SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Berikut Disajikan Pembelajaran PPKN
Bab 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila
sebagai Dasar Negara
Selamat Belajar
3.1 Menganalisis proses perumusan dan
penetapan Pancasila sebagai dasar
negara.
4.1 Menyaji hasil analisis proses perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai dasar
negara.
Apa sajakah yang dipelajari dalam Bab 1 ? Amati
Peta Konsep berikut ini.
Pancasila
Perumusan Penetapan
Diawali dengan Pembentukan BPUPKI
dilanjutkan
dengan
Perumusan Dasar
Negara
oleh
•Muhammad Yamin
•Soepomo
•Ir. Soekarno
Diawali dengan
Pembentukan PPKI
dilanjutkan dengan
Sidang PPKI
ditetapkan menjadi
Dasar Negara
Perumusan Pancasila Sebagai Dasar
Negara
Pembentukan BPUPKI
Tugas BPUPKI
Sidang BPUPKI
Tokoh BPUPKI
https://youtu.be/Ap5m7QkDtzM
Dalam perumusan
Pancasila dilakukan
dengan 2 cara yaitu:
1. Pembentukan
BPUPKI
2. Perumusan Dasar
Negara
 BPUPKI singkatan dari Badan
Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan
Indonesia.
 BPUPKI dibentuk pada
tanggal 1 Maret 1945, dilantik
pada tanggal 28 Mei 1945,
dan mulai bekerja pada
tanggal 29 Mei 1945.
 Pembentukan BPUPKI di
muat dalam Maklumat
Gunseikan Nomor 23 tanggal
29 Mei 1945.
BPUPKI bertugas mempersiapkan
kemerdekaan dan merumuskan tentang
ekonomi, politik, dan tata pemerintahan
sebagai persyaratan yang harus dipenuhi
oleh negara yang merdeka.
Sidang BPUPKI dilakukan dua kali yaitu:
Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29
Mei sampai 1 Juni 1945 di Gedung Cuo
Sangi In membahas dasar negara.
Sidang kedua pada tanggal 10 sampai 16
Juli 1945 membahas Undang-Undang
Dasar.
BPUPKI dilantik secara resmi oleh Jepang,
dengan anggota berjumlah 62 orang yang
terdiri atas tokoh-tokoh bangsa Indonesia
dan 7 orang perwakilan dari Jepang.
Ketua BPUPKI adalah K.R.T Radjiman
Wedyodiningrat.
Wakil ketua ada 2 adalah Ichibangase
Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso.
Perumusan Dasar Negara
 Dasar negara merupakan pondasi berdirinya
sebuah negara.
 Ketua BPUPKI, K.R.T Radjiman Wedyodiningrat
mengatakan bahwa untuk mendirikan Indonesia
merdeka diperlukan dasar negara.
 Beberapa tokoh pendiri negara mengusulkan
rumusan dasar negara yang memiliki perbedaan
dan persamaan dari segi materi dan semangat
yang menjiwainya.
 Usulan mengenai dasar Indonesia merdeka dalam
sidang pertama BPUPKI dikemukakan oleh
Muhammad Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno.
 Usulan Lisan
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Sosial
 Usulan Tertulis
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
 Usulan Lisan
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
 Usulan Tertulis
Soepomo mengatakan bahwa negara
Indonesia merdeka bukanlah negara yang
mempersatukan dirinya dengan golongan
terbesar dalam masyarakat dan tidak
mempersatukan dirinya dengan golongan
yang paling kuat, baik itu golongan politik
atau ekonomi. Indonesia merdeka mencakup
semua golongan dan paham perorangan
serta mempersatukan diri dengan segala
lapisan rakyat.
 Usulan Lisan
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan
 Usulan Tertulis
Ir.Soekanro mengatakan bahwa kelima
dasar negara tersebut bukan Panca Dharma,
tetapi Pancasila. Istilah ini atas petunjuk
seorang ahli bahasa. Sila artinya asas atau
dasar dan di atas kelima dasar itulah
didirikan Negara Indonesia yang kekal dan
abadi.
Pembentukan Panitia Kecil
Hasil Pertemuan Panitia Kecil
Pembentukan Panitia Sembilan
Akhir sidang pertama, Ketua
BPUPKI membentuk Panitia Kecil.
Panitia Kecil bertugas
mengumpulkan usulan para anggota
yang akan dibahas pada sidang
berikutnya.
Panitia Kecil beranggotakan delapan orang
yaitu:
1. Ir.Soekarno (Ketua Panitia)
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. Kyai Haji Wahid Hasyim
4. Mr.Muhammad Yamin
5. Sutardjo Kartohadikusumo
6. A.A Maramis
7. Otto Iskandardinata
8. Drs.Mohammad Hatta
Indonesia merdeka secepatnya
Dasar negara
Unifikasi dan federasi
Bentuk negara dan kepala negara
Warga negara
Pemerintah daerah
Agama dan negara
Pembelaan
Keuangan
 Penetapan bentuk negara dan penyusunan
hukum dasar negara .
 Permintaan kepada pemerintah Jepang untuk
secepatnya mengesahkan hukum dasar.
 Meminta kepada pemerintah Jepang untuk
segera mengadakan badan persiapan
penyelenggaraan Indonesia merdeka di atas
hukum dasar yang telah disusun.
 Pembentukan tentara kebangsaan dan
penyusunan keuangan.
 Dalam sidang gabungan dibentuk Panitia Sembilan.
 Tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mencapai satu
persetujuan tentang rancangan pembukaan hukum
dasar (UUD).
 Dalam rapat terjadi perbedaan paham tentang
rumusan dasar negara terutama soal agama dan
negara.
 Persetujuan panitia sembilan ini terdapat dalam satu
rancangan pembukaan hukum dasar (UUD).
 Oleh Ir.Soekarno, rancangan pembukaan hukum dasar
ini diberi nama Mukadimah, oleh Mr.Muhammad Yamin
dinamakan Piagam Jakarta, dan oleh Sukiman
Wirjosandjojo disebut Gentlemen`s Agreement.
1. Ir. Soekarno (Ketua)
2. Mohammad Hatta
3. Mohammad Yamin
4. A.A.Maramis
5. Mr.Ahmad Subarjo
(golongan kebangsaan)
6. Kyai Haji Wahid Hasyim
7. Kyai Haji Kahar Muzakir
8. Haji Agus Salim
9. R. Abikusno Cokrosuyoso
(golongan Islam)
Perumusan Undang-Undang Dasar
Perbedaan Piagam Jakarta dengan
Undang-Undang Dasar
Penetapan Pancasila sebagai Dasar
Negara
 Mukadimah dibahas pada tanggal 11-17 Juli 1945 pada sidang
pleno BPUPKI.
 Tanggal 12 Juli 1945, panitia ini berhasil menyusun naskah
rancangan UUD.
