SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
pada jumlah kalsit dan dolomit serta material non- karbonat yang terkandung di 
dalamnya. Oleh karena itu, jika jumlah kalsit yang terkandung di dalam batuan 
karbonat tersebut merupakan yang terbanyak, maka dapat dikatakan batuan 
69 
tersebut merupakan batugamping. 
7.2. Genesa Batugamping 
Batugamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, 
secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batugamping di alam terjadi 
secara organik. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang 
dan siput. Foraminifera atau ganggang.atau berasal dari kerang binatang koral / 
kerang. Untuk batugamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya 
tidak jauh berbeda dengan jenis batugamping yang terjadi secara organik.Yang 
membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batugamping tersebut 
yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat 
semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batugamping yang 
terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun 
air tawar. Mata air mineral dapat pula mengendapkan batugamping. Jenis 
batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan 
batugamping dibawah permukaan, yang kemudian diendapkan dibawah 
permukaan bumi. Magnesium, lempung dan pasir merupakan unsur pengotor yang 
mengendap bersama-sama pada saat proses pengendapan. Keberadaan pengotor 
batugamping memberikan klasifikasi jenis batugamping. Apabila pengotornya 
magnesium, maka batugamping tersebut diklasifikasikan sebagai batugamping 
dolomitan. Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka batugamping tersebut 
diklasifikasikan sebagai batugamping lempungan, dan batugamping pasiran
apabila pengotornya pasir. Persentase unsur - unsur pengotor sangat berpengaruh 
terhadap warna batu kapur tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu 
muda, abu-abu tua, coklat, bahkan hitam. Warna kemerah-merahan misalnya, 
biasanya disebabkan oleh adanya unsur mangan, sedangkan kehitam-hitaman 
disebabkan oleh adanya unsur organik. Batugamping dapat bersifat keras dan 
padat, tetapi dapat pula kebalikannya. Selain yang pejal di jumpai juga yag poros. 
Batugamping yang mengalami metamorfosa akan berubah penampakannya 
maupun sifat-sifatnya. Hal ini terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas, 
sehingga batugamping tersebut menjadi berhablur, seperti yang dijumpai pada 
marmer. Selain itu, air tanah juga sangat berpengaruh terhadap penghabluran 
kembali pada permukaan batugamping, sehingga terbentuk hablur kalsit. 
Dibeberapa daerah endapan batu batugamping seringkali ditemukan di gua dan 
sungai bawah tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang 
mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organik 
dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batugamping 
yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses tersebut adalah sebagai berikut : 
“CaCO3 + 2 CO2 + H2O Ca (HCO3)2 + CO2 Ca(HCO3)2 larut dalam air, 
sehingga lambat laun terjadi rongga di dalam tubuh batugamping tersebut. Secara 
geologi batugamping erat hubungannya dengan dolomit. Karena pengaruh 
pelindian atau peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam batu kapur, 
maka batugamping tersebut dapat berubah menjadi dolomitan atau jadi dolomit. 
Kadar dolomit atau MgO dalam batu kapur yang berbeda akan memberikan 
klasifikasi yang berlainan pula pada jenis batugamping tersebut. 
70
7.3. Lingkungan Pengendapan Batugamping 
Batugamping termasuk batuan sedimen, batuan sedimen sering pula 
disebut dengan batuan endapan. Batuan ini berwarna putih, kelabu, atau warna 
lain terdiri dari kalsium karbonat. Batuan gamping ini pada dasrnya berasal dari 
sisa-sisa organisme laut seperti kerang, siput laut, radiolarit, tumbuhan/ binatang 
karang (koral), dan sebagian yang telah mati. Berdasarkan hal tersebut, maka 
batuan gamping adalah batuan sedimen yang berbasis dari laut. Karena hal itu, 
batuan gamping berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya dan tempat batuan 
gamping itu di endapkan termaksut klasifikasi batuan sedimen marin. Berdasarkan 
proses pengendapannya, batugamping radiolarit dan batu karang merupakan 
batuan sedimen organik. Di samping hal tersebut, batuan gamping termasuk di 
dalamnya stalaktit dan stalakmit yang banyak dijumpain di gua-gua gamping. 
Menurut prosese pengendapannya juga termasuk batuan sedimen kimiawi. 
71 
7.4. Manfaat Batugamping 
Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang 
semakin berkembang berkaitan dengan bidang industri, maka kebutuhan akan 
batugamping sebagai salah satu bahan galian industri juga semakin meningkat 
baik sebagai bahan bangunan, bahan baku industri maupun sebagai bahan 
pelengkap atau penunjang suatu industri. Berikut beberapa manfaat batugamping: 
7.4.1. Industri Bata Silika 
Pembuatan bata silika, batugamping yang diperlukan adalah dengan kadar 
CaO minimum 90 %, MgO maksimum 4,5 %, Fe2O3 + Al2O3 maksimum 1,5 % 
dan CO2 maksimum 5 %.
72 
7.4.2. Industri Kaca 
Industri kaca batugamping digunakan sebagai bahan tambahan. Jenis batu 
kapur yang digunakan adalah jenis batu kapur dan dolomit yang mempunyai 
komposisi, SiO2 0,96 %, Fe2O3 0,04 %, Al2O3 0,14 %, MgO 0,15 %, CaO 55,8 %. 
7.4.3. Industri Semen 
Industri semen batugamping merupakan bahan baku utama. Untuk satu ton 
semen diperlukan tidak kurang dari 1 ton batugamping. Syarat – syarat harus 
dipenuhi dalam pembuatan semen adalah kadar CaO 50 – 55 %, MgO maksimum 
2 %, kekentalan luluhan 3200 centipoise (40 % H2O), Fe2O3 2,47 % dan Al2O3 
0,95 %. 
7.4.4. Pembuatan Karbid 
Bahan utama pembuatan karbid adalah kapur tohor 60 %, lainnya adalah 
