SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Manajemen Nyeri
Pembimbing
dr. Zulkimaulub Ritonga, Sp.An
Penyusun
Sulthan Salsabil Neza, S.Ked
H1AP20056
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU
2022
BAB I
Pendahuluan
Hipertensi
merupakan kondisi
medis yang sifatnya
kronik
Hipertensi Urgensi
• Peningkatan tekanan darah secara mendadak tanpa
menyebabkan kerusakan organ sasaran
Hipertensi Emergensi
• Peningkatan tekanan darah secara mendadak dan
menyebabkan kerusakan organ sasaran.
• Organ sasaran antara lain otak, ginjal, mata,
pembuluh darah, dan jantung.
3
• Banyak dijumpai di hampir seluruh lapisan
masyarakat, dengan prevalensi 10% di Indonesia.
• Ditandai dengan peningkatan tekanan darah
sistolik maupun diastolik.
• Memiliki banyak komplikasi jika tidak ditangani
segera1,2
Hipertensi Ensefalopati
Kerusakan Neuron Permanen
Gangguan Sirkulasi
kerusakan pada otak oleh
karena kenaikan tekanan
darah secara mendadak yang
melampaui kemampuan
autoregulasi otak.
Otak memiliki kebutuhan
oksigen yang tinggi, sehingga
rentan mengalami
komplikasi dari hipertensi.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Merupakan sindrom klinik akut reversibel
yang dipicu oleh meningkatnya tekanan darah
secara mendadak sehingga melampaui batas
autoregulasi otak.
120/80 -> 160/100 (Normotensi)
>200/100 (Hipertensi Kronik)
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
14
Hipertensi Ensefalopati banyak
ditemukan pada usia pertengahan
dengan riwayat hipertensi
essensial sebelumnya
Komplikasi dari berbagai
penyakit; khususnya yang
berkaitan dengan sistem
ekskresi dan sirkulasi.
FR : Hipertensi Esensial
Rusaknya organ pengatur
tekanan darah
menyebabkan peningkatan
tekanan darah secara
mendadak.
Antara lain :
CKD, stenosis arteri
renalis, glomerulonefritis
akut, toxemia akut,
cushing syndrome dan
penggunaan obat-obatan.
Ensefalopati hipertensi dapat terjadi setelah
cedera/trauma kepala hebat, seperti perdarahan
kontusional yang mengakibatkan rupture vena yang
terjadi dalam ruangan subdural.
Perdarahan terjadi antara duramater dan
arakhnoidea. Perdarahan dapat terjadi akibat
robeknya vena jembatan (bridging veins) yang
menghubungkan vena di permukaan otak dan
sinus venosus didalam duramater atau karena
robeknya araknoidea.
Perdarahan kecil akan membeku dan
disekitarnya akan tumbuh jaringan ikat yang
membentuk kapsula. Gumpalan darah lambat
laun mencair dan menarik cairan dari
sekitarnya dan mengembung memberikan
gejala seperti tumor serebri karena tekanan
intracranial yang berangsur meningkat.
Jika peningkatan tekanan darah terjadi secara persisten sampai ke hipertensi maligna
maka dapat menyebabkan nekrosis fibrinoid pada arteriol dan gangguan pada sirkulasi
eritrosit dalam pembuluh darah yang mengakibatkan deposit fibrin dalam pembuluh darah
(anemia hemolitik mikroangiopati)
Ketika tekanan darah meningkat secara tiba-tiba, maka akan terjadi vasokontriksi dan
vasodilatasi dari arteriol otak yang mengakibatkan kerusakan endotel, ekstravasasi protein
plasma, edema serebral
Secara fisiologis peningkatan tekanan darah akan mengaktivasi regulasi mikrosirkulasi di
otak (respon vasokontriksi terhadap distensi dinding endotel).
• Menimbulkan reaksi vasospasme arteriol yang hebat
disertai penurunan aliran darah otak dan iskemi.
Vasospasme dan iskemi akan menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler, nekrosis, fibrinoid,
dan perdarahan kapiler.
Reaksi Autoregulasi
yang Berlebihan
(the overregulation
theory of hypertensive
encephalopathy)
• Menyebabkan kegagalan autoregulasi sehingga tidak
terjadi vasokonstriksi tetapi justru vasodilatasi.
Permeabilitas segmen endotel yang dilatasi terganggu
sehingga menyebabkan ekstravasasi komponen plasma
yang akhirnya menimbulkan edema otak.
Kegagalan
autoregulasi
(the breakthrough
theory of hypertensive
encephalopathy)
12
Reaksi autoregulasi yang Berlebihan
(the overregulation theory of
hypertensive encephalopathy)
↑↑ Blood pressure
Intense reflex cerebral vasoconstriction
(Exaggerated autoregulation)
