SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.257, 2017 KEMEN-KUKM. USP oleh Koperasi. Perubahan.
PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 02 /PER/M.KUKM/ II /2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL
DAN MENENGAH NOMOR 15/PER/M.KUKM/IX/2015 TENTANG USAHA
SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperluas kesempatan berusaha
bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan produktif,
perlu mengembangkan pelaksanaan kegiatan usaha
simpan pinjam oleh Koperasi yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan, agar
masyarakat memperoleh manfaat dan kesejahteraan
yang sebesar-besarnya;
b. bahwa pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh
koperasi yang semakin berkembang, sesuai dengan
dinamika dan perubahan tatanan ekonomi dan sosial
masyarakat, Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
15/PER/M.KUKM/IX/ 2015 tentang Usaha Simpan
Pinjam oleh Koperasi, perlu dilakukan penyempurnaan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
www.peraturan.go.id
2017, No.257 -2-
Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang
Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3502);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5394);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679).
4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian
dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 8,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3540);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994 tentang
Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3549);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh
Koperasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
www.peraturan.go.id
2017, No.257
-3-
1995 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3501);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998
tentang Modal Penyertaan Koperasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3744);
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 165
Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi
Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 339);
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun
2015 tentang Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 106);
11. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor
10/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Kelembagan
Koperasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1489);
12. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor
11/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pemupukan Modal Penyertaan pada
Koperasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1490);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN
MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL
DAN MENENGAH NOMOR 15/PER/M.KUKM/IX/2015
TENTANG USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI.
www.peraturan.go.id
2017, No.257 -4-
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
15/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Usaha Simpan Pinjam
oleh Koperasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1494), diubah sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 1 ditambah tiga ketentuan yakni angka
31, angka 32 dan angka 33, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan
orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Koperasi Simpan Pinjam yang selanjutnya disebut
KSP adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan
usahanya hanya usaha simpan pinjam.
3. Unit Simpan Pinjam yang selanjutnya disebut USP
Koperasi adalah unit usaha koperasi yang bergerak
di bidang usaha simpan pinjam sebagai bagian dari
kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan.
4. KSP Primer adalah KSP yang didirikan oleh dan
beranggotakan orang seorang.
5. KSP Sekunder adalah KSP yang didirikan oleh dan
beranggotakan KSP.
6. Pengurus Koperasi adalah anggota koperasi yang
diangkat dan dipilih dalam rapat anggota untuk
mengurus organisasi dan usaha koperasi.
7. Pengawas adalah anggota koperasi yang diangkat
dan dipilih dalam rapat anggota untuk mengawasi
pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
koperasi.
www.peraturan.go.id
2017, No.257
-5-
8. Pengelola adalah anggota koperasi atau pihak
ketiga yang diangkat oleh pengurus dan diberi
wewenang untuk mengelola usaha koperasi atau
Unit Simpan Pinjam Koperasi.
9. Kekeluargaan Semenda adalah satu pertalian
kekeluargaan karena perkawinan, yaitu pertalian
antara salah seorang dari suami isteri dan keluarga
sedarah dari pihak lain.
10. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh
anggota, calon anggota, koperasi lain, dan atau
anggotanya kepada koperasi dalam bentuk
simpanan dan tabungan.
11. Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama
banyaknya yang wajib dibayarkan kepada koperasi
pada saat masuk menjadi anggota, yang tidak dapat
diambil kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota.
12. Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu
yang tidak harus sama yang wajib dibayar anggota
kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan
tertentu, yang tidak dapat diambil kembali selama
yang bersangkutan masih menjadi anggota.
13. Tabungan Koperasi adalah simpanan di koperasi
dengan tujuan khusus, penyetorannya dilakukan
berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati
antara penabung dengan koperasi yang
bersangkutan dengan menggunakan Buku
Tabungan Koperasi.
14. Simpanan Berjangka adalah simpanan pada
koperasi yang penyetorannya dilakukan sekali dan
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu menurut perjanjian antara penyimpan
dengan koperasi yang bersangkutan.
15. Sisa Hasil Usaha yang selanjutnya disebut SHU
merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh
dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya,
www.peraturan.go.id
2017, No.257 -6-
penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dalam tahun buku yang bersangkutan.
16. Dana Cadangan adalah sejumlah uang yang
diperoleh dari penyisihan hasil usaha setelah pajak
yang dimasudkan untuk memupuk modal sendiri
dan menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
17. Modal Sendiri KSP adalah jumlah simpanan pokok,
simpanan wajib, cadangan yang disisihkan dari sisa
hasil usaha, hibah, dan simpanan lain yang
memiliki karakteristik sama dengan simpanan
wajib.
18. Modal USP adalah modal tetap USP yang
ditempatkan oleh koperasinya pada awal pendirian
USP Koperasi, modal tidak tetap tambahan dari
koperasi yang bersangkutan, dan cadangan yang
disisihkan dari hasil usaha USP Koperasi.
19. Modal Kerja adalah dana yang harus tersedia untuk
kelancaran usaha dan merupakan dana yang
ditanamkan dalam aktiva lancar.
20. Modal Usaha adalah dana yang harus tersedia
untuk usaha dan merupakan dana yang tertanam
dalam bentuk aktiva lancar maupun aktiva tetap.
21. Rencana Kerja adalah rincian kegiatan yang akan
dilaksanakan pada 1 (satu) periode yang telah
ditentukan.
22. Aset adalah kekayaan yang dimiliki dan dikelola
koperasi untuk menjalankan operasional usaha
dalam bentuk harta lancar dan atau harta tetap.
23. Jaringan Pelayanan adalah bentuk pelayanan
koperasi melalui pembukaan kantor cabang, kantor
cabang pembantu dan kantor kas dalam upaya
meningkatkan pelayanan kepada anggota.
24. Kantor Cabang KSP adalah kantor cabang yang
mewakili kantor pusat dalam menjalankan kegiatan
usaha menghimpun dana dan penyalurannya serta
mempunyai wewenang memutuskan pemberian
pinjaman.
www.peraturan.go.id
2017, No.257
-7-
25. Kantor Cabang Pembantu adalah kantor cabang
pembantu KSP yang berfungsi mewakili kantor
cabang dalam menjalankan kegiatan usaha untuk
menghimpun dana dan penyalurannya serta
mempunyai wewenang menerima permohonan
pinjaman tetapi tidak mempunyai wewenang untuk
memutuskan pemberian pinjaman.
