1. CASE REPORT
STEMI
Oleh:
dr. NILAI ETIKAT WATI GULO
Pembimbing:
dr. Afnia Rika
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIAANGKATAN I
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ENCIK MARIYAM
DAIK LINGGA, KEPULAUAN RIAU
FEBRUARI 2022 – FEBRUARI 2023
3. Identitas Pasien
Nama : Tn.M.H.
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 57 tahun
Suku : melayu
Alamat : Jln.Istana Robat
Status pernikahan : kawin
Pekerjaan : PNS
No RM : 002378
Tanggal Masuk :30 September 2022
Tanggal Keluar :31 September 2022
Keluhan Utama :
Nyeri dada kiri
Telaah :
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada
kiri yang dirasakan sejak tadi pagi pukul
10, nyeri menjalar ke rahang, bahu dan
lengan kiri. Nyeri disertai dengan muntah
sebanyak 3x, keringat dingin, dan nyeri
kepala. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu
hati (+), rasa panas didada (+), perut
terasa kembung (+) / begah. Riwayat
Merokok (+) usia muda sampai dengan
sekarang
4. Riwayat penyakit
terdahulu :
HT (+) dan DM Tipe 2 (+),
tidak rutin kontrol dan
minum obat..
Riwayat pengobatan :
Amlodipin 10 mg tidak
teratur
Riwayat penyakit
Alergi:
Di sangkal
Riwayat penyakit
penyakit keluarga :
Riwayat keluhan yang sama di
sangkal ada dalam keluarga
5. 2 a c e
d
b
3
1
Respiratory
rate
21
kali/menit
Tekanan
Darah
159/101
mmhg
Kesadaran
compos
mentis
SpO2
99% on O2
Nc 3 lpm
Temperatur
36,7°C
TTV
Heart rate
62
kali/menit
Keadaan
Umum
tampak sakit
berat
PEMERIKSAAN FISIK
6. Status Generalis dan Lokalis :
Kepala : Normocephali
Mata : Exophthalmus : - / - , Endophtalmus : - / - ,
Kelopak mata: Tidak ada kelainan, Conjungtiva Anemis
: - / - , Sklera Ikterik : - / - , Lensa : Normal
Telinga : Cairan (-), Penyumbatan (-), ,Perdarahan (-)
Hidung : Tidak tampak Pernafasan cuping hidung
Mulut : Bibir : Lembab
Leher : Kelenjar getah bening : dbn, Tiroid (dbn) ,
JVP : 5+2 cmH2O
Cardio : Inspeksi :Iktus cordis tidak terlihat
Thorax :
Inspeksi : Gerakan simetris, gerakan tambahan (-)
Palpasi : Taktil dan Vokal Fremitus kanan (+/+)
simetris
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Vesicular Breathing Sound kanan kiri,
Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen:Inspeksi :Tampak dalam batas normal,
sikatriks (-)
Auskultasi : BU (+) normal.
Perkusi :Thympani di seluruh lapang abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Akral hangat, crt <2s, oedema (--/--, --/-
-)
Purpura : Tidak ditemukan
Petechie : Tidak ditemukan
Hematom : Tidak ditemukan
Efloresensi : Tidak ditemukan
Kulit : Integumen Kulit dalam batas normal
12. Definisi :
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung secara
permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif
maupun di pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada,
peningkatan enzim jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG. STEMI adalah
cermin dari pembuluh darah koroner tertentu yang tersumbat total sehingga
aliran darahnya benar-benar terhenti, otot jantung yang dipendarahi tidak dapat
nutrisi-oksigen dan mati
15. Diagnosis
Anamnesis
apakah ada riwayat infark miokard sebelumnya serta faktor-faktor resiko antara lain hipertensi, diabetes
mellitus, dislipidemia, merokok, stress serta riwayat sakit jantung koroner pada keluarga.
Yang perlu diperhatikan dalam evaluasi keluhan nyeri dada iskemik adalah:
• Lokasi nyeri di daerah retrosternal, substernal dan prekordial. Pasien sulit melokalisir rasa nyeri.
