekatan yaitu, Keruangan (spatial),
lingkungan (ekologi), dan komplek wilayah (Regional) . Tanah dalam konteks
kajian geografis adalah sebagai tubuh alam yang menyelimuti permukaan
bumi dengan berbagai sifat dan perwatakannya yang khas dalam proses
pembentukan, keterpadatan, dinamika dari waktu ke waktu, serta
manfaatnya bagi kehidupan. Dalam ilmu ini dipelajari berbagai aspek tentang
tanah, seperti pembentukan, klasifikasi, pemetaan, berbagai karakteristik
fisik, kimiawi, biologis, kesuburannya, sekaligus mengenai pemanfaatan dan
pengelolaannya.
Tanah Ultisol mempunyai sebaran yang sangat luas, meliputi hampir
25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah yang dalam dan
kapasitas tukar kation yang tergolong sedang hingga tinggi menjadikan
tanah ini mempunyai peranan yang penting dalam pengembangan pertanian
lahan kering di Indonesia (Prasetyo dan Suridikarta, 2006). Oleh karena itu,
pengelolaan kesuburan tanah masam seperti ultisol perlu mendapat
perhatian.
A. Latar Belakang
3. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas , maka penulis dapat menarik
beberapa rumusan masalah yang diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan tanah ultisol di tinjau dari pendekatan
keruangan?
2. Bagaimana pengembangan tanah ultisol di tinjau dari pendekatan
kelingkungan?
3. Bagaimana pengembangan tanah ultisol di tinjau dari pendekatan
kewilayahan?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami pengembangan tanah ultisol di tinjau dari
pendekatan keruangan.
2. Untuk memahami pengembangan tanah ultisol di tinjau dari
pendekatan kelingkungan.
3. Untuk memahami pengembangan tanah ultisol di tinjau dari
pendekatan kewilayahan .
4. A. Tanah Ultisol di Tinjau dari Pendekatan Keruangan (Spasial)
Pendekatan keruangan (spasial) ini menjadi pendekatan yang khas dalam
geografi karena menjadi studi tentang keragaman ruang muka bumi dengan menelaah
tiap-tiap aspek keruangannya. Aspek-aspek ruang dan spasial geografi yang meliputi
faktor lokasi, kondisi alam dan kondisi sosial budaya pada masyarakat.
Keterkaitan antara faktor kondisi alam yang merupakan salah satu dari aspek
keruangan (spasial) geografi dapat berperan penting terhadap pertumbuhan dan
produksi jagung dan ubikayu pada lahan tanah ultisol. Dimana kita ketahui sendiri
bahwa tanah ultisol memiliki tingkat kesuburan yang rendah, namun berbagai upaya
yang telah dilakukan agar lahan tanah ultisol dapat tetap dimanfaatkan untuk
pertanian. Diantaranya pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) plus bahan
organik dapat meningkatkan hasil pertanian dan produksi jagung, selain itu kondisi
lahan kering tanah ultisol sangat potensial untuk pengembangan ubikayu yang
mempunyai sifat toleran terhadap tingginya kemasaman tanah. Dalam
pengembangannya, pemberian pupuk kimia, pupuk kandang dan dolomit dengan
takaran relatif tinggi disertai olah tanah dalam menjadi faktor penting untuk
mendapatkan hasil produksi ubikayu yang tinggi.
5. Petak lebar 11 km x 11 km 16,5 km x 16,5
km
15 km x 15 km 15 km x 15 km 16,4 km x
16.4 km
20 km x 20 km
Rata-rata
revisit waktu
2-3 hari 3-4 hari 2-3 hari 3-4 hari 2-3 hari 2-3 hari
Akurasi
Pemetaan
10 meter 20 meter 2 meter 3 meter 6,5 meter 4-5 meter
Dynamic
Range
(Rentang
Dinamis)
11-bits per pixel 11-bit per pixel 11-bit per pixel 11-bit per
pixel
11-bit per pixel 11-bit per pixel
Tabel 1. Perkembangan produksi, luas panen dan produktivitas ubikayu selama 10 tahun
terakhir (2001-2012) pada lahan tanah ultisol.
