3. BIBIR RATA DAN RAPAT
Cetakan bibir yang terlihat rata dan rapat dengan tonjolan kecil di bagian atas,
Indikasi pribadi yang keras kepala. Juga bukan orang yang mudah menerima
saran dari orang lain.
BIBIR BERGELOMBANG
Bibir jenis ini merupakan ciri pribadi yang kreatif dan romantis. Di samping
cenderung hobi makan dan suka memasak.
BIBIR BERLIAN
Bibir yang satu ini, tipikal orang yang penuh empati. Juga tak ragu menolong
dan memberi orang lain.
BIBIR LINGKARAN
Bibir yang mencirikan sebagai pribadi yang mudah bernegosiasi. Makin lebar
jarak antara bibir atas dan bawah, makin terbuka pula pada orang lain.
BIBIR OVAL.
Bibir model yang satu ini tergolong pribadi yang cinta damai dan tidak suka
bertengkar. Dan senang berbagi kebahagiaan kepada orang lain.
4. https://abdullahmuaadz.wordpress.com/2014/06/11/membuang-sifat-egois/
Egoísta es aquel que hace a sí
mismo como el punto focal
de atención, si un grupo de
seres humanos es como el
sistema solar que quiere
poner a sí mismo como el sol
, rodeado de otros planetas
(Yunani)
Ego̱istí̱s eínai ekeínos pou kánei ton
eaf̱tó tou o̱s to si̱meío estíasi̱s ti̱s
prosochí̱s , an mia omáda anthró̱po̱n
eínai san to i̱liakó sýsti̱ma thélei na
thései ton eaf̱tó tou san ton í̱lio pou
periválletai apó állous planí̱tes
(Spanyol)
Egois adalah orang
yang menjadikan
dirinya sebagai titik
pusat perhatian, jika
satu kelompok
manusia diibaratkan
tata surya maka ia
ingin menempatkan
dirinya sebagai
matahari yang
dikelilingi oleh planet
planet lainnya
18. Liebig's law of the minimum
Ruang lingkup Standar Jati diri
Dosen antara lain:
b. standar berbahasa (tutur/tulis);
c. standar kapasitas;
d. standar kapabilitas;
e. standar pengendalian (diri-sikon);
f. standar berkomunikasi (dimensi
sosiologis)
g. standar memahami diri orang lain
(antropologis)
h. standar lain yang bisa menupang
performa seorang komunikator
g
19. SARANA BAHASA
• Filsuf Wittgenstein
Batas Bahasaku adalah Batas Duniaku
• Ernst Cassirer
Keunikan manusia bukan terletak pada kemampuan
berpikirnya melainkan terletak pada kemampuannya
berbahasa.
Manusia sebagai Animal Symbolicum (mahluk
pengguna simbol). Jadi tidak sekadar Homo
sapiens (mahluk yang berpikir).
• Aldous Huxley
Manusia tidak berbeda dengan Hewan, jika
tak mampu menata bahasanya..