SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
135
MODEL SURSHING: MODEL HYBRID ANTARA
MODEL PRODUKSI SURPLUS DAN MODEL CUSHING
DALAM PENDUGAAN STOK IKAN
(STUDI KASUS: PERIKANAN LEMURU DI SELAT BALI)
(The Surshing Model: An Hybrid Model Between Surplus Production Model
and Cushing Model for Fish Stock Assessment Estimation)
(Case Study: Lemuru Fisheries in Bali strait)
Georgina M. Tinungki1
, Mennofatria Boer2
, Daniel R. Monintja3
,
Johanes Widodo4
dan Akhmad Fauzi5
ABSTRAK
Kajian terhadap pendugaan stok ikan, khususnya perikanan lemuru di Selat Bali, telah banyak dilaku-
kan oleh para peneliti melalui penggunaan model poduksi surplus. Dalam penelitian ini dilakukan pengga-
bungan antara model produksi surplus dan model Cushing atau disebut model Surshing yang digunakan untuk
menduga stok ikan lemuru di Selat Bali. Adapun hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa model Surshing
lebih memuaskan dalam menduga stok ikan lemuru di Selat Bali, terlihat dari tampilan indikator statistiknya.
Kata Kunci: model Cushing, model hybrid, model produksi surplus, pendugaan stok ikan.
ABSTRACT
Recently, stock assessment on lemuru fisheries in Bali Strait has been applied using surplus produc-
tion model. This study, alternatively, presents an hybrid Surshing model which combine between surplus
production and cushing model on the same stock. In this paper, it is described the reliability of the model
based on statistic indicators.
Keywords: Cushing model, hybrid model, surplus production model, fish stock assessment.
PENDAHULUAN
Salah satu pertanyaan yang sering mun-
cul dalam pemanfaatan sumberdaya ikan adalah
seberapa banyak ikan dapat diambil tanpa meng-
ganggu keberadaan stoknya, atau tepatnya, ba-
gaimana agar panen biomassa ikan dapat maksi-
mal tanpa mengganggu prospek eksploitasi per-
ikanan yang bersangkutan di masa depan. Perta-
nyaan sederhana ini merupakan landasan semua
analisis produksi perikanan; kegagalan menja-
wabnya dapat berakibat buruk pada pengelolaan
perikanan masa depan (Pitcher, 1982).
Mengingat kompleksnya faktor-faktor yang
berkaitan, pengelolaan sumberdaya ikan banyak
menghadapi kendala, sehingga salah satu cara
yang cukup memadai untuk mengkajinya dapat
dilakukan melalui pendekatan pemodelan. Mo-
del merupakan sekumpulan pernyataan yang di-
rumuskan dengan baik yang dapat menggam-
barkan sistem yang kompleks dan memungkin-
kan adanya pernyataan-pernyataan yang tepat
mengenai bagaimana komponen-komponen sis-
tem tersebut berinteraksi. Walaupun begitu, mo-
del merupakan gambaran yang tidak sempurna
dan abstrak mengenai struktur dan fungsi suatu
sistem nyata. Model matematika biasa diguna-
kan dalam menggambarkan dinamika populasi
ikan (Widodo, 1987).
Suatu model dikatakan baik jika model
tersebut dapat memberikan keluaran yang ma-
suk akal. Tetapi, karena model merupakan pe-
nyederhanaan keadaan sebenarnya, akan jarang
sekali dan mungkin saja kebetulan dapat tepat
sesuai kaidah-kaidah peluang dalam statistika.
1
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanudin, Makassar.
2
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Peri-
kanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
3
Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
4
Pusat Riset Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Per-
ikanan, Republik Indonesia.
5
Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
136 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Desember 2004, Jilid 11, Nomor 2: 135-138
Suatu model dikatakan baik jika model tersebut
sederhana secara matematika, beroperasi de-
ngan relatif sedikit parameter dan mudah difa-
hami, namun memberikan kecocokan yang da-
pat diandalkan secara ilmiah yakni mengarah
pada hasil-hasil yang dapat pas dengan nilai de-
ngan kenyataan yang harus digambarkan (Wi-
dodo, 1987).
Model produksi surplus merupakan mo-
del yang populer dalam literatur perikanan dan
telah digunakan selama lebih dari empat puluh
tahun. Hal ini disebabkan bukan hanya model
produksi surplus relatif sederhana, namun juga
hanya membutuhkan data hasil tangkapan dan
upaya penangkapan time series yang relatif le-
bih mungkin tersedia di kebanyakan pusat pe-
nangkapan ikan. Salah satu model produksi sur-
plus yang terpilih sebagai model yang terbaik
(Georgina, 2004) adalah model Clarke Yoshi-
moto Pooly (1992) atau Model CYP yang dapat
menduga parameter r (laju pertumbuhan intrin-
sic), q (koefisien ketertangkapan), dan K (daya
dukung). Selain model CYP, model lain yang
cukup realistik menggambarkan daya dukung
lingkungan maksimum (Maximum Carrying Ca-
pacity/MCC), dan hasil tangkapan maksimum les-
tari (Maximum Sustainable Yield/MSY) adalah
model Cushing.
Dalam menerapkan metode-metode terse-
but diatas asumsi yang diperlukan untuk setiap