↑↑ Cerebral blood flow
Focal cerebral ischemia
- Transient focal deficits
- Focal seizure
Vessel wall
ischemia
Global cerebral
ischemia
Arteriolar and capillary
damage
Localized cerebral edema Petechial hemorrhages
Bagan 2.1. Patofisiologi Ensefalopati Hipertensi akibat Reaksi Autoregulasi yang Berlebihan
Sumber: Cermin Dunia Kedokteran No.157, halaman 175
13
Kegagalan Autoregulasi
(the breakthrough theory of
hypertensive encephalopathy)
↑↑ Blood pressure
Failure of autoregulation
Forced vasodilatation
Endothelial permeability
- Hyperperfusion
- capillary hydrostatic pressure
Cerebral edema
Hypertensive encephalopathy
(headache, nausea, vomiting, altered
mental status, convulsion)
Sumber: Cermin Dunia Kedokteran No.157, halaman 176
Aliran darah ke otak pada penderita hipertensi kronis tidak
mengalami perubahan bila Mean Arterial Pressure 120
mmHg – 160 mmHg, sedangkan pada penderita hipertensi
baru dengan MAP diantara 60 – 120 mmHg.
Permanen Dapat
disembuhkan
 Nyeri kepala hebat
 Mual, muntah
 Gangguan visus
 Penurunan
kesadaran
 Defisit neurologis
fokal
 Perdarahan retina
 Papil edema
 Defisit neurologis fokal
 Microinfark dan pteki
pada bagian otak
Diidentifikasi jenis hipertensinya, apakah
hipertensi urgensi atau hipertensi
emergensi.
Penilaian kardiovaskular juga
perlu dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya distensi vena jugular
atau crackles pada paru.
Urinalisis dan pemeriksaan darah untuk
mengetahui kerusakan fungsi ginjal
(peningkatan BUN dan kreatinin)
CT-Scan untuk melihat gejala klinis
dari Hipertensi ensefalopati
DD
SNH/SH
Perdarahan
Intrakranial
Enchepalitis
Hipertensi
intracranial
Lesi masa
SSP
Kondisi lain yang terjadi
bersamaan dengan peningkatan
TD atau yang memiliki gejala
serupa
Penggunaan Siriraj Score /
Algoritma Stroke Gajah Mada
CT-Scan
Membaiknya gejala klinis dan
peningkatan status mental
setelah tekanan darah terkontrol
merupakan karakteristik untuk
mendiagnosis dan membedakan
Hipertensi Ensefalopati dari DD.
Limfosit meningkat. Tidak ada
peningkatan TD dan kerusakan
sistem ekskresi.
Penatalaksanaan
HE
Labetalol
(Beta blocker)
Sodium
nitroprusside
Fenildopam
(Corlopam)
Nicardipine
Dosis inisial 20 mg dosis bolus,
kemudian 20-80 mg dosis
intravena setiap 10 menit sampai
TD yang diinginkan. Maks : 300
mg.
Dosis inisial 0,3-0,5 mcg/kg/min
IV, sesuaikan kecepatan tetesan
infus sampai target tercapai
dengan dosis rata-rata 1-6
mcg/kg/min.
Penurunan tekanan
darah arterial sebesar
25%.
Diastolik <110
Dosis inisial 0,003 mcg/kg/min IV
secara progresif ditingkatkan
sampai maksimal 1,6 mcg/kg/min.
dosis bolus 5-15 mg/h IV dan
dosis maintenance 3-5 mg/h dapat
juga digunakan.
Nifedipine sublingual, clonidine, diazoxide,
atau hydralazine intravena tidak
direkomendasikan karena dapat
mempengaruhi penurunan yang tidak
terkontrol dari tekanan darah arterial yang
mengakibatkan iskemi cerebral dan renal.
Pada penderita Hipertensi
Ensefalopati, jika tekanan darah
tidak segera diturunkan, maka
penderita akan jatuh dalam koma
dan meninggal dalam beberapa jam.
Sebaliknya apabila tekanan darah
diturunkan secepatnya secara dini
prognosis umumnya baik dan tidak
menimbulkan gejala sisa
Jika ditatalaksana dengan baik :
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Bonam
BAB III
Kesimpulan
Ensefalopati hipertensi merupakan sindrom klinik akut
reversibel yang dicetuskan oleh kenaikan tekanan darah
secara mendadak sehingga melampaui batas autoregulasi
otak. Kejadian ensefalopati hipertensi merupakan keadaan
gawat darurat yang memerlukan penanganan segera untuk
mencegah terjadi kerusakan otak yang luas dan permanen
Manifestasi klinik ensefalopati hipertensi ditandai
dengan adanya nyeri kepala hebat, mual, muntah,
penurunan kesadaran, kejang, adanya papiledema pada
pemeriksaan funduskopi
Penanganan ensefalopati hipertensi dilakukan dengan
menurunkan tekanan darah secepat mungkin sehingga
gejala klinis dan status mental dapat membaik. Jika
penanganan terlambat maka akan ada gejala sisa atau
bahkan dapat menyebabkan kematian
TERIMAKASIH 

