Dokumen tersebut membahas tentang teori maqashid syariah dan penerapannya dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Secara ringkas, maqashid syariah merupakan tujuan-tujuan syariat Allah yang meliputi pemeliharaan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta benda menurut urutan prioritasnya. Kajian maqashid syariah dapat digunakan sebagai pedoman untuk merealisasikan tujuan
2. APA ITU SDGs
• SDGs (Sustainable Development Goals) mrpk
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sebagai
kesepakatan pembangunan global. SDGs
disahkan 25 September 2015 bertempat di
Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB), oleh para pemimpin dunia dihadiri oleh
193 kepala negara , termasuk Wakil Presiden
Indonesia Jusuf Kalla
3. TEMA SDGs
• Tema SDGs "Mengubah Dunia Kita: Agenda
2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan",
SDGs yang berisi 17 Tujuan dan 169 Target
merupakan rencana aksi global untuk 15
tahun ke depan (berlaku sejak 2016 hingga
2030), guna mengakhiri kemiskinan,
mengurangi kesenjangan dan melindungi
lingkungan. SDGs berlaku bagi seluruh negara
(universal), sehingga seluruh negara tanpa
kecuali negara maju memiliki kewajiban moral
untuk mencapai Tujuan dan Target SDGs.
4. Tujuan SDGs
1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan
nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian
berkelanjutan
3. Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung
kesejahteraan bagi semua untuk semua usia
4. Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara,
juga mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi
semua
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua
perempuan dan anak perempuan
6. Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang
berkelanjutan dan sanitasi bagi semua
5. Tujuan SDGs
7. Memastikan akses terhadap energi yang
terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan
modern bagi semua
8. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif
dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan
produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua
9. Membangun infrastruktur yang tangguh,
mendukung industrialisasi yang inklusif dan
berkelanjutan dan membantu perkembangan
inovasi
10.Mengurangi ketimpangan didalam dan antar
negara
6. Tujuan SDGs
11. Membangun kota dan pemukiman yang
inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan
12. Memastikan pola konsumsi dan produksi
yang berkelanjutan
13. Mengambil aksi segera untuk memerangi
perubahan iklim dan dampaknya*
14. Mengkonservasi dan memanfaatkan secara
berkelanjutan sumber daya laut, samudra dan
maritim untuk pembangunan yang
berkelanjutan
7. Tujuan SDGs
15. Melindungi, memulihkan dan mendukung
penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem
daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan,
memerangi desertifikasi (penggurunan), dan
menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan
menghambat hilangnya keanekaragaman hayati
16. Mendukung masyarakat yang damai dan inklusif
untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan
akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun
institusi-institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di
semua level
17. Menguatkan ukuran implementasi dan merevitalisasi
kemitraan global untuk pembangunan yang
berkelanjutan
8. Maqashid Syariah Dlm Hukum Islam
Menurut Ahmad Raisuni, kata al-maqâshid pertama
kali digunakan oleh al-Tirmidzi al-Hakim, ulama
abad ke-3H dlm buku-bukunya: al-Shalâh wa
Maqâshiduh, al-Hajj wa Asrâruh, al-‘Illah, ‘Ilal al-
Syarî‘ah, ‘Ilal al-‘Ubûdiyyah dan al-Furuq yang
diadopsi oleh Imam al-Qarafi menjadi judul buku
karangannya. Selanjutnya, muncul Abu Manshur al-
Maturidi (333 H) dengan karyanya Ma’khad al-
Syara’ disusul Abu Bakar al-Qaffal al-Syasyi (365 H)
dengan bukunya Ushûl al-Fiqh dan Mahâsin al-
Syarî’ah.
9. Lanjutan teori maqashid
• Setelah al-Qaffal muncul Abu Bakr al-Abhari
(375 H) dan al-Baqilani (403 H). Selanjutnya,
muncul al-Juwaini, al-Ghazali, al-Razi, al-Amidi,
Ibn Hajib, al-Baidhawi, al-Asnawi, Ibn Subki, Ibnu
‘Abdi al-salam, al-Qarafi, al-Thufi, Ibnu
Taimiyyah dan Ibn Qayyim.