model diperkirakan dipenuhi oleh perikanan le-
muru di Selat Bali yang relatif dapat mewakili
perikanan spesies tunggal seperti halnya kondisi
perikanan di subtropis yang mengembangkan
model-model yang akan digunakan.
Dalam penelitian ini dilakukan pengga-
bungan antara salah satu model produksi sur-
plus, yaitu model CYP yang merupakan model
produksi surplus yang terbaik diantara beberapa
model yang dievaluasi oleh Georgina (2004)
dengan model Cushing dan selanjutnya disebut
Model Surshing. Model Surshing ini kemudian
digunakan dalam mengkaji stok perikanan le-
muru di Selat Bali.
METODOLOGI
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh dari Dinas
Perikanan Propinsi Bali dan Dinas Perikanan
Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur
berupa data ikan lemuru yang tertangkap di Se-
lat Bali dalam kurun waktu 1977-2002.
Model Clarke Yoshimoto Pooly (CYP)
Parameter yang diduga oleh model CYP
adalah r (laju pertumbuhan intrinsic), q (koefi-
sien ketertangkapan/catchability), dan K (daya
dukung lingkungan) yang dirumuskan sebagai:
( )1 1ln ln lnt t t tU a qK b U c E E+ += + − + (1)
sedangkan a = 2r/(2+r), b = (2-r)/(2+r), c = q/
(2+r), /t t tU Y E= , tY hasil tangkapan tahun ke
t dan tE upaya tangkapan tahun ke t .
Persamaan (1) dapat diselesaikan melalui
teknik OLS (Ordinary Least Square), yaitu de-
ngan meregresikan tangkapan per upaya tang-
kap, U pada periode t+1 dengan U pada peri-
ode t sedemikian sehingga diperoleh dugaan pa-
rameter r, q, dan K melalui algoritma khusus
(Fauzi, 2002) sebagai berikut: pertama, koefisi-
en regresi b yang diperoleh dari persamaan (1)
digunakan untuk menghitung r melalui hubungan
2(1 )/(1 )r b b= − + ; kedua, koefisien regresi c
yang diperoleh pada (1) dan nilai r yang dipero-
leh dari langkah pertama digunakan untuk meng-
hitung (2 )q c r= − + ; ketiga, koefisien regresi
a yang diperoleh pada (1) dan nilai r dari
langkah pertama digunakan untuk menghi-
tung (2 )/ 2Q a r r= + ; keempat, Nilai q pada
langkah kedua dan Q pada langkah ketiga digu-
nakan untuk menghitung ( )exp /K Q q= .
Model Cushing
Model Cushing dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut:
( )1ln ln lnt t tX Y a b X+ + = + (2)
sedangkan a > 1 dan 0 < b < 1. Dari hasil re-
gresi OLS diperoleh koefisien a dan b sehingga
beberapa hubungan fungsional dalam biologi
perikanan dapat ditentukan.
Untuk menduga/menganalisis fungsi pro-
duksi digunakan data runtun waktu (time series)
dari tangkapan (catch), stok dan upaya tangkap
(effort). Fungsi produksi yang digunakan adalah:
ln ln ln tY q S Eα β= + + (3)
dengan 0α > dan 0β > . Berdasarkan regresi
OLS diperoleh koefisien regresi q, a dan b se-
hingga fungsi produksi empirik dapat ditentu-
kan.
Tinungki, G. M., M. Boer, D. R. Monintja, J. Widodo dan A. Fauzi, Model Surshing: Model Hybrid . . . . 137
Fungsi produksi yang diperoleh menun-
jukkan sensitifitas biaya produksi terhadap per-
ubahan biomas. Elastisitas yang positif menun-
jukkan bahwa jika stok menurun semakin tinggi
biaya untuk menangkap ikan, sehingga memung-
kinkan mengurangi laju deplesi dari biomas.
Semakin rendah nilai elastisitas, semakin sedi-
kit ketergantungan biaya produksi terhadap u-
kuran stok, sehingga jika elastisitas nol, biaya
produksi tidak mempengaruhi ukuran stok, dan
stok dapat terpacu ke dalam kondisi open access
(Clark dan Munro, 1975; Bjorndal, 1088; Bjorn-
dal et al. 1993).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode Clarke Yoshimoto Pooly (CYP)
Untuk mengepaskan beberapa model pro-
duksi surplus digunakan data runtun waktu ha-
sil tangkapan (produksi) dan upaya tangkap ikan
lemuru di Selat Bali pada kurun waktu 1997-
2002 seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi dan Upaya Penangkapan I-
kan Lemuru di Selat Bali pada Kurun
Waktu 1997-2002.
Tahun (t) Ct(ton) Et (trip) Tahun (t) Ct(ton) Et (trip)
1977 37 870.5 27 576 1990 33 307.4 17 964
1978 25 153.3 27 818 1991 49 679.8 19 034
1979 26 776.9 32 015 1992 49 551.8 17 450
1980 17 281.2 14 003 1993 43 709.7 10 495
1981 20 768.0 21 242 1994 45 844.3 12 258
1982 37 957.1 18 393 1995 18 414.3 9 030
1983 47 154.4 15 221 1996 11 534.1 9 955
1984 31 847.8 13 646 1997 63 056.5 13 443
1985 16 258.6 9 555 1998 76 795.5 43 272
1986 5 525.9 6 005 1999 18 413.5 10 102
1987 12 649.1 9 909 2000 13 229.9 12 110
1988 29 131.5 10 075 2001 7 547.5 8 201
1989 24 042.2 12 302 2002 70 843.6 21 323
Berdasarkan indikator statistik yang pa-
ling memuaskan diperoleh model CYP yang da-
pat digunakan untuk digabungkan dengan mo-
del Cushing seperti tujuan penelitian ini. Pen-
duga parameter regresi pada persamaan (1) de-
ngan teknik OLS adalah a = 0.6314, b = 0.3992
dan c = -0.000011 sehingga hubungan linier me-
tode Clarke Yoshimoto Pooly (CYP) untuk per-
ikanan lemuru di Selat Bali menjadi Yt = 0.6316
