Masa lanjut usia, usia rentan tetapi seorang lansia memiliki potensi untuk berdaya di masa senjanya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa presentase lansia sebesar 10% sejak 2020. Menurut (Dukcapil) tahun 2021 terdapat 30,16 juta jiwa penduduk lansia di Indonesia dengan jumlah lansia perempuan lebih banyak daripada lansia laki-laki.
2. LATAR BELAKANG
Masa lanjut usia, usia rentan tetapi seorang lansia
memiliki potensi untuk berdaya di masa senjanya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa
presentase lansia sebesar 10% sejak 2020. Menurut
(Dukcapil) tahun 2021 terdapat 30,16 juta jiwa penduduk
lansia di Indonesia dengan jumlah lansia perempuan
lebih banyak daripada lansia laki-laki.
4. MASA USIA LANJUT
Lanjut usia adalah pertambahan
umur seseorang disertai dengan
penurunan fungsi fisik.secara
perlahan – lahan diri atau
mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang
diderita.
6. KESIMPULAN
Masa lanjut usia pada usia 60 tahun ke
atas merupakan usia rentan, Tetapi seorang lansia
memiliki potensi untuk berdaya di masa senjanya.
Gender bukan menjadi alasan untuk menjadikan
lansia tidak produktif.
Kegiatan yang produktif harus dilakukan
agar lansia tetap bisa melakukan kegiatan yang
positif guna menjadikan lansia tidak merasa ada
kesenjangan antara laki-laki dan perempuan
SARAN
Diadakan pemberdayaan lansia agar
mereka dapat produktif dimasa tua. Di masa tua
sangat rentan merasa kesepian dan merasa lemah.
Padahal mereka bisa melakukan kegiatan yang
bermanfaat untuk kehidupannya.
7. TEMA 2 : ISU GENDER PADA KESEHATAN REPODUKSI
KELOMPOK 7
ZIHAN AZMI FAUZIA
02220200027
8. MASALAH GENDER
DAN KESEHATAN
REPRODUKSI
Kesehatan reproduksi dapat diartikan sebagai
suatu keadaan kesejahteraan fisik mental dan
sosial yang utuh,bukan bebas dari penyakit atau
kecacatan. Dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi fungsi
serta prosesnya.
1. Pengertian
9. 2. Diskriminasi
Gender
Diskriminasi gender adalah
ketidakadilan gender yang merupakan akibat
dari adanya sistem (struktur) sosial di mana
salah satu jenis kelamin (laki-laki atau
perempuan) menjadi korban.
Hal ini terjadi karena adanya
keyakinan dan pembenaran yang ditanamkan
sepanjang peradaban manusia dalam berbagai
bentuk dan cara yang menimpa kedua belah
pihak, walaupun dalam kehidupan sehari-hari
lebih banyak dialami oleh perempuan
10. Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender
Get a modern
Peminggiran
banyak terjadi
dalam bidang
ekonomi.
a. Marginalisasi
(peminggiran)
Perempuan, pihak paling rentan mengalami
kekerasan, dimana hal itu terkait dengan
marginalisasi, subordinasi maupun stereotip
diatas. Perkosaan, pelecehan seksual atau
perampokan
d. Violence (kekerasan)
Pandangan buruk terhadap
perempuan. Misalnya
perempuan yang pulang larut
malam adalah pelacur, jalang
dan berbagai sebutan buruk
lainnya.
c. Stereotip (citra
buruk)
bahwa perempuan
lemah, tidak mampu
memimpin, dan lain
sebagainya.
b. Subordinasi
(penomorduaan)
Misalnya, seorang perempuan
selain melayani suami (seks),
hamil, melahirkan, menyusui, juga
harus menjaga rumah.
e. Beban kerja berlebihan
11. Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Isu gender adalah suatu kondisi yang
menunjukkan kesenjangan laki-laki dan
perempuan yaitu adanya kesenjangan antara
kondisi yang dicita-citakan (normatif)
dengan kondisi sebagaimana adanya
(obyektif).
12. Lanjutan…..
Kesehatan Ibu dan
Bayi Baru Lahir
(Safe Motherhood)
Upaya peningkatan
derajat kesehatan ibu,
bayi baru lahir)dan
anak dipengaruhi oleh
kesadaran dalam
perawatan dan
pengasuhan anak.
Penyakit Menular Seksual
Dari berbagai jenis PMS yang
dikenal, dampak yang sangat berat
dirasakan oleh perempuan, yaitu
berupa rasa sakit yang hebat pada
kemaluan, panggul dan vagina,
sampai pada komplikasi
Keluarga Berencana
Seperti diketahui selama ini ada
anggapan bahwa KB adalah identik
dengan urusan perempuan. Hal ini
juga menunjukkan adanya budaya
kuasa dalam pengambilan
keputusan untuk ber-KB
13. 03
04
05
02
01
Pentingnya Penanganan Isu
Gender dalam Kesehatan
Reproduksi
Laki-laki mempunyai masalah kesehatan
reproduksi, khususnya yang berkaitan
dengan IMS, termasuk HIV/AIDS..
Akseptor KB, aborsi, pemeriksaan kehamilan, kemandulan
dan kematian ibu.
Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga
(kekerasan domestik) atau perlakuan kasar, yang pada dasarnya
bersumber pada subordinasi perempuan terhadap laki-laki..
Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia,
misalnya masalah inses yang terjadi pada masa kanak-kanak di rumah,
masalah pergaulan bebas pada masa remaja, kehamilan remaja dll
Perempuan lebih rentan dalam
menghadapi risiko kesehatan reproduksi
seperti kehamilan, melahirkan, aborsi
yang tidak aman dan pemakaian alat
kontrasepsi
14. ARTIKEL PENDUKUNG
Artikel kelima adalah jurnal Gender dan Ketidakadilan
oleh Bahrudin Hasan Tahun 2019 membahas tentang keadilan
Gender yang pada dasarnya melahirkan perlakuan yang tidak
adil yang tidak mengenakan
Artikel keenam adalah jurnal Ketidakadilan Gender
Berbasis Kesehatan Reproduksi oleh I Wayan Artika Tahun
2020 membahas tentang Isu Gender dalam Kesehatan
Reproduksi .
15. Kesimpulan
Isu-isu gender dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi terdapat dalam
kasus-kasus di Keluarga Berencana, Kesehatan Ibu dan Anak Baru Lahir
(Safe Motherhood), Penyakit Menular Seksual, Kesehatan Reproduksi
Remaja dan Kesehatan Reproduksi Lansia.
Gender dalam kesehatan reproduksi seringkali menjadikan perempuan
sebagai korban, karena sebagian besar masalah kesehatan reproduksi selalu
berkaitan dengan perempuan. Sedangkan partisipasi dan motivasi dari laki-
laki saat ini sangatlah kurang.