SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Teori Kebijakan Sosial
Istilah 'kebijakan' yang dimaksud dalam buku ini disepadankan dengan kata bahasa Inggris 'policy'
yang dibedakan dari kata 'kebijaksanaan' (wisdom) maupun 'kebajikan' (virtues). Kebijakan sosial
terdiri dari dua kata yang memiliki banyak makna, yakni kata 'kebijakan' dan kata 'sosial'
(social).Untuk menghindari ambiguitas istilah tersebut, ada baiknya kita diskusikan terlebih dahulu
mengenai pengertian keduanya.
Kebijakan adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan
keputusan. Menurut Ealau dan Pewitt (1973), kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang
dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang
mentaatinya (yang terkena kebijakan itu). Titmuss (1974) mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-
prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu. Kebijakan, menurut
Titmuss, senantiasa berorientasi kepada masalah (problem-oriented) dan berorientasi kepada
tindakan (action-oriented) dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu
ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara
terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu. (Edi Suharto, 2008:7)
Seperti halnya kata kebijakan, kata sosial pun memiliki beragam pengertian. Conyers (1992)
mengelompokkan kata social ke dalam 5 pengertian:
1. Pengertian umum dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan kegiatan yang bersifat
hiburan atau sesuatu yang menyenangkan. Misalnya, kegiatan olah raga, rekreasi, bercakap-cakap
dengan teman, jalan-jalan sering disebut sebagai kegiatan sosial.
2. Lawan kata individual. Kata sosial memiliki pengertian sebagai sekelompok orang (group), atau suatu
kolektifitas, seperti masyarakat (social) warga atau komunitas (community). Dalam konteks ini, istilah
sosial juga mencakup pengertian publik atau kemaslahatan umum. Oleh karena itu orang sering
mendefinisikan kebijakan sosial dalam kaitannya dengan kepentingan publik atau kepentingan
masyarakat luas (lihat Hill, 1996).
3. Lawan kata ekonomi. Kata social berkonotasi dengan aktifitas-aktivitas masyarakat atau organisasi
yang bersifat sukarela atau swadaya, yang tidak berorientasi mencari keuntungan finansial.
Organisasi sosial, seperti Karang Taruna, PKK adalah organisasi yang menyelenggarakan berbagai
kegiatan yang tidak mencari keuntungan yang berupa uang. Ini berbeda dengan organisasi ekonomi,
seperti perusahaan, Perseroan Terbatas (PT), atau Bank yang tentunya kegiatan-kegiatannya
bertujuan untuk mencari keuntungan ekonomi.
4. Melibatkan manusia sebagai lawan dari pengertian benda atau binatang. Pembangunan sosial dapat
dijelaskan sebagai pernbangunan kualitas manusia yang berbeda dengan pembangunan fisik atau
infrastruktur, seperti pembangunan gedung, jalan, jembatan.
5. Berkaitan dengan hak azasi manusia baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Misalnya,
selain setiap orang memiliki hak azasi (human right), seperti hak hidup dan menyatakan pendapat
secara bebas, juga merniliki hak social (social right), seperti kesamaan hak dalam memperoleh
pendidikan, pekerjaan, perumahan atau berpartisipasi dalam pembangunan. (Edi Suharto, 2008:8-9)
Dalam kaitannya dengan kebijakan sosial, maka kata sosial dapat diartikan baik secara generik atau
luas maupun spesifik. Secara generik, kata sosial menunjuk pada pengertian umum mengenai
bidang-bidang atau sektor-sektor pembangunan yang menyangkut aspek manusia dalam konteks
masyarakat atau kolektifitas. Istilah sosial dalam pengertian ini mencakup antara lain bidang
pendidikan, kesehatan, politik, hukum, budaya, atau pertanian. Dalam arti spesifik atau sempit, kata
sosial menyangkut sektor kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang atau bagian dari pembangunan
sosial atau kesejahteraan rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia,
terutama mereka yang dikategorikan sebagai kelompok yang tidak beruntung (disadvantaged group)
dan kelompok rentan (vulnerable group). Kata sosial di sini menyangkut program-program dan atau
pelayanan-pelayanan sosial untuk mengatasi masalah-masalah sosial, seperti kemiskinan,
ketelantaran, ketidakberfungsian fisik dan psikis, tuna sosial dan tuna susila, kenakalan remaja. (Edi
Suharto, 2008:9)
http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/03/teori-kebijakan-sosial.html