+ 0.3992 X1 + 0.0000011 X2, sedangkan Yi = ln
Ut+1, X1 = ln Ut dan X2 = Et + Et+1.
Nilai perkiraan parameter biologi adalah:
tingkat pertumbuhan alami, r = 0.9231; koefi-
sien kemampuan penangkapan, q = 0.000032;
dan daya dukung lingkungan, K = 84 533.88 se-
hingga Maximum Suistainable Yield (MSY) da-
pat diduga dengan a2
/4bc atau 62 972.97 ton/ta-
hun dengan upaya tangkap optimum, yaitu upa-
ya tangkap yang dapat memproduksi MSY se-
besar r/2q atau 59 219 trip/tahun. Gambar 1 me-
nyajikan produksi aktual ikan lemuru di Selat
Bali pada kurun waktu 1997-2002 dan dugaan
produksi dengan metode CYP.
0
20 000
40 000
60 000
80 000
100 000
1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005
tahun
Produksi(ton)
Y CYP
Gambar 1. Produksi Aktual Ikan Lemuru di Se-
lat Bali pada Kurun Waktu 1997-2002
dan Dugaan Produksi dengan Meto-
de CYP.
Metode Surshing
Seperti telah diuraikan di atas, setelah di-
lakukan evaluasi terhadap beberapa model pro-
duksi surplus berdasarkan indikator statistik di-
peroleh model CYP yang terbaik. Model CYP
ini kemudian dimasukkan sebagai stok pada mo-
del Cushing (X pada persamaan (2)) yang ga-
bungannya disebut sebagai model Surshing.
Penduga parameter regresi pada persama-
an (2) dengan teknik OLS adalah a = 4.4673
dan b = 1.1454 sehingga persamaan (2) dapat di-
tulis menjadi ln( Xt+1 + Yt ) = ln a + b ln Xt atau
ln(Xt+1 + Yt ) = ln 4.4673 + 1,1454 ln Xt. Duga-
an MSY menjadi 54 8431.92 ton/tahun dengan
upaya tangkap optimum 39 756 trip.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dugaan produksi maksimum lestari (MSY)
dengan Model Clarke Yoshimoto Pooly (CYP)
adalah sekitar 62 973 ton/tahun pada upaya op-
timum sekitar 59 219 trip dengan koefisien de-
terminasi 47.60%. Model Surshing memberi-
kan dugaan MSY sekitar 54 844 ton/tahun pada
upaya optimum sekitar 39 756 trip dengan koe-
fisien determinasi 73.49%. Dengan demikian,
138 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Desember 2004, Jilid 11, Nomor 2: 135-138
indikator statistik pada model Surshing jauh le-
bih baik dan ini berarti untuk dapat memanfaat-
kan sumberdaya ikan lemuru secara lestari, ma-
ka ikan lemuru yang boleh ditangkap adalah mak-
simal 54 844 ton/tahun dengan upaya penang-
kapan tidak melebihi 39 796 trip. Berdasarkan
kajian ini, model Surshing lebih reliable dalam
menduga stok perikanan lemuru di Selat Bali.
Walaupun demikian, sumberdaya ikan le-
muru di Selat Bali dikenal sangat dinamis sehing-
ga diperlukan penyesuaian model pendugaan stok
yang digunakan dari tahun ke tahun seiring de-
ngan perubahan hasil tangkapan. Kemungkinan
diperlukan model hybrid lain yang lebih tepat
untuk perikanan lemuru di Selat Bali, sehingga
analisis lebih lanjut pada masa-masa mendatang
sangat diperlukan.
PUSTAKA
Clarke, R. P., S. S. Yoshimoto dan S. G. Pooley. 1992. A
Bioeconomic Analysis of the Northwestern Hawaii-
an Islands Lobster Fishery. Marine Resource Eco-
nomics, Volume 7, pp.115-140.
Coppola G. and S. Pascoe. 1996. A Surplus Production
Model with a Non-linear Catch-Effort Relation-
ship. (Research paper 105) Centre for the Economics
and Management of Aquatic Resources University of
Portsmouth.
Del Valle, I., I . Astorkiza, dan K. Astorkiza. 2001. Is the
Current Regulation of the VIII Division European
Anchovy Optimal? Journal Environmental and Res-
source Economics, 19: 53-72.
Fauzi, A. 1998. The Management of Competing Multi
Species Fisheries: A case Study of A Small Pelagic
Fishery On The North Coast Of Central Java. A
Thesis Submitted In Partial Fulfillment of The Re-
quirements for The Degree of Doctor of Philosophy.
In the Department of Economics. Simon Fraser Uni-
versity. Canada USA.
Fauzi, A. 2001. An Econometric Analysis of the Surplus
Production Function: An Application for Indonesi-
an small pelagic fishery. IPB Darmaga Bogor.
Fauzi, A. 2002. A Note Surplus Production Model. IPB
Darmaga Bogor.
Schaefer, M. B. 1954. Some Aspects of Dynamics of Po-
pulations Important to the Management of the
Commercial Marine Fisheries. Bull. Inter-Am. Trop.
Tuna. Comm I: 27-56
Schaefer, M. B. 1957. A Study of the Dynamics of the
Fishery for Yellofin Tuna in the Eastern Tropical
Pasific Ocean. Bull. Inter-Am. Trop. Tuna Comm., 2:
247-248.
Spare, P. dan S. C. Venema. 1992. Introduction to
Tropical Fish Stock Assessment Part I. FAO
DANIDA. 376p.
Widodo, J. 1986. Surplus Production Models and
Analysis of Exploited Population in Fisheries. A
Serial Seminars Published by Oceana XI(3): 119-130.
Widodo, J. 1987. Modified Surplus Production Methods
of Gulland (1961), and Schnute (1977). A Serial Se-
minars Published by Oceana XII(2): 119-130.
Wudianto. 2001. Analisis Sebaran dan Kelimpahan
Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali: Kaitannya
Dengan Optimasi Penangkapan. Disertasi. Program
Pascasarjana-IPB. Bogor.

