Biaya standar adalah biaya yang ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit produk selama periode tertentu, yang terdiri dari standar fisik dan harga. Biaya standar digunakan untuk menetapkan anggaran, mengendalikan biaya, mempercepat laporan biaya, dan menetapkan harga. Terdapat tiga model analisis varians biaya produksi langsung yaitu model satu selisih, dua selisih, dan tiga selisih.
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Akuntansi Biaya 10.ppt
1.
2. BIAYA STANDAR
Biaya Standar adalah:
Biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu unit
atau sejumlah tertentu produk selama suatu periode tertentu.
Biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi
sekarang atau yang diantisipasi.
Dua komponen biaya standar;
Standar fisik, yaitu kuantitas standar dari input per unit output.
Standar harga, yaitu biaya standar atau tarif standar per unit input.
3. Kegunaan Biaya Standar:
1. Untuk menetapkan anggaran
2. Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan mengukur
efisiensi operasi.
3. Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat
laporan biaya.
4. Membebankan biaya ke persediaan bahan baku, barang dalam proses
dan barang jadi.
5. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.
4. MENETAPKAN STANDAR
Menghitung biaya standar memerlukan standar fisik.
Dua jenis standar fisik:
1. Standar dasar, adalah tolak ukur yang digunakan untuk membandingkan
kinerja yang diperkirakan dengan kinerja aktual (serupa dengan angka indeks
yang digunakan untuk mengukur hasil-hasil berikutnya).
2. Standar sekarang, terdiri atas tiga jenis:
a. Standar aktual yang diperkirakan : mencerminkan tingkat aktivitas dan
efisiensi yang diperkirakan. Standar ini merupakan estimasi yang paling
dekat dengan hasil aktual.
b. Standar normal: mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi normal.
Standar ini mencerminkan hasil yang menantang namun dapat dicapai.
c. Standar teoritis: mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi maksimum.
Standar ini merupakan cita-cita yang dituju dan bukannya kinerja yang
dapat dicapai sekarang.
5. PROSEDUR PENENTUAN BIAYA STANDAR
Biaya produksi standar dibagi atas tiga bagian, yaitu:
Biaya Bahan Baku Standar
Biaya Tenaga Kerja Standar
Biaya Overhead Pabrik Standar
6. BIAYA BAHAN BAKU STANDAR
Terdiri atas:
Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik
tertentu kuantitas standar
Harga per satuan masukan fisik tersebut harga standar
Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan:
1. Penyelidikan teknis
2. Analisis catatan masa lalu dalam bentuk:
Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku uantuk produk atau pekerjaan
yang sama dalam periode tertentu di masa lalu.
Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan
yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu.
Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan
yang paling baik
7. Harga standar pada umumnya ditentukan dari : daftar harga pemasok, katalog
atau informasi yang sejenis dan informasi lain yang tersedia yang
berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga-harga tersebut di masa
depan.
Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa:
a. Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya
untuk jangka waktu satu tahun.
b. Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar
c. Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.
Harga standar bahan baku digunakan untuk:
a. Mengecek pelaksanaan pekerjaan Departemen Pembelian
b. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga terhadap laba perusahaan.
8. BIAYA TENAGA KERJA STANDAR
Biaya tenaga kerja standar terdiri dari dua unsur, yaitu: jam tenaga kerja
standar dan tarif upah standar.
Syarat mutlak berlakunya jam tenaga kerja standar adalah:
1. Tata letak pabrik yang efisien dengan peralatan modern, sehingga dapat
dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum.
2. Pengembangan staf perencanaan produksi, routing dan scheduling agar aliran
proses produksi lancar tanpa terjadi penundaan dan kesimpangsiuran.
3. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada
saat dibutuhkan untuk produksi.
4. Standardisasi kerja karyawan dan metode kerja dengan instruksi dan latihan
yang cukup bagi karyawan, sehingga proses produksi dapat dilaksanakan di
bawah kondisi yang paling baik.
9. Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara:
a. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari
kartu harga pokok periode yang lalu.
b. Membuat test-run operasi produksi di bawah keadaan normal yang
diharapkan.
c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan di
bawah keadaan nyata yang diharapkan.
d. Mengadakan taksiran yang wajar yang didasarkan pada pengalaman dan
pengetahuan operasi produksi dan produk.
Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai kegiatan
yang dijalankan, tingkat kecepatan tenaga kerja yang diperlukan dan rata-
rata tarif upah per jam yang diperkirakan akan dibayar.
Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar:
1. Perjanjian dengan organisasi karyawan
2. Data upah masa lalu (rata-rata hitung, rata-rata tertimbang atau median dari
upah karyawan masa lalu)
3. Penghitungan tarif upah dalam keadaan operasi normal.
10. BIAYA OVERHEAD PABRIK STANDAR
Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead
yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal.
Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standar,
perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk beberapa
kisaran (range) kapasitas.
Anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel
dan memperlakukan biaya overhead tetap sebagai biaya yang jumlah
totalnya tetap dalam volume tertentu.