kokas 40 %. Kapur tohor yang cocok untuk pembuatan karbid ini adalah dengan 
spesifikasi total CaO minimum 92 %, MgO maksimum 1,75 %, SiO2 maksimum 2 
%, Fe2O3 + Al2O3 maksimum 1 %, Fe2O3 tidak lebih dari 5 %, S maksimum 0,2 % 
dan P maksimum 0,02 %. 
7.4.5. Peleburan dan Pemurnian Baja 
Batugamping berfungsi sebagai imbuh pada tanur tinggi. Untuk itu 
batugamping yang diperlukan harus mempunyai kadar CaO yang tinggi, dan 
batuan tersebut harus sarang dan keras. Syarat- syarat umum yang harus dipenuhi 
antara lain, untuk batugaming CaO minimum 52 %, SiO2 maksimum 4 %, Al2O3 
+ Fe2O3 maksimum 3 %, MgO maksimum 3,5 %, Fe2O3 maksimum 0,65 % dan P 
maksimum 0,1 %. Untuk dolomit MgO 17 % - 19 %, SiO2 maksimum 6 % dan 
Al2O3 + Fe2O3 maksimum 3 %.
7.4.6. Bahan Pemutih dalam Industri Kertas, Pulp, dan Karet 
Batugamping yang diperlukan ialah yang mempunyai hablur murni 
(hampir CaCO3) yang digerus sangat halus. Biasanya berasal dari jenis 
batugamping yang lunak, berwarna putih, terutama yang terdiri dari cangkang – 
cangkang kerang dan jasad – jasad renik yang terdiri darikapur / CaCO3 sebagai 
hasil sampingan pembuatan basic magnesisum karbonat dari dolomit. 
Batugamping yang cocok untuk bahan pemutih adalah dengan kadar 
CaCO3 98 %, kehalusan 325 mesh, mempunyai daya serap terhadap minyak, 
warna putih dan Ph 7,8. Bahan pemutih ini dipakai dalam industri kertas untuk 
pemutih pulp, pengisi, pelapis, dan pengkilap. 
73 
7.4.7. Pembuatan Soda Abu 
Pembuatan soda abu menggunakan metode solvay yaitu dengan 
menggunakan bahan-bahan antara lain : batu gamping, garam, kokas, batu bara, 
ammonia losses, karbon dioksida, sodium sulfida dan air pendingin. Untuk 
pembuatan 1 ton soda abu di perlukan batugamping 1 – 1,25 ton, persyaratan yang 
harus dipenuhi antaralain CaCO3 90 – 99 %, MgCO3 0,6 % dan FeO3 + Al2O3 + 
SiO2 0,3 %. 
7.4.8. Industri Gula 
Industri gula, batugamping digunakan dalam proses penjernihan nira tebu 
dan menaikkan pH nira. Batugamping yang di butuhkan untuk 1000 kw tebu 
adalah sekitar 150 kg. Persyaratan yang di butuhkan adalah batugamping dengan 
kadar H2O 0,2 %, HCL 0,2 %, SiO2 0,1%, Al2O3 0,1 %, CaO 55 %, MgO 0,4 %, 
CO2 43,6 %.
74 
7.4.9. Bahan Bagunan 
Batugamping yang digunakan sebagai bahan bagunan berfungsi sebagai 
campuran dalam adukan pasangan bata/plester, pembuatan semen trass atau 
semen merah. Umumnya batugamping yang digunakan adalah gamping kalsium. 
Syarat yang harus dipenuhi untuk bahan bagunan ini adalah : (CaO + MgO) 
minimum 95 %, (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3) maksimum 5 %, CO2 maksimum 3 % 
dan 70 % lolos ayakan 0,85 mm. 
7.4.10. Bahan Penstabilan Jalan 
Batugamping yang digunakan sebagai fondasi jalan raya, termasuk rawa – 
rawa yang dilaluinya, berfungsi untuk menguragi penyusutan plastisitas dan 
pemuaian fondasi jalan raya tersebut. Reaksi yang terjadi diperkirakan sama 
dengan pembentukan semen tras, sedangkan jumlah pemakaian gamping 
padamnya sekitar 1 – 6 %, sesuai dengan keadaan tanah dan konstruksi jalan yang 
akan dibuat. Untuk keperluan ini batugamping yang digunakan diharapkan 
berkadar belerang rendah. 
7.4.11. Pertanian 
Kesuburan tanah akan lebih baik apabila keasamannya diturunkan melalui 
pengapuran. Untuk setiap jenis tanaman memerlukan tingkat keasaman yang 
berbeda; untuk kacang-kacangan, gandum, dan kentang masing-masing 
memerlukan tingkat keasaman antara 6 – 7; 5.75 – 7.5; dan 5 – 6.45. Batugamping 
yang digunakan dalam pertanian, dapat berupa serbuk yang ditaburkan atau 
gamping tohor. Untuk serbuk batugamping diharapkan mempunyai kadar MgCO3 
maksimum 100 % dan ukuran butiran lebih kecildari 5 mm dengan 95 % 
didalamnya berukuran kurang dari 3 mm. pengapuran dapat memberikan beberapa
keuntungan. Dengan menurunkan keasaman tanah, pengapuran memungkinkan 
nutrient lain lepas dari pupuk. Tingkat keasaman yang rendah juga memperbaiki 
peningkatan mikrobiologi alam dari tanah melalui penghancuran bahan organik 
(penggemburan tanah). Gamping pada tanah liat (clay) dapat memperbaiki 
struktur fisik, sehingga dapat membantu pertumbuhan akar. Gamping juga 
memberikan kontribusi kalsium terdapat tanaman tingkat magnesiumnya rendah/ 
75 
hilang akibat erosi. 
7.4.12. Penjernihan Air 
Dalam penjernihan air, gamping umumnya digunakan bersama soda abu 
dalam proses kapur soda. Disini gamping berfungsi untuk menghilangkan 
biokarbonat sebagai penyebaba kekeruhan sementara pada air. Air kotor yang 
banyak mengandung bakteri akan menjadi bersih dalam waktu 24 – 48 jam, 
apabila dibubuhi gamping yang cukup banyak. Demikian juga dengan air keruh 
akan menjadi jernih, sedangkan air yang mengandung CO2 dinetralkan. Hal ini 
dimaksudkan untuk menghindarkan terbawanya karat pada pipa yang disalurkan 
kepada konsumen. 
7.4.13. Manfaat lainnya 
Batugamping juga bermanfaat dalam penjernihan air, proses pengendapan 
biji logam non- ferrous, bahan campuran pasta gigi, industri pestisida dan lain 
sebagainya. 
7.5. Potensi Batugamping Travertin di Daerah Penelitian. 
Pada daerah penelitian, potensi penyebaran batugamping travertin 
dilakukan dengan memperhatikan sifat fisik, analisa kadar unsur kimia dan 
potensi batugamping travertin yang ada sangat prospek untuk di lakukan
penelitian lanjutan ketahap yang lebih detail. Data – data lapangan yang dimaksud 
76 
diantaranya adalah: 
7.5.1. Sifat Fisik Batugamping Travertin di Daerah Penelitian 
Sifat fisik berdasarkan dari analisa petrologi terhadap contoh batugamping 
travertin maupun melalui hasil pengamatan langsung dilapangan secara kasatmata 
dan analisa laboratorium petrografi terhadap singkapan batugamping travertin 
yang dijumpain pada daerah penelitian, maka Penulis berkesimpulan bahwa 
batugamping travertin yang ada pada Daerah Penen dan Sekitarnya Kecamatan 
