SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Download to read offline
PENGUKURAN PERKEMBANGAN
KAWASAN PERDESAAN
Oleh:
Sugeng Budiharsono
Gerson Lehrman Group Council Member
Disampaikan pada Diskusi Penyusunan Indeks Perkembangan Kawasan
Perdesaan di Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan,
Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan, Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi di Jakarta, 12 Juni 2017
BAHAN PENGANTAR DISKUSI
WILAYAH
• Secara tradisional terdapat dua pengertian wilayah,
yaitu wilayah sebagai suatu konsep yang muncul dari
benak geograf dan wilayah sebagai instrumen untuk
mengklasikfikasikan fenomena nyata dari alam,
budaya dan masyarakat.
• Secara ontologis ini berarti bahwa wilayah
dikategorikan muncul dari salah satu sisi nyata dari
disiplin ilmu geografi dan di sisi lain sebagai agregat
dari kegiatan perilaku individu.
• Pandangan yang pertama memisahkan ruang dari
proses sosial, sedangkan pandangan yang terakhir
mengurangi proses sosial dan budaya terhadap
kesadaran individual.
PENGERTIAN WILAYAH
• Definisi wilayah secara klasik atau tradisional adalah
area yang berbeda antara yang satu dengan yang lain
yang disebabkan karena beberapa hal antara lain alam,
ekonomi, budaya, politik dan lain sebagainya atau area
yang dibatasi oleh criteria tertentu.
• Pendefinisian wilayah menggunakan empat kriteria
(alam, ekonomi, budaya dan politik) memang sangat
sederhana dan menyederhanakan untuk memahami
kerumitan konsep wilayah.
• Namun satu masalah muncul karena biasanya keempat
definisi wilayah tersebut tidak tumpang tindih secara
sempurna. Sebagai contoh, wilayah pembangunan
ekonomi, tidak mengikuti batas-batas politik,
kelembagaan maupun sosial budaya.
• Secara umum wilayah didefiniskan sebagai suatu unit
geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang bagian-
bagiannya bergantung secara internal.
Wilayah secara fisik-alamiah
• Wilayah secara fisik-alamiah yang merupakan hasil
proses geologi dan geomorfologi dalam jangka panjang.
Proses ini, misalnya, menghasilkan daerah datar dan
berbukit, yang merupakan wilayah yang dibatasi secara
alamiah. Pembatas alamiah lainnya seperti sungai, laut
dan gunung masih digunakan untuk mendefinisikan
wilayah.
• Pada beberapa kasus, misalnya batas-batas alam yang
digunakan seringkali membuat suatu wilayah menjadi
homogen, sehingga disebut juga wilayah homogen.
• Selain itu batas-batas alam juga seringkali membuat
suatu wilayah dalam kondisi yang dapat direncanakan
sebagai suatu kesatuan, misalnya daerah aliran sungai.
Wilayah dengan karakteristik yang mempunyai
kesamaan yang dapat direncanakan secara terpadu
disebut dengan wilayah perencanaan atau wilayah
pemrograman.
WILAYAH HOMOGEN DAN PERENCANAAN
• Wilayah homogen adalah wilayah yang dipandang dari satu
aspek/kriteria mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama.
Sifat-sifat dan ciri-ciri kehomogenan itu misalnya dalam hal ekonomi
(seperti daerah dengan struktur produksi dan konsumsi yang
homogen, daerah dengan tingkat pendapatan rendah/miskin, dll),
geografi (seperti wilayah yang mempunyai topografi atau iklim yang
sama), agama, suku dan sebagainya.
• Wilayah perencanaan (planning region atau programming region) sebagai
wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-
keputusan ekonomi.
• Wilayah perencanaan harus mempunyai ciri-ciri: (a) cukup besar
untuk mengambil keputusan-keputusan investasi yang berskala
ekonomi; (b) mampu merubah industrinya sendiri dengan tenaga
kerja yang ada; (c) mempunyai struktur ekonomi yang homogen; (d)
mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan (growth point);
(e) menggunakan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan;
(f) masyarakat dalam wilayah itu mempunyai kesadaran bersama
terhadap persoalan-persoalannya.
Wilayah ekonomi-fungsional
• Wilayah ekonomi-fungsional, merupakan wilayah
yang menunjukkan koherensi secara fungsional, yang
bagian-bagiannya tergantung satu sama lain dalam
suatu batas dengan menggunakan kriteria tertentu.
• Dickinson (1972) menggambarkan fenomena ini
sebagai "hubungan ekonomi", sementara Friedmann
(1966) menyebutnya daerah saling ketergantungan.
Fisher (1967) menyebutnya sebagai wilayah fungsional
• Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang
secara fungsional mempunyai ketergantungan antara
pusat (inti) dan daerah belakangnya (hinterland).
Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus
penduduk, faktor produksi, barang dan jasa, ataupun
komunikasi dan transportasi.
Wilayah administratif-politis
• Wilayah administratif-politis, adalah wilayah yang batas-
batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan adminsitrasi
pemerintahan atau politik, seperti: propinsi, kabupaten,
kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW.
• Dalam praktik, apabila membahas mengenai pembangunan
wilayah, maka pengertian wilayah administrasi merupakan
pengertian yang paling banyak digunakan. Lebih
populernya penggunaan pengertian tersebut disebabkan dua
faktor, yakni: (a) dalam melaksanakan kebijaksanaan dan
rencana pembangunan wilayah diperlukan tindakan-
