3. DEFINISI BIAYA STANDAR
Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat suatu
satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah
asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.
Kata-kata biaya yang seharusnya dikeluarkan mengandung arti bahwa
biaya yang ditentukan dimuka merupakan pedoman didalam
pengeluaran biaya yang sesungguhnya.
SLIDE 3
4. MANFAAT SISTEM BIAYA
STANDAR DALAM PENGENDALIAN
BIAYA
SLIDE 4
Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Sistem biaya standar
memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk
melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan
pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemiliha tenaga kerja, dan
kegiatan yang lain.
Sistem biaya standar yang menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari
biaya standar memungkinkan manajemen melaksanakan pengelolaan mereka dengan
“prinsip kelainan”.
5. KELEMAHAN BIAYA STANDAR
Tingkat kekuatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung
dengan tepat. Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku
atau tidak fleksibel, meskipun dalam jangka waktu pendek.
Keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan
standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan
masalah persediaan.
SLIDE 5
6. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi didalam perusahaan yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab.
Secara umum kegiatan setiap pusat pertanggungjawaban didalam perusahaan
adalah mengelola masukan menjadi keluaran. Jika masukan suatu pusat
pertanggungjawaban dikalikan dengan harganya akan diperoleh pendapatan
(revernues) pusat pertanggungjawaban tersebut. Semua pusat
pertanggungjawaban dapat diukur masukannya, tetapi tidak semua
pengeluaran pertanggungjawaban dapat diukur secara kuantitatif.
Berdasarkan atas masukan dan keluarnnya, pusat pertanggungjawaban didalam
perusahaan secara garis besar dapat dibagi menajdi 4 macam : pusat biaya,
pusat pendapatan, pusat laba dan pusat investasi.
SLIDE 6
7. PUSAT BIAYA (EXPENSE
CENTER)
Adalah pusat
pertanggungjawa
ban yang prestasi
manajernya diukur
berdasarkan
masukannya.
PUSAT PENDAPATAN
Adalah pusat yang
pertanggungjawaban
yang prestasi
manajernya diukur
berdasarkan
keluarannya.
PUSAT INVESTASI
Adalah pusat
pertanggungjawaban
yang prestasi
manajernya diukur
berdasarkan
perbandingan antara
laba yang diperoleh
dengan investasi
didalam pusat
pertanggungjawaban
tersebut.
PUSAT LABA
Adalah pusat
pertanggungjawaban
yang prestasi
manajernya diukur
berdasarkan selisih
antara keluaran dan
masukan (laba)
SLIDE 7
8. Pusat biaya dapat dibagi lebih lanjut menurut sifat biaya yang dikeluarkan
oleh pusat pertanggungjawaban tersebut.
• Engineered expense center adalah pusat biaya yang sebagian besar
biayanya berupa engineered expense, yaitu biaya yang masukan dan
keluarnnya mempunyai hubungan yang nyata dan erat.
• Discretionary Expense Center adalah pusat biaya yang sebagian besar
biayanya berupa discretionary expense, yaitu biaya yang antara
masukan dan keluarannya tidak memiliki hubungan yang erat dan
nyata.
SLIDE 8
9. PROSEDUR PENENTUAN BIAYA STANDAR
Prosedur penentuan biaya standar yang dibagi ke dalam tiga bagian
yaitu :
• Biaya bahan baku standar.
• Biaya tenaga kerja standar.
• Biaya overhead pabrik standar.
Biaya bahan baku standar terdiri dari:
• Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran
fisik tertentu atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.
• Harga per satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga
standar.
SLIDE 9
10. Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari penetapan
spesifikasi produk, baik mengenai ukuran,bentuk,warna,karakteristik
pengolahan produk, maupun mutunya.
Kuantitas standar bahan baku dapat ditentukan dengan menggunakan:
• Penyelidikan teknis.
• Analisis catatan masa lalu dalam bentuk :
1. Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau
pekerjaan yang sama dalam periode tertentu dimasa lalu
2. Menghitung rata-rata pemakai bahan baku dalam pelaksanaan
pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
3. Menghitung rata-rata pemakaian bahan bau dalam pelaksaan
pekerjaan yang paling baik.
