SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
ISSN:0216-3160
JURNAL TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
Vol. 20, No.3, Desember 2010
Penanggung Jawab
Kt:tua Umum Asosiasi Agroindustri Indonesia dan
Ketua Departemen Teknologi Industri Pertanian,
FATETA IPB
Ketua Dewan Editor
Marimin (IPB)
Dewan Editor
Agus H. Canny (AGRIN)
Didik PlIIwadi (UGM)
Dviwahju Sasongko (lTB)
E. Gumbira Sa'id (IPB)
Kadarsah Suryadi (lTB)
Koesnandar (BPPT)
Moses L. Singgih (ITS)
Moh. Nasikin (UI)
Tajuddin Bantacut (lPB)
Editor Pelaksana
Ika Amalia Kartika (Ketua)
Andes Ismayana
Dwi Setyaningsih
Ono Supamo
Titi Candra Sunarti
Sekretariat
Sri Martini
Ketih Suketih
Penerbit
Asosiasi Agroindustri Indonesia (AURIN) dan
Departemen Teknologi lndustri Pertanian (TIN)
Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA)
Institut Pertanian Bogor (lPB)
Alamat Redaksi
Departemen Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga PO Box 220. Bogor 16002
TelpJFax(0251)8621974,8625088
e-mail: jumal_tip@yahoo.co.id atau
jumaUip@ipb.ac.id e..-
Biaya Langganan per tahun
Perorangan Rp. 100.000,-
Institusi Rp. 150.000,-
Permintaan langganan di kirim ke :
Redaksi Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Departemen Teknologi lndustri Pertanian,
FATETA-IPB
Kampus IPB Darmaga PO Box 220 Bogor 16002
Telp/Fax: 0251-8625088 dan 0251-8621974;
E-mail: jurnaUip@yahoo.co.id atau
j urnal_tip@ipb.ac.id
Bank BNI Syariah Capem Dannaga, Bogor
No.rekening 0]74761727 atas nama Ketih Suketih
PRAKATA
Pembaca yang budiman,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
atas berkat dan rahmatNya pada kesempatan ini kit?
dapat kembali berjumpa melalui Jurnal Teknolog
Industri Pertanian [disi Desember 20 IO. Volume
20 Nomor 3 Tahun 20 J0, dengan artikel yang
mcndiskusikan substansi dan metodologi dalam
pengembangan agroindustri.
Pada edisi ini kami menyajikan bebcrapa topik
mcnarik yang diantaranya mcnyajikan dampak
pengembangan industri biodicsel dari kelapa sawit
terhadap perkebunan kelapa sawil dan industri
minyak kelapa sawil di Indonesia, pencampuran
minyak jarak pagar dengan minyak nabati lainnya
untuk meningkalan sifat-sifat aliran dan kestabilan
oksidasi biodicseJnya, produksi surfakan a/kil
po/ig/ikosida dan aplikasinya pada sablln cuci
tangan cair. Makalah selanjutnya menyajikan
tcntang perancangan sistem pakar fil::'::')' untuk
pencntuan efektivitas kultivasi cendawan mikori::.a
arbllskllia sebagai pupuk hayati, model perpindahan
massa pada pemekatan sari jeruk siam dengan
reserve osmosis tchman rendah, adukan eko mortar
bahan bangunan menggunakan aditif dispersan
sodium lignosulfonat dari limbah industri pulp
kertas atau lindi hitam. Sebagai penutup kami
menyajikan makalah mengenai anal isis rantai pasok
agribisnis sapi potong studi kasus pada PT Kariyana
Gita Utama, Jakarta.
Kepada pcnulis dan penelaah naskah yang telah
berkontribusi pada penerbitan jumal cdisi ini, kami
menyampaikan terima kasih yang mendalam.
Sebagai akhir kata, dengan rendah hati dan scgala
honnat, kami mengundang rekan sejawat pcneliti
dan praktisi agroindustri untuk mengirimkan
naskah, revielt', gagasan dan opini untuk disajikan
pada jumal ini. Saran dan kritik yang membangun
juga sangat kami harapkan. Selamat membaca.
Dewan Editor
---