tindakan dari berbagai badan pemerintah, sehingga lebih
praktis apabila pembangunan wilayah didasarkan pada
satuan wilayah administrasi yang telah ada; dan (b) wilayah
yang batasnya ditentukan berdasarkan atas satuan
adminsitrasi pemerintahan lebih mudah dianalisis, karena
sejak lama pengumpulan data di berbagai bagian wilayah
berdasarkan pada satuan wilayah adminsitrasi tersebut.
Wilayah sosial-budaya
• Wilayah sosial-budaya sulit untuk
mendefinisikannya dalam masyarakat modern
saat ini. Secara tradisional, wilayah
didefinisikan menurut lokasi masyarakat yang
mempunyai identitas bahasa-budaya dan
praktik sosial budaya yanag sama dan khas
yang berkaitan dengan wilayah spesifik. Hal
ini berarti berbicara tentang masyarakat
madani secara lokal, wilayah dengan etnik
tertentu atau wilayah dengan budaya yang
homogen dimana masyarakat saling berbagi
visi bersama pada wilayah tersebut.
DEFINISI KAWASAN PERDESAAN MENURUT UU
• Kawasan perdesaan menurut UU No 26 Tahun
2007 adalah wilayah yang mempunyai kegiatan
utama pertanian, termasuk pengelolaan
sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
• Definisi kawasan perdesaan menurut UU No 6
Tahun 2014 mengadopsi definisi dari UU No 26
Tahun 207.
KEBIJAKAN BERBASIS PENGETAHUAN
• Penggunaan teori yang tepat untuk menyusun
kebijakan yang tepat, benar, baik, dan bermanfaat.
• Untuk mengukur perkembangan kawasan perdesaan
maka teori dasar yang digunakan antara lain adalah:
– Sustainable Rural Development
– Regional Competitiveness
– Local Economic Development through cluster approach
(vertical and horizontal value chain)
– People Centered Development
– Urban-Rural Linkage
– Sustainable Rural Livelihood Approach
– Good Governance and Economi Development
– Rural Community Resilience Disaster
• Cara pandang dengan Appreciative Inquiry
TEORI SUSTAINABLE RURAL
DEVELOPMENT
Ekonomi
 Pertumbuhan
 Efisiensi
 Stabilitas
Sosial
 Pemberdayaan
 Inklusi
 Konsultasi
Lingkungan
 Keliatan/keanekaragaman
 Sumber daya alam
 Polusi
 Penurunan
Kemiskinan
 Keberlanjutan
 Keadilan
 Perubahan Iklim
TEORI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(Russian Doll)
12/06/2017 SBH 12
PEMBANGUNAN BERPUSAT KEPADA MANUSIA
• Masyarakat desa bukan lagi sebagai obyek
pembangunan akan tetapi sebagai subyek
pembangunan. Manusia sebagai pusat pembangunan
people centered development
• Korten dsn Klauss (1984) mendefinisikan Pembangunan
Berpusat kepada Manusia (PBM) sebagai pendekatan yang
mementingkan inisiatif kreatif dari masyarakat sebagai
sumber utama pembangunan dan menekankan
kesejahteraan material dan spiritual masyarakat sebagai
tujuan dari proses pembangunan.
• Esensi dari pendekatan ini terletak pada inklusivitas serta
pendekatan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, dan
bersama rakyat.
12/06/2017
SBH 13
OKTAGONAL SUMBER DAYA LOKAL dan ABCD
Modal
Intelektual
Modal
Manusia
(otot)
Modal Sosial
Modal/Sumber
Daya Buatan
Modal/Sumber
Daya Alam
Modal
Spiritual
Lokasi
Strategis
Modal
Finansial
Sumber: Budiharsono, 2015
PENDEKATAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN
(dimodifikasi dari DFID dari 5 Modal menjadi 8 Modal)
12/06/2017SBH 15
16
FAKTOR
LOKASI
KELOMPOK
SASARAN
PROSES
MANAJEMEN
TATA
PEMERINTAHAN
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
KESINERGIAN
DAN FOKUS
KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN
EKONOMI WILAYAH
BERKELANJUTAN
HEKSAGONAL
PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL
* Sumber: Jorg Meyer Stamer, 2004
TAHAP 1
TAHAP 2
Analisis
Stakeholder
Penguatan
Kelembagaan
Analisis Pengembangan
Komoditi Unggulan
Analisis Pengembangan
Kawasan
Analisis RALED
Pengumpulan
data dan
informasi
partisipatif
RTRW
Kab/Kota
RPJMD/
RENSTRA
Rencana Induk
Rencana Aksi
RKP/RKPD
Organisasi
Masyarakat
MadaniDONOR
Pelaksanaan PEL
(Klaster dan Region
Branding)
Dunia
Usaha
APBN/APBD
Monitoring dan Evaluasi
TAHAP 3
TAHAP 4
TAHAP 5
Sumber: Budiharsono, 2015
VERTICAL AND HORIZONTAL VALUE CHAIN DI KLASTER BOROBUDUR
Tilik Ndeso
Hotel
Restauran
Pertanian
Wisata lainnya
Gerabah
Toko Sovenir
Penampilan
Kesenian
Sumber: Budiharsono, 2015
VERTICAL AND HORIZONTAL VALUE CHAIN DI KLASTER SUMBA TIMUR
Pasola
Hotel
RestauranPeternakan
Wisata Pantai
Toko Sovenir
Penampilan
Kesenian
Wisata Padang
Rumput
Wisata
Kampung Adat
Tenaga Listrik
Sumber: Budiharsono, 2015
PELD
Berkelanjutan
Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat
Kinerja Wilayah
Kesenjangan antar wilayah
PDRB
Produktivitas
Tenaga kerja
Laju penyerapan
tenaga kerja
Penelitian
dan
Pengembang
an Teknologi
Infrastruktur
dan modal
manusia
Investasi UMKM
Kelembagaan
dan modal
sosial
Struktur
Ekonomi
Struktur Sosial
Kegiatan
Inovatif
Pusat
Pengambilan
Keputusan
Aksesibilitas
wilayah
Ketrampilan
angkatan kerja
Lingkungan Identitas Wilayah
Tujuan dan Sasaran
Kategori
Dasar
Faktor
Pembangunan
Penentu
Keberha-
silan
Sumber
daya
alam
Modifikasi
Konsep Daya
Saing Daerah
“Imre Lengyel”
TOPI
DAYA SAING
DAERAH
REGIONAL TRANSFERS
NILAI TAMBAH BRUTO NON-PASAR
NILAI TAMBAH BRUTO-PASAR
Jumlah Upah Jumlah Keuntungan
Pasar Lokal Pasar Ekspor
Perusahaan A
Perusahaan B
Sektor x
Sektor y