More Related Content

What's hot

Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifDadang Solihin
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesDadang Solihin
 
kebijakan publik - FISIP Undip
kebijakan publik - FISIP Undipkebijakan publik - FISIP Undip
kebijakan publik - FISIP UndipardinmarL
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
Teknis formulasi kebijakan
Teknis formulasi kebijakanTeknis formulasi kebijakan
Teknis formulasi kebijakanvirmannsyah
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakanunitpublikasi
 
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di IndonesiaPembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di IndonesiaRusman R. Manik
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIASiti Sahati
 
Identifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisIdentifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisardinmarL
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Raja Matridi Aeksalo
 
Dinamika Politik dan Kebijakan dalam Praktek Pemerintahan
Dinamika Politik dan Kebijakan dalam Praktek PemerintahanDinamika Politik dan Kebijakan dalam Praktek Pemerintahan
Dinamika Politik dan Kebijakan dalam Praktek PemerintahanDadang Solihin
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Dadang Solihin
 

What's hot (20)

The Policy Brief
The Policy BriefThe Policy Brief
The Policy Brief
 
Perencanaan Partisipatif
Perencanaan PartisipatifPerencanaan Partisipatif
Perencanaan Partisipatif
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosialPertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
Pertemuan ke 10 - analisis kebijakan sosial
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan DaerahIsu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
Isu dan Masalah Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
kebijakan publik - FISIP Undip
kebijakan publik - FISIP Undipkebijakan publik - FISIP Undip
kebijakan publik - FISIP Undip
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakanPertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
 
Teknis formulasi kebijakan
Teknis formulasi kebijakanTeknis formulasi kebijakan
Teknis formulasi kebijakan
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
 
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di IndonesiaPembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
 
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakanPertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
Pertemuan ke 9 - instrumen & proses kebijakan
 
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIALANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LANDASAN SISTEM ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
 
Identifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategisIdentifikasi dan kerangka isu strategis
Identifikasi dan kerangka isu strategis
 
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
Model dan pendekatan dalam analisis kebijakan publik (public policy)
 
Dinamika Politik dan Kebijakan dalam Praktek Pemerintahan
Dinamika Politik dan Kebijakan dalam Praktek PemerintahanDinamika Politik dan Kebijakan dalam Praktek Pemerintahan
Dinamika Politik dan Kebijakan dalam Praktek Pemerintahan
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
Monitoring dan Evaluasi Kebijakan Publik
 

Similar to Teori kebijakan sosial

Reinventing depsos
Reinventing depsosReinventing depsos
Reinventing depsosLa Mone
 
PPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdf
PPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdfPPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdf
PPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdfAisha88976
 
Etika administrasi publik 1
Etika administrasi publik 1Etika administrasi publik 1
Etika administrasi publik 1Andi Irawan
 
Analisis kebijakan sosial
Analisis kebijakan sosialAnalisis kebijakan sosial
Analisis kebijakan sosialppnibb
 
Dimensi Politis Adgi
Dimensi Politis AdgiDimensi Politis Adgi
Dimensi Politis AdgiAdgiNext
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktklailashare
 
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptKEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptRastikaLiaran1
 
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.pptKEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppteghadewi398
 
Public Relation Chap 7, 8, 9: Corporate Identity, Public Affair, Issue Manage...
Public Relation Chap 7, 8, 9: Corporate Identity, Public Affair, Issue Manage...Public Relation Chap 7, 8, 9: Corporate Identity, Public Affair, Issue Manage...
Public Relation Chap 7, 8, 9: Corporate Identity, Public Affair, Issue Manage...Shandy Aditya
 
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)NurSyaqina
 
Social capital csr - community dev - aris ahmad risadi
Social capital   csr - community dev - aris ahmad risadiSocial capital   csr - community dev - aris ahmad risadi
Social capital csr - community dev - aris ahmad risadiAris Ahmad Risadi
 

Similar to Teori kebijakan sosial (20)

Mengentas kemiskinan
Mengentas kemiskinanMengentas kemiskinan
Mengentas kemiskinan
 
Reinventing depsos
Reinventing depsosReinventing depsos
Reinventing depsos
 
PPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdf
PPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdfPPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdf
PPT KELOMPOK 1 Teori Kebijakan Publik.pdf
 