olume 20. :omor 3. Hal 143-205 Desember 2010
DAMPAK PE:"GEMBA~GAN INDUSTRI BIODIESEL DARI
KELAPA SAWIT TERHADAP PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DA~
INDUSTRI MI:"YAK KELAPA SAWIT DI INDONESIA
Rojian Joni, E GlImbira-Sa'id, Harianto, Nlil/lIng KlIsnadi ......................................... 143
BLE:"DING OF .JATROPHA WITH OTHER VEGETABLE OILS
TO IMPROVE COLD FLOW PROPERTIES A:"D OXIDATIVE STABILITY
OF ITS BIODIESEL
Dwi Setyaningsih, Erli::a Hml1ba/i, Sri Ylllialli, Djaieng SlImollgat. ............................. 152
PRODUKSI SURFAKTAN ALKIL POLIGLIKOSIDA (APG) DAN
APLIKASINYA PADA SABUN CUCI TANGA~ CAIR
Siti Ai.yah. Ani S/llyalli, Titi Condra SlIlIol"ti................................................................ 159
PERAl'ICANGAN SISTEM PAKAR FUZZY UNTUK PE~ENTUAN
EFEKTIVITAS KULTlVASI CENDAWA~ MIKORIZA ARBUSKULA
SEBAGAI PUPUK HAYATI
A::i:: KlIsliro, NIII" A::i:::a A:::is, Alal"illlin ................................... .... .................................. 166
MODEL PERPINDAHAN MASSA PADA PElIEKATAN SARI .JERUK SIAM
DENGAN REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH
Erliza Noor, Acietira Rac/lIlum, Selyadiil....................................................................... 178
ADt.;KAN EKO :'IORTAR BANGU:"AN MENGGUNAKAN ADITIF
DISPERSAN NATRIUM LlGNOSULFONAT DARI LIMBAH INDUSTRI
PULP KERTAS ATAU L1NDI HITAM
Sri Allldiastllli, SIII}'ono SlIn'okIiSlItI10, GlIstin; Syahhiril1. YlIntll Yllmairoh ......... ... 184
ANALISIS KINER.JA RANTAI PASOK AGRIBISNIS SAPI POTONG :
STUDI KASt.;S PADA PT KARIYANA GITA UTAMA, .JAKARTA
Yoyat Hidayat Falaliilah, lv/orimill. Harian/()............................... ....................... 193
--
Jumal Teknologi Industri Pertanian, Desember 2010 Vol. 20, NO.3
ISSN: 0216- 3160
VCAPA~ TERIMA KASIH
Dewan Editor menyampaikan terima kasih Kepada Bapakllbll/Sdr, alas kesediannya untuk menelaah
naskah yang dimllat pada edisi inL
Ade Iskandar, Departemen Teknologi Industri Pertanian 

Fakliitas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor 

Danu Ariono. Program Studi Teknik Kimia. Fakultas Teknologi Industri. 

Institut Teknologi Bandung 

Dede Hermawan. Departemen Hasil Hutan,
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor 

Khaswar Syamsu, Departemen Teknologi Indllstri Pertanian 

Fakultas Teknologi Pertanian. [nsti!llt Perlanian Bogor 

Kiki Yulianti, Jurusan Tekno[ogi Pertanian 

Program Sludi Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Sriwijaya 

Liesbetini Hartoto, Departemen Teknologi Indllstri Pertanian 

Fakultas Teknologi Pertanian. Inslitut Perlanian Bogor 

Mulyorini Rahayuningsih, Departemen Tekno[ogi Indllstri Pertanian 

Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor 

Mubiar Purwasasmita, Program Stlldi Teknik Kimia 

Fakultas Teknologi Industri, Instilll! Teknologi Bandung 

Muladno. Deparlemen Hasil Hutan, 

Fakllltas Kehll!anan. Institut Pertanian Bogor 

Nyak IIham, PlIsa! Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian 

Bogor 

Osly Rachm:m, Pusat Penelitian dan Pengembangan Ilasil Hutan 

Bogor 

R. Sudrajat. Pusat PCllelitian dan Pengcmbangan Hasil flutan 

Bogor 

Sapta Raharja. Departemell Tcknologi Industri Pertanian 

Fakultas Teknologi Pcrtanian, Institut Pertanian Bogor 

Setyadjit. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 

Bogor 

Sukardi. Departemen Teknologi Industri Pertanian 

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor 

Tien Ruspriatin Iluchtadi. Departemen limn dan Teknologi Pangan 

Fakultas Teknologi Pertanian,-lnstitut Pertanian Bogor 

Yohanes Aris Purwanto, Departemell Tekllik Mesin dan Biosistem 

Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor 

Yandra Arkeman, Departemen Teknologi Industri Pertanian 

Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
ADUKAN EKO MORTAR BANGUNAN MENGGUNAKAN ADITIF DISPERSAN NATRIUM
LIGNOSULFONAT DARI LIMBAH INDUSTRI PULP KERTAS ATAU LINDI HITAM
UTILIZATION OF NATRIUM LIGNOSl/LPONATE FROM BLACK LIQUOR AS DISPERSANT
ADDITIVE FOR ECO-il'IORTAR MIXTlJRE
Sri Mudiastutjl)*, Suryono SuryokusumoZ
), Gustini SyahbirinJ), Yuyun YumairohJ
)
''Departcmen Teknik Pcrtanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor 

Kampus IPB Darmaga P.O.Box 22(), Bogor, Ja3 Barat 

Email: tutiaris.i("hoo.com 

C'Dcpartem"n l't:knologi HasH Hutan Fakuft~s Kdwt;man, Institut I'ertanian Bogor 

"Departemen Kimia Faknltas Ilatematika dan limn Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor 