More Related Content

Similar to Manajemen Nyeri Hipertensi Ensefalopati

Askep Hipertensi
Askep HipertensiAskep Hipertensi
Askep Hipertensiarfian vhio
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiYabniel Lit Jingga
 
Peningkatan tik
Peningkatan tikPeningkatan tik
Peningkatan tikAmi Islah
 
Laporan Kasus Stroke Infark.pptx
Laporan Kasus Stroke Infark.pptxLaporan Kasus Stroke Infark.pptx
Laporan Kasus Stroke Infark.pptxDenaneerRahmadatu2
 
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKEKRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKEAsyifa Adawiyah
 
Penanganan stroke rpl
Penanganan stroke rplPenanganan stroke rpl
Penanganan stroke rplabdul aziz
 
Journal reading kkkkjkbbkjkbkbkak rona.pptx
Journal reading kkkkjkbbkjkbkbkak rona.pptxJournal reading kkkkjkbbkjkbkbkak rona.pptx
Journal reading kkkkjkbbkjkbkbkak rona.pptxrhezapaleva6
 
normotension glaucoma
normotension glaucomanormotension glaucoma
normotension glaucomahospital
 
1.1. b. Perdarahan intrakranial, CKB.pdf
1.1. b. Perdarahan intrakranial, CKB.pdf1.1. b. Perdarahan intrakranial, CKB.pdf
1.1. b. Perdarahan intrakranial, CKB.pdfFitraSari6
 
PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptx
PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptxPRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptx
PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptxssuser04cb93
 
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxGANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxDreyDrey9
 

Similar to Manajemen Nyeri Hipertensi Ensefalopati (20)