Sektor z
Input Wilayah
• Komposisi sektoral
• Spesialisasi
• Distribusi Perusahaan
• Kepemilikan (FDI)
Output Wilayah
• Produktifitas wilayah
• Unit labour cost
• Keuntungan
• Market shares
Outcome Wilayah
PDRB/Tenaga Kerja
Jumlah orang yang bekerja
Modal
Tenaga Kerja Lahan
Infrastruktur dasar
dan Aksesibilitas
LingkunganKualitas tempat
Sumber Daya Manusia
Lingkungan ProduktifKelembagaan
Teknologi
Keinovasian
Kewirausahaan
Internasionalisasi
Modal sosial
Insfrastruktur
pengetahuan Penduduk dan
migrasi
Budaya
WAKTU
Kesejahteraan,TeknologidanGlobalisasi
ABAD 18 ABAD 19 ABAD 20 ABAD 21
Era
Pertanian
Era
Industrial
Era
Informasi
Era Konsep
dan Kreatif
GELOMBANG EKONOMI
DUNIA
Sumber: Daniel H. Pink, 2005
HUBUNGAN INOVASI DENGAN DAYA SAING DAERAH
Keterampilan
Perusahaan
Inovasi/Kreatifitas
Persaingan
Investasi
H. M. Treasury. 2004
Masuknya perusahaan
baru akan
meningkatkan
persaingan
Meningkatnya pesaingan
akan memberikan insentif
untuk investasi usaha
Investasi modal fisik
akan meningkatkan
kapasitas inovasi
perusahaan
Keterampilan akan
meningkatkan kapasitas
perusahaan dalam
mengembangkan dan
menggunakan teknologi
baru
Peningkatan persaingan
mendorong persaingan
Ketrampilan manajemen
akan meningkatkan
kewirausahaan dan
keunggulan bisnis.
Perusahaan baru akan
meningkatkan permintaan
terhadap keterampilan
GOOD GOVERNANCE AND ECONOMIC
GROWTH (ECONOMIC GOVERNANCE)
Good
Governance
Economic
Growth
Structure Conduct Performance
Organisasi dan
Kelembagaan
Strategi, Program dan
Kegiatan
Capaian outcome yang
berkelanjutan
RURAL COMMUNITY DISASTER RESILIENCE
Kejadian
Bencana
Tanggap
daerurat
Pemulihan
(Rehabilitasi dan
Rekonstruksi
Mitigasi dan
Pencegahan
Kesiapsiagaan
CARA PANDANG
DENGAN APPRECIATIVE INQUIRY
• Appreciative Inquiry (AI) adalah cara pandang
berbasis kekuatan yang berbeda dengan cara
pandang problem solving yang berbasis
kelemahan/negativitas.
• Cara pandang AI ini menjawab 4 hal:
– Delapan modal kawasan adalah kekuatan kawasan
– Penajaman terhadap pembangunan kawasan
– Refocusing strategi, program dan kegiatan
– Pelaksanaan yang menghasilkan outcome yang
berkelanjutan
APPRECIATIVE INQUIRY VS PROBLEM SOLVING
PENYUSUNAN INDIKATOR DAN INDEKS KOMPOSIT
Dimensi
ke-1
Dimensi
ke-2
Dimensi
ke-3
Dimensi
ke-n
Teori-teori
Dasar
Pendekatan
Cara Pandang
1
2
j
1
2
k
1
2
l
1
2
m
Indeks Perkembangan
Kawasan Perdesaan
1. Tertinggal
2. Berkembang
3. Mandiri
4. Berdayasaing
CONTOH SALAH SATU DIMENSI UNTUK
SUSTAINABLE REGIONAL DEVELOPMENT
DARI UNI EROPA
DENGAN BASIS PENGUKURAN NEGARA
DIMENSI SOSIAL DAN KELEMBAGAAN (1)
Tema Sub Tema Indikator
Pemerataan Kemiskinan Jumlah Penduduk Miskin
Gini Rasio
Laju pengangguran
Laju orang muda yang menganggur
Keuntungan sosial
Kesetaraan Gender Rasio upah perempuan thd laki-laki
Kesejahteraan Anak Kesejahteraan anak
Kesehatan Status Gizi Status Gizi Masyarakat
Jumlah orang sakit Jumlah orang mati menurut penyakit
Kematian Kematian bayi
Harapan hidup
Sanitasi Penduduk yang memperoleh fasilitas
sanitasi
Pelayanan kesehatan Alokasi APBD untuk kesehatan
Imunisasi untuk anak
DIMENSI SOSIAL DAN KELEMBAGAAN (2)
Tema Sub Tema Indikator
Pendidikan Tingkat pendidikan Lama pendidikan penduduk
Angka Melek Huruf % penduduk buta huruf
Perumahan Kondisi lingkungan Jumlah kamar per kapita
perumahan Komposisi rumah tangga
Keamanan Tingkat kriuminalitas Angka kriminalitas
Penduduk Perubahan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk
Kepadatan penduduk
Laju migrasi bersih
Kapasitas Kelembagaan Akses informasi Akses internet
Struktur komunikasi Prasarana komunikasi
Ilmu pengetahuan dan
teknologi
Pengeluaran APBD untuk penelitian
dan pengembangan
Kesiapsediaan dan
tanggap darurat
terhadap bencana
Resiko terhadap modal manusia dan
sumber daya alam
TUJUAN DAN MANFAAT INDEKS KAWASAN
• Tujuan
– Menetapkan status/indeks perkembangan kawasan;
– Memberi informasi kebutuhan intervensi yang lebih akurat
sesuai dengan lokus, fokus dan tempo; dan
– Memudahkan pengalokasian anggaran pada kawasan
perdesaan sasaran baik untuk K/L maupun daerah dan
stakeholder lainnya
• Manfaat
– Mengetahui status/indeks perkembangan kawasan
perdesaan;
– Mengetahui inisiatif masyarakat.
– Menyusun strategi membangun kawasan perdesaan;
– Mensimulasikan pilihan intervensi yang tepat;
– Menjadi acuan dalam penyusunan APBN K/L dan APBD
Provinsi/Kabupaten/Kota dan stakeholder lainnya
METODE ANALISIS YANG DIGUNAKAN
• Karena multidimensi dan biasanya menggunakan bilangan
ordinal, sebaiknya menggunakan Multiddimensional Scaling.
• Alat analisis sebaiknya dapat menentukan leverage attribute
atau sensitive attribute sehingga memudahkan dalam
menentukan intervensi yang efisien dan akurat. Biasanya
menggunakan Euclidean Distance, yaitu prinsip suatu peubah
yang paling jauh jaraknya dari titik ideal, merupakan leverage
attribute.
• Metode analisis seyogyanya penilaiannya dilakukan secara
partisipatif dengan penilaiannya melibatkan stakeholder kunci
dalam kawasan
• Perlu dilakukan pembobotan untuk dimensi maupun wilayah
pengembangan dengan participatory pairwise comparison
matrix
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx
SuwantoSribhawono
 