ABSTRACT
Lignin ollignoslii/imare Ims lIIade by a I'([ste prodllct alplilp and paper indllsa:' which can he llsed as
a waleI' reducer in a mortar lIlixturc which consisted ol338 grams oftreifer, 1050 grams l?lstot1e granule, 520
grams cement ami 0.3 percenr (?/ natrilllll lignosillfimate. The mechanical characteristics 01' this mortar
slIhstances can influence slIeh as diametl!r of/101t" flexural strength. compressive strength. and seffing time ol
cement paste. Lignosullollate sholl'S its tilllction as dispersant on cement hydration fbI' 3 days as it IVas
olla(l':::ed hy x-ray dijhlctometer. Research reslilt sh()lred that POII' olFesh 11101'101' rise wilh increase (!l
concentratioll (from weight of cement) of ,Iynthetic natrilllll lignosu//onate (NaLS). It s/tml'ed that mortar
hOlllogenityalso increased The reslilt o//lexllral strength alld compressive strength tests /lsillg ,Iyntlietic NaLS
(~(o. I-0,3%.f;·01ll H'eight olcemellt showed that addition o(synthetic ;VaLS 0/0.2% 11'0.1' the hest res/llt (IS shown
it hod the highest o(/lex{(ral streng/It al/(I cOlflpressil'e strength m/lles. Initial seffing tiflle cement paste
increased ahow 50% with addition o(sYllthetic NaLS 0.2%. Vvliereas the/inal seffing time decreased ahout 8%.
Cemellt Il.nlmtion test shOll'ed the increases of hydration prod{(ct peak. Ca(OHh und calcilllll silicate hydrate
(C-S-H) collfents.
Kenrord': h/ack liq{(or, lignosll/fiJllute. lIlortar, colllpressil'e strength, .flexllral strength
ABSTRAK
Lindi hitam merupakan limbah cair dari proses Kraft pada pembuatan pembuatan pulp. Turunan dari
Iimbah ini dalam bentuk natrium lignoslilfonat (laLS) digunakan sebagai woter reducer campuran atau
dispersant pada proses hidrasi dari adukan semen, dengan spesifikasi teknis standar adukan mortar lerdiri dari
campuran air 338 g, gradasi dimensi butiran batuan 1050 g, semen 520 g dan 0,3 % bahan aditif NaLS. Tujuan
penelitian ini adalah memperpanjang pembentukan ikatan kimia dalam pembuatan bahan adukan mortar
sebagai dasar pembuatan bahan adukan beton agar, dengan cara tambahkan natrium lignosulfonat (NaLS).
Karakteristik teknis adukan mortar yang diuji yaitu diameter alir, kllat lentur, kLlat tekan mortar dan waktu ikat
semen. Hasil penelitian, anal isis mellggunakan alat difraktometer sinar X. untLlk mortar umur harL dan
jumlah peningkalan pemakaian laLS sintetik. menunjukkan homogenitas mortar semakin meningkat, ditera
dari perubahan uji diameter alir semen dan mortar yang sama. Keragaman penambahan konsentrasi laLS
sintetik dari 0,1 % sampai 0,3%, temyata laLS sintetik 0,2% menunjllkkan pengaruh sitat mekanis terbaik
untuk kuat lentur. kuat tekan dan waktu ikatan awal semen meningkat terbesar 50%, serta waktll ikat akhir
mengalami perpanjangan waktu sekitar 23%, Hasil chromatografi terjadi peningkatan tertinggi dari proses
hidrasi semen ditunjukkan untuk Ca(OH)c dan kalsium silikat hidrat (C-S-H),
Kata kunci: natrium lignosulfonat, lindi hitam, mortar, kuat tekan dan kuat lentur
PENDAHULUAN menghasilkan lignosulfonat Gugus sulfonat
mensubstitusi gugus fungsi hidroksil atau eter pada
Pada umumnya di Indonesia, proses pembuatan atom karbon ~C dari rantai samping propana.
pulp menggllnakan proses kraft. Lignosulfl)nat Sulfonasi ini bert~iuan untuk mengubah hidrofilitas
merupakan turunan lignin yang mengandung gugus lignin yang kurang polar (tidak larut dalam air),
sulfonat, yang dapal diisolasi langsung dari lindi hitam dengan mensubstitusi gllgus hidroksil dengan gllgus
melailli proses slIlfil dengan cara ultrafiltrasi. sulfonat sehingga hidrofilitasnya meningkat
Limbah lindi hitam mengandllng lignin, (Syahmani,2000).
kemudian hasil lignin yang diperoleh dislilfonasi dan
Sri J1l1diasmri. Surmno Surrokllslfmo. GlIsrini .~mhhirin. YlIl'ltn rumairoh
Sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia,
produksi kertas juga terus meningkat yang diikuti pula
dengan limbah lindi hitam yang dihasilkan, sekitar S3
persen dari produksi berkisar 7,2 juta ton per tahun
(The, 2008). Limbah eair dari lindi hitam.
mengandung senyawa lignin yang tidak lan.1t dalam air
dan beberapa maeam pelarut. Pada sarana
pembuangan lanjutan, limbah ini memberikan dampak
lingkungan khususnya pada orgamsme, maka
diusahakan untuk moditlkasi lignin menjadi
lignosulfonat. Lignosulphonat mengandung grup
hidrofilik (gugus sulfonat, fenil hidroksil, dan alkohol
hidroksil) dan grup hidrofobik (rantai karbon)