26. Kantor Kas adalah kantor kas KSP yang berfungsi
mewakili kantor cabang dalam menjalankan
kegiatan usaha untuk menghimpun dana.
27. Standar Operasional Manajemen bagi KSP dan USP
Koperasi adalah struktur tugas, prosedur kerja,
sistem manajemen dan standar kerja yang
dijadikan panduan bagi pihak manajemen KSP dan
USP Koperasi.
28. Pembinaan Koperasi adalah upaya yang dilakukan
Pemerintah untuk menciptakan dan
mengembangkan iklim yang kondusif yang
mendorong pemasyarakatan koperasi melalui
pemberian bimbingan, kemudahan, dan
perlindungan kepada koperasi.
29. Pengawasan Koperasi adalah upaya yang dilakukan
oleh pengawas koperasi, pemerintah, gerakan
koperasi, dan masyarakat, agar organisasi dan
usaha KSP dan USP Koperasi diselenggarakan
dengan baik sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku.
30. Kesehatan KSP dan USP Koperasi adalah kondisi
kinerja usaha, keuangan dan manajemen koperasi
yang dinyatakan, Sehat, Cukup Sehat, Dalam
Pengawasan dan Dalam Pengawasan Khusus.
31. Izin Usaha Simpan Pinjam adalah legalitas usaha
koperasi yang melakukan kegiatan usaha simpan
pinjam.
32. Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
www.peraturan.go.id
2017, No.257 -8-
antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran
sejumlah imbalan.
33. Calon Anggota adalah orang per orang / koperasi
yang telah melunasi pembayaran simpanan pokok
kepada koperasinya, tetapi secara formal belum
sepenuhnya melengkapi persyaratan administratif,
antara lain belum menandatangani buku daftar
anggota.
2. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 3
(1) Pendirian KSP dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan kelayakan usaha serta manfaat bagi
anggotanya.
(2) Pengesahan akta pendirian KSP diberikan dengan
menerbitkan 2 (dua) dokumen, yaitu dokumen
pengesahan badan hukum dan dokumen izin usaha
simpan pinjam.
(3) Koperasi Primer dibentuk dan didirikan oleh paling
sedikit 20 (dua puluh) orang yang mempunyai
kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama.
(4) KSP sekunder didirikan oleh paling sedikit 3 (tiga)
badan hukum koperasi simpan pinjam dan koperasi
yang mempunyai unit simpan pinjam.
(5) Dalam pengajuan permohonan pengesahan akta
pendirian KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
para pendiri wajib memenuhi tambahan persyaratan
dengan menyampaikan beberapa dokumen sebagai
berikut:
a. surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal
pendirian KSP berupa rekening tabungan pada
Bank Umum;
www.peraturan.go.id
2017, No.257
-9-
b. rencana kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun, yang
menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
1. rencana permodalan yang meliputi:
a) rencana penghimpunan modal sendiri,
berasal dari simpanan pokok, simpanan
wajib, hibah dan dana cadangan;
b) rencana modal pinjaman yang berasal
dari anggota, calon anggota, koperasi lain
atau anggotanya, bank dan lembaga
keuangan lainnya, penerbitan obligasi
dan surat utang lainnya serta sumber lain
yang sah; dan
c) rencana modal penyertaan.
2. rencana kegiatan usaha yang meliputi:
a) rencana jenis produk penghimpunan
dana simpanan;
b) rencana jenis produk pemberian
pinjaman; dan
c) rencana pendapatan dan biaya.
3. rencana bidang organisasi dan sumber daya
manusia meliputi:
a) struktur organisasi;
b) uraian tugas, wewenang, dan tanggung
jawab;
c) pembinaan calon anggota untuk menjadi
anggota; dan
d) jumlah karyawan.
c. pernyataan kelengkapan administrasi organisasi
dan pembukuan, paling sedikit:
1. buku daftar pengurus;
2. buku daftar pengawas;
3. buku daftar anggota;
4. buku daftar simpanan anggota;
5. buku daftar pinjaman anggota;
6. formulir permohonan menjadi anggota;
7. formulir permohonan pengunduran diri
sebagai anggota;
www.peraturan.go.id
2017, No.257 -10-
8. formulir tabungan dan simpanan berjangka;
9. formulir administrasi pinjaman yang
diberikan;
10. formulir administrasi hutang yang diterima;
11. formulir administrasi modal sendiri; dan
12. formulir perjanjian pinjaman.
d. nama dan riwayat hidup calon pengelola dengan
melampirkan:
1. bukti telah mengikuti pelatihan simpan
pinjam koperasi dan surat keterangan telah
mengikuti magang usaha simpan pinjam
pada koperasi atau surat keterangan
berpengalaman bekerja di bidang simpan
pinjam koperasi;
2. surat keterangan berkelakuan baik dari yang
berwenang yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan tidak pernah melakukan
tindakan tercela atau dihukum karena
terbukti melakukan tindak pidana di bidang
keuangan atau tindak pidana lainnya;
3. surat pernyataan tidak mempunyai
hubungan keluarga sedarah dan semenda
sampai derajat kesatu dengan pengurus lain
atau pengawas; dan
4. pernyataan Pengelola KSP tentang
kesediaannya untuk bekerja secara purna
waktu.
e. daftar sarana kerja dilengkapi dengan
keterangan kondisi fisiknya, paling sedikit terdiri
atas:
1. kantor;
2. meja dan kursi kerja;
3. alat hitung;
4. tempat menyimpan uang atau brankas;
5. tempat menyimpan buku administrasi dan
pembukuan;
www.peraturan.go.id
2017, No.257
-11-
6. buku pedoman dan Peraturan di bidang
simpan pinjam koperasi; dan
7. papan nama.
(6) Penyetoran modal awal pendirian KSP sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) huruf a, dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dilengkapi dengan bukti penyetoran dari anggota
kepada koperasinya;
b. dibukukan dalam neraca KSP sebagai harta
kekayaan badan hukum KSP;
c. tidak boleh diambil, kecuali keluar dari
keanggotaan koperasi dan ada modal pengganti
dari anggota baru dan/atau Dana Cadangan
koperasi; dan
d. modal awal yang disetor oleh anggota terdiri dari
Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib, harus
disimpan pada Bank Umum.
3. Ketentuan Pasal 4 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 4
(1) Pembukaan USP Koperasi dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dengan memperhatikan kelayakan usaha serta
manfaat bagi anggotanya.
(2) Koperasi yang telah berbadan hukum tetapi belum
mencantumkan kegiatan usaha simpan pinjam
didalam anggaran dasarnya, apabila akan
melakukan kegiatan usaha simpan pinjam wajib
mengajukan permohonan pengesahan perubahan
anggaran dasar dengan mencantumkan usaha
simpan pinjam di dalam anggaran dasar tersebut
kepada pejabat yang berwenang.
(3) Pengajuan permohonan perubahan anggaran dasar
koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib
www.peraturan.go.id
2017, No.257 -12-
memenuhi tambahan persyaratan dengan
menyampaikan beberapa dokumen sebagai berikut:
a. surat bukti penyetoran modal tetap dari Koperasi
kepada USP Koperasi berupa rekening tabungan
pada bank umum;
b. rencana kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
c. administrasi dan pembukuan USP Koperasi yang
dikelola secara khusus dan terpisah dari
pembukuan koperasinya;
d. nama dan riwayat hidup Pengurus, Pengawas
dan calon Pengelola USP Koperasi;
e. daftar sarana kerja beserta keterangan kondisi
fisiknya, paling sedikit terdiri dari:
1) kantor;
2) meja dan kursi kerja;
3) alat hitung;
4) tempat menyimpan uang atau brankas;
5) tempat menyimpan buku administrasi dan
pembukuan;
6) buku pedoman dan peraturan di bidang
simpan pinjam koperasi; dan
7) papan nama.
f. surat perjanjian kerja antara Pengurus Koperasi
dengan Pengelola USP Koperasi; dan
g. pernyataan Pengelola USP Koperasi mengenai
kesediaannya untuk bekerja secara purna
waktu.
(4) Koperasi yang memiliki unit simpan pinjam wajib
mengajukan permohonan Izin Usaha Simpan
Pinjam.
(5) USP Koperasi yang memiliki modal tetap lebih kecil /
kurang dari Rp15.000.000,00 (lima belas juta
rupiah) didaftar pada buku registrasi koperasi dan
paling lambat 1 (satu) tahun harus sudah
memenuhi persyaratan untuk mengajukan
permohonan izin usaha.
www.peraturan.go.id
2017, No.257
-13-
(6) USP Koperasi wajib dikelola secara terpisah dengan