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisiPengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Sugeng Budiharsono
 

What's hot (20)

Perencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP DesaPerencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP Desa
 
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
 
Pemetaan desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan
Pemetaan desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaanPemetaan desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan
Pemetaan desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan
 
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...
 
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx
2. Kemendes - Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024.pptx
 
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisiPengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
Pengembangan ekonomi lokal berbasis blue economy revisi
 
Posisi rencana induk dan rencana detail kspn
Posisi rencana induk dan rencana detail kspnPosisi rencana induk dan rencana detail kspn
Posisi rencana induk dan rencana detail kspn
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desa
 
Metodologi Penyusunan RIPPDA
Metodologi Penyusunan RIPPDAMetodologi Penyusunan RIPPDA
Metodologi Penyusunan RIPPDA
 
Pemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas DesaPemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas Desa
 
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptxPENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
 
Permendes PDTT No 8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2...
Permendes PDTT No 8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2...Permendes PDTT No 8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2...
Permendes PDTT No 8 Tahun 2022 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2...
 
SPB 2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa_Aceh Barat - Copy.pptx
SPB 2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa_Aceh Barat - Copy.pptxSPB 2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa_Aceh Barat - Copy.pptx
SPB 2.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa_Aceh Barat - Copy.pptx
 
materi APBDesa bagi BPD
materi APBDesa bagi BPDmateri APBDesa bagi BPD
materi APBDesa bagi BPD
 
PERMENDESA 21 TAHUN 2020 TENTANG PU P3MD.pptx
PERMENDESA 21 TAHUN 2020 TENTANG PU P3MD.pptxPERMENDESA 21 TAHUN 2020 TENTANG PU P3MD.pptx
PERMENDESA 21 TAHUN 2020 TENTANG PU P3MD.pptx
 
Pedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaanPedoman umum tata ruang perdesaan
Pedoman umum tata ruang perdesaan
 
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
Kebijakan pengembangan wilayah di Indonesia dalam skala nasional, wilayah, da...
 
