4. 4
Contoh :
a. Pelayaran ke negara Perancis
itu dipimpin oleh Kapten
Sugianto.
Kata pelayaran makna dulu atau
asalnya mengarungi lautan dengan
perahu layar.
Kini kata pelayaran bermakna
mengarungi lautan dengan kapal
bermesin.
UN ‘06
5. 5
b. Siapa yang Ibu cari di sini?
Kata ibu memiliki makna asal orang
tua kandung yang wanita.
Kata ibu saat dapat untuk menyebut
wanita yang berkedudukan lebih
tinggi daripada kita.
UN ‘06
6. 6
c. Pak Ari akhirnya menduduki kursi
direktur di perusahaan itu.
Kata kursi memiliki makna asal tempat
duduk yang berkaki dan bersandaran.
Kata kursi kini memiliki makna
kedudukan atau jabatan.
UN ‘06
7. 7
d. Saat peringatan hari Kartini anak
putra dan putri mengenakan
pakaian nasional.
Kata putra dan putri semula
digunakan hanya untuk menyebut
anak-anak raja.
Kata putra-putri pada kalimat tersebut
untuk menyebut anak laki-laki dan
perempuan pada umumnya.
UN ‘06
9. 9
Contoh :
a. Saya bercita-cita ingin menjadi
sarjana pendidikan.
Kata sarjana dulu dipakai untuk
menyebut cendekiawan atau orang
pintar atau orang berilmu.
Sekarang kata sarjana dipakai untuk
menyebut orang yang telah lulus dari
jenjang strata satu di perguruan
tinggi
UN ‘06
10. 10
b. Sekarang ini di kota-kota besar
banyak terdapat biro jasa yang
menyalurkan para pembantu.
Makna asal kata pembantu orang
yang membantu.
Sekarang kata pembantu dipakai untuk
menyebut pembantu rumah tangga
atau pelayan.
UN ‘06
11. 11
c. Dari tadi aku mencium bau
bangkai di sekitar sini.
Makna asal kata bau semua jenis
bau-bauan (wangi dan tidak enak).
Kini kata bau lebih mengarah pada
makna bau tidak enak/busuk.
UN ‘06
12. 12
d. Ustad Harun sedang pergi
melakukan ibadah umroh.
Makna asal kata ustad guru.
Makna kata ustad yang sekarang
terbatas pada guru mengaji atau
guru agama Islam.
UN ‘06
13. 13
3. Membaik (Amelioratif)
Suatu proses perubahan makna yang
membuat makna kata baru dirasakan
lebih tinggi atau lebih baik nilai rasa
bahasanya daripada makna kata lama.
UN ‘06
14. 14
Contoh :
a. Anak-anak penyandang
tunarungu pun berhak
mengeyam pendidikan.
Kata tunarungu dirasakan lebih halus
dan sopan nilai rasa bahasanya
daripada kata tuli.
UN ‘06
15. 15
b. Dalam acara perpisahan siswa
kelas III kepala sekolah hadir
bersama istri.
Kata istri dirasakan lebih tinggi atau
lebih baik nilai rasa bahasanya
daripada kata bini.
UN ‘06
16. 16
c. Jenazah para korban kecelakaan
itu dibawa ke rumah sakit
terdekat untuk diotopsi.
Kata jenazah dirasakan lebih baik
nilai rasa bahasanya daripada kata
bangkai atau mayat.
UN ‘06
17. 17
d. Pada hari ini kakakku akan
menikah.
Kata menikah nilai rasa bahasanya
lebih halus atau lebih baik daripada
digunakan kata kawin.
UN ‘06
18. 18
4. Memburuk (Peyoratif)
Suatu proses perubahan makna
yang membuat makna kata baru
dirasakan lebih rendah nilai rasa
bahasanya daripada nilai pada
makna kata lama.
UN ‘06
19. 19
Contoh :
a. Direktur perusahaan ini ternyata
berbini tiga.
Kata bini dianggap baik pada masa
lampau, tetapi sekarang dirasakan
kasar.
UN ‘06
20. 20
b. Empat narapidana kabur dari
lembaga pemasyarakatan itu.
Kata kabur dianggap baik pada
masa lampau, yaitu lari, tetapi
sekarang dirasakan kurang baik,
yaitu menghilang.
UN ‘06
21. 21
c. Orang itu dipecat dari
perusahaan tempat ia bekerja.
Kata dipecat untuk pemakaian
sekarang nilai rasanya kurang sopan.
Sekarang masyarakat lebih senang
menggunakan kata di-PHK atau
dirumahkan.
UN ‘06
22. 22
d. Kaki tangan teroris berhasil
dibekuk polisi.
Kata kaki tangan dulu berarti kaki dan
tangan, tetapi sekarang dipakai dalam
arti yang kurang baik, yaitu mata-mata
atau orang yang diperalat orang lain
untuk membantu.
UN ‘06
23. 23
5. Sinestesia
Perubahan makna kata akibat
pertukaran tanggapan antara dua
indra yang berlainan.
Misalnya: pengecap pendengaran
pendengaran pengecap
penglihatan pengecap
UN ‘06
24. 24
Contoh :
a. Suara penyanyi Erni Johan
sampai saat ini masih empuk.
Kata empuk sebenarnya yang
merasakan adalah indra peraba (kulit)
dengan makna lunak atau tidak keras.
Akan tetapi, pada kalimat tersebut kata
empuk yang merasakan adalah indra
pendengar( telinga) dengan makna
merdu.UN ‘06
25. 25
b. Pidatonya hambar.