sehingga termasuk ke dalam kelompok surfaktan
anionik, berfungsi sebagai pendispersi gumpalan
ikatan kimia lignin agar dapat mengikat bahan lain,
antara lain bahan perekat pada industri keramik serta
bahan tambahan pendispersi eampuran adukan beton
dan mortar (Ouyang el al.. :WOS dan Barron, 2008),
juga dispersan pada pasta gipsum (Baskoea el
al..1998). Penelitian selanjut-nya lignosulfonat,
dekstrin dan glukonat mampu lImuk meningkatkan
kemudahan penge~jaan (!'Orkahilill') pada adllkan
beton (Matsushita dan Yasuda, 2004).
Suri'aktan anionik dapat menaikkan adsorpsi
permukaan dan dispersi partikel. Proses adsorpsi
lignosullonat pada permukaan partikel, menimbul-kan
muatan negatif pada permukaan partikel sehingga
mengakibatkan gaya tolak menolak antar partikel.
Ketika surfaktan ditambahkan pada adukan
mortar, partikel slIrnlktan tcradsorpsi dipennukaan
partikel semen dan menyebabkan tolakan antar
partikel semen yang menghasilkan detloklllasi yang
kllat, berakibat distribusi partikel semen homogen di
dalam campuran.(Gambar Ia dan b) .
(a)
Gambar 1. Reaksi semen dan air (a) tanpa pemberian
bahan tambah kimia, (b) setelah
ditambahkan dengan agen pendispersi.
lumadurdiyev el al. (2004), menyatakan bahwa
lignoslilfonat telah banyak digunakan sebagai bahan
tambahan yang dapat mcngurangi penggunaan air
dalam teknologi beton dan dapat memperlambat
waktu pengerasan. Kedua sitat lignosllltonat ini dapat
digunakan mengembangkan waktu pengikatan mortar
dengan kemudahan penger:iaan yang baik.
Kamoun el af. (2003) memperlihatkan
pengaruh lignin tersuitonasi dari rumput esparto
(SEL), membuat adukan mortar menjadi lebih plastis
dengan mengurangi kandungan air dalam adukan
eampuran mortar. SEL juga menghambat waktu ikat
awal dan akhir semen serta meningkatkan kuat tekan
mortar setelah 28 hari.
Jumadurdiyev el al. (2004) meneliti pengaruh
molase dari limbah pabrik gula untuk lignosulfonat,
yang dapat memperlambat waktu pengerasan pasta
semen dengan menghambat waktu hidrasi semen.
Molase dan lignosulfonat pada dosis 0,2%, jika
ditambahkan dalam adukan mortar semen, memper­
Iihatkan perpanjangan waktu pengerasan dan waktu
pengikatan bahan adukan, serta meningkatkan kuat
tekan dan kuat lentur pada umur dan 28 hari dari
pengujian adukan mortar. Grierson el 01. (2004) telah
meneliti lignosultonat yang digunakan lIntuk membuat
plastisasi dan mengurangi komposisi air dalam
campuran beton. Proses pengikatan tersebllt, menjadi
dasar penelitian dalam pengembangan dan manfaat
dari perubahan lignin sebagai hasil dari Iimbah
industri pulp. Hasil ini diaplikasikan menjadi bahan
pendispersi bahan adukan mortar.
Tujuan penelitian ini adalah memperpanjang
pembentukan ikatan kimia dalam pembuatan bahan
adukan mortar sebagai dasar pembllatan bahan adukan
beton agar, dengan eara menambahkan natrium
lignosultonat (NaLS). Karakteristik mekanis dari
pcrubahan mortar dengan penambahan lignosultonat
(agen pendispersi) ini dicval LIasi dcngan penguj ian
aliran (fhm), kuat Icntur, kllat tckan, waktu ikat awal
dan akhir semcn, serta hidrasi semen. Pengaruh
penambahan natrium lignosuUonat (NaLS) sintetik
dan NaLS komersial pada mortar scrta perubahan
rasio air semen merllpakan hasil penelitian ini.
METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan-bahan terdiri dari Semen portland dan
pasir lokal di Bogar, aditif NaLS sintetik dari limbah
Lindi hitam dan NaLS komersial dipcroleh dari PT
Fosroe Indonesia dan air jcmih kampus IPB.
Alat-alat yang digunakan mixer, ayakan
standar lIS, timbangan 2S kg dan 5 kg, labu
piknometer, labu Le Chalelir, eetakan mortar ukuran
16 x 4 x 4 em', alat Fical. UTi;l Shimadzu untuk uji
kuat tekan, kuat lentur dan dil'raktometer sinar X merk
Shimadzu.
Metode Analisis Ayak Pasir (ASTM C136-2001)
Metoda dilakukan mengikuti prosedur
pengujian ASTM dan 1IS dalam Kato (1990). Sampel
pasir keri'1g yang telah dieuei, diayak sesuai standar
dari ukuran terbesar hingga terkeeil. Pengukuran berat
massa pasir tertahan disetiap ayakan (ASTM C33­
1995), dan diperoleh persentase berat pasir (W)
terhadap berat total dati masing-masing ayakan (A).
. Modulus kehallisan diperoleh dati jumlah persentase
6 total dari masing-masing jumlah akumulasi pasir pada
-Ievclay~kan, (B), kemudian dibagi seratus.
Bobot jenis relatif pasir (ASTM C128- 2001)
Setelah pasir kering (Bk) dari rendaman air
selam8 24 ± 4 jam, ditiriskan hingga tereapai berat
Adllkan Eko ,Mortar Banglll1Lln Jlenggllnakal1 '" " ............... 