Askep Hipertensi
Askep HipertensiAskep Hipertensi
Askep Hipertensi
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Chapter ii 3
Chapter ii 3Chapter ii 3
Chapter ii 3
 
ppt ht rev (1).pptx
ppt ht rev (1).pptxppt ht rev (1).pptx
ppt ht rev (1).pptx
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Peningkatan tik
Peningkatan tikPeningkatan tik
Peningkatan tik
 
Cidera kepala
Cidera kepalaCidera kepala
Cidera kepala
 
Laporan Kasus Stroke Infark.pptx
Laporan Kasus Stroke Infark.pptxLaporan Kasus Stroke Infark.pptx
Laporan Kasus Stroke Infark.pptx
 
Stroke hemoragik
Stroke hemoragikStroke hemoragik
Stroke hemoragik
 
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKEKRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
KRISIS HIPERTENSI DAN STROKE
 
Ppt_syok.pptx
Ppt_syok.pptxPpt_syok.pptx
Ppt_syok.pptx
 
Penanganan stroke rpl
Penanganan stroke rplPenanganan stroke rpl
Penanganan stroke rpl
 
Journal reading kkkkjkbbkjkbkbkak rona.pptx
Journal reading kkkkjkbbkjkbkbkak rona.pptxJournal reading kkkkjkbbkjkbkbkak rona.pptx
Journal reading kkkkjkbbkjkbkbkak rona.pptx
 
Stroke.pdf
Stroke.pdfStroke.pdf
Stroke.pdf
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
 
normotension glaucoma
normotension glaucomanormotension glaucoma
normotension glaucoma
 
1.1. b. Perdarahan intrakranial, CKB.pdf
1.1. b. Perdarahan intrakranial, CKB.pdf1.1. b. Perdarahan intrakranial, CKB.pdf
1.1. b. Perdarahan intrakranial, CKB.pdf
 
PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptx
PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptxPRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptx
PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptx
 
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptxGANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT.pptx
 
MR 25 april 2022.pptx
MR 25 april 2022.pptxMR 25 april 2022.pptx
MR 25 april 2022.pptx
 

Recently uploaded

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 

Recently uploaded (20)

SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 

Manajemen Nyeri Hipertensi Ensefalopati

  • 1. Manajemen Nyeri Pembimbing dr. Zulkimaulub Ritonga, Sp.An Penyusun Sulthan Salsabil Neza, S.Ked H1AP20056 KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BENGKULU 2022
  • 3. Hipertensi merupakan kondisi medis yang sifatnya kronik Hipertensi Urgensi • Peningkatan tekanan darah secara mendadak tanpa menyebabkan kerusakan organ sasaran Hipertensi Emergensi • Peningkatan tekanan darah secara mendadak dan menyebabkan kerusakan organ sasaran. • Organ sasaran antara lain otak, ginjal, mata, pembuluh darah, dan jantung. 3 • Banyak dijumpai di hampir seluruh lapisan masyarakat, dengan prevalensi 10% di Indonesia. • Ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik maupun diastolik. • Memiliki banyak komplikasi jika tidak ditangani segera1,2
  • 4. Hipertensi Ensefalopati Kerusakan Neuron Permanen Gangguan Sirkulasi kerusakan pada otak oleh karena kenaikan tekanan darah secara mendadak yang melampaui kemampuan autoregulasi otak. Otak memiliki kebutuhan oksigen yang tinggi, sehingga rentan mengalami komplikasi dari hipertensi.
  • 6. Merupakan sindrom klinik akut reversibel yang dipicu oleh meningkatnya tekanan darah secara mendadak sehingga melampaui batas autoregulasi otak. 120/80 -> 160/100 (Normotensi) >200/100 (Hipertensi Kronik)
  • 7. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 14 Hipertensi Ensefalopati banyak ditemukan pada usia pertengahan dengan riwayat hipertensi essensial sebelumnya
  • 8. Komplikasi dari berbagai penyakit; khususnya yang berkaitan dengan sistem ekskresi dan sirkulasi. FR : Hipertensi Esensial Rusaknya organ pengatur tekanan darah menyebabkan peningkatan tekanan darah secara mendadak. Antara lain : CKD, stenosis arteri renalis, glomerulonefritis akut, toxemia akut, cushing syndrome dan penggunaan obat-obatan. Ensefalopati hipertensi dapat terjadi setelah cedera/trauma kepala hebat, seperti perdarahan kontusional yang mengakibatkan rupture vena yang terjadi dalam ruangan subdural.
  • 9. Perdarahan terjadi antara duramater dan arakhnoidea. Perdarahan dapat terjadi akibat robeknya vena jembatan (bridging veins) yang menghubungkan vena di permukaan otak dan sinus venosus didalam duramater atau karena robeknya araknoidea. Perdarahan kecil akan membeku dan disekitarnya akan tumbuh jaringan ikat yang membentuk kapsula. Gumpalan darah lambat laun mencair dan menarik cairan dari sekitarnya dan mengembung memberikan gejala seperti tumor serebri karena tekanan intracranial yang berangsur meningkat.
  • 10. Jika peningkatan tekanan darah terjadi secara persisten sampai ke hipertensi maligna maka dapat menyebabkan nekrosis fibrinoid pada arteriol dan gangguan pada sirkulasi eritrosit dalam pembuluh darah yang mengakibatkan deposit fibrin dalam pembuluh darah (anemia hemolitik mikroangiopati) Ketika tekanan darah meningkat secara tiba-tiba, maka akan terjadi vasokontriksi dan vasodilatasi dari arteriol otak yang mengakibatkan kerusakan endotel, ekstravasasi protein plasma, edema serebral Secara fisiologis peningkatan tekanan darah akan mengaktivasi regulasi mikrosirkulasi di otak (respon vasokontriksi terhadap distensi dinding endotel).
  • 11. • Menimbulkan reaksi vasospasme arteriol yang hebat disertai penurunan aliran darah otak dan iskemi. Vasospasme dan iskemi akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler, nekrosis, fibrinoid, dan perdarahan kapiler. Reaksi Autoregulasi yang Berlebihan (the overregulation theory of hypertensive encephalopathy) • Menyebabkan kegagalan autoregulasi sehingga tidak terjadi vasokonstriksi tetapi justru vasodilatasi. Permeabilitas segmen endotel yang dilatasi terganggu sehingga menyebabkan ekstravasasi komponen plasma yang akhirnya menimbulkan edema otak. Kegagalan autoregulasi (the breakthrough theory of hypertensive encephalopathy)