Wawasan kebijakan pembangunan hukum
Wawasan kebijakan pembangunan hukum Wawasan kebijakan pembangunan hukum
Wawasan kebijakan pembangunan hukum
 
sosio bab 1 plus.pdf
sosio bab 1 plus.pdfsosio bab 1 plus.pdf
sosio bab 1 plus.pdf
 
Etika administrasi publik 1
Etika administrasi publik 1Etika administrasi publik 1
Etika administrasi publik 1
 
Analisis kebijakan sosial
Analisis kebijakan sosialAnalisis kebijakan sosial
Analisis kebijakan sosial
 
Kesejahteraan sosial dasar
Kesejahteraan sosial dasarKesejahteraan sosial dasar
Kesejahteraan sosial dasar
 
Kebijakan pemekaran
Kebijakan pemekaranKebijakan pemekaran
Kebijakan pemekaran
 
Tugas paper
Tugas paperTugas paper
Tugas paper
 
Dimensi Politis Adgi
Dimensi Politis AdgiDimensi Politis Adgi
Dimensi Politis Adgi
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktk
 
Materi ilmu politik
Materi ilmu politikMateri ilmu politik
Materi ilmu politik
 
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.pptKEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK-Dasar Administrasi Kebijakan Kesehatan.ppt
 
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.pptKEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
KEBIJAKAN_PUBLIK.ppt
 
Ifki nurholizah
Ifki nurholizahIfki nurholizah
Ifki nurholizah
 
Etika pembangunan
Etika pembangunanEtika pembangunan
Etika pembangunan
 
Public Relation Chap 7, 8, 9: Corporate Identity, Public Affair, Issue Manage...
Public Relation Chap 7, 8, 9: Corporate Identity, Public Affair, Issue Manage...Public Relation Chap 7, 8, 9: Corporate Identity, Public Affair, Issue Manage...
Public Relation Chap 7, 8, 9: Corporate Identity, Public Affair, Issue Manage...
 
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
 
Social capital csr - community dev - aris ahmad risadi
Social capital   csr - community dev - aris ahmad risadiSocial capital   csr - community dev - aris ahmad risadi
Social capital csr - community dev - aris ahmad risadi
 

More from HIMA KS FISIP UNPAD (20)

Rca
RcaRca
Rca
 
Persos
PersosPersos
Persos
 
Scenario planning
Scenario planningScenario planning
Scenario planning
 
Instrumen perencanaan
Instrumen perencanaanInstrumen perencanaan
Instrumen perencanaan
 
Relevansi stukep kessos
Relevansi stukep kessosRelevansi stukep kessos
Relevansi stukep kessos
 
Perkawinan
PerkawinanPerkawinan
Perkawinan
 
Mortalitas
MortalitasMortalitas
Mortalitas
 
Fertilitas
FertilitasFertilitas
Fertilitas
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukan
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`
 
3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia
 
2. pengantar konsep ham
2. pengantar konsep ham2. pengantar konsep ham
2. pengantar konsep ham
 
1. pertimbangan filosofis peraturan tentang hak asasi manusia
1. pertimbangan filosofis peraturan tentang hak asasi manusia1. pertimbangan filosofis peraturan tentang hak asasi manusia
1. pertimbangan filosofis peraturan tentang hak asasi manusia
 
Menyusun out line bab ii
Menyusun out line bab iiMenyusun out line bab ii
Menyusun out line bab ii
 
Kasus skripsi
Kasus skripsiKasus skripsi
Kasus skripsi
 
Panduan penyusunan-dan-penulisan-skripsi
Panduan penyusunan-dan-penulisan-skripsiPanduan penyusunan-dan-penulisan-skripsi
Panduan penyusunan-dan-penulisan-skripsi
 
5 6.proses penelitian
5 6.proses penelitian5 6.proses penelitian
5 6.proses penelitian
 
Sistematika penulisan skripsi ks
Sistematika penulisan skripsi ksSistematika penulisan skripsi ks
Sistematika penulisan skripsi ks
 
Proposal penelitian 2012
Proposal penelitian 2012Proposal penelitian 2012
Proposal penelitian 2012
 