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021 tentang prioritas penggunaan dana desa t...
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021  tentang prioritas penggunaan dana desa t...Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021  tentang prioritas penggunaan dana desa t...
Pointer permendes pdtt 7 tahun 2021 tentang prioritas penggunaan dana desa t...
 
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDesMenggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
 
K5 pengembangan ekonomi lokal new
K5   pengembangan ekonomi lokal newK5   pengembangan ekonomi lokal new
K5 pengembangan ekonomi lokal new
 

Similar to Pengukuran Perkembangan Kawasan Perdesaan

Bab 2 teori dan kebijakan
Bab 2   teori dan kebijakanBab 2   teori dan kebijakan
Bab 2 teori dan kebijakan
dandi rustandi
 
1 30 sept 2013 review dan lingkup
1 30 sept 2013   review dan lingkup1 30 sept 2013   review dan lingkup
1 30 sept 2013 review dan lingkup
Tities Suryono
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
rzkaprl
 
Kebijakan perencanaan pembangunan regional
Kebijakan perencanaan pembangunan regional Kebijakan perencanaan pembangunan regional
Kebijakan perencanaan pembangunan regional
Hamid Zukhair
 

Similar to Pengukuran Perkembangan Kawasan Perdesaan (20)

Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan SosialPengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
Pengembangan Wilayah dan Pembangunan Sosial
 
Pembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak imanPembangunan regional mteri pak iman
Pembangunan regional mteri pak iman
 
Wilayah dan Tata Ruang ..pptx
Wilayah dan Tata Ruang ..pptxWilayah dan Tata Ruang ..pptx
Wilayah dan Tata Ruang ..pptx
 
Adm pembangunan
Adm pembangunanAdm pembangunan
Adm pembangunan
 
Adm pembangunan
Adm pembangunanAdm pembangunan
Adm pembangunan
 
Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangKamis  geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Kamis geo xii kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
 
Paper rpp-desa
Paper rpp-desaPaper rpp-desa
Paper rpp-desa
 
Bab 2 teori dan kebijakan
Bab 2   teori dan kebijakanBab 2   teori dan kebijakan
Bab 2 teori dan kebijakan
 
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptxppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
 
paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)paras candika muliansyah (16102123)
paras candika muliansyah (16102123)
 
1 30 sept 2013 review dan lingkup
1 30 sept 2013   review dan lingkup1 30 sept 2013   review dan lingkup
1 30 sept 2013 review dan lingkup
 
Wilayah dan perwilayahan.pptx
Wilayah dan perwilayahan.pptxWilayah dan perwilayahan.pptx
Wilayah dan perwilayahan.pptx
 
PERENCANAAN WILAYAH-M.Nurdin.F.pptx
PERENCANAAN WILAYAH-M.Nurdin.F.pptxPERENCANAAN WILAYAH-M.Nurdin.F.pptx
PERENCANAAN WILAYAH-M.Nurdin.F.pptx
 
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
Aspek Ekonomi Dalam Pengembangan Wilayah #6
 
14. pembangunan partisipatif
14. pembangunan partisipatif14. pembangunan partisipatif
14. pembangunan partisipatif
 
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
Perencanaan dan Pengembangan Wilayah
 
Kebijakan perencanaan pembangunan regional
Kebijakan perencanaan pembangunan regional Kebijakan perencanaan pembangunan regional
Kebijakan perencanaan pembangunan regional
 
30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah
 
30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah30769259 pembangunan-daerah
30769259 pembangunan-daerah
 
Lapdal - Green City Trenggalek
Lapdal - Green City TrenggalekLapdal - Green City Trenggalek
Lapdal - Green City Trenggalek
 

Recently uploaded

Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
jaanualu31
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
langkahgontay88
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
HALIABUTRA1
 
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan SosroSistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
mohhmamedd
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
galuhmutiara
 

Recently uploaded (18)

sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan SosroSistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan Sosro
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 