Kata hambar sebenarnya yang
merasakan adalah indra pengecap
(lidah) dengan makna tawar atau tidak
ada rasanya.
Kata hambar dalam kalimat tersebut
yang merasakan indra pendengar
(telinga) dengan makna monoton atau
kurang menggairahkan
UN ‘06
26. 26
c. Model bajunya manis.
Kata manis sebenarnya yang merasakan
adalah indra pengecap (lidah) dengan
makna legi atau rasa seperti rasa gula.
Dalam kalimat tersebut kata manis yang
menangkap adalah indra penglihatan
(mata) dengan makna menarik.
UN ‘06
27. 27
d. Permen itu ramai rasanya.
Kata ramai sebenarnya yang merasakan
adalah indra pendengaran dengan
makna riuh rendah,meriah,
orang banyak.
Akan tetapi, dalam kalimat tersebut
kata ramai yang merasakan adalah
indra pengecap dengan makna
bermacam-macam.
UN ‘06
29. 29
Contoh :
a. Orang itu mencatut nama
pejabat untuk mencari
sumbangan.
Kata catut berarti alat untuk menarik
atau mencabut paku dan sebagainya.
Berdasarkan persamaan sifat ini, kata
catut dipakai untuk menyatakan makna
mengambil sesuatu yang bukan
haknya.
UN ‘06
30. 30
b. Beri dia amplop untuk
melancarkan urusan kita.
Kata amplop berarti alat untuk
menyimpan surat.
Berdasarkan sifat ini, kata amplop dipakai
untuk menyatakan makna memberi
uang sogokan.
UN ‘06
31. 31
c. Menurut kacamata saya, perbuatan
Anda tidak benar.
Kata kacamata memiliki makna lensa
tipis untuk mata guna menormalkan
dan mempertajam penglihatan.
Kata kacamata pada kalimat tersebut
berarti pandangan seseorang
terhadap suatu hal.
UN ‘06
33. 33
1. Kata yang mengalami penyempitan
makna terdapat pada kalimat …
a. Firdaus mengajar di Madrasah
Tsanawiyah Randugunting.
b. Saudara kami mohon hadir dalam
temu warga di kelurahan.
c. Kakakku dikaruniai seorang putra
dan seorang putri.
d. Sepulang berlayar, Donny
membuat rumah.
UN ‘06
34. 34
2. Kalimat yang menggunakan kata
beramelioratif adalah …
a. Dengan wajah dingin Winda
menerima kedatanganku.
b. Pencopet itu tewas akibat tertabrak
bajaj.
c. Para narapidana mendapat
pembinaan yang intensif.
d. Ketika menyanyi, suara Stacia
terang sekali.
UN ‘06
35. 35
3. (1) Para penyandang tunadaksa dari
berbagai wilayah DKI mengikuti
lomba melukis di aula kantor
gubernur.
(2) Aku merasa senang sebab ibuku
beranak lagi.
(3) Kita harus berlapang dada
menerima kenyataan ini.
(4) Pikiran Citra tajam sehingga ia
diterima di SMA favorit tersebut.
(5) Dalih yang dikeluarkan hanya
siasat untuk mengalihkan perhatian saja.
UN ‘06
36. 36
Kalimat yang menggunakan kata
berpeyoratif ditandai nomor …
a. (1) dan (2)
b. (2) dan (3)
c. (3) dan (4)
d. (2) dan (5)
UN ‘06
37. 37
4. (1) Ratna Mahartika, seorang gadis yang
memang manis. (2) Hobinya menyanyi, baik
lagu pop, barat, bahkan dangdut. (3)
Dengan modal suara empuk, ia pernah
ditawari untuk rekaman. (4) Namun, ia
tidak mau menerima tawaran itu.
Kata bersinestesia dalam paragraf tersebut
terdapat pada kalimat ….
a. (1) dan (2) c. (2) dan (3)
b. (1) dan (3) d. (2) dan (4)
UN ‘06
38. 38
5. Kalimat yang menggunakan kata
berpeyorasi adalah …
a. Preman-preman pasar yang bermasalah
ditangani polisi.
b. Jumlah tunawisma di Jakarta
semakin banyak.
c. Sudah dua tahun kakakku bekerja
sebagai pramugari di Matahari.
d. Setelah bekerja selama tiga puluh tahun,
kini bapakku menjalani purnabakti.
UN ‘06
39. 39
6. Kata yang mengalami penyempitan makna
terdapat pada kalimat …
a. Kedua orang tuaku tinggal di
Surabaya.
b. Putra-putri Indonesia mengadakan
Kongres Pemuda tahun 1928.
c. Para anggota Pramuka Penggalang
bersama kakak pembina sedang
mengikuti jambore daerah.
d. Mohon maaf, Dik, di mana Jalan Raden
Saleh itu?
UN ‘06
40. 40
7. (1) Kata-katanya sangat pedas.
(2) Sebelum pergi ke undangan
pernikahan, kami menyiapkan
amplop.
(3) Pedih sekali luka di tanganku.
(4) Coklat ini bukan coklat biasa,
tetapi coklat dengan rasa besar.
Kalimat yang menggunakan kata
bersinestesia ditandai nomor …
a. (1) dan (2) c. (3) dan (4)
b. (2) dan (3) d. (1) dan (4)
UN ‘06
41. 41
8. Tim Penertiban Masyarakat DKI
membawa para … yang biasa tidur
di bawah jembatan layang ke panti
rehabilitasi.
Kata berameliorasi untuk melengkapi
kalimat tersebut adalah …
a. gelandangan
b. pengemis
c. peminta-minta
d. tunawisma
UN ‘06