2. Pengertian
Organisasi Nirlaba adalah suatu organisasi
yang mempunyai tujuan utama untuk
mendukung beberapa isu publik atau kepedulian
terhadap kepentingan umum yang tidak
berkaitan dengan aspek komersial.
Menyangkut masalah bencana
kemanusiaan maupun bencana alam, pendidikan,
seni, politik, agama, riset, atau hal lain yang
relevan
3. Ciri-ciri
• Sumber daya entitas
Berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding
dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
• Menghasilkan barang/jasa tanpa bertujuan menumpuk laba
Kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya
tidak pernah dibagikan kepada para pemilik entitas tersebut.
• Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi
bisnis
Bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat
dijual, dialihkan atau ditebus kembali atau kepemilikan
tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber
daya entitas pada suatu likuidasi atau pembubaran entitas.
4. Perbedaan Organisasi Nirlaba dengan Laba
Nirlaba
1. Kepemilikan “tidak
jelas”;
2. Butuh donatur sebagai
sumber dana;
3. Penyebaran tanggung
jawab bukan Anggota
Dewan Komisari
karena bukan pemilik.
Laba
1. Kepemilikan jelas;
2. Sumber dana berasal
dari keuntungan hasil;
3. Penyebaran tanggung
jawab oleh Anggota
Dewan Komisaris.
5. Pajak Bagi Organisasi Nirlaba
Sebagai entitas atau lembaga, maka organisasi nirlaba
merupakan subjek pajak. Artinya seluruh kewajiban
subjek pajak harus dilakukan tanpa terkecuali. Akan
tetapi, tidak semua penghasilan yang diperoleh yayasan
merupakan objek pajak.
Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan
sosial bukan bergerak untuk mencari laba, sehingga
pendapatan yang objek pajak dan bukan objek pajak.
Namun dibanyak negara, organisasi nirlaba boleh
melamar status sebagai bebas pajak, sehingga dengan
demikian mereka akan terbatas dari pajak penghasilan dan
jenis pajak lainnya.
6. Organisasi Nirlaba di Beberapa Negara
• Di Indonesia, organisasi nirlaba telah berkembang cukup pesat,
terutama di bidang keagamaan serta advokasi. Selain itu, dibidang
pendidikan kini juga mulai berkembang, seperti yang dilakukan oleh
Internews Indonesia, dimana mereka melakukan bimbingan bagi para
jurnalis.
• Perkembangan organisasi nirlaba di Amerika Serikat telah sangat jauh
lebih maju dibanding Indonesia, terutama dalam bidang keagamaan.
Amandemen Pertama Amerika Serikat menjamin kebebasan beragama
bagi masyarakatnya. Bagaimanapun, organisasi nirlaba relijius seperti
gereja, tunduk kepada lebih sedikit sistem pelaporan pemerintah pusat
dibanding dengan banyak organisasi lain. Dalam hal perpajakan,
organisasi nirlaba relijius di Amerika Serikat juga dikecualikan dari
beberapa pemeriksaan ataupun peraturan, yang membedakannya
dengan organisasi non relijius.
7. • Di Kanada, organisasi nirlaba yang mengambil
format derma biasanya harus dicatatkan di dalam
Agen Pendapatan Kanada (Canada Revenue
Agency).
• Di Inggris dan Wales, organisasi nirlaba yang
mengambil format derma biasanya harus
dicatatkan di dalam Komisi Pengawasan Derma.
Di Skotlandia, Kantor Pengatur Derma Skotlandia
juga melayani fungsi yang sama. Berbeda dengan
organisasi nirlaba di Amerika Serikat, seperti
serikat buruh, biasanya tunduk kepada peraturan
yang terpisah, dan tidak begitu dihormati
sebagaimana halnya derma dalam hal pengertian
teknis.
8. Pentingnya Public Relations Dalam Organisasi
Nirlaba
• Karena sifat organisasi nirlaba yang bersifat mandiri dan sukerela
maka PR dalam hal ini harus menggalakkan kampanye untuk
meyakinkan dan membangkitkan kesadaran/tanggung jawab sosial
masyarakat tentang nilai aktivitasnya melalui kampanye yang terus
menerus agar mereka bersedia mendukung (khususnya dana),
terlibat dan tetap percaya dalam program yang dilakukan.
Kampanye juga digalakkan dalam mengembangkan saluran
komunikasi dengan publik sehingga dapat menciptakan dan
memelihara iklim yang menguntungkan untuk pengumpulan
dana. PR dalam organisasi nirlaba dituntut untuk mampu membuat
program PR seperti : tulisan (PR writing), buku mini, brosur, naskah
pidato (radio/televisi), film. Dengan menggunakan beragam media
komunikasi, misalnya publisitas pers, iklan, pidato umum, peragaan,
pameran, majalah, artikel majalah, kisah, berita.
9. • Hal ini ditujukan untuk memberi informasi dan
memotivasi konstituen utama organisasi (karyawan,
sukarelawan) untuk mengabdikan diri mereka dan
berkarya secara produktif untuk mendukung misi,
tujuan dan sasaran organisasi. Sama dengan PR pada
organisasi lainnya (Frazier Moore) fungsi PR dalam
organisasi nirlaba : menentukan sikap publik terhadap
organisasi (pencitraan), menilai-kesan publik thd
organisasi, mencari apakh publik mengetahui tujuan,
pelayanan dan pelaksanaan organisasi, menentukan
kesalahpahaman yang terjadi, melaksanakan penelitian
opini yang sangat penting untuk menyusun
kebijaksanaan, perencanaan dan penilaian efektifitas
program humas. Mengidentifikasi publik : anggota
penyumbang/ donatur, pekerja sukarela, pemuka
pendapat (Opinion Leader), atau publik umum.
10. Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan, dan
Kerugian
• Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai
penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang
tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan
beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.
• Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak
terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, bergantung
pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber daya
terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam
periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumber daya
tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan
diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
11. • Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui
dari investasi dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau
pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya
dibatasi.
• Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara
bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.
• Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset
neto tidak terikat, kecuali jika penggunaanya dibatasi oleh pemberi
sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan
menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.
• Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat,
terikat permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada
tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber daya terikat yang
pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat
disajikan sebagai sumber daya tidak terikat sepanjang disajikan
secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.