3. Materi Diskusi
Nilai Guru Pengerak
Mandiri, Reflektif,
Kolaboratif,
Inovatif, Berpihak
pada murid
Menjadi pemimpin
dalam pembelajaran,
Menjadi coach bagi guru
lain, Mendorong
kolaborasi antar Guru,
Mewujudkaan
kepemimpinan murid,
Menggerakkaan
komunitas praktisi
Peran Guru Pengerak
5. Nilai Guru Pengerak yang
membantu dalam melayani
murid dengan baik
Mengapa nilai ini
yang kami pilih?
6. kenyataannya sudah
kami lihat sejak adanya
perubahaan -
perubahan kurikulum
mulai dari kurikulum
2013 sampai saat ini
kurikulum merdeka
7. Keberpihakan pada murid sudah nampak sejak masih di
kurikulum 2013 yaitu ketika kami memberi kesempatan
pada anak murid untuk berdiskusi secara bebas untuk
mencari sendiri dan menemukan jawaban atas semua
persoalan baik di kelas maupun di sekolah, ternyata
mereka dapat melakukannya dengan baik dan tujuan
pembelajaranyang diharapkan juga dapat dicapai
secara bersama - sama
8. Murid
Berpihak pada murid disini
berarti seorang Guru
Penggerak selalu bergerak
dengan mengutamakan
kepentingan
perkembangan murid
sebagai acuan utama
Murid
Segala keputusan yang diambil
oleh seorang Guru Penggerak
didasari pembelajaran murid
terlebih dahulu, bukan dirinya
sendiri
Guru hanyalah seorang
fasilitator yang tugasnya
menuntun daan
mendampingi murid dlm
melaksanakan proses
pembelajaran
9. Peran ini karena sesuai
dengan kegiatan yang
saya lakukan di
sekolah yaitu
membimbing siswa
untuk persiapan
mengikuti KSN baik di
tingkat kabupaten
maupun tingkat
propinsi.
11. 2.
Selalu melakukan refleksi
daari setiap kegiatan
1.
Menambah pengetahuan /
wawasan dari internet
dalaam kaitannya
denganpembelajaaran yang
berpihk pada murid
Srategi
Penguatan
13. Pembiasaan
Pada tahap ini siswa dilatih membaca
dalam hati, membaca nyaring, dan
menyimak. Ini untuk meningkatkan rasa
cinta membaca di luar pelajaran,
meningkakan rasa percaya diri, dan
menumbuhkembangkan penggunaan
berbagai sumber bacaan.
14. Pengembangan
Kegiatan tahap ini pada perinsipnya merupakan
kegiatan tindak lanjut dari tahap pembiasaan.
Pada tahap ini siswa didorong untuk
menunjukkan keterlibatan pikiran dan emosinya
dalam proses membaca. Langkah ini dapat
dilakukan melalui kegiatan produktif secara lisan
maupun tulisan.
Pengembangan
Kegiatan produktif ini tidak selalu dinilai
secara akademik. Misalnya ketika siswa
membaca karya sastra cerita pendek. Maka
langkah selanjutnya dapat menulis ulang
dengan bahasa sendiri. Bagi kelas tinggi
bisa saja meringkas atau membuat sinopsis
sebuah novel yang dibaca.
Kegiatan tindak lanjut dalam tahap
pengembangan literasi memerlukan
waktu pembiasaan sekitar 15 menit.
Meski waktunya singkat perlu
dipertimbangkan mengenai bentuk,
frekuensi, dan durasi
pelaksanaannya. Yaitu harus
disesuaikan dengan kondisi sekolah
masing-masing. Sehingga kegiatan
literasi tetap dapat dilaksanakan
dengan menyenangkan tanpa
membebani tugas para siswa.
15. Pembelajaran
Prinsip-prinsip itu di antaranya, buku
yang dibaca berupa buku ilmu
pengetahuan umum, buku tentang minat
khusus, atau buku-buku yang dikaitkan
dengan mata pelajaran. Namun dapat
pula buku-buku terkait tagihan akademis,
yaitu berkaitan dengan tugas atau
penguasaan suatu mata pelajaran.
Pembelajaran
Tujuan literasi antara lain
mengembangkan kemampuan siswa
dalam memahami teks dan
mengaitkannya dengan pengalaman
individu sehingga terbentuk individu
pembelajar sepanjang hayat. Juga
mengembangkan berfikir kritis dan
mengolah dan mengelola
kemampuan berkomunikasi secara
kreatif melalui kegiatan menganggapi
buku bacaan dan buku pelajaran.
Baik secara verbal, tulisan, visual,
maupun digital. Agar kegiatan literasi
bisa berjalan dengan baik di butuhaka
kerja sama antar semua stekolder
yang ada dalam sekolah untuk
mendukung program literasi yang
berpihak pada murid.