unit usaha lainnya.
(7) USP Koperasi yang telah mencapai aset paling
sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
dapat memisahkan menjadi KSP.
4. Ketentuan Pasal 7 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 7
Persyaratan Izin Usaha Simpan Pinjam:
a. surat permohonan pengajuan Izin Usaha Simpan
Pinjam;
b. fotocopy pengesahan akta pendirian/perubahan
anggaran dasar Koperasi beserta surat
keputusannya;
c. fotocopy surat bukti setoran modal dalam bentuk
rekening tabungan pada Bank Umum atas nama
Koperasi dan/atau salah satu Pengurus;
d. daftar riwayat hidup Pengurus dan Pengawas serta
fotocopy Kartu Tanda Penduduk pengurus, dan
pengawas;
e. fotocopy nomor rekening atas nama Koperasi; dan
f. rencana kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun.
5. Ketentuan ayat (2) dan ayat (3) Pasal 8 diubah, sehingga
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 8
(1) Untuk mendekatkan jarak pelayanan dan
meningkatkan kualitas pelayanan kepada anggota,
baik pelayanan jasa simpanan maupun pemberian
pinjaman, KSP dan USP Koperasi melalui
koperasinya dapat membuka Jaringan Pelayanan
berupa Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu
dan Kantor Kas.
www.peraturan.go.id
2017, No.257 -14-
(2) Pembukaan Kantor Cabang dan Kantor Cabang
Pembantu usaha simpan pinjam oleh koperasi
dapat dilaksanakan setelah KSP dan USP Koperasi
yang bersangkutan melaksanakaan kegiatan
simpan pinjam paling sedikit 2 (dua) tahun,
mempunyai predikat kesehatan paling rendah
“cukup sehat” dan mempunyai anggota paling
sedikit 20 (dua puluh) orang di daerah yang akan
dibuka Jaringan Pelayanannya.
(3) Pembukaan Kantor Kas dapat dilaksanakan setelah
KSP dan USP Koperasi melaksanakan kegiatan
usaha simpan pinjam paling sedikit 6 (enam) bulan
dengan jumlah anggota kantor kas yang akan
dibuka paling sedikit 20 (dua puluh) orang.
6. Ketentuan Pasal 9 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 9
(1) Persyaratan pembukaan Kantor Cabang dan/atau
Kantor Cabang Pembantu dengan melampirkan
sebagai berikut:
a. alamat Kantor Cabang dan Kantor Cabang
Pembantu yang akan dibuka;
b. fotocopy anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga;
c. Modal Kerja untuk Kantor Cabang dan Kantor
Cabang Pembantu;
d. fotocopy hasil penilaian kesehatan dengan
predikat kesehatan paling sedikit cukup sehat;
e. daftar sarana kerja beserta kondisi fisiknya;
f. neraca dan perhitungan hasil usaha koperasi
yang bersangkutan dalam 1 (satu) tahun
terakhir;
g. rencana kerja Kantor Cabang paling sedikit
setahun;
www.peraturan.go.id
2017, No.257
-15-
h. daftar nama dan riwayat hidup calon pimpinan
dan daftar nama calon karyawan Kantor
Cabang; dan
i. calon kepala cabang wajib memiliki sertifikat
standar kompetensi.
(2) Persyaratan pembukaan Kantor Kas sebagai
berikut:
a. memiliki Kantor Cabang dan/atau Kantor
Cabang Pembantu dalam satu wilayah
kabupaten/kota dimana kantor kas tersebut
dibuka; dan
b. nama calon kepala kantor kas.
7. Diantara Pasal 10 dan Pasal 11 disisipkan 1 (satu)
pasal, yakni Pasal 10A, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 10A
KSP dan USP Koperasi dapat melaksanakan kegiatan
usaha simpan pinjam dengan menggunakan Jaringan
Pelayanan Simpan Pinjam Digital Digital Financial
Services (DFS).
8. Ketentuan ayat (1) Pasal 19 diubah, sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 19
(1) Kegiatan usaha simpan pinjam meliputi:
a. menghimpun simpanan berjangka dan
tabungan koperasi dari anggota, calon anggota,
koperasi lain dan/atau anggotanya;
b. memberikan pinjaman kepada anggota, calon
anggota, koperasi lain dan/atau anggotanya;
dan
c. dalam kegiatan usaha simpan pinjam wajib
mengelola keseimbangan sumber dana dan
penyaluran pinjaman.
www.peraturan.go.id
2017, No.257 -16-
(2) Calon anggota koperasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dalam waktu paling lambat 3 (tiga)
bulan wajib menjadi anggota koperasi.
(3) Kegiatan usaha simpan pinjam dengan koperasi
lain dilakukan melalui kemitraan yang dituangkan
dalam perjanjian tertulis.
9. Ketentuan ayat (2) Pasal 20 dihapus dan ayat (3)
Pasal 20 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 20
(1) Kegiatan usaha simpan pinjam dilaksanakan dengan
tata kelola yang baik, menerapkan prinsip kehati-
hatian dan manajemen risiko, serta mematuhi
peraturan yang terkait dengan pengelolaan usaha
simpan pinjam.
(2) Dihapus.
(3) KSP dan USP Koperasi dilarang melakukan kegiatan
usaha pada sektor riil.
(4) KSP Sekunder dan Koperasi Sekunder yang memiliki
unit simpan pinjam dilarang memberikan pinjaman
kepada perorangan.
10. Ketentuan ayat (1) Pasal 22 dihapus, ayat (2) dan ayat
(3) Pasal 22 diubah, sehingga Pasal 22 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 22
(1) Dihapus.
(2) Pemberian nama produk simpanan koperasi sesuai
keputusan rapat anggota, yang dituangkan dalam
peraturan khusus koperasi.
(3) Simpanan diberikan imbalan dapat berupa bunga
atau dalam bentuk lainnya antara lain berupa
prinsip bagi hasil yang besarnya ditetapkan rapat
anggota.
www.peraturan.go.id
2017, No.257
-17-
(4) KSP dan USP Koperasi wajib menjamin keamanan
simpanan dan tabungan anggota, calon anggota,
koperasi lain dan/atau anggotanya.
11. Ketentuan Pasal 30 diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 30
Pengurus KSP/USP Koperasi wajib menyelenggarakan
pengawasan dan pelaporan transaksi mencurigakan.
12. Ketentuan ayat (2) huruf c, ayat (4), ayat (6) dan ayat (7)
Pasal 31 diubah, serta diantara ayat (6) dan ayat (7)
disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (6A), sehingga
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 31
(1) Penilaian kesehatan usaha simpan pinjam
merupakan penilaian kinerja yang dilakukan
pemerintah dan pemerintah daerah untuk
mengukur tingkat kesehatan KSP dan USP Koperasi.
(2) Penilaian Kesehatan KSP dan USP Koperasi
dilakukan sebagai berikut:
a. KSP dan USP Koperasi Primer/Sekunder
dengan wilayah keanggotaan dalam daerah
Kabupaten/Kota dilakukan oleh
Bupati/Walikota;
b. KSP dan USP Koperasi Primer/Sekunder
dengan wilayah keanggotaan lintas daerah
Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi
dilakukan oleh Gubernur; dan
c. KSP dan USP Koperasi Primer/Sekunder
dengan wilayah keanggotaan lintas daerah
Provinsi dilakukan oleh Deputi Bidang
Pengawasan.
(3) Penilaian Kesehatan setiap Kantor Cabang
dilakukan oleh Bupati/Walikota.
www.peraturan.go.id
2017, No.257 -18-
(4) Dalam melakukan penilaian kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat dibentuk
tim penilai kesehatan dari aparatur sipil negara
dengan persyaratan:
a. memiliki pendidikan paling rendah Diploma III
atau pangkat Penata Muda (III/a); dan
b. memiliki kemampuan dan pengetahuan
perkoperasian dan telah mengikuti pelatihan
dan/atau bimbingan teknis penilaian kesehatan
usaha simpan pinjam.
(5) Hasil Penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi
diklasifikasikan dalam 4 (empat) kategori Sehat,
Cukup Sehat, Dalam Pengawasan, dan Dalam
Pengawasan Khusus.
(6) Penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi
dilakukan paling sedikit setiap tahun.
(6A) Usaha simpan pinjam dengan predikat penilaian
kesehatan “Dalam Pengawasan Khusus” dihentikan
sementara kegiatan usahanya sampai dapat
memperbaiki struktur keuangannya.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi diatur
dengan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan.
Pasal II
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
www.peraturan.go.id
2017, No.257
-19-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 09 Februari 2017
2016
MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL
DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AAGN. PUSPAYOGA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 9 Februari 2017 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id