• Sementara mnrt Hammadi al-‘Ubaidi, orang
yang pertama kali membahas maqâshid al-
syarî’ah adalah Ibrahim an-Nakha’i (96 H),
seorang tâbi‘în ( guru Abu Hanifah). Setelah itu,
dtg al-Ghazali, ‘Izzuddin Abdussalam, Najmuddin
al-Thufi dan terakhir Imam al-Syathibi.
10. PENGERTIAN MAQASHID SYARI’AH
Ada beberapa rumusan yg dibuat ulama ttg
maqashid.
Secara etimologi, Maqasid al-Syari'ah terdiri dari 2
kata yakni مقا
صد dan الشر
يعة . Maqasid adalah
jamak dari yang berasal dari fiil قصد yang berarti
mendatangkan sesuatu, juga berarti tuntutan,
kesengajaan dan tujuan. Jadi Kata al-maqâshid
(objectives of shari’ah, goals of shari’ah) berarti:
makna, tujuan yang dikehendaki syara’ dalam
berbagai hukum syari’at.
11. Pengertian Maqashid
• al-maqâshid juga bermakna tujuan syari’ah dan
rahasia-ahasianya yang ditetapkan oleh Syâri’
(Pembuat syari’at) bagi setiap hukum syara’.
• Syari'ah menurut bahasa berarti jalan menuju
sumber air, dan bermakna jalan ke arah sumber
pokok keadilan. Syari’ah juga diartikan shirath
al-mustaqim sebagaimana disebut dalam al-
Qur’an Surat. al-Jatsiyah/45 ayat:18
َف ِ
رْاألم َنِم ٍةَعي ِ
َرش ىَلَع ََاكنْلَعَج َّمُث
َأ ْعِبَّتَت ال َو اَهْعِبَّتا
ال َينِذَّال َءا َوْه
َونُمَلْعَي
(
18
)
12. Pengertian Maqashid Syari’ah
Dalam arti lain syari’ah (law of Islam, Divine law)
yaitu kumpulan ushul (agama), aqidah, dasar-
dasar (agama), aturan-aturan siyasah,
kemasyarakatan, ekonomi, dan pidana yang
ditetapkan oleh Allah untuk mengatur
kehidupan individu dan masyarakat di muka
bumi sesuai yang dikehendakiNya. (Quthb
Mushtahfa Sânû, Mu’jam Musthalâh Ushûl al-Fiqh
Arabi Inggris (Damaskus: Dâr al-Fikr, 2000) hlm 249
13. lanjutan
• Maqashid al-syari’ah disebut Qawa’id
kulliyyyah yaitu makna-makna dan tujuan
besar yang dikehendaki Syâri dalam
merealisasikan (tujuan itu) dalam syari’atNya.
Adanya maqashid dapat diketahui melalui
istiqra terhadap nash-nash al-Qur’an dan
sunnah. Maqashid kulliyyah ditujukan untuk
memelihara masalah-masalah pokok yang
lima (al-dharuriyyat al-khams)
14. Maqashid
• Al-Syathibi membagi maqashid menjadi 2
macam, yaitu: Maqâshid Ashliyyah dan
Maqâshid Tâbi’ah. Sementara Thahir ibn
‘Asyur membaginya kpd 3 yaitu maqâshid
‘Ammah, Maqâshid Khâshshah dan maqâshid
juz’iyyah.
(Ibrahim bin Musa bin Muhammad al-Lakhmi al-Qarnâthî Al-
Syâthiby, Al-Muwâfaqât fî Ushûl al-Syarî’ah, Juz I (Ttp: Dâr Ibn
‘Affân, 1997M/1417H), Cet I, hlm. 476)
15. Lanjutan
Ibnu ‘Asyur : maqâshid al-tasyri‘ al-‘âmmah,
yaitu makna dan hikmah yang dimiliki syâri‘
(pembuat syariat), diketahui melalui
pengamatan terhadap seluruh atau sebagian
besar keadaan pensyariatan dimana
pengamatan tersebut tidak terbatas pada
satu jenis hukum syariat saja.