• Deskripsi nyeri rasa berat seperti dihimpit, ditekan atau diremas, rasa tersebut lebih dominan
dibandingkan rasa nyeri. Perlu diwaspadai juga bila pasien mengeluh nyeri epigastrik, sinkope atau sesak
nafas (angina ekuivalen).
• Penjalaran nyeri ke lengan kiri, bahu, punggung, leher rasa tercekik atau rahang bawah (rasa ngilu) kadang
penjalaran ke lengan kanan atau kedua lengan.
• Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat, atau obat nitrat.
• Faktor pencetus berupa latihan fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesudah makan.
• Lama nyeri pada SKA lebih dari 20 menit
• Gejala sistemik disertai keluhan seperti mual, muntah atau keringat dingin, cemas dan lemas.
16. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik menunjukkan pasien tampak cemas dan tidak
bisa beristirahat (gelisah) dengan ekstremitas pucat disertai
keringat dingin. Kombinasi nyeri dada substernal >30 menit dan
banyak keringat merupakan kecurigaan kuat adanya STEMI.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan EKG (Elektrokardiografi)
ST Segmen Elevasi
LOKASI IMA LOKASI ELEVASI SEGMEN ST
Anterior V1–V4
Anteroseptal V1, V2, V3, V4
Anterolateral V4–V6, I, Avl
Inferior Inferior: II, III, and aVF
Lateral I and aVL
Inferolateral II, III, aVF, and V5 and V6
2. Pemeriksaan Laboratorium
Serum biomarkers (+)
20. Tatalaksana umum pada pasien STEMI adalah dengan pemberian :
a) Oksigen
Suplemen oksigen harus diberikan pada pasien dengan saturasi oksigen arteri < 90%. Pada semua pasien STEMI
tanpa komplikasi dapat diberikan oksigen selama 6 jam pertama.
a) Nitrogliserin (NTG)
Nitrogliserin sublingual dapat diberikan dengan aman dosis 0,3 mg dan dapat diberikan sampai 3 dosis dengan
interval 5 menit. Selain mengurangi nyeri dada, NTG juga dapat menurunkan suplai oksigen miokard dengan
menurunkan preload dan meningkatkan suplai oksigen miokard dengan cara dilatasi pembuluh koroner yang
terkena infark atau pembuluh kolateral.
Nitrogliserin Dosis
Tablet sublingual 0,2-0,6 mg/5 menit
Spray 0,4 mg/5 menit
Transdermal atau pasta 0,2-0,8 mg/jam
Intravena 5-200 mcg/menit
21. c) Aspirin
Aspirin merupakan tatalaksana dasar pada pasien yang dicurigai STEMI dan efektif pada spektrum sindrom koroner akut.
Inhibisi cepat siklooksigenase trombosit yang dilanjutkan reduksi kadar tromboksan A2 dicapai dengan absorpsi aspirin
bukkal dengan dosis 160-325 mg di ruang emergensi. Selanjutnya aspirin diberikan oral dengan dosis 75-162 mg.
d) Morfin
Morfin sangat efektif mengurangi nyeri dada dan merupakan analgesik pilihan dalam tatalaksana nyeri dada. Morfin
diberikan dengan dosis 2-4 mg dan dapat diulang dengan interval 5-15 menit sampai dosis total 20 mg.
22. Komplikasi
1. Disfungsi ventrikuler
2. Gangguan hemodinamik
Gagal pemompaan ( puump failure ) merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit pada STEMI. Perluasaan
nekrosis iskemia mempunyai korelasi yang baik dengan tingkat gagal pompa dan mortalitas, baik pada awal ( 10 hari
infark ) dan sesudahnya. Tanda klinis yang sering dijumpai adalah ronkhi basah di paru dan bunyi jantung S3 dan S4
gallop. Pada pemeriksaan rontgen dijumpai kongesti paru.
3. Gagal jantung
4. Syok kardiogenik
5. Emboli sitemik/pilmonal
6. Perikardiatis
7. Ruptur Ventrikrel
8. Kelainan septal ventrikel
9. Disfungsi katup
10. Aneurisma ventrikel
11. Sindroma infark pascamiokardias