pennukaan jenuh air (Bs, Weight (?lSUljtlCe Salurated
Dry). Berat kering dibagi zat cair yang dipindahkan
oleh pasir diperoleh berat jenis pasir.
Absorpsi air pada pasir (ASTM C128-2001)
Penyerapan atau perubahan berat pasir kering
oven (Bk) pada beratjenuh pennukaan air (Bs).
Penentuan Bobot Jenis Semen (ASTM CI88-95)
Fluida dalam labu Le-Chatelir menunjukkan
perbandingan bobot zat cair yang dipindahkan dan
berat semen yang ditambahkan dalam labu. sebagai
berat jenis semen.
Penentuan Kekekalan Semen (.JlS R5201)
Konsistensi nonnal semen dan pengaturan
adukan pasta. setelah penyimpanan di kelembaban
selama 24 jam dan atau perebusan jam. Perubahan
keadaan lisiknya rnenentukan kekekalan semen.
Penentuan Waktu Pengikatan Semen (ASTM
CI91-2004)
1etoda Vicat digunakan lintuk mengukur
waktu pengikatan semen. Cincin konik diletakkan di
bawah jarum vicat I mm sclang waktu uji setiap 15
menit. Pengujian pendahuluan dilakukan terhadap
pasta semen yang ditambah NaLS sintetik dan NaLS
komersiaL
I t j{ I , . .. •
( jJ
I' ( -'I • /II
Kctcrangan :
A vaktu ikat di bawah 25 em
B waktu ikat di atas 25 em
C penctrasi pada waklU ikat di atas 25 em
D penctrasi pada Vaktu ikat di bawah 25 em.
U.ii Alir Mortar (JIS R5201)
Aliran adllkan mortar ketika tcrlepas dari
cetakan slump disebut penglljian alir mortar. Hasil
pengembangan adukan mortar menllnjukkan nilai alir
mortar rata-rata.
Pembuatan Spesimen Uji :vtortar (Kato 1990)
Adllkan mortar dengan perbandingan satu
bagian pasir semen dan dua bagian pasir dan air dad
VIc 0.65 selama 15 menit homogen sebagai
kontroL Dalam pengujian pendahllluan dilakukan
penambahan NaLS komersial dan bervariasi selang
konsentrasi 0.1 - 0,5% dari berat semen pada mortar.
Hasi I terbaik dalam uj i kuat lentur digunakan untuk
menentukan variasi konsentrasi NaLS sintetik.
Hasilnya dibandingkan dengan NaLS
komersial, pada konsentrasi yang sarna. Adukan
dicetak pada mold standar dan disimpan di tempat
lembab selama pengujian.
Uji Kuat Lentur dan Kuat Tekan Mortar (Kato
1990)
Pengujian kuat tekan dan lentllr mortar
dilakukan dengan alat Mihaelis, pada llmur 3,7 dan 28
harL Beban lentllr dikonversikan pada beban tekan
standart mesin yaitu beban " 50 x 0.234 kg/em::.
Analisis Hidrasi Semen Umur 3 Hari dengan
Difraktometer Sinar X
Menurllt metoda NaLS sintetik 0,2%, hasil tes
pendahllluan. yang menunjukkan konsentrasi tebar
(Grierson ef al., 2004 l. sebanyak 50 g semen
dicampurkan dengan ik dari uji kuat lentur.
Selanjutnya dilarutkan dengan 25 ml air deionisasi,
diaduk hingga homogen. Proses hidrasi dihentikan
setelah 3 hari, sampel dihancurkan menjadi bubuk
direndam dengan aseton. Bubuk sampel dianalisa
menggunakan Difraklometer sinar X pada 40 kV, 20
mA. Analisis ini juga dilakukan pada adllkan semen
control/tanpa bahan tambahan. Vaktu (in lime) yang
digunakan adalah 3, 7, dan 28 hari.
Rancangan Percobaan
Rancangan pereobaan yang digunakan pada
penelitian ini adalah rancangan percobaan aeak
lengkap (RAL) satu faktor in time dengan dua kali
ulangan. Pengujian pendahuluan kuat lentur mortar
dilakukan dengan 5 taral: yaitu penambahan NaLS
komersial 0.1. 0,2, 0,3, 0.4 dan 0,5%. Pengujian inti
dilakukan pada faktor kuat tckan dan lentur dengan 7
taraL yaitu kontrol (0%), menggunakan NaLS sintetik
tarat' 0,1 %. 0,2%, 0,3% scrta NaLS komersial 0,1 %,
0.2%. 0.3%. Faktor waktll (in lillie) dengan 3 taraf
yaitu 3; 7; 28 hari pada semua perlakuan kontrol,
NaLS komersial dan sintetik. Respon yang diamati
pada kuat lentur mortar. dengan model tinier sebagai
berikut:
Y J. P
Keterangan : 