Sibiru - biru Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara memiliki sifat 
sebagai berikut : 
- Warna segar : Putih 
- Warna lapuk : Kuning kecoklatan 
- Tekstur : Nonklastik 
- Komposisi mineral : Kalsit 
Di lapangan penyebaran batugamping travertin ini secara umum ditandai 
dengan morfologi landai, dan terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air 
panas hasil dari proses kimia. Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan mereka 
berada dalam sistem perguaan yang sama, dan hampir semuanya berada pada 
areal perkebunan penduduk yang ditanami kelapa, dan tanaman liar. Dari Kota 
Medan, Desa Penen dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dengan kendaraan pribadi, 
Jalannya cukup mulus dengan panorama sawah dan hutan di kiri dan kanan. Gua-gua 
di Penen memiliki lorong yang tidak begitu panjang dan sempit, di dalamnya 
di jumpai stalagmit dan stalagtit. Masing-masing gua memiliki karakteristik 
tersendiri dengan satu batuan yang sama.
Dari hasil analisa petrografi berkesimpulan bahwa batugamping travertin 
yang ada pada Daerah Penen dan Sekitarnya Kecamatan Sibiru - biru Kabupaten 
Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara memiliki sifat sebagai berikut : 
77 
- Warna segar : Putih 
- Warna lapuk : Kecoklat - coklatan 
- Ukuran butir : 0.05 – 0.5 mm 
- Tekstur : Nonklastik 
- Komposisi mineral : Kalsit 
Berdasarkan ciri fisik litologinya yang tersusun oleh kalsit, berwarna, 
interferensi putih, kelimpahan 27%, penyebaran merata. Lumpur karbonat 
(mikrit), berwarna coklat, warna interferensi coklat kekuning-kuningan, ukuran 
butir <0.03 mm, kelimpahan 65.2%, penyebaran merata. Semen kalsit (Sparit), 
pada nikol sejajar berwarna coklat kehitaman dan nikol bersilang berwarna abu – 
abu, ukuran <0,03mm, kelimpahan 7.8%, penyebaran kurang merata. 
7.5.2. Sifat Kimia Pada Batugamping Travertin di Daerah Penelitian 
Sifat kimia berdasarkan dari analisa laboratorium pengujian balai riset dan 
standardisasi industri medan. Hasil uji kandungan kadar unsur kimia terhadap 
batugamping travertin yang ada pada Daerah Penen dan Sekitarnya Kecamatan 
Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara sebagai berikut :
Tabel 7.1. Hasil analisis unsur kimia pada batugamping travertin 
78 
Lokasi/no. contoh : LP. 57 
Daerah : Penen 
NO PARAMETER SATUAN HASIL METODE 
1 Kadar abu % b/b 4,83 Titrimetri 
2 MgO % 2,16 Gravimetri 
3 CaCO3 % 89,9 Perhitungan 
4 Al2O3 % 0,46 Perhitungan 
5 Fe2O3 % 0,41 Perhitungan 
Keterangan : 
% b/b = Persen Berat 
% = Persen 
Foto 7.1. Pengambilan sampel untuk analisa unsur kimia pada batugamping 
travertin, LP 57, Titik koordinat : 03º 18´ 10´´ LU dan 98º 38´ 50´´ BT
Dari hasil analisa batugamping travertin diperoleh : kadar abu = 4,83 % 
b/b, MgO = 2,16 %, CaCO3 = 89,9%, Al2O3 = 0,46 %, Fe2O3 = 0,41 %. 
Berdasarkan dari hasil analisa kimia kadar unsur CaCO3 memiliki jumlah kadar 
yang tinggi yaitu 89,9%. Maka dalam batugamping tersebut berkualitas cukup 
79 
baik. 
7.5.3. Cadangan Batugamping Travertin Daerah Penelitian 
Karena peralatan yang digunakan untuk pemetaan sangatlah sederhana 
maka cadangan batugamping yang di perkirakan hanya yang tersingkap di 
permukaan. Sehingga untuk menghitung cadangan hanya di dasarkan pada 
batugamping yang terlihat di permukaan. Untuk menghitung ketebalan rata – rata 
dari endapan didasarkan pada perbedaan nilai kontur yang terdapat pada peta 
penyebaran batugamping tersebut. Dalam hal ini setiap kontur pada peta 
penyebaran batugamping dianggap mewakili ketebalan perlapisan batugamping 
tersebut. 
Besar cadangan batugamping di hitung berdasarkan metode “Conventional 
Methods” ( Contantions c.popoff, 1965 ). Peneliti mencoba menggunakan Metode 
isolen (kontur) dengan penampang vertikal dimana cadangan yang dihitung hanya 
singkapan yang dipermukaan saja dengan menggunakan peta topografi skala 1 : 
25.000. 
Untuk memudahkan perhitungan cadangan maka sebaran batugamping 
dibagi menjadi beberapa blok dengan interval kontur tertentu. Luas endapan 
batugamping dari tiap penampang dihitung dan akhirnya didapatkan volume 
dengan mengalikan interval kontur. Dalam penampang ini ditarik garis lurus
mengenai dari titik batas yang telah ditentukan dan mengikuti arah persebaran 
80 
endapan batugamping tersebut. 
퐋 = 
퐋ퟏ + 퐋ퟐ 
ퟐ 
h ……………………………………… ( 7.1 ) 
Dimana : 
L = Luas masing - masing blok (m²) 
L1, L2 = Panjang penampang endapan (m) 
h = Jarak antara kedua penampang ( m ) 
퐯 = 퐋 × 퐈 ………………………………………………. ( 7.2) 
Dimana : 
V = Volume cadangan (m³) 
I = Interval kontur (m) 
L = Luas masing - masing blok (m²) 
Contoh perhitungan : 
Luas penampang endapan A - A’ = 225 m, dan luas penampang endapan 
B - B’ = 450 m, sedangkan jarak yang memisahkan kedua penampang = 125 m, 
dengan interval kontur 12,5 m 
maka : 
L1 (Panjang penampang endapan) A – A’ = 0,9 x skala peta 
= 0,9 x 250 m 
= 225 m
L2 (Panjang penampang endapan) B – B’ = 1,8 x skala peta 
81 
= 1,8 x 250 m 
= 450 m 
h = 0,5 x skala peta 
= 0.5 x 250 m 
= 125 m 
- Luas masing – masing blok = 225 푚+450 푚 
2 
× 125 m = 42.187,5 푚2 
- Volume cadangan = L x I (interval kontur) 
= 42.187,5 m² x 12,5 m 
= 527.343,7 m³ 
Berdasarkan perhitungan seperti diatas maka secara keseluruhan dapat 
dilihat di lampiran. Maka diperoleh besar cadangan batugamping travertin yang 
terdapat pada daerah penelitian adalah sebesar 103.398.437 m³ dengan jumlah 
tonnase sebesar 268.835.936 ton. 
Jadi berdasarkan dari segi cadangan batugamping dengan ciri gamping 
travertin yang terdapat pada daerah penelitian dan kegunaan batugamping maka 
endapan tersebut cukup berpotensi untuk dikembangkan. Agar besar cadangan 
yang berada dibawah permukaan dapat diketahui maka perlu dilakukan 
penyelidikan lebih detail.