More Related Content

What's hot

Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisiPerbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisirinawlnsr
 
Buku tata-cara-pendrian-koperesi
Buku tata-cara-pendrian-koperesiBuku tata-cara-pendrian-koperesi
Buku tata-cara-pendrian-koperesiWindu Hernowo II
 
Bahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta Pusat
Bahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta PusatBahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta Pusat
Bahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta PusatNico Andrianto
 
Landasan Koperasi indonesia
Landasan Koperasi indonesiaLandasan Koperasi indonesia
Landasan Koperasi indonesiaKaryono A. Rizky
 
Regulasi Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Regulasi Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan SyariahRegulasi Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Regulasi Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan SyariahPristiyanto SS
 
Pengaturan koperasi dalam rencana penyusunan ruu badan usaha
Pengaturan koperasi dalam rencana penyusunan ruu badan usahaPengaturan koperasi dalam rencana penyusunan ruu badan usaha
Pengaturan koperasi dalam rencana penyusunan ruu badan usahahenra saragih
 
Perubahan Koperasi Konvensional ke Syariah
Perubahan Koperasi Konvensional ke SyariahPerubahan Koperasi Konvensional ke Syariah
Perubahan Koperasi Konvensional ke SyariahPristiyanto SS
 
Kelembagaan dan Usaha Koperasi Syariah
Kelembagaan dan Usaha Koperasi SyariahKelembagaan dan Usaha Koperasi Syariah
Kelembagaan dan Usaha Koperasi SyariahPristiyanto SS
 
Perizinan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Perizinan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan SyariahPerizinan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Perizinan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan SyariahPristiyanto SS
 
Prosedur pembentukan koperasi lengkap
Prosedur pembentukan koperasi lengkapProsedur pembentukan koperasi lengkap
Prosedur pembentukan koperasi lengkapsalmafirda
 
Pcc Pengantar Koperasi Syariah 2
Pcc Pengantar Koperasi Syariah 2Pcc Pengantar Koperasi Syariah 2
Pcc Pengantar Koperasi Syariah 2Pristiyanto SS
 

What's hot (17)

Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisiPerbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
Perbedaan UU No 25 Tahun 1992 dan UU No 17 tahun 2012 dilihat dari segi definisi
 
Buku tata-cara-pendrian-koperesi
Buku tata-cara-pendrian-koperesiBuku tata-cara-pendrian-koperesi
Buku tata-cara-pendrian-koperesi
 
Psak30 leasing
Psak30 leasingPsak30 leasing
Psak30 leasing
 
Bahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta Pusat
Bahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta PusatBahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta Pusat
Bahan Sosialisasi KSAMP Masjid Al Isra Johar Baru Jakarta Pusat
 
Landasan Koperasi indonesia
Landasan Koperasi indonesiaLandasan Koperasi indonesia
Landasan Koperasi indonesia
 
Regulasi Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Regulasi Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan SyariahRegulasi Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Regulasi Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
 
Juknis 010-2011
Juknis 010-2011Juknis 010-2011
Juknis 010-2011
 
Pengaturan koperasi dalam rencana penyusunan ruu badan usaha
Pengaturan koperasi dalam rencana penyusunan ruu badan usahaPengaturan koperasi dalam rencana penyusunan ruu badan usaha
Pengaturan koperasi dalam rencana penyusunan ruu badan usaha
 