11. ANALISIS VARIANS
Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih
(Variance).
Dalam analisis varians biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
hanya dikenal dua macam kapasitas, yaitu: kapasitas sesungguhnya dan
kapasitas standar.
Dalam analisis varians biaya overhead pabrik dikenal tiga macam kapasitas,
yaitu: kapasitas sesungguhnya, kapasitas standar dan kapasitas normal.
12. ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI LANGSUNG
Terdapat tiga model analisis varians biaya produksi
langsung:
1. Model Satu Selisih (The One Way Model)
2. Model Dua Selisih (The Two Way Model)
3. Model Tiga Selisih (The Three Way Model)
13. MODEL SATU SELISIH (THE ONE WAY MODEL)
Rumus untuk biaya bahan baku:
Rumus untuk biaya tenaga kerja:
dimana:
TS = Total Selisih
HSt = Harga Standar TUSt = Tarif upah
standar
KSt = Kuantitas Standar JKSt = Jam Kerja
Standar
HS = Harga Sesungguhnya TUS = Tarif upah
sesungguhnya
KS = Kuantitas Sesungguhnya JKS = Jam Kerja
Sesungguhnya
TS = (HSt x KSt) – (HS x KS)
TS = (TUSt x JKSt) – (TUS x
JKS)
14. MODEL DUA SELISIH (THE TWO WAY MODEL)
Dipecah menjadi dua macam selisih, yaitu selisih
harga dan selisih kuantitas atau efisiensi.
Rumus perhitungan selisih harga:
dimana: SH = Selisih Harga STU = Selisih Tarif Upah
Rumus perhitungan selisih kuantitas:
dimana : SK = Selisih Kuantitas SEU = Selisih Efisiensi
Upah
Dalam pembelian bahan baku selisih harga yang
timbul menjadi tanggung jawab manajer fungsi
pembelian. Sedangkan selisih kuantitas menjadi
tanggung jawab manajer fungsi produksi.
SH = (HSt – HS) x
KS
Untuk biaya bahan baku
SK = (KSt – KS) x
HSt
STU = (TUSt – TUS) x
JKS
Untuk biaya tenaga kerja langsung
SEU = (JKSt – JKS) x
TUSt
15. MODEL TIGA SELISIH (THE THREE WAY MODEL)
Dipecah menjadi tiga macam selisih, yaitu: selisih harga, selisih kuantitas dan
selisih harga/kuantitas.
Tiga kemungkinan dari hubungan harga dan kuantitas standar dengan harga
dan kuantitas sesungguhnya:
1. Harga dan kuantitas standar masing-masing lebih tinggi atau lebih rendah dari
harga sesungguhnya dan kuantitas sesungguhnya.
2. Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya
kuantitas standar lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya.
3. Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar
lebih rendah dari kuantitas sesungguhnya.
16. 1. HARGA & KUANTITAS STANDAR LEBIH TINGGI
ATAU LEBIH RENDAH DARI HARGA & KUANTITAS
SESUNGGUHNYA
Kondisi 1: Harga standar dan kuantitas standar masing-masing lebih rendah dari
harga dan kuantitas sesungguhnya, rumus:
SH = (HSt – HS) x KSt
SK = (KSt – KS) x HSt
SHK = (HSt – HS) x (KSt –
KS)
Untuk biaya bahan baku
STU = (TUSt – TUS) x JKSt
SEU = (JKSt – JKS) x TUSt
STEU = (TUSt – TUS) x (JKSt –
JKS)
Untuk biaya tenaga kerja langsung
17. Kondisi 2: Harga & kuantitas standar lebih tinggi dari harga & kuantitas
sesungguhnya, rumus:
SH =(HSt – HS) x KS
SK =(KSt – KS) x HS
SHK =(HSt – HS) x (KSt –
KS)
Untuk biaya bahan baku
STU =(TUSt – TUS) x JKS
SEU =(JKSt – JKS) x TUS
STEU =(TUSt – TUS) x (JKSt –
JKS)
Untuk biaya tenaga kerja
18. 2. HARGA STANDAR LEBIH RENDAH DARI HARGA
SESUNGGUHNYA, SEBALIKNYA KUANTITAS STANDAR LEBIH
TINGGI DARI KUANTITAS SESUNGGUHNYA.
Pada kondisi ini selisih gabungan yang merupakan selisih
harga/kuantitas tidak akan terjadi.
Rumus:
SH = (HSt - HS) x KS
SK =(KSt - KS) x HSt
SHK = 0
Untuk biaya bahan baku
STU = (TUSt - TUS) x
JKS
SEU =(JKSt - JKS) x
TUSt
STEU = 0
Untuk biaya tenaga kerja
19. 3. HARGA STANDAR LEBIH TINGGI DARI HARGA
SESUNGGUHNYA, SEBALIKNYA KUANTITAS STANDAR
LEBIH RENDAH DARI KUANTITAS SESUNGGUHNYA.
Pada kondisi ini selisih gabungan yang merupakan selisih
harga/kuantitas tidak akan terjadi.