16. Kemaslahatan
Mnrt al-Syathibi dlm al-Muwafaqat jus II hlm 13
bhw kemaslahatan itu ada 2 macam:
1) Kemaslahatan Dharuriyyah (inti/pokok)
2) Kemaslahatan ghairu dharuriyyah (bukan
kemaslahatan pokok)
17. lanjutan
Ibnu ‘Asyur mendefinisikan mashlahah sebagai
perbuatan yang bersifat mendatangkan kebaikan
maupun manfaat baik secara berkelanjutan dalam
setiap waktu maupun pada sebagian besarnya
saja, baik dirasakan oleh orang banyak maupun
beberapa orang saja dari mereka. Adapun
mafsadah adalah lawan mashlahah yaitu
perbuatan yang bersifat mendatangkan kerusakan
dan bahaya baik secara berkelanjutan dalam
setiap waktu maupun pada sebagian besarnya
saja, baik dirasakan oleh orang banyak maupun
beberapa orang saja.
18. lanjutan
Kajian maqâshid bisa dijadikan sebagai petunjuk
penting untuk merumuskan kaidah-kaidah
qath‘iy guna menuntaskan perselisihan
pendapat yang muncul dari perbedaan waktu
dan tempat, sehingga segala bentuk fanatisme
madzhab bisa diminimalisir serta disikapi
secara obyektif.
19. LANJUTAN
Antara fiqh dan usul fiqh terkadang tidak
memiliki hubungan dinamis dengan ilmu-ilmu
sosial sehingga kehilangan relevansinya
terhadap kebutuhan umat. Contoh sederhana,
ada orang di jaman sekarang menghukumi
transaksi jual beli sebagaimana hkm jual beli
di awal abad pertama hijriah tanpa
memperdulikan beberapa perbedaan kondisi
antara keduanya.
20. lanjutan
Kemaslahatan duniawi manusia dan sarana
untuk mencapainya tidak pernah tetap, akan
tetapi ia akan selalu berubah seiring perubahan
zaman. Sedangkan nash dan metode qiyâs
bersifat terbatas, tidak akan cukup untuk
menyelesaikan semua permasalahan manusia
yang bertambah kompleks. Disinilah keberadaan
maqâshid sangat dibutuhkan.
21. PEMBAGIAN MAQASHID
• Pembebanan (taklif) hukum syari’at yang
memiliki maqashid bagi makhluk terbagi tiga
macam, yaitu: Dharuriyyat, hajjiyyat, dan
tahsiniyyat.
1. Dharuriyyat yakni sesuatu yang mesti ada
untuk menegakkan kemaslahatan baik agama
maupun dunia. Jika tidak ada, maka
kemaslahatan dunia tidak berjalan dengan
baik.
22. Pembagian Maqashid
2. Hajjiyat yaitu sesuatu yang sangat diperlukan
untuk menghilangkan kesulitan yang dapat
mengakibatkan hilangnya sesuatu yang
diibutuhkan walaupun tidak sampai merusak
kemaslahatan umum.
3. Tahsiniyyat yaitu mengambil sesuatu yang
terbaik menurut adat kebiasaan, menjauhi hal-
hal yang buruk yang tidak diterima akal sehat.
Kelompok yang termasuk tahsiniyyat itu
termasuk bagian dari akhlak mulia.
23. Urutan Maqashid
Ada beberapa pendapat ttg urutan maqashid al:
al-Zarkasyi: al-nafs, al-mal, al-nasab, al-din dan
al-‘aql (al-Zarkasyi, 1993: 612).
al-Amidi: al-din, al-nafs, al-nasl, al-aql dan al-
mal (al-Amidi, 1991: 252).
al-Qurafi: al-nufus, al-adyan, al-ansab, al-‘uqul,
al-amwal atau al-a’radh (al-Qarafi, t.t: 391).
al-Ghazali: al-din, al-nafs, al-‘aql, al-nasl dan al-
mal (al-Ghazali, 1997: 258).