Perubahan Koperasi Konvensional ke Syariah
Perubahan Koperasi Konvensional ke SyariahPerubahan Koperasi Konvensional ke Syariah
Perubahan Koperasi Konvensional ke Syariah
 
Kelembagaan dan Usaha Koperasi Syariah
Kelembagaan dan Usaha Koperasi SyariahKelembagaan dan Usaha Koperasi Syariah
Kelembagaan dan Usaha Koperasi Syariah
 
Bprs
BprsBprs
Bprs
 
Perizinan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Perizinan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan SyariahPerizinan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
Perizinan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
 
Materi bprs
Materi bprsMateri bprs
Materi bprs
 
Prosedur pembentukan koperasi lengkap
Prosedur pembentukan koperasi lengkapProsedur pembentukan koperasi lengkap
Prosedur pembentukan koperasi lengkap
 
Pcc Pengantar Koperasi Syariah 2
Pcc Pengantar Koperasi Syariah 2Pcc Pengantar Koperasi Syariah 2
Pcc Pengantar Koperasi Syariah 2
 
Pemisahan pembukuan Unit Simpan Pinjam koperasi
Pemisahan pembukuan Unit Simpan Pinjam koperasiPemisahan pembukuan Unit Simpan Pinjam koperasi
Pemisahan pembukuan Unit Simpan Pinjam koperasi
 
Uu no 17_2012
Uu no 17_2012Uu no 17_2012
Uu no 17_2012
 

Similar to Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kop

UURI Tentang Perkoperasian
UURI Tentang PerkoperasianUURI Tentang Perkoperasian
UURI Tentang PerkoperasianDede Darso
 
UU Koperasi No. 17 Tahun 2012
UU Koperasi No. 17 Tahun 2012UU Koperasi No. 17 Tahun 2012
UU Koperasi No. 17 Tahun 2012e. hardiyanto
 
Uuri tentang perkoperasian
Uuri tentang perkoperasianUuri tentang perkoperasian
Uuri tentang perkoperasianDede Darso
 
Uuri tentang perkoperasian
Uuri tentang perkoperasianUuri tentang perkoperasian
Uuri tentang perkoperasianDede Darso
 
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...sadoni
 
Uu koperasi nomor 17 tahun 2012
Uu koperasi nomor 17 tahun 2012Uu koperasi nomor 17 tahun 2012
Uu koperasi nomor 17 tahun 2012Lukman Priasmoro
 
Materi Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasian
Materi Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasianMateri Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasian
Materi Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasiansuryaakuntansi
 
Bahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasiBahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasidhaifadevan
 
Permen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasi
Permen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasiPermen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasi
Permen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasiShanti Dewi Mulyaraharjani
 
2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf
2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf
2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdfPosmariaSianturi
 
Ppt mku kel 8 definisi dasar hukum, fungsi dan peran koperasi
Ppt mku kel 8   definisi dasar hukum, fungsi dan peran koperasiPpt mku kel 8   definisi dasar hukum, fungsi dan peran koperasi
Ppt mku kel 8 definisi dasar hukum, fungsi dan peran koperasiahmad riadi
 
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumn
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumnPer 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumn
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumnDody Heriawan Priatmoko
 
PAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptx
PAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptxPAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptx
PAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptxFavianMaravilleYadis
 
Tugas koperasi perbedaan
Tugas koperasi perbedaanTugas koperasi perbedaan
Tugas koperasi perbedaanStiker Bekasi
 

Similar to Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kop (20)

Materi Permenkop 9 2018.ppt
Materi Permenkop 9 2018.pptMateri Permenkop 9 2018.ppt
Materi Permenkop 9 2018.ppt
 
Buku tata cara pendirian koperasi
Buku tata cara pendirian koperasiBuku tata cara pendirian koperasi
Buku tata cara pendirian koperasi
 
UURI Tentang Perkoperasian
UURI Tentang PerkoperasianUURI Tentang Perkoperasian
UURI Tentang Perkoperasian
 
UU Koperasi No. 17 Tahun 2012
UU Koperasi No. 17 Tahun 2012UU Koperasi No. 17 Tahun 2012
UU Koperasi No. 17 Tahun 2012
 
Uuri tentang perkoperasian
Uuri tentang perkoperasianUuri tentang perkoperasian
Uuri tentang perkoperasian
 
Uuri tentang perkoperasian
Uuri tentang perkoperasianUuri tentang perkoperasian
Uuri tentang perkoperasian
 
Perkoperasian-UU172012.ppt
Perkoperasian-UU172012.pptPerkoperasian-UU172012.ppt
Perkoperasian-UU172012.ppt
 
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
DIKLAT KOPKAR PT.YUASA DENGAN MATERI SOSIALISASI UU NO.17/2012 TENTANG PERKOP...
 
Uu no.-17-tahun-2012
Uu no.-17-tahun-2012Uu no.-17-tahun-2012
Uu no.-17-tahun-2012
 
Uu koperasi nomor 17 tahun 2012
Uu koperasi nomor 17 tahun 2012Uu koperasi nomor 17 tahun 2012
Uu koperasi nomor 17 tahun 2012
 
Materi Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasian
Materi Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasianMateri Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasian
Materi Pelatihan tentang penyuluhan perkoperasian
 
Bahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasiBahan penyuluhan koperasi
Bahan penyuluhan koperasi
 
Permen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasi
Permen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasiPermen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasi
Permen permen-kukm-nomor-10-tahun-2015-tentang-kelembagaan-koperasi
 
2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf
2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf
2a. pendirian koperasi 2023 fnl.pdf
 
Koperasi
KoperasiKoperasi
Koperasi
 
Ppt mku kel 8 definisi dasar hukum, fungsi dan peran koperasi
Ppt mku kel 8   definisi dasar hukum, fungsi dan peran koperasiPpt mku kel 8   definisi dasar hukum, fungsi dan peran koperasi
Ppt mku kel 8 definisi dasar hukum, fungsi dan peran koperasi
 
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumn
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumnPer 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumn
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumn
 
PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMNPER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
 
PAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptx
PAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptxPAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptx
PAPARAN PENYULUHAN KOPERASI (DINAS TENAGA KERJA, TRASMIGRASI DAN ENERGI).pptx
 
Tugas koperasi perbedaan
Tugas koperasi perbedaanTugas koperasi perbedaan
Tugas koperasi perbedaan
 

Recently uploaded

Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxssuser8905b3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (14)

Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxPerencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptxPPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
PPT Seminar Kinerja Keuangan Provinsi Sulawesi tengah.pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 

Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kop

  • 1. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.257, 2017 KEMEN-KUKM. USP oleh Koperasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 /PER/M.KUKM/ II /2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR 15/PER/M.KUKM/IX/2015 TENTANG USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperluas kesempatan berusaha bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan produktif, perlu mengembangkan pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh Koperasi yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan, agar masyarakat memperoleh manfaat dan kesejahteraan yang sebesar-besarnya; b. bahwa pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi yang semakin berkembang, sesuai dengan dinamika dan perubahan tatanan ekonomi dan sosial masyarakat, Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/ 2015 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, perlu dilakukan penyempurnaan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan www.peraturan.go.id
  • 2. 2017, No.257 -2- Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3502); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679). 4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3540); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3549); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun www.peraturan.go.id
  • 3. 2017, No.257 -3- 1995 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan Koperasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3744); 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 339); 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 10. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2015 tentang Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 106); 11. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 10/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Kelembagan Koperasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1489); 12. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 11/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemupukan Modal Penyertaan pada Koperasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1490); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR 15/PER/M.KUKM/IX/2015 TENTANG USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI. www.peraturan.go.id
  • 4. 2017, No.257 -4- Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1494), diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 1 ditambah tiga ketentuan yakni angka 31, angka 32 dan angka 33, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. 2. Koperasi Simpan Pinjam yang selanjutnya disebut KSP adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam. 3. Unit Simpan Pinjam yang selanjutnya disebut USP Koperasi adalah unit usaha koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan pinjam sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan. 4. KSP Primer adalah KSP yang didirikan oleh dan beranggotakan orang seorang. 5. KSP Sekunder adalah KSP yang didirikan oleh dan beranggotakan KSP. 6. Pengurus Koperasi adalah anggota koperasi yang diangkat dan dipilih dalam rapat anggota untuk mengurus organisasi dan usaha koperasi. 7. Pengawas adalah anggota koperasi yang diangkat dan dipilih dalam rapat anggota untuk mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi. www.peraturan.go.id
  • 5. 2017, No.257 -5- 8. Pengelola adalah anggota koperasi atau pihak ketiga yang diangkat oleh pengurus dan diberi wewenang untuk mengelola usaha koperasi atau Unit Simpan Pinjam Koperasi. 9. Kekeluargaan Semenda adalah satu pertalian kekeluargaan karena perkawinan, yaitu pertalian antara salah seorang dari suami isteri dan keluarga sedarah dari pihak lain. 10. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain, dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk simpanan dan tabungan. 11. Simpanan Pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota, yang tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. 12. Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu, yang tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. 13. Tabungan Koperasi adalah simpanan di koperasi dengan tujuan khusus, penyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati antara penabung dengan koperasi yang bersangkutan dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi. 14. Simpanan Berjangka adalah simpanan pada koperasi yang penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan. 15. Sisa Hasil Usaha yang selanjutnya disebut SHU merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, www.peraturan.go.id
  • 6. 2017, No.257 -6- penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. 16. Dana Cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan hasil usaha setelah pajak yang dimasudkan untuk memupuk modal sendiri dan menutup kerugian koperasi bila diperlukan. 17. Modal Sendiri KSP adalah jumlah simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan yang disisihkan dari sisa hasil usaha, hibah, dan simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib. 18. Modal USP adalah modal tetap USP yang ditempatkan oleh koperasinya pada awal pendirian USP Koperasi, modal tidak tetap tambahan dari koperasi yang bersangkutan, dan cadangan yang disisihkan dari hasil usaha USP Koperasi. 19. Modal Kerja adalah dana yang harus tersedia untuk kelancaran usaha dan merupakan dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar. 20. Modal Usaha adalah dana yang harus tersedia untuk usaha dan merupakan dana yang tertanam dalam bentuk aktiva lancar maupun aktiva tetap. 21. Rencana Kerja adalah rincian kegiatan yang akan dilaksanakan pada 1 (satu) periode yang telah ditentukan. 22. Aset adalah kekayaan yang dimiliki dan dikelola koperasi untuk menjalankan operasional usaha dalam bentuk harta lancar dan atau harta tetap. 23. Jaringan Pelayanan adalah bentuk pelayanan koperasi melalui pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada anggota. 24. Kantor Cabang KSP adalah kantor cabang yang mewakili kantor pusat dalam menjalankan kegiatan usaha menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang memutuskan pemberian pinjaman. www.peraturan.go.id
  • 7. 2017, No.257 -7- 25. Kantor Cabang Pembantu adalah kantor cabang pembantu KSP yang berfungsi mewakili kantor cabang dalam menjalankan kegiatan usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang menerima permohonan pinjaman tetapi tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan pemberian pinjaman. 26. Kantor Kas adalah kantor kas KSP yang berfungsi mewakili kantor cabang dalam menjalankan kegiatan usaha untuk menghimpun dana. 27. Standar Operasional Manajemen bagi KSP dan USP Koperasi adalah struktur tugas, prosedur kerja, sistem manajemen dan standar kerja yang dijadikan panduan bagi pihak manajemen KSP dan USP Koperasi. 28. Pembinaan Koperasi adalah upaya yang dilakukan Pemerintah untuk menciptakan dan mengembangkan iklim yang kondusif yang mendorong pemasyarakatan koperasi melalui pemberian bimbingan, kemudahan, dan perlindungan kepada koperasi. 29. Pengawasan Koperasi adalah upaya yang dilakukan oleh pengawas koperasi, pemerintah, gerakan koperasi, dan masyarakat, agar organisasi dan usaha KSP dan USP Koperasi diselenggarakan dengan baik sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. 30. Kesehatan KSP dan USP Koperasi adalah kondisi kinerja usaha, keuangan dan manajemen koperasi yang dinyatakan, Sehat, Cukup Sehat, Dalam Pengawasan dan Dalam Pengawasan Khusus. 31. Izin Usaha Simpan Pinjam adalah legalitas usaha koperasi yang melakukan kegiatan usaha simpan pinjam. 32. Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam www.peraturan.go.id