 Tanggal 13 Juli 1945 dibentuk Panitia Penghalus Bahasa terdiri
atas Prof.Dr.P.A.H.Hoesein Djajadiningrat, Hj.Agus Salim, dan
Prof.Mr.Dr.Soepomo.
 Tanggal 14 Juli 1945, Panitia Perancang UUD menghasilkan
pernyataan Indonesia merdeka yang berisi pembukaan UUD
1945 dan Batang Tubuh UUD 1945. Ketua BPUPKI menerima
seutuhnya naskah rancangan UUD dengan beberapa
perubahan.
 Tanggal 17 Juli 1945, perumusan hukum dasar dan pernyataan
Indonesia merdeka.
a. Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan yang adil dan
beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /
perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
No Piagam Jakarta Pembukaan UUD 1945
1. Mukadimah Pembukaan
2. “...dalam suatu Hukum Dasar” “...dalam suatu UUD Negara”
3. “... dengan berdasarkan kepada Ketuhanan dan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”
“...dengan berdasar kepada Ketuhanan
Yang Maha Esa”
4. “...menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab
“...kemanusiaan yang adil dan
beradab
No Piagam Jakarta Pembukaan UUD 1945
1. Istilah “Hukum Dasar” Undang-Undang Dasar (usul Soepomo)
2. Dalam rancangan, dua orang Wakil Presiden Seorang Wakil Presiden
3. Presiden harus orang Indonesia asli yang
beragama Islam
Presiden harus orang Indonesia asli
4. “...selama perang pemimpin perang dipegang
oleh Jepang dengan persetujuan Pemerintah
Indonesia”
Dihapuskan
 Burung Garuda adalah lambang Negara
Indonesia. Di dada Burung Garuda terdapat
Pancasila yang merupakan dasar negara
Indonesia yang ditetapkan pada sidang PPKI.
 Pada 17 Juli 1945, Angkatan Laut Jepang
mengadakan rapat Dewan Perang Tertinggi yang
menghaislkan resolusi yaitu:
1. Kemerdekaan akan diberikan kepada Indonesia
meliputi bekas wilayah Hindia Belanda.
2. Harus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) di Jakarta.
 Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan dan
sebagai gantinya dibentuk PPKI.
 Untuk membentuk PPKI, tanggal 8 Agustus 1945,
Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta, dan K.R.T Radjiman
Wedyodiningrat berangkat menemui Jenderal Masatake
Terauchi di Dalat, Vietnam. Dalam pertemuan tersebut
Ir.Soekarno diangkat menjadi ketua PPKI dan Drs.Moh.Hatta
menjadi wakil ketua.PPKI beranggotakan 21 orang termasuk
ketua dan wakil ketua.
 Pada tanggal 14 Agustus 1945, Ir.Soekarno mengumumkan
bahwa Indonesia akan merdeka secepat mungkin dan bukan
pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan bangsa
Indonesia sendiri. Anggota PPKI ditambah 6 orang sehingga
anggota seluruhnya menjadi 27 orang yang berasal dari
Indonesia.
Kedudukan dan Fungsi Penting PPKI
Hasil Sidang PPKI
1. Mewakili seluruh bangsa Indonesia
2. Pembentuk negara (yang menyusun
negara RI setelah proklamasi
kemerdekaan 17 Agustus 1945.
3. Sebagai badan yang berwenang
meletakkan dasar negara.
1. Menetapkan UUD 1945.
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden,
yaitu Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta.
3. Membentuk Komite Nasional Indonesia
Pusat
Pengesahan Pancasila sebagai dasar
negara pada tanggal 18 Agustus 1945
bersamaan dengan pengesahan UUD 1945.
 Semangat dan Komitmen Pendiri Negara
dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila
sebagai Dasar Negara
 Contoh Sifat Nasionalisme dan Patriotisme
 Semangat komitmen para pendiri negara yang perlu
kita hargai dan teladani dalam kehidupan saat ini
 Semangat kebangsaan para pendiri negara tumbuh karena
mereka memiliki kesadaran bahwa bangsa kita memiliki
kekayaan budaya yang tak kalah dari bangsa lain.
 Toleransi beragama terlihat ketika membahas dasar negara
yang tercantum pada sila pertama.
 Sikap komunikatif muncul pada saat pidato para tokoh
yang dilanjutkan dengan menerima perubahan dan
perbaikan atas kata-kata yang diusulkan.
 Pada jiwa setiap pendiri negara telah tertanam komitmen
terhadap patriotisme, yaitu cinta pada tanah air dan rela
berkorban untuk mempertahankan NKRI.
 Dalam semangat kebangsaan terkandung sifat nasionalisme
dan patriotisme.
1. Pro Patria dan Primus Patrialis, artinya mencintai
tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air.
2. Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua
lapisan masyarakat terhadap perjuangan
kemerdekaan.
3. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antaragama,
antarsuku, antargolongan, dan antarbangsa.
4. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
5. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak
mengandung balas dendam.
1. Nilai kebersamaan dalam proses perumusan
Pancasila. Misalnya, menghargai pendapat orang lain,
menerima keputusan bersama, dan melaksanakan
hasil keputusan bersama.
2. Persatuan dan kesatuan dalam pembahasan.
Misalnya, ketika memperjuangkan hak asasi manusia,
sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain,
dan memberi kesempatan dalam menyampaikan
pendapat serta menghargai hak-hak orang lain.
3. Cinta tanah air Indonesia. Sikap ini dapat kita lanjutkan
dengan cara mempelajari kebudayaan daerah,
mencintai produk dalam negeri, dan berprestasi
dengan mengharumkan nama bangsa.
4. Mendahulukan kepentingan umum. Kita
bisa meneladaninya dalam bentuk kerja
bakti, berpartisipasi di lingkungan
masyarakat, dan menyiapkan sarana
belajar untuk kepentingan kelas.
5. Jiwa kepahlawanan. Misalnya, membantu
orang lain yang sedang mengalami
kesulitan, berani menegur teman yang
bersalah, dan melerai teman yang
berselisih.
BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara

More Related Content

What's hot

MEMPERKUAT KOMITMEN KEBANGSAAN
MEMPERKUAT KOMITMEN KEBANGSAANMEMPERKUAT KOMITMEN KEBANGSAAN
MEMPERKUAT KOMITMEN KEBANGSAANDwi Bawa
 
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasilaKedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasilaSawah Dan Ladang Ku
 
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUMPERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUMMuhamad Yogi
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik IndonesiaNegara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik IndonesiaNita Kurniasih
 
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.pptBhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.pptSeptiaRini14
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptAisyah Turidho
 
konsep hak dan kewajiban asasi manusia
konsep hak dan kewajiban asasi manusiakonsep hak dan kewajiban asasi manusia
konsep hak dan kewajiban asasi manusiaabd_
 
keberagaman dalam suatu bhineka tunggal ika
keberagaman dalam suatu bhineka tunggal ikakeberagaman dalam suatu bhineka tunggal ika
keberagaman dalam suatu bhineka tunggal ikagabrielpanjaitan
 
Power Point PPKn SMA KELAS XII BAB II.pptx
Power Point  PPKn SMA KELAS XII BAB II.pptxPower Point  PPKn SMA KELAS XII BAB II.pptx
Power Point PPKn SMA KELAS XII BAB II.pptxsuwaridspd
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar NegaraPancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar NegaraChatherinGurusinga
 
Makna Pembukaan UUD 1945
Makna Pembukaan UUD 1945Makna Pembukaan UUD 1945
Makna Pembukaan UUD 1945Choi Fatma
 
PPT kesadaran berbangsa dan bernegara
PPT kesadaran berbangsa dan bernegaraPPT kesadaran berbangsa dan bernegara
PPT kesadaran berbangsa dan bernegaraDoris Agusnita
 