Yijl. : karakteristik mortar pada faktor jenis sampel 

ke-i, waktu ke-j, dan ulangan ke-k dengan i
1.2.3.4.5,6,7 ;j 1 ; dan k = 1.2
~l : nilai tengah umum
((, : pengaruh jenis sampel ke-i
Pi : pengaruh waktu ke-j
ap,j : pengaruh interaksi jenis sampel dan Vaktu
tJ;1. : galat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gradasi isi tumpukan butiran pasir rongga
disajikan pada Tabel l. Hasil analisis ayak pasir
Cimangkok menunjukkan bahwa distribusi ukuran
partikcl yang belum sesuai dengan ketentuan ASTM
C33-995 seperti yang disaj ikan pada Gambar 2.
Hasil analisis gradasi pasir alami dan modifikasi uji
laboratorium disajikan pada Gambar 3.
Sri -'vludiastllti, SWTOIIO SlIr'oklislIIIIO, Gustin! Srahbirin, YIIYlIrl Yumairoh
Tabel I, Gradasi isi tumpukan butiran pasir rongga
Rl eM Cl1
02 236 235 2,71 0.]6
03 1.18 1,2 1.36 0,18
04 0.6 0,6 0,68 0.09
05 0.3 0.3 0.35 0,05
06 0,15 0.2 0.17 0,02
On
Q D/Q n
Bola
6,46
6,46
6,46
6,46
6,46
0,73
0,37
0,18
0.09
0,05
1,21
1,28
1.35
1,42
1,49
97,0
12,1
6.4
3,4
1.8
97,0
14,6
2,1
03
0,0
1 1
ukuranaYiJkan (mm)
Gamhar 2. Analisis ayak pasir Cimangkok
UI)
.., 80
~lO(J.r
E bU
:l
~ ·10
o
£? 20
n
no sieve (mm)
o 10
Gamhar 3. Hasil analisis gradasi pasir alami dan
modifikasi uji laboratorium
Menurut ASTM dalam Mulvono (2003),
Standart Modulus kchalusan (FM) ~ntuk mortar
plesteran adalah 3,6 4,8 dan adukan heton modulus
kehalusan adalah 1,5 - 3,0, liS dalam Kato 1990.
bcrkisar 3,2 - 4,4. Hasil pengujian modulus kehalusan
pasir lebih halus dari ASTM dan JIS maka modifikasi
adukan yang dibuat sudah memenllhi standart ASTM,
.lIS dan SNI. Jadi penglljian ini mengikuti standart
nasional dan intemasional. Hasil grafik distribllsi
ukuran partikel penglljian pasir uj i ini~dapat digunakan
sebagai nilai dasar untuk penelitian selanjutnya.
Bobot Jenis Relatif dan Absorpsi Pasir
Menurut JIS, penentuan bobot ienis relatif dari
kualitas pasir secara parsial 2,5 2.65 gicmJ
, Berat
jenis dari absorpsi sampel pasir 250 gram, rerata 2,22
gicm
3
dan absorpsi yang terjadi 8.76%.
Nilai hobot jenis pasir ini baik untuk membllat
bangunan tinggi karena lebih ringan. Nilai adsorpsi
standar JIS. yaitu I 5~·'O (Kato. 1990). Bangunan­
bangunan didaerah tropis yang panas. penyerapan uap
air ini diimbangi dengan intensitas sinar matahari yang
besar berkisar 500 1000 W/mc.
Berat Jenis Semen
Hasil pengukuran berat jenis semen portland
pada penclitian ini sebesar 3,02 g/ml, lebih kecil jika
dibandingkan dengan pustaka yaitu 3,15 glml (Kato,
1990). Kelembaban yang tinggi di Bogor.
mempengaruhi bukaan zak semen, sehingga
menurunkan kuulitas semen uji walaupull telah
disimpan dalam bak tertutup dan sesuai prosedur.
Kekekalan Semen
Sctelah 24 jam. hasil kekekalan udukan semen
yang mengeras dinyatakan sebagai kemampuan
pengembangun hasil percampuran bahan adukan,
dengan muksud mempertahankan pengikatan senyawa
dalam volume. lIasil uji ini menunjllkkan semen tidak
terjadi perubahan volume atau retak, hanya ada
pengerutan (shrinkage). dipermllkaan semen. karena
terjadinya penguapan air (Gambar 4).
(a) (b)
Gambar 4. Adllkan semen (a) sebelum direbus.
(b) setelah direbus
Waktu P.engikatan Semen
Waktu ikat awal dan akhir dipengaruhi oleh
jumlah air yang dipakai. berkaitan dengan
pengendalian pekerjaan, agar lebih panjang. seperti
untuk transportasi, penuangan, pemadatan dan
penyelesaian.
Gambar Sa diatas menllnjukkan hasH lIji
waktu ikat semen dipengaruhi penambahan NaLS
sintetik 0.2%. ke dalam pasta semen
memperlihatkan adanya peningkatan waktu
pengikatan awal, yaitu sebesar 50%. Basil pengujian
diperoleh waktu ikat semen
Adukan Eko Morfar Bangllllan Mengglillakall .................... 

Waktu vs penetrasi jarum Vicat
.:.15
'10 

35 

E _~O
E
'@
2S
I
2()
le,
lq 10
() Time 5€ttlnp; (m~mltl 

0 100 '00 
 GOO
I ......... ". k ','11' I '~'JI (D' ., 

(a). waktu Ikat awal
VJktu Jkhir vs penetrasi jarum "icat
..j(.0 ---+--1,)1[1(111,0',)
100 300
Time settimg {menit)
(b). waktu ikat akhir
Gambar 5. Grafik penetrasi semen
Sedangkan waktu ikat akhir mengalami
penurunan sekitar 8%. Pemilihan konsentrasi 0,2%
diambil dari hasil terbaik pada penentuan kuat lentur.
Berdasarkan persamaan garis linier (Gambar 5b)
didapatkan prediksi waktu ikat awal berturut-turut
terjadi pada 177,262, dan 264 menit.
Prediksi waktu ikat akhir terjadi pada menit ke
481,442, dan 404 menit. Peningkatan waktu ikat awal
ini menunjukkan bahwa NaLS sintetik dapat bertindak
sebagai inhibitor dia reaksi hidrasi semen (Tabel 2).
Tabel 2. Waktu ikat semen penguJlan dibanding
standar ASTM
Waktu
ASTMC NaLS NaLS
ikat Kontrol
150 sintctik komersial
(menit)
0,20% 0,20%
Awal -lS-37' IT 26( 27~ 