  • 8. 2017, No.257 -8- antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan. 33. Calon Anggota adalah orang per orang / koperasi yang telah melunasi pembayaran simpanan pokok kepada koperasinya, tetapi secara formal belum sepenuhnya melengkapi persyaratan administratif, antara lain belum menandatangani buku daftar anggota. 2. Ketentuan Pasal 3 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 3 (1) Pendirian KSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan kelayakan usaha serta manfaat bagi anggotanya. (2) Pengesahan akta pendirian KSP diberikan dengan menerbitkan 2 (dua) dokumen, yaitu dokumen pengesahan badan hukum dan dokumen izin usaha simpan pinjam. (3) Koperasi Primer dibentuk dan didirikan oleh paling sedikit 20 (dua puluh) orang yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. (4) KSP sekunder didirikan oleh paling sedikit 3 (tiga) badan hukum koperasi simpan pinjam dan koperasi yang mempunyai unit simpan pinjam. (5) Dalam pengajuan permohonan pengesahan akta pendirian KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) para pendiri wajib memenuhi tambahan persyaratan dengan menyampaikan beberapa dokumen sebagai berikut: a. surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KSP berupa rekening tabungan pada Bank Umum; www.peraturan.go.id
  • 9. 2017, No.257 -9- b. rencana kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun, yang menjelaskan hal-hal sebagai berikut: 1. rencana permodalan yang meliputi: a) rencana penghimpunan modal sendiri, berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah dan dana cadangan; b) rencana modal pinjaman yang berasal dari anggota, calon anggota, koperasi lain atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat utang lainnya serta sumber lain yang sah; dan c) rencana modal penyertaan. 2. rencana kegiatan usaha yang meliputi: a) rencana jenis produk penghimpunan dana simpanan; b) rencana jenis produk pemberian pinjaman; dan c) rencana pendapatan dan biaya. 3. rencana bidang organisasi dan sumber daya manusia meliputi: a) struktur organisasi; b) uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab; c) pembinaan calon anggota untuk menjadi anggota; dan d) jumlah karyawan. c. pernyataan kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan, paling sedikit: 1. buku daftar pengurus; 2. buku daftar pengawas; 3. buku daftar anggota; 4. buku daftar simpanan anggota; 5. buku daftar pinjaman anggota; 6. formulir permohonan menjadi anggota; 7. formulir permohonan pengunduran diri sebagai anggota; www.peraturan.go.id
  • 10. 2017, No.257 -10- 8. formulir tabungan dan simpanan berjangka; 9. formulir administrasi pinjaman yang diberikan; 10. formulir administrasi hutang yang diterima; 11. formulir administrasi modal sendiri; dan 12. formulir perjanjian pinjaman. d. nama dan riwayat hidup calon pengelola dengan melampirkan: 1. bukti telah mengikuti pelatihan simpan pinjam koperasi dan surat keterangan telah mengikuti magang usaha simpan pinjam pada koperasi atau surat keterangan berpengalaman bekerja di bidang simpan pinjam koperasi; 2. surat keterangan berkelakuan baik dari yang berwenang yang menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak pernah melakukan tindakan tercela atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang keuangan atau tindak pidana lainnya; 3. surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda sampai derajat kesatu dengan pengurus lain atau pengawas; dan 4. pernyataan Pengelola KSP tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna waktu. e. daftar sarana kerja dilengkapi dengan keterangan kondisi fisiknya, paling sedikit terdiri atas: 1. kantor; 2. meja dan kursi kerja; 3. alat hitung; 4. tempat menyimpan uang atau brankas; 5. tempat menyimpan buku administrasi dan pembukuan; www.peraturan.go.id
  • 11. 2017, No.257 -11- 6. buku pedoman dan Peraturan di bidang simpan pinjam koperasi; dan 7. papan nama. (6) Penyetoran modal awal pendirian KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: a. dilengkapi dengan bukti penyetoran dari anggota kepada koperasinya; b. dibukukan dalam neraca KSP sebagai harta kekayaan badan hukum KSP; c. tidak boleh diambil, kecuali keluar dari keanggotaan koperasi dan ada modal pengganti dari anggota baru dan/atau Dana Cadangan koperasi; dan d. modal awal yang disetor oleh anggota terdiri dari Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib, harus disimpan pada Bank Umum. 3. Ketentuan Pasal 4 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 4 (1) Pembukaan USP Koperasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan kelayakan usaha serta manfaat bagi anggotanya. (2) Koperasi yang telah berbadan hukum tetapi belum mencantumkan kegiatan usaha simpan pinjam didalam anggaran dasarnya, apabila akan melakukan kegiatan usaha simpan pinjam wajib mengajukan permohonan pengesahan perubahan anggaran dasar dengan mencantumkan usaha simpan pinjam di dalam anggaran dasar tersebut kepada pejabat yang berwenang. (3) Pengajuan permohonan perubahan anggaran dasar koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib www.peraturan.go.id
  • 12. 2017, No.257 -12- memenuhi tambahan persyaratan dengan menyampaikan beberapa dokumen sebagai berikut: a. surat bukti penyetoran modal tetap dari Koperasi kepada USP Koperasi berupa rekening tabungan pada bank umum; b. rencana kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun; c. administrasi dan pembukuan USP Koperasi yang dikelola secara khusus dan terpisah dari pembukuan koperasinya; d. nama dan riwayat hidup Pengurus, Pengawas dan calon Pengelola USP Koperasi; e. daftar sarana kerja beserta keterangan kondisi fisiknya, paling sedikit terdiri dari: 1) kantor; 2) meja dan kursi kerja; 3) alat hitung; 4) tempat menyimpan uang atau brankas; 5) tempat menyimpan buku administrasi dan pembukuan; 6) buku pedoman dan peraturan di bidang simpan pinjam koperasi; dan 7) papan nama. f. surat perjanjian kerja antara Pengurus Koperasi dengan Pengelola USP Koperasi; dan g. pernyataan Pengelola USP Koperasi mengenai kesediaannya untuk bekerja secara purna waktu. (4) Koperasi yang memiliki unit simpan pinjam wajib mengajukan permohonan Izin Usaha Simpan Pinjam. (5) USP Koperasi yang memiliki modal tetap lebih kecil / kurang dari Rp15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) didaftar pada buku registrasi koperasi dan paling lambat 1 (satu) tahun harus sudah memenuhi persyaratan untuk mengajukan permohonan izin usaha. www.peraturan.go.id