24. Memelihara Agama
( الدين حفظ )
1. Peringkat dlaruriyat : memelihara dan melaksanakan
kewajiban keagamaan yang termasuk peringkat primer,
seperti melaksanakan shalat lima waktu. Jika shalat
diabaikan, maka eksistensi agamanya terancam.
2. Peringkat hajiyat: melaksanakan ketentuan agama
untuk menghindari kesulitan, seperti shalat jama’ dan
qasar bagi musafir
3. peringkat tahsiniyat : mengikuti petunjuk agama guna
melengkapi pelaksanaan kewajibannya kepada Tuhan.
Misalnya menutup aurat baik di dalam maupun diluar
shalat dan membersihkan pakaian, badan dan tempat
26. Dasar Maqashid
QS. 2: 256
َ
َهاَرْكِإَآل
يِف
َِينِالد
دَق
َََّنيَبَّت
َ
الر
َ
دْش
ََنِم
َ
َِيغْال
Pada al-quran surat Yunus/10 :99 disebutkan:
……
ََنتَأَفَأ
َ
ه ِ
رْكت
ََاسَّنال
ىَّتَح
وكَي
وان
ََينِنِمْؤم
{
99
}
Ayat di atas mnrt Ibnu Katsir secara jelas
melarang memaksa orang masuk agama Islam.
Orang masuk Islam krn terbuka hatinya .
27. Memelihara Jiwa
(النفس حفظ )
1) Peringkat dlururiyat : memenuhi kebutuhan pokok berupa
makanan untuk mempertahankan hidup. Jika kebutuhan
pokok itu diabaikan akan berakibat terancamnya eksistensi
jiwa manusia
2) Peringkat hajiyat: boleh menikmati makanan yang lezat dan
halal. Kalau kegiatan ini diabaikan tidak akan mengancam
eksistensi kehidupan manusia, melainkan hanya dapat
mempersulit hidupnya. Contoh lain kewajiban membayar
diyat dalam pembunuhan bagi keluarga pembunuh.
3) Peringkat tahsiniyat misal etika atau tata cara makan dan
minum. Kegiatan tersebut sama sekali tidak akan mengancam
eksistensi jiwa, tetapi apabila dilakanakan dapat
menyempurnakan pemeliharaan jiwa.
29. Memelihara Akal
(العقل )حفظ
1) Peringkat dlaruriyat : Dilarang mengkonsumsi makanan atau
minuman memabukan. Apabila ketentuan ini dilanggar akan
berakibat terancamnya eksistensi akal manusia.
2) Peringkat hajiyat, seperti dianjurkan untuk menuntut ilmu
pengetahuan. Sekirannya kegiatan itu tidak dilakukan tidak
akan merusak eksistensi akal, tetapi dapat mempersulit
kehidupan seseorang krn ketiadaan ilmu.
3) Peringkat tahsiniyat, menghindarkan diri dari kegiatan
menghayal dan mendengarkan atau melihat melihat sesuatu
yang tidak berfaedah. Kegiatan itu semua tidak secara
langsung mengancam eksistensi akal manusia.
31. Memelihara Keturunan
(النسل )حفظ
1) Peringkat dlaruriyat, misal disyariatkan menikah dan dilarang
berzina. Apabila hal tsb diabaikan, mk dapat mengancam
eksistensi keturunan.
2) Peringkat hajiyat, misal ditetapkan menyebut mahar bagi suami
ketika melangsungkan akad nikah dan diberikannya hak talak
kepadanya. Jikai tidak dilakukan maka akan mempersulit suami,
karena diharuskan membayar mahar misl. Hal lain boleh talak,
Jika dilarang akan mempersulit rumah tangga yang terjadi syiqaq
3) Peringkat tahsiniyat, misal disyariatkan khitbah (peminangan)
dan walimah (resepsi) dalam pernikahan. Hal ini dilakukan untuk
melengkapi acara pernikahan. Jika tidak dilakukan tidak akan
mengancam eksistensi keturunan dan tdk menyulitkan
34. Memelihara Harta
( المال حفظ )
1) Peringkat dlaruriyat, misal disyariatkan jual beli dan dilarang
mencuri. Apabila aturan ini dilanggar akan mengancam
eksistensi harta
2) Peringkat hajiyat, misal disyariatkan jual beli salam. Apabila
cara ini tidak dipakai tidak akan mengancam eksistensi harta
3) Peringkat tahsiniyat, misal: perintah menghindari penipuan
dan spekulatif. mencegah terjadinya jual beli barang najis,
berlebihan dalm konsumsi air. Hal demikian berupa etika
bermuamalah.