SLIDE 10
11. Dalam kartu bahan baku ini dapat pula meliputi kelonggaran standar untuk pemborosan atau
kerugian yang normal terjadi,tetapi bisa juga pemborosan bahan baku diperlihatkan sebagai
selisih (variance) dari standar atau sebagai untur biaya overhead pabrik (sehingga kuantitas
standar bahan baku tidak termasuk didalamnya unsur pemborosan bahan baku).
Untuk mengubah kuantitas standar bahan baku menjadi biaya bahan baku standar, maka perlu
ditentukan harga standar bahan baku.
Harga bahan baku dipakai sebagai harga standar dapat berupa:
• Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang,biayanya untuk jangka waktu
satu tahun.
• Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.
• Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang
Harga yang akan dipilih sebagian tergantung dari jenis fluktuasi harga yang diperkirakan dan tujuan
penggunaan biaya standar tersebut.
Harga standar bahan baku dugunaakn untuk:
1. Mengecek pelaksaan pekerjaan departemen pembelian.
2. Mengukur akibat kenaikan atau penurunan harga laba perusahaan.
Pada umumnya harga standar bahan baku ditentukan pada akhir tahun dan pada umunya
digunakan selama setahun berikutnya. Tetapi harga standar ini dapat diubah bila terjadi
penurunan atau kenaiakn harga yang bersifat luar biasa.
SLIDE 11
12. BIAYA TENAGA KERJA
Seperti halnya dengan biaya bahan baku standar,biaya tenaga kerja standar terdiri
dari dua unsur : jam tenaga kerja standard an tariff upah standar.
Syarat mutlak berlakunya jam tenaga tariff upah standar adalah :
1. Tata letak pabrik (plant layout) yang efisien dengan peralatan yang modern
sehingga dapat dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang
minimum.
2. Pengembangan staf perencanaan produksi ,routing, scheduling dan dispatching,
agar supaya aliran proses produksi lancer, tanpa terjadi penundaan dan
kesimpangsiuran.
3. Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik,sehingga tersedia pada saat
dibutuhkan untuk produksi.
4. Standardisasi kerja karyawan dan metode-metode kerja dengan intruksi-intruksi
dan latihan yang cukup bagi karyawan,sehingga proses produksi dapat
dilaksanakan dibawah kondisi yang paling baik.
SLIDE 12
13. Jam tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara:
1. Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu
pekerjaan dari kartu harga pokok (cost sheet) periode yang lalu.
2. Membuat test-run operasi produksi dibawah keadaan normal yang
diharapkan.
3. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja
karyawan dibawah keadaan nyata yang diharapkan.
4. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada
pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan pokok.
SLIDE 13
14. Penentuan tarif upah standar memerlukan pengetahuan mengenai
kegiatan yang dijalankan ,tingkat kecepatan tenaga kerja yang
diperlukan dan rata-rata tarif upah per jam yang diperkirakan akan
dibayar.
Tarif upah standar dapat ditentukan atas dasar:
1. Perjanjian dengan organisasi karyawan.
2. Data upah masa lalu. Yang dapat digunakan sebagai tarif upah
standar adalah : rata-rata hitung, rata-rata tertimbang, atau median
dari upah karyawan masa lalu.
3. Penghitungan tariff upah dalam keadaaan operaso normal.
SLIDE 14
15. BIAYA OVERHEAD PABRIK STANDAR
Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead
yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal.
Manfaat utama tariff overhead standar ini meliputi unsur biaya overhead
pabrik variable dan tetap adalah untuk penentuan harga pokok produk
dan perencanaan , agar supaya tarif overhead standar ini dapat
bermanfaat untuk pengendalian biaya , maka tarif ini harus dipisahkan
kedalam tetap dan variabel.
Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam system biaya standar,
perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk beberapa
kisaran (range) kapasitas.
SLIDE 15
16. JENIS STANDAR
Standar dapat digolongkan atas dasar keketatan atau kelonggaran sebagai
berikut :
Standar Teroretis. Standar teoteris disebut dengan standar ideal, yaitu standar
yang ideal yang dalam pelaksanaannya sulit untuk dapat dicapai.