More Related Content

Similar to MODEL SURSHING: MODEL HYBRID ANTARA MODEL PRODUKSI SURPLUS DAN MODEL CUSHING DALAM PENDUGAAN STOK IKAN (STUDI KASUS: PERIKANAN LEMURU DI SELAT BALI)

Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Mujiyanto -
 
Ujian terbuka new
Ujian terbuka newUjian terbuka new
Ujian terbuka newEddy Hamka
 
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)Ilham saleh Lubis
 
Inling 2018
Inling 2018Inling 2018
Inling 2018tereamap
 
Tugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdf
Tugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdfTugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdf
Tugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdfnelvameyriani1
 
Tugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdf
Tugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdfTugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdf
Tugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdfnelvameyriani1
 
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Mujiyanto -
 
Mitigasi & Adaptasi Tulisan Ilmiah 29 Oktoberi 2009
Mitigasi & Adaptasi Tulisan Ilmiah 29 Oktoberi 2009Mitigasi & Adaptasi Tulisan Ilmiah 29 Oktoberi 2009
Mitigasi & Adaptasi Tulisan Ilmiah 29 Oktoberi 2009People Power
 
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdfadimsapersada
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaPT. SASA
 
Yanita Melissa Br Sembiring 197039024 Review Jurnal.docx
Yanita Melissa Br Sembiring 197039024 Review Jurnal.docxYanita Melissa Br Sembiring 197039024 Review Jurnal.docx
Yanita Melissa Br Sembiring 197039024 Review Jurnal.docxnelvameyriani1
 
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...Repository Ipb
 
Persentasi Seminar proposal.pptx
Persentasi Seminar proposal.pptxPersentasi Seminar proposal.pptx
Persentasi Seminar proposal.pptxNandaPutra716448
 
Analisis Nilai Ekonomi Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Keramba Jarin...
Analisis Nilai Ekonomi Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Keramba Jarin...Analisis Nilai Ekonomi Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Keramba Jarin...
Analisis Nilai Ekonomi Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Keramba Jarin...Nurul Hasanah
 
Mempertahankan Rente Ekonomi Sumberdaya Kelautan: Kasus Kawasan Perlindungan ...
Mempertahankan Rente Ekonomi Sumberdaya Kelautan: Kasus Kawasan Perlindungan ...Mempertahankan Rente Ekonomi Sumberdaya Kelautan: Kasus Kawasan Perlindungan ...
Mempertahankan Rente Ekonomi Sumberdaya Kelautan: Kasus Kawasan Perlindungan ...Roby Maryunus
 
Indikator DPI Indikator DPI Indikator DPI.ppt
Indikator DPI Indikator DPI Indikator DPI.pptIndikator DPI Indikator DPI Indikator DPI.ppt
Indikator DPI Indikator DPI Indikator DPI.pptnelayanprovaceh
 
Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)
Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)
Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)indra herlangga
 
Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01
Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01
Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01Yohanes Agusanto
 

Similar to MODEL SURSHING: MODEL HYBRID ANTARA MODEL PRODUKSI SURPLUS DAN MODEL CUSHING DALAM PENDUGAAN STOK IKAN (STUDI KASUS: PERIKANAN LEMURU DI SELAT BALI) (20)

Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
Analisis bio ekonomi dan strategi pengelolaan sumberdaya ikan pelagis di pera...
 