Pengukuran Perkembangan Kawasan Perdesaan

  • 1. PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN Oleh: Sugeng Budiharsono Gerson Lehrman Group Council Member Disampaikan pada Diskusi Penyusunan Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan di Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan, Direktorat Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan, Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi di Jakarta, 12 Juni 2017 BAHAN PENGANTAR DISKUSI
  • 2. WILAYAH • Secara tradisional terdapat dua pengertian wilayah, yaitu wilayah sebagai suatu konsep yang muncul dari benak geograf dan wilayah sebagai instrumen untuk mengklasikfikasikan fenomena nyata dari alam, budaya dan masyarakat. • Secara ontologis ini berarti bahwa wilayah dikategorikan muncul dari salah satu sisi nyata dari disiplin ilmu geografi dan di sisi lain sebagai agregat dari kegiatan perilaku individu. • Pandangan yang pertama memisahkan ruang dari proses sosial, sedangkan pandangan yang terakhir mengurangi proses sosial dan budaya terhadap kesadaran individual.
  • 3. PENGERTIAN WILAYAH • Definisi wilayah secara klasik atau tradisional adalah area yang berbeda antara yang satu dengan yang lain yang disebabkan karena beberapa hal antara lain alam, ekonomi, budaya, politik dan lain sebagainya atau area yang dibatasi oleh criteria tertentu. • Pendefinisian wilayah menggunakan empat kriteria (alam, ekonomi, budaya dan politik) memang sangat sederhana dan menyederhanakan untuk memahami kerumitan konsep wilayah. • Namun satu masalah muncul karena biasanya keempat definisi wilayah tersebut tidak tumpang tindih secara sempurna. Sebagai contoh, wilayah pembangunan ekonomi, tidak mengikuti batas-batas politik, kelembagaan maupun sosial budaya. • Secara umum wilayah didefiniskan sebagai suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang bagian- bagiannya bergantung secara internal.
  • 4. Wilayah secara fisik-alamiah • Wilayah secara fisik-alamiah yang merupakan hasil proses geologi dan geomorfologi dalam jangka panjang. Proses ini, misalnya, menghasilkan daerah datar dan berbukit, yang merupakan wilayah yang dibatasi secara alamiah. Pembatas alamiah lainnya seperti sungai, laut dan gunung masih digunakan untuk mendefinisikan wilayah. • Pada beberapa kasus, misalnya batas-batas alam yang digunakan seringkali membuat suatu wilayah menjadi homogen, sehingga disebut juga wilayah homogen. • Selain itu batas-batas alam juga seringkali membuat suatu wilayah dalam kondisi yang dapat direncanakan sebagai suatu kesatuan, misalnya daerah aliran sungai. Wilayah dengan karakteristik yang mempunyai kesamaan yang dapat direncanakan secara terpadu disebut dengan wilayah perencanaan atau wilayah pemrograman.
  • 5. WILAYAH HOMOGEN DAN PERENCANAAN • Wilayah homogen adalah wilayah yang dipandang dari satu aspek/kriteria mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat dan ciri-ciri kehomogenan itu misalnya dalam hal ekonomi (seperti daerah dengan struktur produksi dan konsumsi yang homogen, daerah dengan tingkat pendapatan rendah/miskin, dll), geografi (seperti wilayah yang mempunyai topografi atau iklim yang sama), agama, suku dan sebagainya. • Wilayah perencanaan (planning region atau programming region) sebagai wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan- keputusan ekonomi. • Wilayah perencanaan harus mempunyai ciri-ciri: (a) cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan investasi yang berskala ekonomi; (b) mampu merubah industrinya sendiri dengan tenaga kerja yang ada; (c) mempunyai struktur ekonomi yang homogen; (d) mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan (growth point); (e) menggunakan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan; (f) masyarakat dalam wilayah itu mempunyai kesadaran bersama terhadap persoalan-persoalannya.
  • 6. Wilayah ekonomi-fungsional • Wilayah ekonomi-fungsional, merupakan wilayah yang menunjukkan koherensi secara fungsional, yang bagian-bagiannya tergantung satu sama lain dalam suatu batas dengan menggunakan kriteria tertentu. • Dickinson (1972) menggambarkan fenomena ini sebagai "hubungan ekonomi", sementara Friedmann (1966) menyebutnya daerah saling ketergantungan. Fisher (1967) menyebutnya sebagai wilayah fungsional • Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat (inti) dan daerah belakangnya (hinterland). Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, faktor produksi, barang dan jasa, ataupun komunikasi dan transportasi.
  • 7. Wilayah administratif-politis • Wilayah administratif-politis, adalah wilayah yang batas- batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan adminsitrasi pemerintahan atau politik, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW. • Dalam praktik, apabila membahas mengenai pembangunan wilayah, maka pengertian wilayah administrasi merupakan pengertian yang paling banyak digunakan. Lebih populernya penggunaan pengertian tersebut disebabkan dua faktor, yakni: (a) dalam melaksanakan kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah diperlukan tindakan- tindakan dari berbagai badan pemerintah, sehingga lebih praktis apabila pembangunan wilayah didasarkan pada satuan wilayah administrasi yang telah ada; dan (b) wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan atas satuan adminsitrasi pemerintahan lebih mudah dianalisis, karena sejak lama pengumpulan data di berbagai bagian wilayah berdasarkan pada satuan wilayah adminsitrasi tersebut.