Rata-rata Biaya Waktu Yang Lalu. Rata-rata biaya yang berlaku memandang
biaya-biaya yang tidak efisien, yang seharusnya tidak boleh dimasukan sebgai
unsur biaya standar.
Standar Normal. Standar normal didasarkan atas taksiran biaya dimasa yang
akan datang dibawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan normal.
Pelaksanaan Terbaik yang Dapat Dicapai (Attainable High Perfomance).
Standar ini banyak digunakan dan merupakan kriteria yang paling baik untuk
menilai pelaksanaan.
SLIDE 16
17. ANALISIS PENYIMPANGAN BIAYA SESUNGGHNYA DARI BIAYA
STANDAR
Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan
selisih (variance). Analisis selisih biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung berbeda dengan analisis selisih biaya overhead
pabrik. Ada dua kapasitas dalam selisih biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung yaitu, kapasitas sesungguhnya dan kapasitas
standar.
Sedangkan dalam analisi selisih biaya overhead pabrik terdapat tida
macam kapasitas yaitu, kapasitas sesungguhnya, kapasitas standar,
dan kapasitas normal.
SLIDE 17
18. ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI LANGSUNG
Ada tiga model analisis selisih biaya produksi langsung :
Model Satu Selisih (The one-Way Model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak
dipecahkan ke dalam selisih harga dan selisih kuantitas. Analisis selisih dalam
model ini dapat digambarkan dengan rumus berikut ini :
St = (HSt x KSt) – (HS x KS)
Model Dua Selisih (The Two-Way Model)
Dalam model aalisi selisih ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya
standar dipecahkan menjadi dua macam selisih, yaitu sesilih harga dan selisih
kuantitas atau efesiensi. Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut ini :
SH = (HSt – HS) x KS rumus perhitungan selisih harga
SK = (KSt – KS) x HSt rumus perhitungan selisih kuantitas
SLIDE 18
19. Model Tiga Selisih (The Three-Way Model)
Dalam model ini, selisih antara biaya standard dan biaya sesungguhnya dipecah menjadi tiga macam
selisih berikut ini : selisih harga, selisih kuantitas, dan selisih harga/kuantitas.
Dalam model tiga selisih, rumus perhitungan selisih harga dan kuantitas dapat dilakukan dengan tiga
cara tergantung dari kondisi berikut :
1. Jika harga standar dan kuantitas standar masing-masing lebih tinggi atau lebih rendah dari
harga sesungguhnya dan kuantitas sesungguhnya, model tiga selisih lebih teliti dalam
membebankan selisih harga kepada manajer fungsi pembelian dan selisih kuantitas kepada
manajer fungsi produksi dibandingkan dengan model dua selisih.
2. Jika harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun sebaliknya kuantitas standar
lebih tinggi dari kuantitas sesungguhnya, maka perhitungan selisih harga dengan model tiga
selisis adalah sebagai berikut :
SH = (HSt – HS) x KS
SK = (KSt – KS) x HSt
SHK = nol
3. Jika harga standar lebih tinggi dari harga sebelumnya, namun sebaliknya kuantitas standar lebih
rendah dari kuantitas sesungghnya, maka perhitungan selisih harga dan kuantitas dengan model
tiga selisih adalah sebagai berikut :
SH = (HSt – HS) x KSt
SK = (KSt – KS) x HS
SHK = nol
SLIDE 19
20. SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
Seperti telah disebutkan diatas, perhitungan selisih biaya overhead pabrik berbeda dengan
perhitungan selisih biaya produksi langsung yang telah diuraikan. Perhitungan tarif biaya
overhead pabrik adalah menggunakan kapasitas normal, sedangkan pembebanan biaya
overhead pabrik kepada produk menggunakan kapasitas sesungguhnya yang dicapai.
Model Satu Selisih
Dalam model ini, selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara mengurangi biaya
overhead pabrik dengan tarif standar pada kapasitas standar dengan biaya overhead
pabrik sesungguhnya.
Model Dua Selisih
Selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah menjadi
dua macam selisih yaitu selisih terkendalikan, dan selisih volume.
