2. Pengertian
Logoterapi diperkenalkan oleh Viktor Frankl, seorang dokter ahli
penyakit saraf dan jiwa. Secara etimologi, logoterapi berasal dari
perkataan Yunani “logos” yang berarti arti/makna atau spirit,
sedangkan terapi adalah. Penyembuhan atau pengobatan. Maka
logoterapi berfokus pada arti eksistensi manusia dan usahanya
mencari arti itu. Logoterapi (logos makna), logoterapi memandang
manusia sebagai totalital yang terdiri dari tiga dimensi: fisik,
psikologis, dan spritual. Untuk memahami diri dan kesehatan kita
harus memperhitungkan ketiganya
3. Konsep Logotherapy dalam Konseling
Keluarga
Di dalam konseling keluarga, konselor sebaiknya mengusahakan agar anggota
keluarga menemukan makna yang baik baginya dalam hubungan
interpersonal. Apakah pengertian anak menurut prinsip ketuhanan ? Anak
adalah amanah Tuhan. Jadi harus dipelihara dengan sebaik-baiknya. Konselor
mengungkapkan makna lain yang sungguh-sungguh menjamin kebahagiaan
keluarga. Misalnya makna agama. Dengan menjalankan syariat agama, maka
orang akan menjadi tentram sehingga kegandrungan kepada godaan hawa
nafsu dapat dihindari, termasuk nafsu amarah, benci, sombong, dsb. Konselor
memberikan kesempatan kepada anggota keluarga berdiskusi satu sama lain
tentang problem mereka, kemudian dibantu menemukan makna yang
terkandung di dalamnya. Makna tersebut memberikan dorongan semangat
konseli ke arah positif.
4. Tujuan Konseling LogoTherapy
1) Memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang
secara universal ada pada setiap orang terlepas dari ras,
keyakinan dan agama yang dianutnya,
2) Menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering
ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan,
3) Memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali
dari penderitaan untuk mampu tegak kokoh menghadapi
berbagai kendala, dan secara mengembangkan diri untuk
meraih kualitas hidup yang baik.
5. Tahapan-tahapan Konseling Logoterapi
Ada empat tahap utama didalam proses konseling logoterapi
diantaranya adalah:
1. Tahap perkenalan dan pembinaan rapport
2. Tahap pengungkapan dan penjajagan masalah
3. Pada tahap pembahasan bersama, konselor dan konseli
bersama-sama membahas dan menyamakan persepsi atas
masalah yang dihadapi.
4. Tahap evaluasi dan penyimpulan mencoba memberi interpretasi
atas informasi yang diperoleh sebagai bahan untuk tahap
selanjutnya, yaitu perubahan sikap dan perilaku konseli.
6. Teknik-Teknik Konseling Logotherapy
• intensi paradoksal, Intensi paradoksal adalah keinginan terhadap
sesuatu yang ditakuti.
• de-refleksi,mampu mengubah sikap yang semula terlalu
memperhatikan (kesenangan) diri sendiri (self concerned),
sekarang menjadi berkomitmen untuk melakukan sesuatu yang
penting baginya (self commited)
7. Contoh Kasus Logotherapy
Kesehatan Mental
Menurut Frankl, penyebab utama gangguan mental yang di
derita seseorang adalah kegagalan manusia modern
memperoleh arti kehidupan. Kehidupan modern telah
mengabaikan keinginan manusia untuk mencari arti atau
dasar hidup yang sesungguhnya.sangat penting untuk
kesehatan psikologis dan dalam situasi-situasi yang gawat
(seperti yang dihadapi Frankl di Auschwitz), kemauan akan
arti perlu sekadar supaya tetap hidup. Tanpa arti untuk
kehidupan, tidak ada alasan untuk meneruskan kehidupan.
8. Kelebihan Logotherapy
1.Dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangn dalam
perkembangan dan kepercayaan diri
2.Kehendak untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama setiap
orang.
3.Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis
terhadap fenomena sosial.
4.Manusia memiliki kebebasan dan bertanggung jawab pribadi untuk
memilih, menentukan, dan memenuhi makna dan tugas hidupnya (Adanya
kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri)
5.Hidup yang bermakna dapat diperoleh dengan nilai hidup: yaitu
nilaikreatif (creativity value), nilai-nilai penghayatan (experiental value), dan
nilai-nilai bersikap (attitudinal value).
9. Kekurangan Logotherapy
Ada beberapa klien yang tidak dapat menunjukan
makna hidupnya sehingga timbul suatu kebosanan
merupakan ketidakmampuan seseorang untuk
membangkitkan minat apatis, perasaan tanpa makna,
hampa, gersang, merasa kehilangan tujuan hidup,
meragukan kehidupan. Sehingga menyulitkan konselor
untuk melakukan terapi kepada klien tersebut.