More Related Content

What's hot (20)

Teknik Industri proses kimia semen dan kapur
Teknik Industri proses kimia semen dan kapurTeknik Industri proses kimia semen dan kapur
Teknik Industri proses kimia semen dan kapur
 
Marmer bonita
Marmer   bonitaMarmer   bonita
Marmer bonita
 
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
4 bab-iii-bahan-perekat-hidrolis
 
PENGENALAN BAHAN GALIAN
PENGENALAN BAHAN GALIANPENGENALAN BAHAN GALIAN
PENGENALAN BAHAN GALIAN
 
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU KAPUR - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Zirkon
ZirkonZirkon
Zirkon
 
Presentase pengolahan semen
Presentase pengolahan semenPresentase pengolahan semen
Presentase pengolahan semen
 
batu kapur
batu kapurbatu kapur
batu kapur
 
Mineral Zircon
Mineral ZirconMineral Zircon
Mineral Zircon
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
ppt pertambangan
ppt pertambanganppt pertambangan
ppt pertambangan
 
Pengolahan_Pasir_Besi
Pengolahan_Pasir_BesiPengolahan_Pasir_Besi
Pengolahan_Pasir_Besi
 
KROMIT - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
KROMIT - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAKROMIT - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
KROMIT - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Batu bara
Batu baraBatu bara
Batu bara
 
Pembuatan kaca - bahan galian industri
Pembuatan kaca - bahan galian industriPembuatan kaca - bahan galian industri
Pembuatan kaca - bahan galian industri
 
Batu bara
Batu baraBatu bara
Batu bara
 
Ppt batu gips fix
Ppt batu gips fixPpt batu gips fix
Ppt batu gips fix
 
Proses hidrotermal 2
Proses hidrotermal 2Proses hidrotermal 2
Proses hidrotermal 2
 
2.semen proses
2.semen proses2.semen proses
2.semen proses
 
Presentasi pasir besi (9)
Presentasi pasir besi (9)Presentasi pasir besi (9)
Presentasi pasir besi (9)
 

Similar to Batugamping Manfaat

Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-GampingRekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-GampingUDIN MUHRUDIN
 
ITSB_Bahan Galian Batukapur dan Asosiasinya
ITSB_Bahan Galian Batukapur dan AsosiasinyaITSB_Bahan Galian Batukapur dan Asosiasinya
ITSB_Bahan Galian Batukapur dan AsosiasinyaAfikFathoni1
 