Model Tiga Selisih
Selisih biaya overhead pabrik yang dihitung dengan model satu selisih dapat dipecah menjadi
tiga macam selisih yaitu selisih pengeluaran, selisih kapasitas, dan selisih efesiensi.
Model Empat Selisih
Model empat selisih ini merupakan perluasan model tiga selisih. Dalam model ini, selisih efesiensi
dalam model tiga selisih dipecah lebih lanjut menjadi dua selisih berikut ini yaitu selisih
efesiensi variabel dan selisih efesiensi tetap.
SLIDE 20
21. BIAYA BAHAN BAKU
1. Model Satu Selisih
(HSt x KSt) – (HS x KS)
2. Model Dua Selisih
Selisih harga biaya bahan baku
(HSt – HS) x (KS)
Selisih kuantitas biaya bahan baku
(KSt – KS) x HsT
3. Model Tiga Selisih
Selisih harga biaya bahan baku
(HSt – HS) x (KS)
Selisih kuantitas biaya bahan baku
(KSt – KS) x HsT
SLIDE 21
22. BIAYA TENAGA KERJA
1. Model Satu Selisih
(TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)
2. Model Dua Selisih
Selisih tarif upah
(TUSt – TUS) x JKS
Selisih efisiensi upah
(JKSt – JKS) x TUSt
3. Model Tiga Selisih
Selisih tarif upah
(TUSt – TUS) x JKSt
Selisih efisiensi upah
(JKSt – JKS) x TUS
SLIDE 22
23. SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK
1. Model Satu Selisih
2. Model Dua Selisih
3. Model Tiga Selisih
4. Model Empat Selisih
SLIDE 23
24. AKUNTANSI BIAYA STANDAR
Secara garis besar sistem akuntansi biaya standar dapat dibagi menjadi dua
yaitu metode tunggal (single plan) dan metode ganda (partial plan).
Perbedaan antara dua sistem akuntansi biaya standar tersebut terletak
pada waktu penyajian informasi mengenai terjadinya penyimpangan antara
biaya standar dengan biaya sesungguhnya kepada manajemen.
SLIDE 24
25. ALIRAN BIAYA STANDAR DALAM METODE GANDA
1. Pencatatan biaya bahan baku
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
3. Pencatatan biaya overhead pabrik
4. Pencatatan harga pokok produk jadi
5. Pencatatan harga pokok produk dalam proses
6. Pencatatan harga pokok produk yang dijual
7. Pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar
SLIDE 25
26. METODE TUNGGAL (SINGLE PLAN)
Untuk memberikan gambaran penggunaan metode tunggal, berikut ini disajikan
akuntansi biaya standar, yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu pencatatan
biaya bahan baku, pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik.
SLIDE 26
27. PENCATATAN BIAYA BAHAN BAKU
Pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dipengaruhi oleh
saat pencatatan selisih harga bahan baku.Oleh karena itu,
pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dibagi
menjadi tiga:
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan
dipakai
SLIDE 27
28. SELISIH HARGA BAHAN BAKU DICATAT PADA SAAT
BAHAN BAKU DIBELI
Dalam metode pencatatan ini, rekening persediaan bahan baku didebit
sebesar hasil kali kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli
dengan harga standar bahan baku per satuan. Rekening utang
dagang dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya bahan baku baku
yang dibeli dengan harga sesungguhnya bahan baku per satuan
Pada saat bahan baku dipakai, rekening barang dalam proses didebit
dengan hasil kali kuantitas standar bahan baku yang dipakai dengan
harga standar, sedangkan rekening persediaan bahan baku dikredit
sebesar kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dipakai dengan
harga standar.
SLIDE 28
29. SELISIH HARGA BAHAN BAKU DICATAT PADA SAAT
BAHAN BAKU DIPAKAI
Dalam metode ini, pada saat bahan baku dibeli, rekening persediaan
bahan baku didebit sebesar hasil kali kuantitas bahan baku yang dieli
dengan harga sesungguhnya bahan baku per satuan dan rekening
utang dagang di kredit dengan jumlah yang sama.