Akhir 5-lC 52: -lO: -lO~ 

Hasil Uji Alir Mortar
Tujuan pengujian nilai alir mortar adalah
mehhat pengaruh penambahan NaLS sintetik dan
komersial pada keragaman konsentrasi terhadap
dispersi mortar. lIasil penehtian ini pada kondisi ratio
air semen terendah 0,45, nilai diameter alir mortar
tanpa tambahan bahan kimia 13,46 em, dan NaLS
sintetis 0,3% meneapai 18 em. Hasil uji menunjukkan
adukan mortar semakin homogen dan nilai ahr adukan
dipengaruhi senyawa kimia NaLS, seperti yang
disajikan pada Gambar 6 dan 7. Pada ratio air semen
yang sama pada adukan, NaLS sintetik menunjukkan
diameter ahr lebih tinggi dari control dan NaLS
komersial. Dispersi dalam adukan mortar yang terjadi
semakin tinggi maka pergerakan ahran adukan (pasir,
semen dan aditif dalam eampuran) lebih menyebar
rata.
Sila pereampuran pasir, semen, dan air belum
meneapai konsistensi dan adukan belum membentuk
mortar segar dapat mengakibatkan kesulitan dalam
pengerjaannya. Rasio air semen mortar 0,55 dan
penambahan NaLS sintetik maupun komersial
konsentrasi 0,1 dan 0,2% rerata belum mengalami
perubahan sebesar 10 em, dan konsentrasi 0,3~ o.
berubah yaitu masing-masing 10,25 em dan 9,5 em.
-Q-k, Illltl [
-Q-1(lltr.l?
-o-rJ,1 "Il(),"
I'
-+-r11 "Il() -,"
1 ,
lDkasi Alir(<.rn)
Gambar 6. lIasil w/e ~ 0,45 dan NaLS sintetik di
konsentrasi 0, 1%, 0,2%, dan 0,3%
l7
~
o L,­
E l
r3 l "­
'" 11
~ tel
'i5
OJ'"
.... -tiel!' '111',",,1 ---LJ-- 'U<'Il'>kolllf-'l·,I,lI.'" 11l'i
-11'lL,,,,IIllt"'ldl .(j 1<, ~·--·~·U.11')·.llllt-tl~ ,. II-I~
~tl '1l'" IIlto:tll. !' n "i') ----<)-- ~1I<'Il')""llwl'>I<II': l () ',~
Gambar 7. Hasil diameter aliran adukan pada variasi
rasio air semen
Penyebaran merata dalam perletakan pasir
dalam adukan atau porositas, menyebabkan
kemampuan menerima beban tekan dan beban lentur
yang semakin besar. Perbedaan rasio air semen
menunjukkan diameter alir yang tidak sama. Hasil
rasio air semen 0,45 memperlihatkan pembahan
diameter ahr dengan nilai 9,25 em.
Hasil uji pendahuluan kuat lentur mortar
Untuk menghindari biaya pembuatan NaLS
sintetik yang mahal maka dilakukan pengujian
pendahuluan untuk menentukan konsentrasi terbaik
Sri /vflldiaslilli. SIIIT0l10 SuryokuslIlIIo. GlIslini S)'ahhirin. Yumf1 YlIIllairoh
dengan hasil kuat lentur mortar yang disajikan pada
Gambar 8.
>4N
Ev ')1
--...OJ)
-" ~u
'­
4~::l
<: -If)
-'!:
~
f'J
H::l !Ji'-;
'>t.
H
Ii!'umurmortar (hari)
Hi
I,!'
10 	 10 ~ll
Gambar 8. 	 Kuat lentur terhadap variasi konsentrasi
NaLS komersial
Gambar 8 menunjukkan rasio air semen mortar
yaitl! 0,65 untuk untuk NaLS sintetik 0, I%; O,~%;
03%; dan NaLS komersil 0, I%; O,~% dan 0,3%
dilakukan ~ ulangan (Tabel 3). Pada tahap pengujian
pendahuluan menggunakan alat Michaelis, diperoleh
kekuatan tckan dan lel1tur yaitu hasil dikalikan
konstanla pada alat. Uji il1i bcrtujuan menetapkan
vanasl konsentrasi yang akan digunakan pada
penambahan NaLS sintelik dalam mortar. Kliat lentur
dillji saat mortar berumllf 3, 7, dan 28 hari, sesuai sirat
musing-masing senyawa dalam semen, yaitu
trikalsium aluminat, trikalsillm silikat. dan dikalsium
silikat.
Tabcl 3. Kenaikan pcngaruh dispersan NaLS sintetis
dan komersil mortar w/c=0,65
_..__..
Konsen­
trasi (%)
Nal,S
sintetik
(em)
Kenaik-an
(%)
NaLS
komer sial
!cm) awal
Kenaik-an
(%)
0.1 1436 6,69 14,26 0,7
0,= 12,56 ~,16
Hasil peng4iian berdasarkan uji F pada
rancangan percobaan dari data Tabel 4 menunjukkan
bahwa interaksi antara perlakllan dan umur mortar
memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap respon
(kuat lentur) pada taraf nyata 5%. Uji Duncan
memperlihatkan bahwa penambahan NaLS komersial
0,2% merupakan konsentrasi yang mempunyai nilai
kuat lentur terbesar. Nilai 0,2 % menjadi dasar
keragaman konsentrasi NaLS sintetik yang
ditambahkan, yaitu 0, I - 0,3% dari bobot semen
sesuai uji pendahuluan tersebut. Kuat lentur
meningkat hingga Llmur mortar 28 hari. Uji Duncan
memperIihatkan respon berbeda nyata pada masing­
masing umur mortar. Hal ini disebabkan oleh
kuantitas produk hidrasi yaitu kandungan kalsium
silikat hidrat dalam adukan semen meningkat. Hal ini
berarti meningkatkan ikatan senyawa tersebut. Pada
adukan semen dan pasir te~jadi ikatan semakin kuat
dan ruang-ruang yang semula kosong jadi terisi air
diganti kalsium silikat hidrat maka porositas dalam
m~rtar berkurang, sehingga terjadi pemadatan dan
homo-genitas. Pasir seperti ditampilkan pada
kekekalan semen memberikan peningkatan kekuatan
lentur dan kuat tekan.
Tabel 4. 	 Beda kuat tekan dan lentur pada laLS
sintetis dan NaLS komersial
Kuat NaLS-sintetis> 3 hari 7 hari 28 hari
Tekan Komersial
kg/em? 	 0,1% 14,5 85 4,7 