  • 8. Wilayah sosial-budaya • Wilayah sosial-budaya sulit untuk mendefinisikannya dalam masyarakat modern saat ini. Secara tradisional, wilayah didefinisikan menurut lokasi masyarakat yang mempunyai identitas bahasa-budaya dan praktik sosial budaya yanag sama dan khas yang berkaitan dengan wilayah spesifik. Hal ini berarti berbicara tentang masyarakat madani secara lokal, wilayah dengan etnik tertentu atau wilayah dengan budaya yang homogen dimana masyarakat saling berbagi visi bersama pada wilayah tersebut.
  • 9. DEFINISI KAWASAN PERDESAAN MENURUT UU • Kawasan perdesaan menurut UU No 26 Tahun 2007 adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. • Definisi kawasan perdesaan menurut UU No 6 Tahun 2014 mengadopsi definisi dari UU No 26 Tahun 207.
  • 10. KEBIJAKAN BERBASIS PENGETAHUAN • Penggunaan teori yang tepat untuk menyusun kebijakan yang tepat, benar, baik, dan bermanfaat. • Untuk mengukur perkembangan kawasan perdesaan maka teori dasar yang digunakan antara lain adalah: – Sustainable Rural Development – Regional Competitiveness – Local Economic Development through cluster approach (vertical and horizontal value chain) – People Centered Development – Urban-Rural Linkage – Sustainable Rural Livelihood Approach – Good Governance and Economi Development – Rural Community Resilience Disaster • Cara pandang dengan Appreciative Inquiry
  • 11. TEORI SUSTAINABLE RURAL DEVELOPMENT Ekonomi  Pertumbuhan  Efisiensi  Stabilitas Sosial  Pemberdayaan  Inklusi  Konsultasi Lingkungan  Keliatan/keanekaragaman  Sumber daya alam  Polusi  Penurunan Kemiskinan  Keberlanjutan  Keadilan  Perubahan Iklim
  • 12. TEORI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (Russian Doll) 12/06/2017 SBH 12
  • 13. PEMBANGUNAN BERPUSAT KEPADA MANUSIA • Masyarakat desa bukan lagi sebagai obyek pembangunan akan tetapi sebagai subyek pembangunan. Manusia sebagai pusat pembangunan people centered development • Korten dsn Klauss (1984) mendefinisikan Pembangunan Berpusat kepada Manusia (PBM) sebagai pendekatan yang mementingkan inisiatif kreatif dari masyarakat sebagai sumber utama pembangunan dan menekankan kesejahteraan material dan spiritual masyarakat sebagai tujuan dari proses pembangunan. • Esensi dari pendekatan ini terletak pada inklusivitas serta pendekatan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, dan bersama rakyat. 12/06/2017 SBH 13
  • 14. OKTAGONAL SUMBER DAYA LOKAL dan ABCD Modal Intelektual Modal Manusia (otot) Modal Sosial Modal/Sumber Daya Buatan Modal/Sumber Daya Alam Modal Spiritual Lokasi Strategis Modal Finansial Sumber: Budiharsono, 2015
  • 15. PENDEKATAN PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (dimodifikasi dari DFID dari 5 Modal menjadi 8 Modal) 12/06/2017SBH 15
  • 17. TAHAP 1 TAHAP 2 Analisis Stakeholder Penguatan Kelembagaan Analisis Pengembangan Komoditi Unggulan Analisis Pengembangan Kawasan Analisis RALED Pengumpulan data dan informasi partisipatif RTRW Kab/Kota RPJMD/ RENSTRA Rencana Induk Rencana Aksi RKP/RKPD Organisasi Masyarakat MadaniDONOR Pelaksanaan PEL (Klaster dan Region Branding) Dunia Usaha APBN/APBD Monitoring dan Evaluasi TAHAP 3 TAHAP 4 TAHAP 5 Sumber: Budiharsono, 2015
  • 18. VERTICAL AND HORIZONTAL VALUE CHAIN DI KLASTER BOROBUDUR Tilik Ndeso Hotel Restauran Pertanian Wisata lainnya Gerabah Toko Sovenir Penampilan Kesenian Sumber: Budiharsono, 2015
  • 19. VERTICAL AND HORIZONTAL VALUE CHAIN DI KLASTER SUMBA TIMUR Pasola Hotel RestauranPeternakan Wisata Pantai Toko Sovenir Penampilan Kesenian Wisata Padang Rumput Wisata Kampung Adat Tenaga Listrik Sumber: Budiharsono, 2015
  • 20. PELD Berkelanjutan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Kinerja Wilayah Kesenjangan antar wilayah PDRB Produktivitas Tenaga kerja Laju penyerapan tenaga kerja Penelitian dan Pengembang an Teknologi Infrastruktur dan modal manusia Investasi UMKM Kelembagaan dan modal sosial Struktur Ekonomi Struktur Sosial Kegiatan Inovatif Pusat Pengambilan Keputusan Aksesibilitas wilayah Ketrampilan angkatan kerja Lingkungan Identitas Wilayah Tujuan dan Sasaran Kategori Dasar Faktor Pembangunan Penentu Keberha- silan Sumber daya alam Modifikasi Konsep Daya Saing Daerah “Imre Lengyel”