Makalah sumber daya tambang non logam
Makalah sumber daya tambang non logamMakalah sumber daya tambang non logam
Makalah sumber daya tambang non logamYadhi Muqsith
 
Kestan Kemasaman n Unsur mikro & Pengapuran.pptx
Kestan Kemasaman n Unsur mikro & Pengapuran.pptxKestan Kemasaman n Unsur mikro & Pengapuran.pptx
Kestan Kemasaman n Unsur mikro & Pengapuran.pptxrusydisyam1
 
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktubaPkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktubaAhya Alamsyah
 
Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang.
Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang.Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang.
Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang.Mario Yuven
 
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaSeptian Muna Barakati
 
KAOLIN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
KAOLIN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAKAOLIN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
KAOLIN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
Pengantar teknologi keramik
Pengantar teknologi keramikPengantar teknologi keramik
Pengantar teknologi keramikaditiass
 
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaSeptian Muna Barakati
 
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaWarnet Raha
 
Bab 1 Kuliah Batubara
Bab 1 Kuliah BatubaraBab 1 Kuliah Batubara
Bab 1 Kuliah Batubaraeternal10
 

Similar to Batugamping Manfaat (20)

Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-GampingRekayasa bahan Galian Industri-Gamping
Rekayasa bahan Galian Industri-Gamping
 
ITSB_Bahan Galian Batukapur dan Asosiasinya
ITSB_Bahan Galian Batukapur dan AsosiasinyaITSB_Bahan Galian Batukapur dan Asosiasinya
ITSB_Bahan Galian Batukapur dan Asosiasinya
 
Makalah sumber daya tambang non logam
Makalah sumber daya tambang non logamMakalah sumber daya tambang non logam
Makalah sumber daya tambang non logam
 
Kestan Kemasaman n Unsur mikro & Pengapuran.pptx
Kestan Kemasaman n Unsur mikro & Pengapuran.pptxKestan Kemasaman n Unsur mikro & Pengapuran.pptx
Kestan Kemasaman n Unsur mikro & Pengapuran.pptx
 
Tanah serap
Tanah serapTanah serap
Tanah serap
 
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktubaPkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
 
Resume genesa batubara
Resume   genesa batubaraResume   genesa batubara
Resume genesa batubara
 
Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang.
Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang.Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang.
Bab i pendahuluan bab ii,Makalah pengetahuan lingkungan .Air asam Tambang.
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
Pengolahan keramik 2
Pengolahan keramik 2Pengolahan keramik 2
Pengolahan keramik 2
 
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
 
KAOLIN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
KAOLIN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAKAOLIN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
KAOLIN - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Pengantar teknologi keramik
Pengantar teknologi keramikPengantar teknologi keramik
Pengantar teknologi keramik
 
Batubara
BatubaraBatubara
Batubara
 
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
 
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. munaMakalah batu bara umk cabang raha kab. muna
Makalah batu bara umk cabang raha kab. muna
 
Bab 1 Kuliah Batubara
Bab 1 Kuliah BatubaraBab 1 Kuliah Batubara
Bab 1 Kuliah Batubara
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang raha
 
batu Kyanite
batu Kyanitebatu Kyanite
batu Kyanite
 
bahan teknik
bahan teknikbahan teknik
bahan teknik
 

Recently uploaded

menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHIrmaYanti71
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 

Recently uploaded (10)

menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 

Batugamping Manfaat

  • 1. pada jumlah kalsit dan dolomit serta material non- karbonat yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, jika jumlah kalsit yang terkandung di dalam batuan karbonat tersebut merupakan yang terbanyak, maka dapat dikatakan batuan 69 tersebut merupakan batugamping. 7.2. Genesa Batugamping Batugamping dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batugamping di alam terjadi secara organik. Jenis ini berasal dari pengendapan cangkang atau rumah kerang dan siput. Foraminifera atau ganggang.atau berasal dari kerang binatang koral / kerang. Untuk batugamping yang terjadi secara mekanik, sebetulnya bahannya tidak jauh berbeda dengan jenis batugamping yang terjadi secara organik.Yang membedakannya adalah terjadinya perombakan dari bahan batugamping tersebut yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari tempat semula. Sedangkan yang terjadi secara kimia adalah jenis batugamping yang terjadi dalam kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut ataupun air tawar. Mata air mineral dapat pula mengendapkan batugamping. Jenis batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan batugamping dibawah permukaan, yang kemudian diendapkan dibawah permukaan bumi. Magnesium, lempung dan pasir merupakan unsur pengotor yang mengendap bersama-sama pada saat proses pengendapan. Keberadaan pengotor batugamping memberikan klasifikasi jenis batugamping. Apabila pengotornya magnesium, maka batugamping tersebut diklasifikasikan sebagai batugamping dolomitan. Begitu juga apabila pengotornya lempung, maka batugamping tersebut diklasifikasikan sebagai batugamping lempungan, dan batugamping pasiran
  • 2. apabila pengotornya pasir. Persentase unsur - unsur pengotor sangat berpengaruh terhadap warna batu kapur tersebut, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, bahkan hitam. Warna kemerah-merahan misalnya, biasanya disebabkan oleh adanya unsur mangan, sedangkan kehitam-hitaman disebabkan oleh adanya unsur organik. Batugamping dapat bersifat keras dan padat, tetapi dapat pula kebalikannya. Selain yang pejal di jumpai juga yag poros. Batugamping yang mengalami metamorfosa akan berubah penampakannya maupun sifat-sifatnya. Hal ini terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas, sehingga batugamping tersebut menjadi berhablur, seperti yang dijumpai pada marmer. Selain itu, air tanah juga sangat berpengaruh terhadap penghabluran kembali pada permukaan batugamping, sehingga terbentuk hablur kalsit. Dibeberapa daerah endapan batu batugamping seringkali ditemukan di gua dan sungai bawah tanah. Hal ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah. Air hujan yang mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat organik dipermukaan, setelah meresap ke dalam tanah dapat melarutkan batugamping yang dilaluinya. Reaksi kimia dari proses tersebut adalah sebagai berikut : “CaCO3 + 2 CO2 + H2O Ca (HCO3)2 + CO2 Ca(HCO3)2 larut dalam air, sehingga lambat laun terjadi rongga di dalam tubuh batugamping tersebut. Secara geologi batugamping erat hubungannya dengan dolomit. Karena pengaruh pelindian atau peresapan unsur magnesium dari air laut ke dalam batu kapur, maka batugamping tersebut dapat berubah menjadi dolomitan atau jadi dolomit. Kadar dolomit atau MgO dalam batu kapur yang berbeda akan memberikan klasifikasi yang berlainan pula pada jenis batugamping tersebut. 70
  • 3. 7.3. Lingkungan Pengendapan Batugamping Batugamping termasuk batuan sedimen, batuan sedimen sering pula disebut dengan batuan endapan. Batuan ini berwarna putih, kelabu, atau warna lain terdiri dari kalsium karbonat. Batuan gamping ini pada dasrnya berasal dari sisa-sisa organisme laut seperti kerang, siput laut, radiolarit, tumbuhan/ binatang karang (koral), dan sebagian yang telah mati. Berdasarkan hal tersebut, maka batuan gamping adalah batuan sedimen yang berbasis dari laut. Karena hal itu, batuan gamping berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya dan tempat batuan gamping itu di endapkan termaksut klasifikasi batuan sedimen marin. Berdasarkan proses pengendapannya, batugamping radiolarit dan batu karang merupakan batuan sedimen organik. Di samping hal tersebut, batuan gamping termasuk di dalamnya stalaktit dan stalakmit yang banyak dijumpain di gua-gua gamping. Menurut prosese pengendapannya juga termasuk batuan sedimen kimiawi. 71 7.4. Manfaat Batugamping Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang semakin berkembang berkaitan dengan bidang industri, maka kebutuhan akan batugamping sebagai salah satu bahan galian industri juga semakin meningkat baik sebagai bahan bangunan, bahan baku industri maupun sebagai bahan pelengkap atau penunjang suatu industri. Berikut beberapa manfaat batugamping: 7.4.1. Industri Bata Silika Pembuatan bata silika, batugamping yang diperlukan adalah dengan kadar CaO minimum 90 %, MgO maksimum 4,5 %, Fe2O3 + Al2O3 maksimum 1,5 % dan CO2 maksimum 5 %.
