1. Ibuku hanya memiliki satu mata. Aku membencinya, ia adalah
sebuah hal yang memalukan. Ibuku menjalankan sebuah toko
kecil pada sebuah pasar.
Dia mengumpulkan barang-barang bekas dan sejenisnya
untuk dijual, apapun untuk mendapatkan uang yang kami
butuhkan. Ia adalah sebuah hal yang memalukan.
Pada suatu hari di sekolah. Aku ingat saat itu hari ketika ibuku
datang. Aku sangat malu. Mengapa ia melakukan hal ini
kepadaku? Aku melemparkan muka dengan rasa benci dan
berlari. Keesokan harinya di sekolah.. “Ibumu hanya memiliki
satu mata?” dan mereka semua mengejekku.
2. Aku berharap ibuku hilang dari dunia ini maka aku berkata
kepada ibu aku,”Ibu, kenapa kamu tidak memiliki mata
lainnya? Ibu hanya akan menjadi bahan tertawaan. Kenapa Ibu
tidak mati saja?” Ibu tidak menjawab. Aku merasa sedikit
buruk, tetapi pada waktu yang sama, rasanya sangat baik
bahwa aku telah mengatakan apa yang telah ingin aku katakan
selama ini.
Mungkin itu karena ibu tidak menghukum aku, tetapi aku tidak
berpikir bahwa aku telah sangat melukai perasaannya.
Malam itu, Aku terbangun dan pergi ke dapur untuk mengambil
segelas air. Ibuku menangis disana, dengan pelan, seakan ia
takut bahwa ia akan membangunkanku. Aku melihatnya, dan
pergi. Karena perkataanku sebelumnya kepadanya, ada sesuatu
yang mencubit hati aku.
3. Meskipun begitu, Aku membenci ibuku yang menangis dari satu
matanya. Jadi, Aku mengatakan diri ku jikalau aku akan tumbuh
dewasa dan menjadi sukses, karena aku membenci ibu
bermata-satu aku dan kemiskinan kami.
Lalu aku belajar dengan keras. aku meninggalkan ibu dan ke
Seoul untuk belajar, dan diterima di Universitas Seoul dengan
segala kepercayaan diri. Lalu, aku menikah. aku membeli rumah
milikku sendiri. Lalu aku memiliki anak-anak juga. Sekarang, aku
hidup bahagia sebagai seorang pria yang sukses. aku
menyukainya disini karena ini adalah tempat yang tidak
meningatkan aku akan ibu.
Kebahagiaan ini menjadi besar dan semakin besar, ketika
seseorang tidak terduga menjumpai aku “Apa?! Siapa ini?”… Ini
adalah ibu aku.. tetap dengan satu matanya. Ini rasanya seperti
seluruh langit sedang jatuh ke diri aku. Anak perempuan aku lari
kabur, takut akan mata ibu aku.
4. Dan aku bertanya kepadanya, “Siapa Anda? aku tidak
mengenalmu!!” sandiwara aku. aku berteriak kepadanya
“Mengapa engkau berani datang ke rumah aku dan menakuti
anak aku! Pergi dari sini sekarang juga!”
Dan ibu dengan pelan menjawab, “Oh, maafkan aku. aku pasti
salah alamat,” dan dia menghilang. Terima kasih Tuhan.. Ia tidak
mengenali aku. aku merasa cukup lega. aku mengatakan kepada
diri aku bahwa aku tidak akan peduli, atau berpikir tentang ini
sepanjang sisa hidup aku.
Lalu ada perasaan lega datang kepada aku.. Suatu hari, sebuah
surat mengenai reuni sekolah datang ke rumah aku. aku
berbohong kepada istri aku mengatakan bahwa aku akan pergi
perjalanan bisnis. Setelah reuni ini, aku pergi ke rumah lama
aku.. karena rasa penasaran saja, aku menemukan ibu aku
terjatuh di tanah yang dingin. Tetapi aku tidak meneteskan satu
air mata sekalipun. Ia memiliki sepotong kertas di tangannya..
dan itu adalah surat untuk diri aku.
5. Anakku,
Aku pikir hidupku sudah cukup lama saat ini. Dan.. aku tidak akan
mengunjungi Seoul lagi.. tetapi apakah itu terlau banyak jikalau
aku ingin kamu untuk datang menunjungiku sekali-kali nak? aku
sangat merindukanmu. Dan aku sangat lega ketika mendengar
kamu akan datang dalam reuni ini.
Tetapi aku memutuskan untuk tidak datang ke sekolah.. Untuk
Kamu.. aku meminta maaf jikalau aku hanya memiliki satu mata
dan aku hanya membuat dirimu malu.
6. Kamu tahu, ketika kamu masih sangat kecil, kamu terkena
sebuah kecelakaan, dan kehilangan satu matamu. Sebagai
seorang ibu, aku tidak tahan melihatmu harus tumbuh dengan
hanya satu mata.. maka aku memberikanmu mata aku.. aku
sangat bangga kepada anak aku yang melihat dunia yang baru
untuk aku, menggantikan aku, dengan mata itu.
Aku tidak pernah marah kepadamu atas apapun yang kamu
lakukan. Beberapa kali ketika kamu marah kepada aku. aku
berpikir sendiri,”Ini karena kamu mencintai aku.” Aku rindu
waktu ketika kamu masih sangat kecil dan berada di sekitarku.
Aku sangat merindukanmu. Aku mencintaimu. Kamu adalah
duniaku.