BAB 3 Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia
BAB 3 Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik IndonesiaBAB 3 Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia
BAB 3 Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik IndonesiaRisdiana Hidayat
 
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945guruppkn11
 

What's hot (20)

MEMPERKUAT KOMITMEN KEBANGSAAN
MEMPERKUAT KOMITMEN KEBANGSAANMEMPERKUAT KOMITMEN KEBANGSAAN
MEMPERKUAT KOMITMEN KEBANGSAAN
 
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasilaKedudukan, fungsi dan peranan pancasila
Kedudukan, fungsi dan peranan pancasila
 
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUMPERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HUKUM
 
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik IndonesiaNegara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia
 
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.pptBhinneka Tunggal Ika.ppt
Bhinneka Tunggal Ika.ppt
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
 
konsep hak dan kewajiban asasi manusia
konsep hak dan kewajiban asasi manusiakonsep hak dan kewajiban asasi manusia
konsep hak dan kewajiban asasi manusia
 
Identitas Nasional Indonesia
Identitas Nasional IndonesiaIdentitas Nasional Indonesia
Identitas Nasional Indonesia
 
keberagaman dalam suatu bhineka tunggal ika
keberagaman dalam suatu bhineka tunggal ikakeberagaman dalam suatu bhineka tunggal ika
keberagaman dalam suatu bhineka tunggal ika
 
Power Point PPKn SMA KELAS XII BAB II.pptx
Power Point  PPKn SMA KELAS XII BAB II.pptxPower Point  PPKn SMA KELAS XII BAB II.pptx
Power Point PPKn SMA KELAS XII BAB II.pptx
 
Pkn bab 2 ppt
Pkn bab 2 pptPkn bab 2 ppt
Pkn bab 2 ppt
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar NegaraPancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar Negara
 
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kinippt nilai - nilai pancasila masa kini
ppt nilai - nilai pancasila masa kini
 
Pkn kelas 9 bab 3 upload
Pkn kelas 9 bab 3 uploadPkn kelas 9 bab 3 upload
Pkn kelas 9 bab 3 upload
 
Makna Pembukaan UUD 1945
Makna Pembukaan UUD 1945Makna Pembukaan UUD 1945
Makna Pembukaan UUD 1945
 
Materi Bab 1 PPKn SMP Kelas 7 Sekolah Penggerak
Materi Bab 1 PPKn SMP Kelas 7 Sekolah PenggerakMateri Bab 1 PPKn SMP Kelas 7 Sekolah Penggerak
Materi Bab 1 PPKn SMP Kelas 7 Sekolah Penggerak
 
PPKn Kelas VII semester 2
PPKn Kelas VII semester 2PPKn Kelas VII semester 2
PPKn Kelas VII semester 2
 
PPT kesadaran berbangsa dan bernegara
PPT kesadaran berbangsa dan bernegaraPPT kesadaran berbangsa dan bernegara
PPT kesadaran berbangsa dan bernegara
 
BAB 3 Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia
BAB 3 Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik IndonesiaBAB 3 Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia
BAB 3 Perumusan dan Pengesahan UUD Negara Republik Indonesia
 
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
B. (PART 1) HAKIKAT POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UUD 1945
 

Similar to BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara

TUGAS PANCASILA BAB IX.pptx
TUGAS PANCASILA BAB IX.pptxTUGAS PANCASILA BAB IX.pptx
TUGAS PANCASILA BAB IX.pptxCitraMarghareta
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraRestu Waras Toto
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1Neo Linker
 
Bab 1 perumusan dan penetapan pancasila sebagai dasar negara
Bab 1 perumusan dan penetapan pancasila sebagai dasar negaraBab 1 perumusan dan penetapan pancasila sebagai dasar negara
Bab 1 perumusan dan penetapan pancasila sebagai dasar negarafarahnet222
 
Tugas pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
Tugas pendidikan pancasila dan kewarganegaraanTugas pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
Tugas pendidikan pancasila dan kewarganegaraansiti sangidah
 
PKN BAB 1 KELAS 10.pptx
PKN BAB 1 KELAS 10.pptxPKN BAB 1 KELAS 10.pptx
PKN BAB 1 KELAS 10.pptxNanangKonang
 
Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia.pptx
Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia.pptxPancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia.pptx
Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia.pptxPuspaDiantiSPdMPd
 
Makalahpancasila 130831072946-phpapp02
Makalahpancasila 130831072946-phpapp02Makalahpancasila 130831072946-phpapp02
Makalahpancasila 130831072946-phpapp02Muflii Hana
 
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptxPower point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptxMuhamadSidik24
 
MAKALAH_PANCASILA_PANCASILA_SEBAGAI_DASA.pdf
MAKALAH_PANCASILA_PANCASILA_SEBAGAI_DASA.pdfMAKALAH_PANCASILA_PANCASILA_SEBAGAI_DASA.pdf
MAKALAH_PANCASILA_PANCASILA_SEBAGAI_DASA.pdfFaisalDaud7
 
Sejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Lahirnya PancasilaSejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Lahirnya PancasilaDwi Ayu
 
Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptx
Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptxPerumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptx
Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptxRachmaRusdi
 
Materi ppkn bab i kelas 7
Materi ppkn bab i kelas 7Materi ppkn bab i kelas 7
Materi ppkn bab i kelas 7Hakman Hamdani
 
Materi PPKN BAB I Kelas 7
Materi PPKN BAB I Kelas 7Materi PPKN BAB I Kelas 7
Materi PPKN BAB I Kelas 7Hakman Hamdani
 

Similar to BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara (20)

PRETEACHING.pptx
PRETEACHING.pptxPRETEACHING.pptx
PRETEACHING.pptx
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
TUGAS PANCASILA BAB IX.pptx
TUGAS PANCASILA BAB IX.pptxTUGAS PANCASILA BAB IX.pptx
TUGAS PANCASILA BAB IX.pptx
 
Pancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negaraPancasila sebagai dasar negara
Pancasila sebagai dasar negara
 
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1
Proses perumusan pancasila sebagai dasar negara 1
 
Bab 1 perumusan dan penetapan pancasila sebagai dasar negara
Bab 1 perumusan dan penetapan pancasila sebagai dasar negaraBab 1 perumusan dan penetapan pancasila sebagai dasar negara
Bab 1 perumusan dan penetapan pancasila sebagai dasar negara
 
Tugas pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
Tugas pendidikan pancasila dan kewarganegaraanTugas pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
Tugas pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
PKN BAB 1 KELAS 10.pptx
PKN BAB 1 KELAS 10.pptxPKN BAB 1 KELAS 10.pptx
PKN BAB 1 KELAS 10.pptx
 
Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia.pptx
Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia.pptxPancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia.pptx
Pancasila Dalam Arus Sejarah Bangsa Indonesia.pptx
 
Makalahpancasila 130831072946-phpapp02
Makalahpancasila 130831072946-phpapp02Makalahpancasila 130831072946-phpapp02
Makalahpancasila 130831072946-phpapp02
 
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptxPower point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
Power point PPKn XI menggali gagasan pendiri bangsa 2023.pptx
 
MAKALAH_PANCASILA_PANCASILA_SEBAGAI_DASA.pdf
MAKALAH_PANCASILA_PANCASILA_SEBAGAI_DASA.pdfMAKALAH_PANCASILA_PANCASILA_SEBAGAI_DASA.pdf
MAKALAH_PANCASILA_PANCASILA_SEBAGAI_DASA.pdf
 
Sejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Lahirnya PancasilaSejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Lahirnya Pancasila
 
Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptx
Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptxPerumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptx
Perumusan Pancasila sebagai dasar Negara.pptx
 
Materi ppkn bab i kelas 7
Materi ppkn bab i kelas 7Materi ppkn bab i kelas 7
Materi ppkn bab i kelas 7
 
Materi PPKN BAB I Kelas 7
Materi PPKN BAB I Kelas 7Materi PPKN BAB I Kelas 7
Materi PPKN BAB I Kelas 7
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Materi Pancasila
Materi PancasilaMateri Pancasila
Materi Pancasila
 
Rumusan pancasila
Rumusan pancasilaRumusan pancasila
Rumusan pancasila
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 

More from Risdiana Hidayat

Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)
Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)
Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)Risdiana Hidayat
 
BAB 1 A. Letak dan Luas Benua Asia dan Benua lainnya(1)
BAB 1  A. Letak dan Luas Benua Asia dan Benua lainnya(1) BAB 1  A. Letak dan Luas Benua Asia dan Benua lainnya(1)
BAB 1 A. Letak dan Luas Benua Asia dan Benua lainnya(1) Risdiana Hidayat
 
BAB 1. B. Letak dan Luas Indonesia(2)
BAB 1. B. Letak dan Luas Indonesia(2)BAB 1. B. Letak dan Luas Indonesia(2)
BAB 1. B. Letak dan Luas Indonesia(2)Risdiana Hidayat
 
BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)
BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)
BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)Risdiana Hidayat
 
BAB 4 Perubahan Masyarakat Indonesia
BAB 4 Perubahan Masyarakat IndonesiaBAB 4 Perubahan Masyarakat Indonesia
BAB 4 Perubahan Masyarakat IndonesiaRisdiana Hidayat
 
BAB 3 Keunggulan dan Keterbatasan Antarruang dan Pengaruhnya Dalam Kegiatan E...
BAB 3 Keunggulan dan Keterbatasan Antarruang dan Pengaruhnya Dalam Kegiatan E...BAB 3 Keunggulan dan Keterbatasan Antarruang dan Pengaruhnya Dalam Kegiatan E...
BAB 3 Keunggulan dan Keterbatasan Antarruang dan Pengaruhnya Dalam Kegiatan E...Risdiana Hidayat
 