37. Kedudukan dan Peranan Maqashid al-Syari`ah
Dalam Pengembangan Hukum
Mnrt Abdul Wahhab Khallaf bhw maqashid :
-alat Bantu untuk memahami redaksi al-qur`an
dan sunnah;
-menyelesaikan dalil- dalil yang bertentangan;
-menetapkan hukum terhadap kasus yang tidak
dimuat secara detail dalam al-qur`an dan sunnah.
Misal: Metode istinbat seperti qiyas, istihsan, dan
maslahah al-mursalah adalah metode
pengembangan hukum Islam yang didasarkan atas
maqashid al- syariah
38. Pengembangan Hk Islam
Maqashid syariah bersifat kontekstual dan
berdasarkan pendekatan kemaslahatan. Dalam
reformulasi fiqh muamalah kntemporer,
maslahah menjadi pedoman dan acuan, sesuai
dengan kaedah
متىَوجدتَالمصلحةَفثمَشرعَهللا
“Di mana ada kemaslahatan di situ ada syariah
39. lanjutan
Teori yang melandasi inovasi produk sesuai
dengan kebutuhan zaman, tempat, situasi dan
kondisi kontemporer adalah kaedah fikih yang
sangat populer dalam syariah, yaitu :
اآلحكامَيتغيرَبتغيرَاآلزمنةَوَاألمكنة
َوَاألحواَلَوَالعاداتَو
َالنيات
Hukum (muamalat) dapat berubah karena
perubahan zaman, tempat, keadaan, adat dan
niat.
40. Analisis Maqashid Dlm SDGs
1. Meneguhkan keimanan / حفظَالدين
2. Memelihara keturunan /حفظَالنسل
3. Terpeliharanya akal dan fikiran / حفظَالعقل
4. Terpeliharanya jiwa /َحفظَالنفس
5. Memelihara harta /ََحفظَالمال
41. Analisis
1 - Tanpa kemiskinan
2 - Tanpa kelaparan
3 - Kehidupan sehat dan sejahtera
4 - Pendidikan berkualitas
5 - Kesetaraan gender
6 - Air bersih dan sanitasi layak
7 - Energi bersih dan terjangkau
8 - Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
9 - Industri, inovasi dan infrastruktur
10 - Berkurangnya kesenjangan
11 - Kota dan komunitas berkelanjutan
12 - Konsumsi dan produksi yang bertanggung
jawab
13 - Penanganan perubahan iklim
14 - Ekosistem laut
15 - Ekosistem daratan
16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang
tangguh
17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan
1.Meneguhkan keimanan
2.Memelihara keturunan
3.Memelihara harta
4. Terpeliharanya akal dan fikiran
5. Terpeliharanya jiwa
Tujuan SDGs Maqashid Syari’ah
42. Tujuan SDGs
Kecukupan dan kesejahteraan Hifzhu al-Din (memelihara Agama)
-Tanpa kemiskinan (1)
- Tanpa kelaparan (2)
- Kehidupan sehat dan sejahtera (3)
-Pendidikan berkualitas (4)
-- Berkurangnya kesenjangan (10)
Kelima tujuan di atas menghendaki
tercapainya kecukupan dan kesejahteraan
material bagi setiap manusia. Indikator
nya: tanpa kemiskinan & tanpa kelaparan
(terpenuhi kebutuhan sandang, pangan,
dan papan), kehidpan sehat dan sejahtera
(terenuhi kebutuhan minimal), pendikian
berkualitas (terpenuhi kebutuhan
pendidikan)
agama disyariarkan memelihara keimanan
/aqidah ( (
ََحفظَالدين . Agama meliputi
ibadah badaniah dan maliah yang tidak
lepas dari materi atau benda (harta).