Tahun
Produksi
(000 t)
Pertumbuha
n (%)
Luas Panen
(000 ha)
Pertumbuhan
(%)
Produktivitas
(kw/ha)
Pertumbuhan
(%)
2001 17.055 - 1.317.9 - 129 -
2002 16.913 -0.83 1.278.5 -3.14 132 2.32
2003 18.524 9.52 1.244.5 -2.5 149 12.88
2004 19.264 3.99 1.239.8 -0.38 155 4.03
2005 19.321 0.29 1.213.5 -2.12 159 2.58
2006 19.986 3.44 1.227.5 1.15 163 2.51
2007 19.988 0.1 1.201.5 -2.11 166 1.84
2008 21.757 8.85 1.204.9 0.28 180 8.43
2009 22.039 1.07 1.175.7 0.4 187 3.88
2010 23.918 8.52 1.183.0 0.62 202 8.02
2011 24.044 0.52 1.184.7 0.14 203 0.49
2012 24.177 -1.46 1.129.9 -5.97 214 4.67
Rata-rata (% tahun) 2.62 -0.56 3.97
Sumber: BPS, 2005,
2009, 2012
6. B. Tanah Ultisol di Tinjau dari Pendekatan Kelingkungan (Ekologi)
Pendekatan ekologi didasarkan pada prinsip ilmu biologi yaitu interelasi
yang menonjol antara makhluk hidup dan lingkungannya. Tujuan dilakukan
pendekatan ini adalah untuk mengkaji fenomena geosfer dengan
memperhatikan interaksi antara organisme dengan lingkungannya. Aspek yang
dikaji dalam pendekatan lingkungan antara lain adalah interaksi komponen
fisikal (alamiah) dan nonfisik (sosial). Selain itu, pendekatan geografi ini juga
berfokus pada perilaku organisme dan perubahan fenomena lingkungan yang
terjadi secara mandiri tanpa keterkaitan.
Pada lahan tanah ultisol dalam kondisi lingkungan dengan tegangan air
tanah yang rendah pertumbuhan tanaman baik, sebaliknya pada kondisi
lingkungan dengan tegangan air yang tinggi, terjadi penurunan laju
pertumbuhan tanaman, jumlah anakan maksimum, jumlah anakan produktif,
rasio tajuk akar, dan berat jerami tanaman, serta menambah lama umur
panen.
7. Sateli Ikonos
1. Aplikasi Satelit IKONOS pada Bidang Pertanian
2. Aplikasi Satelit IKONOS untuk Penanggulangan Bencana
3. Aplikasi Satelit IKONOS pada Bidang Geologi
4. Aplikasi Satelit IKONOS pada Pertambangan dan Eksplorasi
5. Aplikasi Satelit IKONOS pada Perencanaan dan Pengembangan
Perkotaan
6. Aplikasi Satelit IKONOS pada Bidang Pariwisata
C. Tanah Ultisol di Tinjau dari Pendekatan Kewilayahan (Regional)
Pendekatan regional (analisis kompleks wilayah) dilakukan dengan
cara membandingkan berbagai kawasan pada muka bumi dengan
memperhatikan aspek-aspek keruangan serta lingkungan secara
komprehensif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keasaman tanah pada
tumbuhan kelapa sawit bersifat asam, C-organik sangat rendah dan
teksturnya lempung berpasir. Pada tanah karet, keasaman tanah
bersifat asam, C-organik rendah dan sangat rendah, tekstur lempung
berpasir. Pada tanaman campuran tanah keasaman bersifat asam, C-
organik rendah sampai sangat rendah dan tekstur tanah lempung
berpasir. Pada tanah duku, keasaman tanah bersifat asam, C-Organik
rendah dan tekstur tanah lempung berpasir. Pada lahan kehutanan
keasaman tanah bersifat asam sedang, C-organik adalah sedang dan
tekstur tanah adalah pasir liat.
8. 1. Pada pendekatan Keruangan sangat berkaitan dengan kondisi alam lahan
tanah ultisol terhadap pertumbuhan dan produktivitas bagi tanaman jagung
dan ubi kayu, dimana kita dapat mengetahui bahwa tanah ultisol memiliki
tingkat kesuburan yang rendah. Namun dengan berbagai upaya seperti
pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) plus bahan organik serta
pemberian pupuk kimia, pupuk kandang dan dolomit dapat meningkatkan
pertumbuhan dan produktivitas bagi tanaman jagung dan ubikayu.
2. Pada pendekatan Kelingkungan mengkaji tentang fenomena geosfer dengan
memperhatikan interaksi antara organisme dengan lingkungannya baik fisik
maupun non fisik. Seperti pada lahan tanah ultisol dalam kondisi lingkungan
dengan tegangan air tanah yang rendah pertumbuhan tanaman baik,
sebaliknya pada kondisi lingkungan dengan tegangan air yang tinggi, terjadi
penurunan laju pertumbuhan tanaman, jumlah anakan maksimum, jumlah
anakan produktif, rasio tajuk akar, dan berat jerami tanaman, serta
menambah lama umur panen.
3. Pada pendekatan Kewilayahan dilakukan dengan cara membandingkan
berbagai kawasan pada muka bumi dengan memperhatikan aspek-aspek
keruangan serta lingkungan secara komprehensif. Dimana dengan
pendekatan ini dapat membandingkan tingkat keasaman tanah pada
beberapa jenis tanaman yang tumbuh di lahan tanah ultisol.