Ujian terbuka new
Ujian terbuka newUjian terbuka new
Ujian terbuka new
 
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
 
Inling 2018
Inling 2018Inling 2018
Inling 2018
 
Tugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdf
Tugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdfTugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdf
Tugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdf
 
Tugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdf
Tugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdfTugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdf
Tugas review Jurnal MSY Siti Nur Arafah.pdf
 
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
Status usaha perikanan tangkap di calon zona rehabilitasi terumbu karang di t...
 
Mitigasi & Adaptasi Tulisan Ilmiah 29 Oktoberi 2009
Mitigasi & Adaptasi Tulisan Ilmiah 29 Oktoberi 2009Mitigasi & Adaptasi Tulisan Ilmiah 29 Oktoberi 2009
Mitigasi & Adaptasi Tulisan Ilmiah 29 Oktoberi 2009
 
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
228582-pengaruh-perubahan-distribusi-suhu-permu-a9536461.pdf
 
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropodaLaporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
Laporan ekologi perairan acara estimasi populasi gastropoda
 
Yanita Melissa Br Sembiring 197039024 Review Jurnal.docx
Yanita Melissa Br Sembiring 197039024 Review Jurnal.docxYanita Melissa Br Sembiring 197039024 Review Jurnal.docx
Yanita Melissa Br Sembiring 197039024 Review Jurnal.docx
 
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
 
Persentasi Seminar proposal.pptx
Persentasi Seminar proposal.pptxPersentasi Seminar proposal.pptx
Persentasi Seminar proposal.pptx
 
Analisis Nilai Ekonomi Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Keramba Jarin...
Analisis Nilai Ekonomi Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Keramba Jarin...Analisis Nilai Ekonomi Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Keramba Jarin...
Analisis Nilai Ekonomi Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) pada Keramba Jarin...
 
Mempertahankan Rente Ekonomi Sumberdaya Kelautan: Kasus Kawasan Perlindungan ...
Mempertahankan Rente Ekonomi Sumberdaya Kelautan: Kasus Kawasan Perlindungan ...Mempertahankan Rente Ekonomi Sumberdaya Kelautan: Kasus Kawasan Perlindungan ...
Mempertahankan Rente Ekonomi Sumberdaya Kelautan: Kasus Kawasan Perlindungan ...
 
Indikator DPI Indikator DPI Indikator DPI.ppt
Indikator DPI Indikator DPI Indikator DPI.pptIndikator DPI Indikator DPI Indikator DPI.ppt
Indikator DPI Indikator DPI Indikator DPI.ppt
 
Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)
Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)
Tugas Akhir Indra Herlangga (1305030029)
 
Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01
Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01
Tugasakhirindraherlangga1305030029 090829023233-phpapp01
 
Lokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambakLokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambak
 
Humphrey Spiral
Humphrey SpiralHumphrey Spiral
Humphrey Spiral
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriFarhanPerdanaRamaden1
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945nrein671
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 

Recently uploaded (20)

Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi TrigonometriSudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
Sudut-sudut Berelasi Trigonometri - Sudut-sudut Berelasi Trigonometri
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 

MODEL SURSHING: MODEL HYBRID ANTARA MODEL PRODUKSI SURPLUS DAN MODEL CUSHING DALAM PENDUGAAN STOK IKAN (STUDI KASUS: PERIKANAN LEMURU DI SELAT BALI)