  • 21. TOPI DAYA SAING DAERAH REGIONAL TRANSFERS NILAI TAMBAH BRUTO NON-PASAR NILAI TAMBAH BRUTO-PASAR Jumlah Upah Jumlah Keuntungan Pasar Lokal Pasar Ekspor Perusahaan A Perusahaan B Sektor x Sektor y Sektor z Input Wilayah • Komposisi sektoral • Spesialisasi • Distribusi Perusahaan • Kepemilikan (FDI) Output Wilayah • Produktifitas wilayah • Unit labour cost • Keuntungan • Market shares Outcome Wilayah PDRB/Tenaga Kerja Jumlah orang yang bekerja Modal Tenaga Kerja Lahan Infrastruktur dasar dan Aksesibilitas LingkunganKualitas tempat Sumber Daya Manusia Lingkungan ProduktifKelembagaan Teknologi Keinovasian Kewirausahaan Internasionalisasi Modal sosial Insfrastruktur pengetahuan Penduduk dan migrasi Budaya
  • 22. WAKTU Kesejahteraan,TeknologidanGlobalisasi ABAD 18 ABAD 19 ABAD 20 ABAD 21 Era Pertanian Era Industrial Era Informasi Era Konsep dan Kreatif GELOMBANG EKONOMI DUNIA Sumber: Daniel H. Pink, 2005
  • 23. HUBUNGAN INOVASI DENGAN DAYA SAING DAERAH Keterampilan Perusahaan Inovasi/Kreatifitas Persaingan Investasi H. M. Treasury. 2004 Masuknya perusahaan baru akan meningkatkan persaingan Meningkatnya pesaingan akan memberikan insentif untuk investasi usaha Investasi modal fisik akan meningkatkan kapasitas inovasi perusahaan Keterampilan akan meningkatkan kapasitas perusahaan dalam mengembangkan dan menggunakan teknologi baru Peningkatan persaingan mendorong persaingan Ketrampilan manajemen akan meningkatkan kewirausahaan dan keunggulan bisnis. Perusahaan baru akan meningkatkan permintaan terhadap keterampilan
  • 24. GOOD GOVERNANCE AND ECONOMIC GROWTH (ECONOMIC GOVERNANCE) Good Governance Economic Growth Structure Conduct Performance Organisasi dan Kelembagaan Strategi, Program dan Kegiatan Capaian outcome yang berkelanjutan
  • 25. RURAL COMMUNITY DISASTER RESILIENCE Kejadian Bencana Tanggap daerurat Pemulihan (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Mitigasi dan Pencegahan Kesiapsiagaan
  • 26. CARA PANDANG DENGAN APPRECIATIVE INQUIRY • Appreciative Inquiry (AI) adalah cara pandang berbasis kekuatan yang berbeda dengan cara pandang problem solving yang berbasis kelemahan/negativitas. • Cara pandang AI ini menjawab 4 hal: – Delapan modal kawasan adalah kekuatan kawasan – Penajaman terhadap pembangunan kawasan – Refocusing strategi, program dan kegiatan – Pelaksanaan yang menghasilkan outcome yang berkelanjutan
  • 27. APPRECIATIVE INQUIRY VS PROBLEM SOLVING
  • 28. PENYUSUNAN INDIKATOR DAN INDEKS KOMPOSIT Dimensi ke-1 Dimensi ke-2 Dimensi ke-3 Dimensi ke-n Teori-teori Dasar Pendekatan Cara Pandang 1 2 j 1 2 k 1 2 l 1 2 m Indeks Perkembangan Kawasan Perdesaan 1. Tertinggal 2. Berkembang 3. Mandiri 4. Berdayasaing
  • 29. CONTOH SALAH SATU DIMENSI UNTUK SUSTAINABLE REGIONAL DEVELOPMENT DARI UNI EROPA DENGAN BASIS PENGUKURAN NEGARA
  • 30. DIMENSI SOSIAL DAN KELEMBAGAAN (1) Tema Sub Tema Indikator Pemerataan Kemiskinan Jumlah Penduduk Miskin Gini Rasio Laju pengangguran Laju orang muda yang menganggur Keuntungan sosial Kesetaraan Gender Rasio upah perempuan thd laki-laki Kesejahteraan Anak Kesejahteraan anak Kesehatan Status Gizi Status Gizi Masyarakat Jumlah orang sakit Jumlah orang mati menurut penyakit Kematian Kematian bayi Harapan hidup Sanitasi Penduduk yang memperoleh fasilitas sanitasi Pelayanan kesehatan Alokasi APBD untuk kesehatan Imunisasi untuk anak
  • 31. DIMENSI SOSIAL DAN KELEMBAGAAN (2) Tema Sub Tema Indikator Pendidikan Tingkat pendidikan Lama pendidikan penduduk Angka Melek Huruf % penduduk buta huruf Perumahan Kondisi lingkungan Jumlah kamar per kapita perumahan Komposisi rumah tangga Keamanan Tingkat kriuminalitas Angka kriminalitas Penduduk Perubahan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk Kepadatan penduduk Laju migrasi bersih Kapasitas Kelembagaan Akses informasi Akses internet Struktur komunikasi Prasarana komunikasi Ilmu pengetahuan dan teknologi Pengeluaran APBD untuk penelitian dan pengembangan Kesiapsediaan dan tanggap darurat terhadap bencana Resiko terhadap modal manusia dan sumber daya alam
  • 32. TUJUAN DAN MANFAAT INDEKS KAWASAN • Tujuan – Menetapkan status/indeks perkembangan kawasan; – Memberi informasi kebutuhan intervensi yang lebih akurat sesuai dengan lokus, fokus dan tempo; dan – Memudahkan pengalokasian anggaran pada kawasan perdesaan sasaran baik untuk K/L maupun daerah dan stakeholder lainnya • Manfaat – Mengetahui status/indeks perkembangan kawasan perdesaan; – Mengetahui inisiatif masyarakat. – Menyusun strategi membangun kawasan perdesaan; – Mensimulasikan pilihan intervensi yang tepat; – Menjadi acuan dalam penyusunan APBN K/L dan APBD Provinsi/Kabupaten/Kota dan stakeholder lainnya
  • 33. METODE ANALISIS YANG DIGUNAKAN • Karena multidimensi dan biasanya menggunakan bilangan ordinal, sebaiknya menggunakan Multiddimensional Scaling. • Alat analisis sebaiknya dapat menentukan leverage attribute atau sensitive attribute sehingga memudahkan dalam menentukan intervensi yang efisien dan akurat. Biasanya menggunakan Euclidean Distance, yaitu prinsip suatu peubah yang paling jauh jaraknya dari titik ideal, merupakan leverage attribute. • Metode analisis seyogyanya penilaiannya dilakukan secara partisipatif dengan penilaiannya melibatkan stakeholder kunci dalam kawasan • Perlu dilakukan pembobotan untuk dimensi maupun wilayah pengembangan dengan participatory pairwise comparison matrix