Terkait masalah tersebut Rasulullah saw.
bersabda bahwa hampir saja kefakiran itu
dapat membawa pada kekufuran yg
berbunyi sebagai berikut:
َعنَأنسَبنَمالكَقال
:
قالَرسولَهللاَصلىَهللاَع
َليهَو
سلمَكادَالفقرَأنَيكونَكفراَوكادَالحسدَأنَيغل
َبَالقدر
Artinya: Diriwayatkan dari Anas dia
berkata: Rasulullah saw bersabda:
Kefakiran itu hampir saja membawa
kekufuran dan iri hati itu dapat
mengalahkan takdir.”
43. Tujuan SDGs
Kecukupan dan kesejahteraan Hifzhu al-’aql (memelihara Akal)
Tanpa kemiskinan (1)
- Tanpa kelaparan (2)
- Kehidupan sehat dan sejahtera (3)
-Pendidikan berkualitas (4)
-- Berkurangnya kesenjangan (10)
Kelima tujuan di atas menghendaki
tercapainya kecukupan dan kesejahteraan
material bagi setiap manusia. Indikator
nya: tanpa kemiskinan & tanpa kelaparan
(terpenuhi kebutuhan sandang, pangan,
dan papan), kehidpan sehat dan sejahtera
(terenuhi kebutuhan minimal), pendikian
berkualitas (terpenuhi kebutuhan
pendidikan)
agama disyariarkan memelihara ‘aql (َحفظ
ََالعقل (. Akal merupakan unsur
pembebanan hukum bagi manusia. Oleh
karen aitu memelihara akal merupakan
salah satu tujuan syariat. Dalam hal ini
Allah memberikan petunjuk konsumsi
makanan halal serta diperintahkan belajar
agar manusia senantiasa terpelihara
akalnya. Dengan akal manusia dapat
mengemban tugas sebagai khalifah di
muka bumi (QS. 2:30) dan menjalankan
tuganya mengabdi kepada Allah (QS 51:
56
44. Tujuan SDGs
Kecukupan dan kesejahteraan Hifzhu al-Nasl (memelihara Keturunan)
Tanpa kemiskinan (1)
- Tanpa kelaparan (2)
- Kehidupan sehat dan sejahtera (3)
-Pendidikan berkualitas (4)
-- Berkurangnya kesenjangan (10)
Kelima tujuan di atas menghendaki
tercapainya kecukupan dan kesejahteraan
material bagi setiap manusia. Indikator
nya: tanpa kemiskinan & tanpa kelaparan
(terpenuhi kebutuhan sandang, pangan,
dan papan), kehidpan sehat dan sejahtera
(terenuhi kebutuhan minimal), pendikian
berkualitas (terpenuhi kebutuhan
pendidikan)
Islam menghendaki umatnya untuk
memelihara keturunan dengan sadanya
syariat perkawinan. Perkawinan
disyariatkan bagi mereka yang telah
mampu dan kewajiban orang tua
menjamin keturunan yang kuat. Surat al-
Nisa ayat 9 berbunyiL
ََشْخَيْل َو
ََِينذَّال
َْوَل
واكَرَت
َْنِم
َ
ْمِهِفَْلخ
َ
َّةي ِرذ
َِ
ض
اافَع
واَافخ
َ
ْمِهْيَلَع
واقَّتَيْلَف
َ
َهللا
َ
قَيْل َو
واول
َ
ل ْوَق
اِيددَس
{
9
}
9. Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-
anak yang lemah, yang mereka khawatir
terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa
kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.