  • 1. 135 MODEL SURSHING: MODEL HYBRID ANTARA MODEL PRODUKSI SURPLUS DAN MODEL CUSHING DALAM PENDUGAAN STOK IKAN (STUDI KASUS: PERIKANAN LEMURU DI SELAT BALI) (The Surshing Model: An Hybrid Model Between Surplus Production Model and Cushing Model for Fish Stock Assessment Estimation) (Case Study: Lemuru Fisheries in Bali strait) Georgina M. Tinungki1 , Mennofatria Boer2 , Daniel R. Monintja3 , Johanes Widodo4 dan Akhmad Fauzi5 ABSTRAK Kajian terhadap pendugaan stok ikan, khususnya perikanan lemuru di Selat Bali, telah banyak dilaku- kan oleh para peneliti melalui penggunaan model poduksi surplus. Dalam penelitian ini dilakukan pengga- bungan antara model produksi surplus dan model Cushing atau disebut model Surshing yang digunakan untuk menduga stok ikan lemuru di Selat Bali. Adapun hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa model Surshing lebih memuaskan dalam menduga stok ikan lemuru di Selat Bali, terlihat dari tampilan indikator statistiknya. Kata Kunci: model Cushing, model hybrid, model produksi surplus, pendugaan stok ikan. ABSTRACT Recently, stock assessment on lemuru fisheries in Bali Strait has been applied using surplus produc- tion model. This study, alternatively, presents an hybrid Surshing model which combine between surplus production and cushing model on the same stock. In this paper, it is described the reliability of the model based on statistic indicators. Keywords: Cushing model, hybrid model, surplus production model, fish stock assessment. PENDAHULUAN Salah satu pertanyaan yang sering mun- cul dalam pemanfaatan sumberdaya ikan adalah seberapa banyak ikan dapat diambil tanpa meng- ganggu keberadaan stoknya, atau tepatnya, ba- gaimana agar panen biomassa ikan dapat maksi- mal tanpa mengganggu prospek eksploitasi per- ikanan yang bersangkutan di masa depan. Perta- nyaan sederhana ini merupakan landasan semua analisis produksi perikanan; kegagalan menja- wabnya dapat berakibat buruk pada pengelolaan perikanan masa depan (Pitcher, 1982). Mengingat kompleksnya faktor-faktor yang berkaitan, pengelolaan sumberdaya ikan banyak menghadapi kendala, sehingga salah satu cara yang cukup memadai untuk mengkajinya dapat dilakukan melalui pendekatan pemodelan. Mo- del merupakan sekumpulan pernyataan yang di- rumuskan dengan baik yang dapat menggam- barkan sistem yang kompleks dan memungkin- kan adanya pernyataan-pernyataan yang tepat mengenai bagaimana komponen-komponen sis- tem tersebut berinteraksi. Walaupun begitu, mo- del merupakan gambaran yang tidak sempurna dan abstrak mengenai struktur dan fungsi suatu sistem nyata. Model matematika biasa diguna- kan dalam menggambarkan dinamika populasi ikan (Widodo, 1987). Suatu model dikatakan baik jika model tersebut dapat memberikan keluaran yang ma- suk akal. Tetapi, karena model merupakan pe- nyederhanaan keadaan sebenarnya, akan jarang sekali dan mungkin saja kebetulan dapat tepat sesuai kaidah-kaidah peluang dalam statistika. 1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanudin, Makassar. 2 Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Peri- kanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 3 Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 4 Pusat Riset Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan Per- ikanan, Republik Indonesia. 5 Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
  • 2. 136 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Desember 2004, Jilid 11, Nomor 2: 135-138 Suatu model dikatakan baik jika model tersebut sederhana secara matematika, beroperasi de- ngan relatif sedikit parameter dan mudah difa- hami, namun memberikan kecocokan yang da- pat diandalkan secara ilmiah yakni mengarah pada hasil-hasil yang dapat pas dengan nilai de- ngan kenyataan yang harus digambarkan (Wi- dodo, 1987). Model produksi surplus merupakan mo- del yang populer dalam literatur perikanan dan telah digunakan selama lebih dari empat puluh tahun. Hal ini disebabkan bukan hanya model produksi surplus relatif sederhana, namun juga hanya membutuhkan data hasil tangkapan dan upaya penangkapan time series yang relatif le- bih mungkin tersedia di kebanyakan pusat pe- nangkapan ikan. Salah satu model produksi sur- plus yang terpilih sebagai model yang terbaik (Georgina, 2004) adalah model Clarke Yoshi- moto Pooly (1992) atau Model CYP yang dapat menduga parameter r (laju pertumbuhan intrin- sic), q (koefisien ketertangkapan), dan K (daya dukung). Selain model CYP, model lain yang cukup realistik menggambarkan daya dukung lingkungan maksimum (Maximum Carrying Ca- pacity/MCC), dan hasil tangkapan maksimum les- tari (Maximum Sustainable Yield/MSY) adalah model Cushing. Dalam menerapkan metode-metode terse- but diatas asumsi yang diperlukan untuk setiap model diperkirakan dipenuhi