  • 4. 72 7.4.2. Industri Kaca Industri kaca batugamping digunakan sebagai bahan tambahan. Jenis batu kapur yang digunakan adalah jenis batu kapur dan dolomit yang mempunyai komposisi, SiO2 0,96 %, Fe2O3 0,04 %, Al2O3 0,14 %, MgO 0,15 %, CaO 55,8 %. 7.4.3. Industri Semen Industri semen batugamping merupakan bahan baku utama. Untuk satu ton semen diperlukan tidak kurang dari 1 ton batugamping. Syarat – syarat harus dipenuhi dalam pembuatan semen adalah kadar CaO 50 – 55 %, MgO maksimum 2 %, kekentalan luluhan 3200 centipoise (40 % H2O), Fe2O3 2,47 % dan Al2O3 0,95 %. 7.4.4. Pembuatan Karbid Bahan utama pembuatan karbid adalah kapur tohor 60 %, lainnya adalah kokas 40 %. Kapur tohor yang cocok untuk pembuatan karbid ini adalah dengan spesifikasi total CaO minimum 92 %, MgO maksimum 1,75 %, SiO2 maksimum 2 %, Fe2O3 + Al2O3 maksimum 1 %, Fe2O3 tidak lebih dari 5 %, S maksimum 0,2 % dan P maksimum 0,02 %. 7.4.5. Peleburan dan Pemurnian Baja Batugamping berfungsi sebagai imbuh pada tanur tinggi. Untuk itu batugamping yang diperlukan harus mempunyai kadar CaO yang tinggi, dan batuan tersebut harus sarang dan keras. Syarat- syarat umum yang harus dipenuhi antara lain, untuk batugaming CaO minimum 52 %, SiO2 maksimum 4 %, Al2O3 + Fe2O3 maksimum 3 %, MgO maksimum 3,5 %, Fe2O3 maksimum 0,65 % dan P maksimum 0,1 %. Untuk dolomit MgO 17 % - 19 %, SiO2 maksimum 6 % dan Al2O3 + Fe2O3 maksimum 3 %.
  • 5. 7.4.6. Bahan Pemutih dalam Industri Kertas, Pulp, dan Karet Batugamping yang diperlukan ialah yang mempunyai hablur murni (hampir CaCO3) yang digerus sangat halus. Biasanya berasal dari jenis batugamping yang lunak, berwarna putih, terutama yang terdiri dari cangkang – cangkang kerang dan jasad – jasad renik yang terdiri darikapur / CaCO3 sebagai hasil sampingan pembuatan basic magnesisum karbonat dari dolomit. Batugamping yang cocok untuk bahan pemutih adalah dengan kadar CaCO3 98 %, kehalusan 325 mesh, mempunyai daya serap terhadap minyak, warna putih dan Ph 7,8. Bahan pemutih ini dipakai dalam industri kertas untuk pemutih pulp, pengisi, pelapis, dan pengkilap. 73 7.4.7. Pembuatan Soda Abu Pembuatan soda abu menggunakan metode solvay yaitu dengan menggunakan bahan-bahan antara lain : batu gamping, garam, kokas, batu bara, ammonia losses, karbon dioksida, sodium sulfida dan air pendingin. Untuk pembuatan 1 ton soda abu di perlukan batugamping 1 – 1,25 ton, persyaratan yang harus dipenuhi antaralain CaCO3 90 – 99 %, MgCO3 0,6 % dan FeO3 + Al2O3 + SiO2 0,3 %. 7.4.8. Industri Gula Industri gula, batugamping digunakan dalam proses penjernihan nira tebu dan menaikkan pH nira. Batugamping yang di butuhkan untuk 1000 kw tebu adalah sekitar 150 kg. Persyaratan yang di butuhkan adalah batugamping dengan kadar H2O 0,2 %, HCL 0,2 %, SiO2 0,1%, Al2O3 0,1 %, CaO 55 %, MgO 0,4 %, CO2 43,6 %.
  • 6. 74 7.4.9. Bahan Bagunan Batugamping yang digunakan sebagai bahan bagunan berfungsi sebagai campuran dalam adukan pasangan bata/plester, pembuatan semen trass atau semen merah. Umumnya batugamping yang digunakan adalah gamping kalsium. Syarat yang harus dipenuhi untuk bahan bagunan ini adalah : (CaO + MgO) minimum 95 %, (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3) maksimum 5 %, CO2 maksimum 3 % dan 70 % lolos ayakan 0,85 mm. 7.4.10. Bahan Penstabilan Jalan Batugamping yang digunakan sebagai fondasi jalan raya, termasuk rawa – rawa yang dilaluinya, berfungsi untuk menguragi penyusutan plastisitas dan pemuaian fondasi jalan raya tersebut. Reaksi yang terjadi diperkirakan sama dengan pembentukan semen tras, sedangkan jumlah pemakaian gamping padamnya sekitar 1 – 6 %, sesuai dengan keadaan tanah dan konstruksi jalan yang akan dibuat. Untuk keperluan ini batugamping yang digunakan diharapkan berkadar belerang rendah. 7.4.11. Pertanian Kesuburan tanah akan lebih baik apabila keasamannya diturunkan melalui pengapuran. Untuk setiap jenis tanaman memerlukan tingkat keasaman yang berbeda; untuk kacang-kacangan, gandum, dan kentang masing-masing memerlukan tingkat keasaman antara 6 – 7; 5.75 – 7.5; dan 5 – 6.45. Batugamping yang digunakan dalam pertanian, dapat berupa serbuk yang ditaburkan atau gamping tohor. Untuk serbuk batugamping diharapkan mempunyai kadar MgCO3 maksimum 100 % dan ukuran butiran lebih kecildari 5 mm dengan 95 % didalamnya berukuran kurang dari 3 mm. pengapuran dapat memberikan beberapa
  • 7. keuntungan. Dengan menurunkan keasaman tanah, pengapuran memungkinkan nutrient lain lepas dari pupuk. Tingkat keasaman yang rendah juga memperbaiki peningkatan mikrobiologi alam dari tanah melalui penghancuran bahan organik (penggemburan tanah). Gamping pada tanah liat (clay) dapat memperbaiki struktur fisik, sehingga dapat membantu pertumbuhan akar. Gamping juga memberikan kontribusi kalsium terdapat tanaman tingkat magnesiumnya rendah/ 75 hilang akibat erosi. 7.4.12. Penjernihan Air Dalam penjernihan air, gamping umumnya digunakan bersama soda abu dalam proses kapur soda. Disini gamping berfungsi untuk menghilangkan biokarbonat sebagai penyebaba kekeruhan sementara pada air. Air kotor yang banyak mengandung bakteri akan menjadi bersih dalam waktu 24 – 48 jam, apabila dibubuhi gamping yang cukup banyak. Demikian juga dengan air keruh akan menjadi jernih, sedangkan air yang mengandung CO2 dinetralkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan terbawanya karat pada pipa yang disalurkan kepada konsumen. 7.4.13. Manfaat lainnya Batugamping juga bermanfaat dalam penjernihan air, proses pengendapan biji logam non- ferrous, bahan campuran pasta gigi, industri pestisida dan lain sebagainya. 7.5. Potensi Batugamping Travertin di Daerah Penelitian. Pada daerah penelitian, potensi penyebaran batugamping travertin dilakukan dengan memperhatikan sifat fisik, analisa kadar unsur kimia dan potensi batugamping travertin yang ada sangat prospek untuk di lakukan