45. Tujuan SDGs
Kecukupan dan kesejahteraan Hifzhu al-Nafs (memelihara Jiwa)
Tanpa kemiskinan (1)
- Tanpa kelaparan (2)
- Kehidupan sehat dan sejahtera (3)
-Pendidikan berkualitas (4)
-- Berkurangnya kesenjangan (10)
Kelima tujuan di atas menghendaki
tercapainya kecukupan dan kesejahteraan
material bagi setiap manusia. Indikator
nya: tanpa kemiskinan & tanpa kelaparan
(terpenuhi kebutuhan sandang, pangan,
dan papan), kehidpan sehat dan sejahtera
(terenuhi kebutuhan minimal), pendikian
berkualitas (terpenuhi kebutuhan
pendidikan)
Memelihara Jiwa bagian dari tujuan
syariat. Nabi Muhammad saw. menyuruh
umatnya untuk menjadi manusia yang
kuat.
Rasulullah bersabda:
ْنَع َو
يِبَأ
َةَْري َرُه
رضي
هللا
عنه
َلاَق
:
َلاَق
ُلوُسَر
ِ َّ َ
للَا
صلى
هللا
عليه
وسلم
:
ُنِمْؤُمْلَا
يِوَقْلَا
ْريَخ
بَحَأ َو
ىَلِإ
ِ َّ َ
للَا
ْنِم
ْلَا
ِنِمْؤُم
ِيفِعَّضلَا
,
يِف َو
ٍلُك
َخ
ْري
,
ْ
ص ِ
رْحِا
َلَع
ى
اَم
َكُعَفْنَي
,
ْنِعَتْسا َو
َاِب
ِ َّ
ّلل
,
َ
ال َو
ْزَجْعَت
,
ْنِإ َو
َكَباَصَأ
ءْيَش
َ
َلَف
ُقَت
ْل
:
ْوَل
يِنَأ
ْلَعَف
ُت
َانَك
اَذَك
اَذَك َو
,
ْنِكَل َو
ْلُق
:
َق
َرَّد
ُ َّ َ
للَا
َم َو
ا
َءَاش
َلَعَف
;
َّنِإَف
ْوَل
ُحَتْفَت
َلَمَع
ِانَطْيَّشلَا
-
َرْخَأ
ُهَج
مِلْسُم
46. Tujuan SDGs
Uraian Hifzhu al-Mal (memelihara Harta
1 - Tanpa kemiskinan
2 - Tanpa kelaparan
3 - Kehidupan sehat dan sejahtera
4 - Pendidikan berkualitas
Keempat tujuan di atas menghendaki
tercapainya kecukupan dan kesejahteraan
material bagi setiap manusia. Indikator
nya: tanpa kemiskinan & tanpa kelaparan
(terpenuhi kebutuhan sandang, pangan,
dan papan), kehidpan sehat dan sejahtera
(terenuhi kebutuhan minimal), pendikian
berkualitas (terpenuhi kebutuhan
pendidikan)
Memelihara Harta bagian dari tujuan
syariat. Nabi Muhammad saw. menyuruh
umatnya agar selalu berusaha dan bekerja
dengan kemampuan yang dimiliki
sebagaimana dalam sabdanya :
َْنَع
َ
َةَعاَف ِر
َِْنب
َ
عِفا َر
ََّنَأ
نَّال
َ
َّيِب
ىَّلَص
َ
هللا
َ
ْيَلَع
َ
ِه
َ
َمَّلَس َو
ََلِئس
َ
يَأ
َ
ِبْسَكْال
؟بَيْطَا
ََلاَق
:
َ
لَمَع
َِلجَّالر
َ
ِهِدَيِب
َ
لك َو
َ
ْعيَب
َ
ر ْوْربَم
.
(
روه
البزار
وصحه
الحاكم
)
Dari Rifā'at bin Rāfi' (diriwayatkan) bahwa
Nabi saw., (pernah) ditanya tentang apa
pekerjaan yang paling baik? Nabi
menjawab: (pekerjaan yang paling baik
adalah) usaha seseorang yang diperoleh
dari hasil tangannya sendiri dan setiap
jual beli yang jujur. (HR. al-Bazār dan
diṣaḥiḥkan oleh Ḥākim) (al-‘Asqalānī, t.t.:
292)
47. Analisis
13 - Penanganan perubahan iklim
14 - Ekosistem laut
15 - Ekosistem daratan
16 - Perdamaian, keadilan dan
kelembagaan yang tangguh
17 - Kemitraan untuk mencapai
tujuan
1. Meneguhkan keimanan
Dlm Islam memelihara alam merupakan
bagian dari tugas manusia sbg khalifah (QS.