  • 13. 2017, No.257 -13- (6) USP Koperasi wajib dikelola secara terpisah dengan unit usaha lainnya. (7) USP Koperasi yang telah mencapai aset paling sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dapat memisahkan menjadi KSP. 4. Ketentuan Pasal 7 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 7 Persyaratan Izin Usaha Simpan Pinjam: a. surat permohonan pengajuan Izin Usaha Simpan Pinjam; b. fotocopy pengesahan akta pendirian/perubahan anggaran dasar Koperasi beserta surat keputusannya; c. fotocopy surat bukti setoran modal dalam bentuk rekening tabungan pada Bank Umum atas nama Koperasi dan/atau salah satu Pengurus; d. daftar riwayat hidup Pengurus dan Pengawas serta fotocopy Kartu Tanda Penduduk pengurus, dan pengawas; e. fotocopy nomor rekening atas nama Koperasi; dan f. rencana kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun. 5. Ketentuan ayat (2) dan ayat (3) Pasal 8 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 8 (1) Untuk mendekatkan jarak pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada anggota, baik pelayanan jasa simpanan maupun pemberian pinjaman, KSP dan USP Koperasi melalui koperasinya dapat membuka Jaringan Pelayanan berupa Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas. www.peraturan.go.id
  • 14. 2017, No.257 -14- (2) Pembukaan Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu usaha simpan pinjam oleh koperasi dapat dilaksanakan setelah KSP dan USP Koperasi yang bersangkutan melaksanakaan kegiatan simpan pinjam paling sedikit 2 (dua) tahun, mempunyai predikat kesehatan paling rendah “cukup sehat” dan mempunyai anggota paling sedikit 20 (dua puluh) orang di daerah yang akan dibuka Jaringan Pelayanannya. (3) Pembukaan Kantor Kas dapat dilaksanakan setelah KSP dan USP Koperasi melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam paling sedikit 6 (enam) bulan dengan jumlah anggota kantor kas yang akan dibuka paling sedikit 20 (dua puluh) orang. 6. Ketentuan Pasal 9 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 9 (1) Persyaratan pembukaan Kantor Cabang dan/atau Kantor Cabang Pembantu dengan melampirkan sebagai berikut: a. alamat Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu yang akan dibuka; b. fotocopy anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; c. Modal Kerja untuk Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu; d. fotocopy hasil penilaian kesehatan dengan predikat kesehatan paling sedikit cukup sehat; e. daftar sarana kerja beserta kondisi fisiknya; f. neraca dan perhitungan hasil usaha koperasi yang bersangkutan dalam 1 (satu) tahun terakhir; g. rencana kerja Kantor Cabang paling sedikit setahun; www.peraturan.go.id
  • 15. 2017, No.257 -15- h. daftar nama dan riwayat hidup calon pimpinan dan daftar nama calon karyawan Kantor Cabang; dan i. calon kepala cabang wajib memiliki sertifikat standar kompetensi. (2) Persyaratan pembukaan Kantor Kas sebagai berikut: a. memiliki Kantor Cabang dan/atau Kantor Cabang Pembantu dalam satu wilayah kabupaten/kota dimana kantor kas tersebut dibuka; dan b. nama calon kepala kantor kas. 7. Diantara Pasal 10 dan Pasal 11 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 10A, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 10A KSP dan USP Koperasi dapat melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam dengan menggunakan Jaringan Pelayanan Simpan Pinjam Digital Digital Financial Services (DFS). 8. Ketentuan ayat (1) Pasal 19 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 19 (1) Kegiatan usaha simpan pinjam meliputi: a. menghimpun simpanan berjangka dan tabungan koperasi dari anggota, calon anggota, koperasi lain dan/atau anggotanya; b. memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggota, koperasi lain dan/atau anggotanya; dan c. dalam kegiatan usaha simpan pinjam wajib mengelola keseimbangan sumber dana dan penyaluran pinjaman. www.peraturan.go.id
  • 16. 2017, No.257 -16- (2) Calon anggota koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan wajib menjadi anggota koperasi. (3) Kegiatan usaha simpan pinjam dengan koperasi lain dilakukan melalui kemitraan yang dituangkan dalam perjanjian tertulis. 9. Ketentuan ayat (2) Pasal 20 dihapus dan ayat (3) Pasal 20 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 20 (1) Kegiatan usaha simpan pinjam dilaksanakan dengan tata kelola yang baik, menerapkan prinsip kehati- hatian dan manajemen risiko, serta mematuhi peraturan yang terkait dengan pengelolaan usaha simpan pinjam. (2) Dihapus. (3) KSP dan USP Koperasi dilarang melakukan kegiatan usaha pada sektor riil. (4) KSP Sekunder dan Koperasi Sekunder yang memiliki unit simpan pinjam dilarang memberikan pinjaman kepada perorangan. 10. Ketentuan ayat (1) Pasal 22 dihapus, ayat (2) dan ayat (3) Pasal 22 diubah, sehingga Pasal 22 berbunyi sebagai berikut: Pasal 22 (1) Dihapus. (2) Pemberian nama produk simpanan koperasi sesuai keputusan rapat anggota, yang dituangkan dalam peraturan khusus koperasi. (3) Simpanan diberikan imbalan dapat berupa bunga atau dalam bentuk lainnya antara lain berupa prinsip bagi hasil yang besarnya ditetapkan rapat anggota. www.peraturan.go.id
  • 17. 2017, No.257 -17- (4) KSP dan USP Koperasi wajib menjamin keamanan simpanan dan tabungan anggota, calon anggota, koperasi lain dan/atau anggotanya. 11. Ketentuan Pasal 30 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 30 Pengurus KSP/USP Koperasi wajib menyelenggarakan pengawasan dan pelaporan transaksi mencurigakan. 12. Ketentuan ayat (2) huruf c, ayat (4), ayat (6) dan ayat (7) Pasal 31 diubah, serta diantara ayat (6) dan ayat (7) disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (6A), sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 31 (1) Penilaian kesehatan usaha simpan pinjam merupakan penilaian kinerja yang dilakukan pemerintah dan pemerintah daerah untuk mengukur tingkat kesehatan KSP dan USP Koperasi. (2) Penilaian Kesehatan KSP dan USP Koperasi dilakukan sebagai berikut: a. KSP dan USP Koperasi Primer/Sekunder dengan wilayah keanggotaan dalam daerah Kabupaten/Kota dilakukan oleh Bupati/Walikota; b. KSP dan USP Koperasi Primer/Sekunder dengan wilayah keanggotaan lintas daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi dilakukan oleh Gubernur; dan c. KSP dan USP Koperasi Primer/Sekunder dengan wilayah keanggotaan lintas daerah Provinsi dilakukan oleh Deputi Bidang Pengawasan. (3) Penilaian Kesehatan setiap Kantor Cabang dilakukan oleh Bupati/Walikota. www.peraturan.go.id
  • 18. 2017, No.257 -18- (4) Dalam melakukan penilaian kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat dibentuk tim penilai kesehatan dari aparatur sipil negara dengan persyaratan: a. memiliki pendidikan paling rendah Diploma III atau pangkat Penata Muda (III/a); dan b. memiliki kemampuan dan pengetahuan perkoperasian dan telah mengikuti pelatihan dan/atau bimbingan teknis penilaian kesehatan usaha simpan pinjam. (5) Hasil Penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi diklasifikasikan dalam 4 (empat) kategori Sehat, Cukup Sehat, Dalam Pengawasan, dan Dalam Pengawasan Khusus. (6) Penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi dilakukan paling sedikit setiap tahun. (6A) Usaha simpan pinjam dengan predikat penilaian kesehatan “Dalam Pengawasan Khusus” dihentikan sementara kegiatan usahanya sampai dapat memperbaiki struktur keuangannya. (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi diatur dengan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan. Pasal II Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. www.peraturan.go.id
  • 19. 2017, No.257 -19- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 09 Februari 2017 2016 MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA, ttd AAGN. PUSPAYOGA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 9 Februari 2017 2016 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA www.peraturan.go.id