Perancangan program
Perancangan programPerancangan program
Perancangan program
 

Teori kebijakan sosial

  • 1. Teori Kebijakan Sosial Istilah 'kebijakan' yang dimaksud dalam buku ini disepadankan dengan kata bahasa Inggris 'policy' yang dibedakan dari kata 'kebijaksanaan' (wisdom) maupun 'kebajikan' (virtues). Kebijakan sosial terdiri dari dua kata yang memiliki banyak makna, yakni kata 'kebijakan' dan kata 'sosial' (social).Untuk menghindari ambiguitas istilah tersebut, ada baiknya kita diskusikan terlebih dahulu mengenai pengertian keduanya. Kebijakan adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan keputusan. Menurut Ealau dan Pewitt (1973), kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang mentaatinya (yang terkena kebijakan itu). Titmuss (1974) mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip- prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu. Kebijakan, menurut Titmuss, senantiasa berorientasi kepada masalah (problem-oriented) dan berorientasi kepada tindakan (action-oriented) dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu. (Edi Suharto, 2008:7) Seperti halnya kata kebijakan, kata sosial pun memiliki beragam pengertian. Conyers (1992) mengelompokkan kata social ke dalam 5 pengertian: 1. Pengertian umum dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan kegiatan yang bersifat hiburan atau sesuatu yang menyenangkan. Misalnya, kegiatan olah raga, rekreasi, bercakap-cakap dengan teman, jalan-jalan sering disebut sebagai kegiatan sosial. 2. Lawan kata individual. Kata sosial memiliki pengertian sebagai sekelompok orang (group), atau suatu kolektifitas, seperti masyarakat (social) warga atau komunitas (community). Dalam konteks ini, istilah sosial juga mencakup pengertian publik atau kemaslahatan umum. Oleh karena itu orang sering mendefinisikan kebijakan sosial dalam kaitannya dengan kepentingan publik atau kepentingan masyarakat luas (lihat Hill, 1996). 3. Lawan kata ekonomi. Kata social berkonotasi dengan aktifitas-aktivitas masyarakat atau organisasi yang bersifat sukarela atau swadaya, yang tidak berorientasi mencari keuntungan finansial. Organisasi sosial, seperti Karang Taruna, PKK adalah organisasi yang menyelenggarakan berbagai kegiatan yang tidak mencari keuntungan yang berupa uang. Ini berbeda dengan organisasi ekonomi, seperti perusahaan, Perseroan Terbatas (PT), atau Bank yang tentunya kegiatan-kegiatannya bertujuan untuk mencari keuntungan ekonomi. 4. Melibatkan manusia sebagai lawan dari pengertian benda atau binatang. Pembangunan sosial dapat dijelaskan sebagai pernbangunan kualitas manusia yang berbeda dengan pembangunan fisik atau infrastruktur, seperti pembangunan gedung, jalan, jembatan. 5. Berkaitan dengan hak azasi manusia baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Misalnya, selain setiap orang memiliki hak azasi (human right), seperti hak hidup dan menyatakan pendapat
  • 2. secara bebas, juga merniliki hak social (social right), seperti kesamaan hak dalam memperoleh pendidikan, pekerjaan, perumahan atau berpartisipasi dalam pembangunan. (Edi Suharto, 2008:8-9) Dalam kaitannya dengan kebijakan sosial, maka kata sosial dapat diartikan baik secara generik atau luas maupun spesifik. Secara generik, kata sosial menunjuk pada pengertian umum mengenai bidang-bidang atau sektor-sektor pembangunan yang menyangkut aspek manusia dalam konteks masyarakat atau kolektifitas. Istilah sosial dalam pengertian ini mencakup antara lain bidang pendidikan, kesehatan, politik, hukum, budaya, atau pertanian. Dalam arti spesifik atau sempit, kata sosial menyangkut sektor kesejahteraan sosial sebagai suatu bidang atau bagian dari pembangunan sosial atau kesejahteraan rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia, terutama mereka yang dikategorikan sebagai kelompok yang tidak beruntung (disadvantaged group) dan kelompok rentan (vulnerable group). Kata sosial di sini menyangkut program-program dan atau pelayanan-pelayanan sosial untuk mengatasi masalah-masalah sosial, seperti kemiskinan, ketelantaran, ketidakberfungsian fisik dan psikis, tuna sosial dan tuna susila, kenakalan remaja. (Edi Suharto, 2008:9) http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/03/teori-kebijakan-sosial.html