  • 12. 12 Reaksi autoregulasi yang Berlebihan (the overregulation theory of hypertensive encephalopathy) ↑↑ Blood pressure Intense reflex cerebral vasoconstriction (Exaggerated autoregulation) ↑↑ Cerebral blood flow Focal cerebral ischemia - Transient focal deficits - Focal seizure Vessel wall ischemia Global cerebral ischemia Arteriolar and capillary damage Localized cerebral edema Petechial hemorrhages Bagan 2.1. Patofisiologi Ensefalopati Hipertensi akibat Reaksi Autoregulasi yang Berlebihan Sumber: Cermin Dunia Kedokteran No.157, halaman 175
  • 13. 13 Kegagalan Autoregulasi (the breakthrough theory of hypertensive encephalopathy) ↑↑ Blood pressure Failure of autoregulation Forced vasodilatation Endothelial permeability - Hyperperfusion - capillary hydrostatic pressure Cerebral edema Hypertensive encephalopathy (headache, nausea, vomiting, altered mental status, convulsion) Sumber: Cermin Dunia Kedokteran No.157, halaman 176 Aliran darah ke otak pada penderita hipertensi kronis tidak mengalami perubahan bila Mean Arterial Pressure 120 mmHg – 160 mmHg, sedangkan pada penderita hipertensi baru dengan MAP diantara 60 – 120 mmHg.
  • 14. Permanen Dapat disembuhkan  Nyeri kepala hebat  Mual, muntah  Gangguan visus  Penurunan kesadaran  Defisit neurologis fokal  Perdarahan retina  Papil edema  Defisit neurologis fokal  Microinfark dan pteki pada bagian otak
  • 15. Diidentifikasi jenis hipertensinya, apakah hipertensi urgensi atau hipertensi emergensi. Penilaian kardiovaskular juga perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya distensi vena jugular atau crackles pada paru. Urinalisis dan pemeriksaan darah untuk mengetahui kerusakan fungsi ginjal (peningkatan BUN dan kreatinin) CT-Scan untuk melihat gejala klinis dari Hipertensi ensefalopati
  • 16. DD SNH/SH Perdarahan Intrakranial Enchepalitis Hipertensi intracranial Lesi masa SSP Kondisi lain yang terjadi bersamaan dengan peningkatan TD atau yang memiliki gejala serupa Penggunaan Siriraj Score / Algoritma Stroke Gajah Mada CT-Scan Membaiknya gejala klinis dan peningkatan status mental setelah tekanan darah terkontrol merupakan karakteristik untuk mendiagnosis dan membedakan Hipertensi Ensefalopati dari DD. Limfosit meningkat. Tidak ada peningkatan TD dan kerusakan sistem ekskresi.
  • 17. Penatalaksanaan HE Labetalol (Beta blocker) Sodium nitroprusside Fenildopam (Corlopam) Nicardipine Dosis inisial 20 mg dosis bolus, kemudian 20-80 mg dosis intravena setiap 10 menit sampai TD yang diinginkan. Maks : 300 mg. Dosis inisial 0,3-0,5 mcg/kg/min IV, sesuaikan kecepatan tetesan infus sampai target tercapai dengan dosis rata-rata 1-6 mcg/kg/min. Penurunan tekanan darah arterial sebesar 25%. Diastolik <110 Dosis inisial 0,003 mcg/kg/min IV secara progresif ditingkatkan sampai maksimal 1,6 mcg/kg/min. dosis bolus 5-15 mg/h IV dan dosis maintenance 3-5 mg/h dapat juga digunakan. Nifedipine sublingual, clonidine, diazoxide, atau hydralazine intravena tidak direkomendasikan karena dapat mempengaruhi penurunan yang tidak terkontrol dari tekanan darah arterial yang mengakibatkan iskemi cerebral dan renal.
  • 18. Pada penderita Hipertensi Ensefalopati, jika tekanan darah tidak segera diturunkan, maka penderita akan jatuh dalam koma dan meninggal dalam beberapa jam. Sebaliknya apabila tekanan darah diturunkan secepatnya secara dini prognosis umumnya baik dan tidak menimbulkan gejala sisa Jika ditatalaksana dengan baik : Ad vitam : Bonam Ad functionam : Dubia ad bonam Ad sanationam : Bonam
  • 20. Ensefalopati hipertensi merupakan sindrom klinik akut reversibel yang dicetuskan oleh kenaikan tekanan darah secara mendadak sehingga melampaui batas autoregulasi otak. Kejadian ensefalopati hipertensi merupakan keadaan gawat darurat yang memerlukan penanganan segera untuk mencegah terjadi kerusakan otak yang luas dan permanen Manifestasi klinik ensefalopati hipertensi ditandai dengan adanya nyeri kepala hebat, mual, muntah, penurunan kesadaran, kejang, adanya papiledema pada pemeriksaan funduskopi Penanganan ensefalopati hipertensi dilakukan dengan menurunkan tekanan darah secepat mungkin sehingga gejala klinis dan status mental dapat membaik. Jika penanganan terlambat maka akan ada gejala sisa atau bahkan dapat menyebabkan kematian