Pada saat bahan baku dipakai, rekening barang dalam proses didebit
sebesar hasil kali kuantitas standar bahan baku dikalikan dengan
harga standar bahan baku per satuan, sedangkan rekening
persediaan bahan baku dikredit sebesar kuantitas sesungguhnya
bahan baku yang dipakai dikalikan dengan harga sesungguhnya
persatuan bahan baku. Selisih yang timbul dari pendebitan rekening
baranf dalam proses dan pengkreditan rekening persediaan bahan
baku adalah: selisih harga dan selisih kuantitas
SLIDE 29
30. SELISIH HARGA BAHAN BAKU DICATAT PADA SAAT
BAHAN BAKU DIBELI DAN DIPAKAI
Metode ketiga ini meruakan kombinasi antara metode 1 dan metode 2
yang telah diuraikan di atas. Pada saat bahan baku dibeli, selisih harga
yang terjadi dicatat dalam rekening selisih harga pembelian bahan
baku. Pada saat bahan baku dipakai, sebagian dari selisih harga yang
melekat pada bahan baku yang dipakai ditransfer ke rekening selisih
harga bahan baku yang dipakai.
SLIDE 30
31. PENCATATAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
Pencatatan biaya tenaga kerja langsung dilakukan melalui 3 tahap berikut ini:
Pencatatan utang upah langsung
Pencatatan distribusi upah langsung
Pencatatan pembayaran upah langsung
Distribusi upah langsung dilakukan dengan mendebit rekening barang dalam
proses sebesar hasil kali jam kerja standar dengan tariff upah standar, dan
mengkredit rekening gaji dan upah sebesar hasil kali jam kerja sesungguhnya
dengan tarif upah sesungguhnya.
SLIDE 31
32. PENCATATAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode tunggal (single plan)
dipengaruhi oleh metode analisis selisih biaya yang digunakan.
Metode Dua Selisih
Metode Tiga Selisih
Metode Empat Selisih
SLIDE 32
33. PANCATATAN HARGA PRODUK JADI
Pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
dilakukan dengan mengkredit rekening barang dalam proses dan
mendebit rekening persediaan produk jadi sebesar hasil kali kuantitas
produk jadi yang di transfer ke gudang dengan harga pokok standar
per satuan produk
SLIDE 33
34. SELISIH KOMPOSISI BAHAN BAKU DAN SELISIH HASIL
(MATERIALS MIX DAN YIELD VARIANCE)
Bahan baku yang dipakai dalam perusahaan seringkali terdiri atas berbagai
macam dan mutu. Dalam pensahaan-perusahaan tertentu, seringkali terdapat
kemungkinan untuk mengubah komposisi bahan baku yang dipakai dengan
tujuan untuk merendahkan biaya, dengan mutu dan kuantitas hasil produk
yang tetap memuaskan. Penurunan biya dapat dilakukan dengan perbaikan
hasil bahan baku yang dipakai.
SLIDE 34
35. SELISIH HASIL
Hasil dapat didefinisikan sebagai jumlah produk utama yang
dihasilkan dan pengolahan sejumlah bahan baku tertentu.
SLIDE 35
36. PENCATATAN SELISIH KOMPOSISI BAHAN BAKU DAN
SELISIH HASIL
Selisih komposisi bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai dalam
produksi. Dalam hal ini rekening barang dalam proses didebit sebesar hasil kali
kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dipakai menurut komposisi standar
dengan harga standar bahan baku per satuan dan rekening persediaan bahan
baku dikredit sebesar hasil kali kuantitas sesungguhnya bahan baku yang
dipakai menurut komposisi sesungguhnya dengan harga standar bahan baku
per satuan. Selisih pendebitan rekening barang dalam proses dengan
pengkreditan rekening persediaan bahan baku tersebut dicatat dalam rekening
selisih komposisi bahan baku.
SLIDE 36
37. PERSEDIAAN BAHAN BAKU
Untuk mencatat selisih hasil bahan baku, rekening barang dalam proses
dengan hasil produk sesuai dengan persentase hasil standar kali
biaya bahan baku per satuan produk selesai, sedangkan rekening
persediaan produk jadi didebit dengan hasil produk selesai
sesungguhnya kali biaya bahan baku per satuan produk selesai.