BAB 2 Pengaruh Interaksi Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat
BAB 2 Pengaruh Interaksi Sosial Dalam Kehidupan BermasyarakatBAB 2 Pengaruh Interaksi Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat
BAB 2 Pengaruh Interaksi Sosial Dalam Kehidupan BermasyarakatRisdiana Hidayat
 
BAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
BAB 2 Norma dan Keadilan di MasyarakatBAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
BAB 2 Norma dan Keadilan di MasyarakatRisdiana Hidayat
 

More from Risdiana Hidayat (9)

Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)
Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)
Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)
 
BAB 1 A. Letak dan Luas Benua Asia dan Benua lainnya(1)
BAB 1  A. Letak dan Luas Benua Asia dan Benua lainnya(1) BAB 1  A. Letak dan Luas Benua Asia dan Benua lainnya(1)
BAB 1 A. Letak dan Luas Benua Asia dan Benua lainnya(1)
 
BAB 1. B. Letak dan Luas Indonesia(2)
BAB 1. B. Letak dan Luas Indonesia(2)BAB 1. B. Letak dan Luas Indonesia(2)
BAB 1. B. Letak dan Luas Indonesia(2)
 
BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)
BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)
BAB 1. A.Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang(1)
 
BAB 4 Perubahan Masyarakat Indonesia
BAB 4 Perubahan Masyarakat IndonesiaBAB 4 Perubahan Masyarakat Indonesia
BAB 4 Perubahan Masyarakat Indonesia
 
BAB 3 Keunggulan dan Keterbatasan Antarruang dan Pengaruhnya Dalam Kegiatan E...
BAB 3 Keunggulan dan Keterbatasan Antarruang dan Pengaruhnya Dalam Kegiatan E...BAB 3 Keunggulan dan Keterbatasan Antarruang dan Pengaruhnya Dalam Kegiatan E...
BAB 3 Keunggulan dan Keterbatasan Antarruang dan Pengaruhnya Dalam Kegiatan E...
 
BAB 2 Pengaruh Interaksi Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat
BAB 2 Pengaruh Interaksi Sosial Dalam Kehidupan BermasyarakatBAB 2 Pengaruh Interaksi Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat
BAB 2 Pengaruh Interaksi Sosial Dalam Kehidupan Bermasyarakat
 
BAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
BAB 2 Norma dan Keadilan di MasyarakatBAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
BAB 2 Norma dan Keadilan di Masyarakat
 
BAB 1 Negara Negara Asean
BAB 1 Negara Negara AseanBAB 1 Negara Negara Asean
BAB 1 Negara Negara Asean
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 