2:30), utk itu ada larangan berbuat
kerusakan (QS.al-Rum/30:41), Bperdamaian
(QS.al-Anfal/8:1), berlaku adil (QS.al-
Maidah/5 :8), jgn mencampakkan diri dlm
kebinasaan (QS. al-Baqarah/2:195),
Kemitraan /kerjasama (QS.al-Maidah/5:2).
Jadi, secara teologi bhw memelihara alam
semesta, menjaga perdamaian di dunia,
serta berlaku adil dgn memupuk kerjasama
merupakan nilai-nilai ajaran tauhid krn
semua itu sbg implelemntasi dari aqidah
Islam
Tujuan SDGs Maqashid Syari’ah
48. lanjutan
13 - Penanganan perubahan iklim
14 - Ekosistem laut
15 - Ekosistem daratan
16 - Perdamaian, keadilan dan
kelembagaan yang tangguh
17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan
2.Memelihara keturunan
Alam merupakan tempat manusia hidup di
dunia, semua unsur alam menunjang bagi
kelangsungan hidup manusia, oleh karena
itu memelihara alam sebagai sesuatu yang
mutlak harsu dilakukan untuk regenerasi,
jgnlah meninggalkan generasi yg lemah
(QS.al-Nisa/4:9). Kehidupan yg aman akan
mendukung kehidupan yang damai serta
generasi yang baik tanpa kekerasan dan
permusuhan. Perwujudan tujuan mesati
dilakukan dengan menjalin kerjasama
49. lanjutan
13 - Penanganan perubahan iklim
14 - Ekosistem laut
15 - Ekosistem daratan
16 - Perdamaian, keadilan dan
kelembagaan yang tangguh
17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan
3.Memelihara harta
Harta yang bersifat materi merupakan
kebutuhan pokok manusi adalam kehidupan.
Karena itu diperintahkan untuk mencari,
memelihara dan menggunakan harta untuk
kebiakan. Sumer harta tersedia di alam, baik
lautan maupun daratan. Semua yg ada di
alam diperuntukan bagi manusia (QS.Al-
Baqarah/02:29). Harta yang terbentang di
daratan dan lutan serta semua pendukungnya
harus dipelihara oleh manusia untuk
kemaslahatan hidup di dunia sebagai bekal
menuju akhirat (QS.Al-Qashash/28:77)
َوابتغَفيماَاتاكَهللاَلارَاألخرة
.............................
50. Analisis Maqashid dlm SDGs
13 - Penanganan perubahan iklim
14 - Ekosistem laut
15 - Ekosistem daratan
16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan
yang tangguh
17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan
4. Terpeliharanya akal dan fikiran
5. Terpeliharanya jiwa
Terpeliharanya jiwa dan akal fikiran manusia
harus didukung dengan kondisi alam yang
mendukung bagi terpeliharanya jiwa dan akal
fikiran. Jiwa yang sehat serta akal fikiran yang
tenang tidak bisa lepas dari kondisi alam.
Manusia harus sellau sehat baik fisik, mental,
spiritual, maupun sosial agar dia dapat hidup
produktif baik secara sosial maupun ekonomi.
Mk, terpeliharanya unsur alam hayati baik di
daratan maupun lautan ditunjang dg keadilan
dan perdamaian akan mewujudkan manusi
ayang sehat fisik, mental, jasmani, rohani dan
sosial.
51. Mencapai dan Mewujudkan SDGs
• Upaya mewujudkan Tujuan SDGs berarti
memelihara semua unsur yang masuk dalam
seluruh aspek kehidupan manusia.
Didalamnya memuat aspek yang dapat
memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan
harta . Kerjasama merupakan unsur penting,
karena manusia diciptakan sebagai makhluk
yang saling membutuhkan