SLIDE 37
38. PERLAKUAN TERHADAP SELISIH
Selisih yang terjadi dapat diperlakukan dengan cara :
Ditutup ke rekening laba rugi
Dipakai untuk menyesuaikan rekening-rekening harga pokok
penjualan dan persediaan produk jadi dan persediaan barang
dalam proses
SLIDE 38
39. SELISIH DIBAGIKAN KE REKENING-REKENING PERSEDIAAN
DAN HARGA POKOK PENJUALAN
Pembagian selisih ke rekening rekening persediaan dan harga pokok
penjualan dapatdidasarkan pada perbandingan harga pokok atau
kuantitasna
SLIDE 39
40. PERLAKUAN TERHADAP SELISIH
Standar harus diubah hanya apabila kondisi yang mendasari penentuannya telah mengalami
perubahan. Mengenai kapan standar harus diubah, ada dua pendapat.
Pendapat yang pertama mengatakan bahra standar harus diubah dalam periode akuntansı,
yaitu segera setelah diketahui bahwa standar tersebut keliru ditetapkan.
Pendapat yang kedua mengatakan bahwa jika standar diperbaiki dalam akuntansi perubahan
tersebut akan menghancurkan standar sebagai alat pengukur efisiensi Oleh karena itu
meskipun standar yang ditetapkan telah mengalami kekeliruan, perbaikan standar hrus
ditunda sampai akhir periode akuntansi.
Jalan tengah yang diambil dalam pertentangan dua pendapat tersebut adalah ditinjau dan segi
praktisnya, apabila terjadi perubahan yang penting dalam metode produksi, tenaga kerja atau
bahan baku yang dipakai baik kuantitas maupun kualitasnya, maka harga standar harus
segera diubah. Baik standar harga bahan maupun standar tarif upah harus diubah bila terjadi
perubahan yang penting pada harga pasar bahan baku dan tarif upah harus. Setiap sistem
harga pokok standar harus ditinjau secara periodik sehingga bisa dilakukan perbaikan jika
standar tersebut ternyata keliruan menjadi ketinggalan terhadap metode produksi. Bagian
akuntansi biaya harus selalu mengadakan penyesuaian dan perbaikan biaya standar agar
supaya standar tersebut tidak menyesatkan manajemen. Perubahan hendaknya diterapkan
pada standar tertentu tanpa mengganggu sistem harga pokok standar secara keseluruhan
SLIDE 40
41. PERBAIKAN TERHADAP STANDAR
Harus diubah hava apabila kondisi yang mendasan penerinannya telah mengalam perubahan.
Mengenai kapan standar harus diubah, ada dua pendapat. Pendapat yang pertama
mengatakan bahra standar harus dibah dalam penode akuntansı, yuutu segerssetelah dikerah
botrwa standar tersebut keliru ditetapkan. Pendapat yang kedua mengatakan bahaa ja standar
diperbaiki dalam akuntansi penibahan tersebut akan menghancurkan standar sebagai alat
pengukur efisienu Oleblounos numesupun vondar yang ditetapkan telah mengalami kekeliruan,
perbaikan standshanas dicunda sampai akhir penode akuntansJalan tengah yang diambil
dalam pertentangan dua pendapat tersebut adalah dininjau dan segi praktasnya, apabila
terjadi perubahan yang penting dalam metode produksi, tenaga kerja atau bahan baku yang
dipakai baik kuantitas maupun kualitasnya, maka Handar hana segera diubah Bak standar
harga bahan maupun standar tarif upah harus diubah bila terjadi perubahan yang penting pada
harga pasar bahan baku dan tan upah Sedap sssem harg pokok standar harus ditinjau secara
penodik sehingga bisa dilakukan pertakan jika standar cersebut ternyata keliruarau menjadi
ketinggalan terhadap metode produka Bagan akuntanu bura harus selalu mengadakan
penyesuaian dan perbaikan bava vandar agar supaya standar tersebut tidak menyesatkan
manajemen Perubahan hendaknya diterapkan pada standar tertentu tanpa mengganggu
sistem harga pokok standar secara keseluruhan
SLIDE 41