BAB 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara

  • 1.
  • 2. Berikut Disajikan Pembelajaran PPKN Bab 1 Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara Selamat Belajar
  • 3. 3.1 Menganalisis proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. 4.1 Menyaji hasil analisis proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara.
  • 4. Apa sajakah yang dipelajari dalam Bab 1 ? Amati Peta Konsep berikut ini. Pancasila Perumusan Penetapan Diawali dengan Pembentukan BPUPKI dilanjutkan dengan Perumusan Dasar Negara oleh •Muhammad Yamin •Soepomo •Ir. Soekarno Diawali dengan Pembentukan PPKI dilanjutkan dengan Sidang PPKI ditetapkan menjadi Dasar Negara
  • 5. Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara Pembentukan BPUPKI Tugas BPUPKI Sidang BPUPKI Tokoh BPUPKI
  • 7. Dalam perumusan Pancasila dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1. Pembentukan BPUPKI 2. Perumusan Dasar Negara
  • 8.  BPUPKI singkatan dari Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia.  BPUPKI dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945, dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mulai bekerja pada tanggal 29 Mei 1945.  Pembentukan BPUPKI di muat dalam Maklumat Gunseikan Nomor 23 tanggal 29 Mei 1945.
  • 9. BPUPKI bertugas mempersiapkan kemerdekaan dan merumuskan tentang ekonomi, politik, dan tata pemerintahan sebagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh negara yang merdeka.
  • 10. Sidang BPUPKI dilakukan dua kali yaitu: Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 di Gedung Cuo Sangi In membahas dasar negara. Sidang kedua pada tanggal 10 sampai 16 Juli 1945 membahas Undang-Undang Dasar.
  • 11. BPUPKI dilantik secara resmi oleh Jepang, dengan anggota berjumlah 62 orang yang terdiri atas tokoh-tokoh bangsa Indonesia dan 7 orang perwakilan dari Jepang. Ketua BPUPKI adalah K.R.T Radjiman Wedyodiningrat. Wakil ketua ada 2 adalah Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso.
  • 13.  Dasar negara merupakan pondasi berdirinya sebuah negara.  Ketua BPUPKI, K.R.T Radjiman Wedyodiningrat mengatakan bahwa untuk mendirikan Indonesia merdeka diperlukan dasar negara.  Beberapa tokoh pendiri negara mengusulkan rumusan dasar negara yang memiliki perbedaan dan persamaan dari segi materi dan semangat yang menjiwainya.  Usulan mengenai dasar Indonesia merdeka dalam sidang pertama BPUPKI dikemukakan oleh Muhammad Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno.
  • 14.  Usulan Lisan 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Sosial  Usulan Tertulis 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kebangsaan persatuan Indonesia 3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
  • 15.  Usulan Lisan 1. Persatuan 2. Kekeluargaan 3. Keseimbangan lahir batin 4. Musyawarah 5. Keadilan rakyat  Usulan Tertulis Soepomo mengatakan bahwa negara Indonesia merdeka bukanlah negara yang mempersatukan dirinya dengan golongan terbesar dalam masyarakat dan tidak mempersatukan dirinya dengan golongan yang paling kuat, baik itu golongan politik atau ekonomi. Indonesia merdeka mencakup semua golongan dan paham perorangan serta mempersatukan diri dengan segala lapisan rakyat.
  • 16.  Usulan Lisan 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan 3. Mufakat atau demokrasi 4. Kesejahteraan sosial 5. Ketuhanan yang berkebudayaan  Usulan Tertulis Ir.Soekanro mengatakan bahwa kelima dasar negara tersebut bukan Panca Dharma, tetapi Pancasila. Istilah ini atas petunjuk seorang ahli bahasa. Sila artinya asas atau dasar dan di atas kelima dasar itulah didirikan Negara Indonesia yang kekal dan abadi.
  • 17. Pembentukan Panitia Kecil Hasil Pertemuan Panitia Kecil Pembentukan Panitia Sembilan
  • 18. Akhir sidang pertama, Ketua BPUPKI membentuk Panitia Kecil. Panitia Kecil bertugas mengumpulkan usulan para anggota yang akan dibahas pada sidang berikutnya.
  • 19. Panitia Kecil beranggotakan delapan orang yaitu: 1. Ir.Soekarno (Ketua Panitia) 2. Ki Bagus Hadikusumo 3. Kyai Haji Wahid Hasyim 4. Mr.Muhammad Yamin 5. Sutardjo Kartohadikusumo 6. A.A Maramis 7. Otto Iskandardinata 8. Drs.Mohammad Hatta
  • 20. Indonesia merdeka secepatnya Dasar negara Unifikasi dan federasi Bentuk negara dan kepala negara Warga negara Pemerintah daerah Agama dan negara Pembelaan Keuangan
  • 21.  Penetapan bentuk negara dan penyusunan hukum dasar negara .  Permintaan kepada pemerintah Jepang untuk secepatnya mengesahkan hukum dasar.  Meminta kepada pemerintah Jepang untuk segera mengadakan badan persiapan penyelenggaraan Indonesia merdeka di atas hukum dasar yang telah disusun.  Pembentukan tentara kebangsaan dan penyusunan keuangan.
  • 22.  Dalam sidang gabungan dibentuk Panitia Sembilan.  Tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mencapai satu persetujuan tentang rancangan pembukaan hukum dasar (UUD).  Dalam rapat terjadi perbedaan paham tentang rumusan dasar negara terutama soal agama dan negara.  Persetujuan panitia sembilan ini terdapat dalam satu rancangan pembukaan hukum dasar (UUD).  Oleh Ir.Soekarno, rancangan pembukaan hukum dasar ini diberi nama Mukadimah, oleh Mr.Muhammad Yamin dinamakan Piagam Jakarta, dan oleh Sukiman Wirjosandjojo disebut Gentlemen`s Agreement.
  • 23. 1. Ir. Soekarno (Ketua) 2. Mohammad Hatta 3. Mohammad Yamin 4. A.A.Maramis 5. Mr.Ahmad Subarjo (golongan kebangsaan) 6. Kyai Haji Wahid Hasyim 7. Kyai Haji Kahar Muzakir 8. Haji Agus Salim 9. R. Abikusno Cokrosuyoso (golongan Islam)
  • 24. Perumusan Undang-Undang Dasar Perbedaan Piagam Jakarta dengan Undang-Undang Dasar Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara
  • 25.  Mukadimah dibahas pada tanggal 11-17 Juli 1945 pada sidang pleno BPUPKI.  Tanggal 12 Juli 1945, panitia ini berhasil menyusun naskah rancangan UUD.  Tanggal 13 Juli 1945 dibentuk Panitia Penghalus Bahasa terdiri atas Prof.Dr.P.A.H.Hoesein Djajadiningrat, Hj.Agus Salim, dan Prof.Mr.Dr.Soepomo.  Tanggal 14 Juli 1945, Panitia Perancang UUD menghasilkan pernyataan Indonesia merdeka yang berisi pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh UUD 1945. Ketua BPUPKI menerima seutuhnya naskah rancangan UUD dengan beberapa perubahan.  Tanggal 17 Juli 1945, perumusan hukum dasar dan pernyataan Indonesia merdeka.
  • 26. a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya. b. Kemanusiaan yang adil dan beradab. c. Persatuan Indonesia. d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • 27. a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Kemanusiaan yang adil dan beradab c. Persatuan Indonesia d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • 28. No Piagam Jakarta Pembukaan UUD 1945 1. Mukadimah Pembukaan 2. “...dalam suatu Hukum Dasar” “...dalam suatu UUD Negara” 3. “... dengan berdasarkan kepada Ketuhanan dan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” “...dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa” 4. “...menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab “...kemanusiaan yang adil dan beradab
  • 29. No Piagam Jakarta Pembukaan UUD 1945 1. Istilah “Hukum Dasar” Undang-Undang Dasar (usul Soepomo) 2. Dalam rancangan, dua orang Wakil Presiden Seorang Wakil Presiden 3. Presiden harus orang Indonesia asli yang beragama Islam Presiden harus orang Indonesia asli 4. “...selama perang pemimpin perang dipegang oleh Jepang dengan persetujuan Pemerintah Indonesia” Dihapuskan
  • 30.  Burung Garuda adalah lambang Negara Indonesia. Di dada Burung Garuda terdapat Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia yang ditetapkan pada sidang PPKI.  Pada 17 Juli 1945, Angkatan Laut Jepang mengadakan rapat Dewan Perang Tertinggi yang menghaislkan resolusi yaitu: 1. Kemerdekaan akan diberikan kepada Indonesia meliputi bekas wilayah Hindia Belanda. 2. Harus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.
  • 31.  Setelah menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan dan sebagai gantinya dibentuk PPKI.  Untuk membentuk PPKI, tanggal 8 Agustus 1945, Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta, dan K.R.T Radjiman Wedyodiningrat berangkat menemui Jenderal Masatake Terauchi di Dalat, Vietnam. Dalam pertemuan tersebut Ir.Soekarno diangkat menjadi ketua PPKI dan Drs.Moh.Hatta menjadi wakil ketua.PPKI beranggotakan 21 orang termasuk ketua dan wakil ketua.  Pada tanggal 14 Agustus 1945, Ir.Soekarno mengumumkan bahwa Indonesia akan merdeka secepat mungkin dan bukan pemberian dari Jepang melainkan hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri. Anggota PPKI ditambah 6 orang sehingga anggota seluruhnya menjadi 27 orang yang berasal dari Indonesia.
  • 32. Kedudukan dan Fungsi Penting PPKI Hasil Sidang PPKI
  • 33. 1. Mewakili seluruh bangsa Indonesia 2. Pembentuk negara (yang menyusun negara RI setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. 3. Sebagai badan yang berwenang meletakkan dasar negara.
  • 34. 1. Menetapkan UUD 1945. 2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta. 3. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat Pengesahan Pancasila sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 bersamaan dengan pengesahan UUD 1945.
  • 35.  Semangat dan Komitmen Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara  Contoh Sifat Nasionalisme dan Patriotisme  Semangat komitmen para pendiri negara yang perlu kita hargai dan teladani dalam kehidupan saat ini
  • 36.  Semangat kebangsaan para pendiri negara tumbuh karena mereka memiliki kesadaran bahwa bangsa kita memiliki kekayaan budaya yang tak kalah dari bangsa lain.  Toleransi beragama terlihat ketika membahas dasar negara yang tercantum pada sila pertama.  Sikap komunikatif muncul pada saat pidato para tokoh yang dilanjutkan dengan menerima perubahan dan perbaikan atas kata-kata yang diusulkan.  Pada jiwa setiap pendiri negara telah tertanam komitmen terhadap patriotisme, yaitu cinta pada tanah air dan rela berkorban untuk mempertahankan NKRI.  Dalam semangat kebangsaan terkandung sifat nasionalisme dan patriotisme.
  • 37. 1. Pro Patria dan Primus Patrialis, artinya mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air. 2. Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan kemerdekaan. 3. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan, dan antarbangsa. 4. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab. 5. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
  • 38. 1. Nilai kebersamaan dalam proses perumusan Pancasila. Misalnya, menghargai pendapat orang lain, menerima keputusan bersama, dan melaksanakan hasil keputusan bersama. 2. Persatuan dan kesatuan dalam pembahasan. Misalnya, ketika memperjuangkan hak asasi manusia, sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, dan memberi kesempatan dalam menyampaikan pendapat serta menghargai hak-hak orang lain. 3. Cinta tanah air Indonesia. Sikap ini dapat kita lanjutkan dengan cara mempelajari kebudayaan daerah, mencintai produk dalam negeri, dan berprestasi dengan mengharumkan nama bangsa.
  • 39. 4. Mendahulukan kepentingan umum. Kita bisa meneladaninya dalam bentuk kerja bakti, berpartisipasi di lingkungan masyarakat, dan menyiapkan sarana belajar untuk kepentingan kelas. 5. Jiwa kepahlawanan. Misalnya, membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan, berani menegur teman yang bersalah, dan melerai teman yang berselisih.