oleh perikanan le- muru di Selat Bali yang relatif dapat mewakili perikanan spesies tunggal seperti halnya kondisi perikanan di subtropis yang mengembangkan model-model yang akan digunakan. Dalam penelitian ini dilakukan pengga- bungan antara salah satu model produksi sur- plus, yaitu model CYP yang merupakan model produksi surplus yang terbaik diantara beberapa model yang dievaluasi oleh Georgina (2004) dengan model Cushing dan selanjutnya disebut Model Surshing. Model Surshing ini kemudian digunakan dalam mengkaji stok perikanan le- muru di Selat Bali. METODOLOGI Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Dinas Perikanan Propinsi Bali dan Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi, Propinsi Jawa Timur berupa data ikan lemuru yang tertangkap di Se- lat Bali dalam kurun waktu 1977-2002. Model Clarke Yoshimoto Pooly (CYP) Parameter yang diduga oleh model CYP adalah r (laju pertumbuhan intrinsic), q (koefi- sien ketertangkapan/catchability), dan K (daya dukung lingkungan) yang dirumuskan sebagai: ( )1 1ln ln lnt t t tU a qK b U c E E+ += + − + (1) sedangkan a = 2r/(2+r), b = (2-r)/(2+r), c = q/ (2+r), /t t tU Y E= , tY hasil tangkapan tahun ke t dan tE upaya tangkapan tahun ke t . Persamaan (1) dapat diselesaikan melalui teknik OLS (Ordinary Least Square), yaitu de- ngan meregresikan tangkapan per upaya tang- kap, U pada periode t+1 dengan U pada peri- ode t sedemikian sehingga diperoleh dugaan pa- rameter r, q, dan K melalui algoritma khusus (Fauzi, 2002) sebagai berikut: pertama, koefisi- en regresi b yang diperoleh dari persamaan (1) digunakan untuk menghitung r melalui hubungan 2(1 )/(1 )r b b= − + ; kedua, koefisien regresi c yang diperoleh pada (1) dan nilai r yang dipero- leh dari langkah pertama digunakan untuk meng- hitung (2 )q c r= − + ; ketiga, koefisien regresi a yang diperoleh pada (1) dan nilai r dari langkah pertama digunakan untuk menghi- tung (2 )/ 2Q a r r= + ; keempat, Nilai q pada langkah kedua dan Q pada langkah ketiga digu- nakan untuk menghitung ( )exp /K Q q= . Model Cushing Model Cushing dapat dinyatakan dalam persamaan berikut: ( )1ln ln lnt t tX Y a b X+ + = + (2) sedangkan a > 1 dan 0 < b < 1. Dari hasil re- gresi OLS diperoleh koefisien a dan b sehingga beberapa hubungan fungsional dalam biologi perikanan dapat ditentukan. Untuk menduga/menganalisis fungsi pro- duksi digunakan data runtun waktu (time series) dari tangkapan (catch), stok dan upaya tangkap (effort). Fungsi produksi yang digunakan adalah: ln ln ln tY q S Eα β= + + (3) dengan 0α > dan 0β > . Berdasarkan regresi OLS diperoleh koefisien regresi q, a dan b se- hingga fungsi produksi empirik dapat ditentu- kan.
  • 3. Tinungki, G. M., M. Boer, D. R. Monintja, J. Widodo dan A. Fauzi, Model Surshing: Model Hybrid . . . . 137 Fungsi produksi yang diperoleh menun- jukkan sensitifitas biaya produksi terhadap per- ubahan biomas. Elastisitas yang positif menun- jukkan bahwa jika stok menurun semakin tinggi biaya untuk menangkap ikan, sehingga memung- kinkan mengurangi laju deplesi dari biomas. Semakin rendah nilai elastisitas, semakin sedi- kit ketergantungan biaya produksi terhadap u- kuran stok, sehingga jika elastisitas nol, biaya produksi tidak mempengaruhi ukuran stok, dan stok dapat terpacu ke dalam kondisi open access (Clark dan Munro, 1975; Bjorndal, 1088; Bjorn- dal et al. 1993). HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Clarke Yoshimoto Pooly (CYP) Untuk mengepaskan beberapa model pro- duksi surplus digunakan data runtun waktu ha- sil tangkapan (produksi) dan upaya tangkap ikan lemuru di Selat Bali pada kurun waktu 1997- 2002 seperti disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Produksi dan Upaya Penangkapan I- kan Lemuru di Selat Bali pada Kurun Waktu 1997-2002. Tahun (t) Ct(ton) Et (trip) Tahun (t) Ct(ton) Et (trip) 1977 37 870.5 27 576 1990 33 307.4 17 964 1978 25 153.3 27 818 1991 49 679.8 19 034 1979 26 776.9 32 015 1992 49 551.8 17 450 1980 17 281.2 14 003 1993 43 709.7 10 495 1981 20 768.0 21 242 1994 45 844.3 12 258 1982 37 957.1 18 393 1995 18 414.3 9 030 1983 47 154.4 15 221 1996 11 534.1 9 955 1984 31 847.8 13 646 1997 63 056.5 13 443 1985 16 258.6 9 555 1998 76 795.5 43 272 1986 5 525.9 6 005 1999 18 413.5 10 102 1987 12 649.1 9 909 2000 13 229.9 12 110 1988 29 131.5 10 075 2001 7 547.5 8 201 1989 24 042.2 12 302 2002 70 843.6 21 323 Berdasarkan indikator statistik yang pa- ling memuaskan diperoleh model CYP yang da- pat digunakan untuk digabungkan dengan mo- del Cushing seperti tujuan penelitian ini. Pen- duga parameter regresi pada persamaan (1) de- ngan teknik OLS adalah a = 0.6314, b = 0.3992 dan c = -0.000011 sehingga hubungan linier me- tode Clarke Yoshimoto Pooly (CYP) untuk per- ikanan lemuru di Selat Bali menjadi Yt = 0.6316 + 0.3992 X1 + 0.0000011 X2, sedangkan Yi = ln Ut+1, X1 = ln Ut dan X2 = Et + Et+1. Nilai perkiraan parameter biologi adalah: tingkat pertumbuhan alami, r = 0.9231; koefi- sien kemampuan penangkapan, q = 0.000032; dan daya dukung lingkungan, K = 84 533.88 se- hingga Maximum Suistainable Yield (MSY) da- pat diduga dengan a2 /4bc atau 62 972.97 ton/ta- hun dengan upaya tangkap optimum, yaitu upa- ya tangkap yang dapat memproduksi MSY se- besar r/2q atau 59 219 trip/tahun. Gambar 1 me- nyajikan produksi aktual ikan lemuru di Selat Bali pada kurun waktu 1997-2002 dan dugaan produksi dengan metode CYP. 0 20 000 40 000 60 000 80 000 100 000 1975 1980 1985 1990 1995 2000 2005 tahun Produksi(ton) Y CYP Gambar 1. Produksi Aktual Ikan Lemuru di Se- lat Bali pada Kurun Waktu 1997-2002 dan Dugaan Produksi dengan Meto- de CYP. Metode Surshing Seperti telah diuraikan di atas, setelah di- lakukan evaluasi terhadap beberapa model pro- duksi surplus berdasarkan indikator statistik di- peroleh model CYP yang terbaik. Model CYP ini kemudian dimasukkan sebagai stok pada mo- del Cushing (X pada persamaan (2)) yang ga- bungannya disebut sebagai model Surshing. Penduga parameter regresi pada persama- an (2) dengan teknik OLS adalah a = 4.4673 dan b = 1.1454 sehingga persamaan (2) dapat di- tulis menjadi ln( Xt+1 + Yt ) = ln a + b ln Xt atau ln(Xt+1 + Yt ) = ln 4.4673 + 1,1454 ln Xt. Duga- an MSY menjadi 54 8431.92 ton/tahun dengan upaya tangkap optimum 39 756 trip. KESIMPULAN DAN SARAN Dugaan produksi maksimum lestari (MSY) dengan Model Clarke Yoshimoto Pooly (CYP) adalah sekitar 62 973 ton/tahun pada upaya op- timum sekitar 59 219 trip dengan koefisien de- terminasi 47.60%. Model Surshing memberi- kan dugaan MSY sekitar 54 844 ton/tahun pada upaya optimum sekitar 39 756 trip dengan koe- fisien determinasi 73.49%. Dengan demikian,
  • 4. 138 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Desember 2004, Jilid 11, Nomor 2: 135-138 indikator statistik pada model Surshing jauh le- bih baik dan ini berarti untuk dapat memanfaat- kan sumberdaya ikan lemuru secara lestari, ma- ka ikan lemuru yang boleh ditangkap adalah mak- simal 54 844 ton/tahun dengan upaya penang- kapan tidak melebihi 39 796 trip. Berdasarkan kajian ini, model Surshing lebih reliable dalam menduga stok perikanan lemuru di Selat Bali. Walaupun demikian, sumberdaya ikan le- muru di Selat Bali dikenal sangat dinamis sehing- ga diperlukan penyesuaian model pendugaan stok yang digunakan dari tahun ke tahun seiring de- ngan perubahan hasil tangkapan. Kemungkinan diperlukan model hybrid lain yang lebih tepat untuk perikanan lemuru di Selat Bali, sehingga analisis lebih lanjut pada masa-masa mendatang sangat diperlukan. PUSTAKA Clarke, R. P., S. S. Yoshimoto dan S. G. Pooley. 1992. A Bioeconomic Analysis of the Northwestern Hawaii- an Islands Lobster Fishery. Marine Resource Eco- nomics, Volume 7, pp.115-140. Coppola G. and S. Pascoe. 1996. A Surplus Production Model with a Non-linear Catch-Effort Relation- ship. (Research paper 105) Centre for the Economics and Management of Aquatic Resources University of Portsmouth. Del Valle, I., I . Astorkiza, dan K. Astorkiza. 2001. Is the Current Regulation of the VIII Division European Anchovy Optimal? Journal Environmental and Res- source Economics, 19: 53-72. Fauzi, A. 1998. The Management of Competing Multi Species Fisheries: A case Study of A Small Pelagic Fishery On The North Coast Of Central Java. A Thesis Submitted In Partial Fulfillment of The Re- quirements for The Degree of Doctor of Philosophy. In the Department of Economics. Simon Fraser Uni- versity. Canada USA. Fauzi, A. 2001. An Econometric Analysis of the Surplus Production Function: An Application for Indonesi- an small pelagic fishery. IPB Darmaga Bogor. Fauzi, A. 2002. A Note Surplus Production Model. IPB Darmaga Bogor. Schaefer, M. B. 1954. Some Aspects of Dynamics of Po- pulations Important to the Management of the Commercial Marine Fisheries. Bull. Inter-Am. Trop. Tuna. Comm I: 27-56 Schaefer, M. B. 1957. A Study of the Dynamics of the Fishery for Yellofin Tuna in the Eastern Tropical Pasific Ocean. Bull. Inter-Am. Trop. Tuna Comm., 2: 247-248. Spare, P. dan S. C. Venema. 1992. Introduction to Tropical Fish Stock Assessment Part I. FAO DANIDA. 376p. Widodo, J. 1986. Surplus Production Models and Analysis of Exploited Population in Fisheries. A Serial Seminars Published by Oceana XI(3): 119-130. Widodo, J. 1987. Modified Surplus Production Methods of Gulland (1961), and Schnute (1977). A Serial Se- minars Published by Oceana XII(2): 119-130. Wudianto. 2001. Analisis Sebaran dan Kelimpahan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali: Kaitannya Dengan Optimasi Penangkapan. Disertasi. Program Pascasarjana-IPB. Bogor.