  • 8. penelitian lanjutan ketahap yang lebih detail. Data – data lapangan yang dimaksud 76 diantaranya adalah: 7.5.1. Sifat Fisik Batugamping Travertin di Daerah Penelitian Sifat fisik berdasarkan dari analisa petrologi terhadap contoh batugamping travertin maupun melalui hasil pengamatan langsung dilapangan secara kasatmata dan analisa laboratorium petrografi terhadap singkapan batugamping travertin yang dijumpain pada daerah penelitian, maka Penulis berkesimpulan bahwa batugamping travertin yang ada pada Daerah Penen dan Sekitarnya Kecamatan Sibiru - biru Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara memiliki sifat sebagai berikut : - Warna segar : Putih - Warna lapuk : Kuning kecoklatan - Tekstur : Nonklastik - Komposisi mineral : Kalsit Di lapangan penyebaran batugamping travertin ini secara umum ditandai dengan morfologi landai, dan terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas hasil dari proses kimia. Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan mereka berada dalam sistem perguaan yang sama, dan hampir semuanya berada pada areal perkebunan penduduk yang ditanami kelapa, dan tanaman liar. Dari Kota Medan, Desa Penen dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dengan kendaraan pribadi, Jalannya cukup mulus dengan panorama sawah dan hutan di kiri dan kanan. Gua-gua di Penen memiliki lorong yang tidak begitu panjang dan sempit, di dalamnya di jumpai stalagmit dan stalagtit. Masing-masing gua memiliki karakteristik tersendiri dengan satu batuan yang sama.
  • 9. Dari hasil analisa petrografi berkesimpulan bahwa batugamping travertin yang ada pada Daerah Penen dan Sekitarnya Kecamatan Sibiru - biru Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara memiliki sifat sebagai berikut : 77 - Warna segar : Putih - Warna lapuk : Kecoklat - coklatan - Ukuran butir : 0.05 – 0.5 mm - Tekstur : Nonklastik - Komposisi mineral : Kalsit Berdasarkan ciri fisik litologinya yang tersusun oleh kalsit, berwarna, interferensi putih, kelimpahan 27%, penyebaran merata. Lumpur karbonat (mikrit), berwarna coklat, warna interferensi coklat kekuning-kuningan, ukuran butir <0.03 mm, kelimpahan 65.2%, penyebaran merata. Semen kalsit (Sparit), pada nikol sejajar berwarna coklat kehitaman dan nikol bersilang berwarna abu – abu, ukuran <0,03mm, kelimpahan 7.8%, penyebaran kurang merata. 7.5.2. Sifat Kimia Pada Batugamping Travertin di Daerah Penelitian Sifat kimia berdasarkan dari analisa laboratorium pengujian balai riset dan standardisasi industri medan. Hasil uji kandungan kadar unsur kimia terhadap batugamping travertin yang ada pada Daerah Penen dan Sekitarnya Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara sebagai berikut :
  • 10. Tabel 7.1. Hasil analisis unsur kimia pada batugamping travertin 78 Lokasi/no. contoh : LP. 57 Daerah : Penen NO PARAMETER SATUAN HASIL METODE 1 Kadar abu % b/b 4,83 Titrimetri 2 MgO % 2,16 Gravimetri 3 CaCO3 % 89,9 Perhitungan 4 Al2O3 % 0,46 Perhitungan 5 Fe2O3 % 0,41 Perhitungan Keterangan : % b/b = Persen Berat % = Persen Foto 7.1. Pengambilan sampel untuk analisa unsur kimia pada batugamping travertin, LP 57, Titik koordinat : 03º 18´ 10´´ LU dan 98º 38´ 50´´ BT
  • 11. Dari hasil analisa batugamping travertin diperoleh : kadar abu = 4,83 % b/b, MgO = 2,16 %, CaCO3 = 89,9%, Al2O3 = 0,46 %, Fe2O3 = 0,41 %. Berdasarkan dari hasil analisa kimia kadar unsur CaCO3 memiliki jumlah kadar yang tinggi yaitu 89,9%. Maka dalam batugamping tersebut berkualitas cukup 79 baik. 7.5.3. Cadangan Batugamping Travertin Daerah Penelitian Karena peralatan yang digunakan untuk pemetaan sangatlah sederhana maka cadangan batugamping yang di perkirakan hanya yang tersingkap di permukaan. Sehingga untuk menghitung cadangan hanya di dasarkan pada batugamping yang terlihat di permukaan. Untuk menghitung ketebalan rata – rata dari endapan didasarkan pada perbedaan nilai kontur yang terdapat pada peta penyebaran batugamping tersebut. Dalam hal ini setiap kontur pada peta penyebaran batugamping dianggap mewakili ketebalan perlapisan batugamping tersebut. Besar cadangan batugamping di hitung berdasarkan metode “Conventional Methods” ( Contantions c.popoff, 1965 ). Peneliti mencoba menggunakan Metode isolen (kontur) dengan penampang vertikal dimana cadangan yang dihitung hanya singkapan yang dipermukaan saja dengan menggunakan peta topografi skala 1 : 25.000. Untuk memudahkan perhitungan cadangan maka sebaran batugamping dibagi menjadi beberapa blok dengan interval kontur tertentu. Luas endapan batugamping dari tiap penampang dihitung dan akhirnya didapatkan volume dengan mengalikan interval kontur. Dalam penampang ini ditarik garis lurus
  • 12. mengenai dari titik batas yang telah ditentukan dan mengikuti arah persebaran 80 endapan batugamping tersebut. 퐋 = 퐋ퟏ + 퐋ퟐ ퟐ h ……………………………………… ( 7.1 ) Dimana : L = Luas masing - masing blok (m²) L1, L2 = Panjang penampang endapan (m) h = Jarak antara kedua penampang ( m ) 퐯 = 퐋 × 퐈 ………………………………………………. ( 7.2) Dimana : V = Volume cadangan (m³) I = Interval kontur (m) L = Luas masing - masing blok (m²) Contoh perhitungan : Luas penampang endapan A - A’ = 225 m, dan luas penampang endapan B - B’ = 450 m, sedangkan jarak yang memisahkan kedua penampang = 125 m, dengan interval kontur 12,5 m maka : L1 (Panjang penampang endapan) A – A’ = 0,9 x skala peta = 0,9 x 250 m = 225 m
  • 13. L2 (Panjang penampang endapan) B – B’ = 1,8 x skala peta 81 = 1,8 x 250 m = 450 m h = 0,5 x skala peta = 0.5 x 250 m = 125 m - Luas masing – masing blok = 225 푚+450 푚 2 × 125 m = 42.187,5 푚2 - Volume cadangan = L x I (interval kontur) = 42.187,5 m² x 12,5 m = 527.343,7 m³ Berdasarkan perhitungan seperti diatas maka secara keseluruhan dapat dilihat di lampiran. Maka diperoleh besar cadangan batugamping travertin yang terdapat pada daerah penelitian adalah sebesar 103.398.437 m³ dengan jumlah tonnase sebesar 268.835.936 ton. Jadi berdasarkan dari segi cadangan batugamping dengan ciri gamping travertin yang terdapat pada daerah penelitian dan kegunaan batugamping maka endapan tersebut cukup berpotensi untuk dikembangkan. Agar besar cadangan yang berada dibawah permukaan dapat diketahui maka perlu dilakukan penyelidikan lebih detail.