Rumus:
SH = (HSt – HS) x
KSt
SK = (KSt – KS) x HS
SHK = 0
Untuk biaya bahan baku
STU = (TUSt - TUS) x
JKSt
SEU = (JKSt – JKS) x
TUS
STEU = 0
Untuk biaya tenaga kerja
20. CONTOH:
PT Rimendi menggunakan sistem biaya standar. Data biaya standar dan biaya
sesungguhnya dalam bulan Januari adalah sbb:
Perhitungan varians dari berbagai model adalah sbb:
Biaya Kuantitas
standar
Kuantitas
Sesungguhnya
Harga
Standar
Harga
Sesungguhny
a
Bahan Baku 4.000 unit 5.000 unit Rp 20 Rp 15
Tenaga kerja 1.000 jam 2.000 jam Rp 10 Rp 20
21. a. Model satu selisih:
Selisih biaya bahan baku:
TS = (Rp 20 x 4.000 unit) – (Rp 15 x 5.000 unit) = Rp
5.000 L
Selisih biaya tenaga kerja :
TS = (Rp 10 x 1.000 jam) – (Rp 20 x 2.000 jam) = Rp
30.000R
TS biaya bahan baku & tenaga kerja = Rp
25.000R
b. Model dua selisih:
Selisih biaya bahan baku:
SH = (RP 20 – Rp15) x 5.000 unit = Rp 25.000
L
SK = (4.000 unit-5.000unit) X Rp 20 = Rp 20.000 R
TS = (HSt x KSt) – (HS x KS) TS = (TUSt x JKSt) –
(TUS x JKS)
SH = (HSt – HS) x KS SK = (KSt – KS) x HSt
22. Selisih biaya tenaga kerja:
STU = (Rp 10 – Rp 20) x 2.000 jam = Rp 20.000
R
SEU = (1.000 jam – 2.000 jam)xRp10 = Rp 10.000 R
TS biaya tenaga kerja = Rp 30.000 R
TS biaya bahan baku & tenaga kerja = Rp 25.000 R
a. Model tiga selisih
Selisih Biaya Bahan Baku
SH = (Rp 20- Rp 15) x 4.000 unit = Rp 20.000 L
SK = (4.000 unit – 5.000 unit) x Rp 15 = Rp 15.000 R
TS Biaya Bahan Baku = Rp 5.000 L
STU = (TUSt – TUS) x JKS SEU = (JKSt – JKS)
x TUSt
SH = (HSt – HS) x KSt
SK = (KSt – KS) x HS
SHK = 0
23. Selisih Biaya Tenaga Kerja
STU = (Rp 10- Rp 20) x 1.000 jam = Rp 10.000R
SEU = (1.000jam–2.000jam)x Rp 10 = Rp
10.000R
STEU= (Rp10 – Rp 20)x(1.000-2.000)= Rp 10.000R
TS biaya tenaga kerja = Rp 30.000R
TS biaya bahan baku & tenaga kerja = Rp
25.000R
STU = (TUSt – TUS) x JKSt
SEU = (JKSt – JKS) x TUSt
STEU = (TUSt – TUS) x (JKSt –
JKS)
24. SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
Terdapat lima model analisis selisih biaya overhead pabrik, yaitu:
1. Model satu selisih: mengurangi biaya overhead pabrik dengan tarif standar
pada kapasitas standar dengan BOP sesungguhnya.
TS = BOP sesungguhnya – BOP dibebankan
2. Model dua selisih: dipecah menjadi:
Selisih terkendalikan : perbedaan BOP sesungguhnya dengan dengan BOP
dianggarkan pada kapasitas standar.
TS = (BOP sesungguhnya – BOP tetap kapasitas normal)-BOP
variabel pada jam tenaga kerja standar
Selisih volume : perbedaan BOP dianggarkan pada jam standar dengan
BOP dibebankan kepada produk ( kapasitas standar dengan tarif standar).
TS = (Jam tenaga kerja kapasitas normal – jam tenaga kerja
standar) x tarif BOP tetap
25. 3. Model tiga selisih, terdiri atas:
Selisih pengeluaran: perbedaan BOP sesungguhnya dengan BOP
dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya.
TS = (BOP sesungguhnya – BOP tetap kapasitas normal )– BOP
variabel dianggarkan pd jam sesungguhnya dicapai.
Selisih kapasitas: perbedaan BOP dianggarkan pada kapasitas
sesungguhnya dengan BOP yang dibebankan pada kapasitas
sesungguhnya(kapasitas sesungguhnya dengan tarif standar).
TS = (Kapasitas normal-kapasitas sesungguhnya) x tarif BOP tetap
Selisih efisiensi: tarif BOP dikalikan dengan selisih antara kapasitas standar
dengan kapasitas sesungguhnya.
TS = (Jam standar –Jam sesungguhnya) x tarif BOP
4. Model empat selisih, dalam model ini selisih efisensi dalam model tiga selisih
dipecah lagi menjadi:
Selisih efisiensi variabel
Selisih efisiensi tetap