0,2% 17,7 15,8 12,7 

O~3~z~ 12.4 7,2 6,7 

Kuat NaLS-sintetis 3 hari 7 hari 28 hari
Lentur Komersil
kg/cm2 0,1% 6,3 4,1
0,2% 9 3,9
I
HasilUji Kuat Lentur Mortar
Pengujian ini membandingkan pengaruh NaLS
sintetik dan komersial terhadap daya dukung mortar,
vaitu kuat lentur dan kuat tekan seperti yang terlihat
pada Gambar 8. Hasil lIji statistik kuat lentur mortar
memperlihatkan beda nyata penambahan NaLS
sintetik dibandingkan dengan laLS komersial.
~'~
:y-­J umurmorlJr (haril
IH
·111
ill'-'
30
Gambar 9. Kuat lentur mortar pada ragam umur
Gambar 9 memperlihatkan nilai kuat lentur
yang semakin meningkat dengan bertambahnya
konsentrasi laLS sintetik dan komersial pada
keragaman umur.
HasH tertinggi dicapai pada penambahan NaLS
0,2%, tetapi pada penambahan NaLS 0,3%, kuat lentur
mortar menurun. Hal 1111 menunjukkan bahwa
konsentrasi berlebih yang ditambahkan pada mortar
dengan rasio semen air tetap akan mengakibatkan
kekuatan mortar menunm. 'vIortar komersial juga
memiliki nilai lebih tinggi dari kontrol pada hari ke 3,
7, dan 28 had lebih tinggi pada 0,2% (Tabel 4). Hal
ini disebabkan kuantitas produk hidrasL kalsium
silikat hidrat yang terkandung dalam pasta semen
meningkat.
Adukan Eka I'vforrar Banglll1al1 i'vfenggullakoll '" " ............... 

Meningkatnya senyawa tersebut menyebabkan
ikatan yang dihasilkan oleh semen dengan pasir
semakin kuat dan ruang-ruang kosong yang avvalnya
terisi oleh air diganti dengan kalsium silika hidrat
sehingga porositas mortar berkurang. Proses tersebut
akhimya memberikan kontribusi utama pada
peningkatan kekuatan.
Berdasarkan rancangan percobaan meng­
gunakan program SPSS, uji interaksi antara perlakuan
dan umur mortar memberikan pengaruh nyata
terhadap respon pada taraf nyata 5% berdasarkan uji
F. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa pengaruh
penambahan NaLS sintetik maupun komersial 0, I; 0.2
dan 0,3% memperlihatkan perbedaan yang nyata
tcrhadap kontrol (0%), Pengujian ini menunjukkan
bahwa NaLS sintetik 0,2% merupakan hasil yang
terbaik karena mempunyai nilai kuat lentur tcrbcsar.
Sehingga dilakukan suatu percobaan pada nilai dasar
0.2%.
Hasil Uji Kuat Tekan lortar
Gambar 10 mcnunjukkan hasil pcngujian kuat
tekan mortar terbaik pada mortar NaLS sintetik 0,2%.
yaitu 54,84, 54,89, dan 61.42 kg/em' pada umur 3, 7,
dan 28 hari, menggunakan alat Michaelis.
l', L...-_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _.....J
l'('I~'
-.q...... .'
Umul fT'ortaf thad)
Gambar 10. 	Pengujian kuat tekan mortar dengan alat
manual (Mihaelis) dan alat modem
(Shimadzu)
Nilai kuat tekan mortar NaLS sintctik 0,2%
pada umur 3 hari ini lebih tinggi 43,8~-o dari pada
kontrol yang makin meningkat hingga 54 hari.
Pengujian NaLS komersial 0.2%, umur 3 hari,
menunjukkan 40,24 kg/cm:. Icbih rendah dibanding
kuat tekan mortar NaLS sintetik 0,2 %. Hasil NaLS
sintetik sangat berbeda dengan NaLS komersial pada
kuat tekan dan kuat lentur mortar. Pertambahan llmur
mortar memperlihatkan pcningkatan kekuatan tekan
mortar sampai hari ke 28 untuk dua macam alat.
HasH Analisis Hidrasi Semen Umur Tiga hari
dengan Difraktometer Sinar X
Analisis hidrasi semen bertujuan untuk
mempelajari proses hidrasi semen pada umur tiga hari
dengan penambahan NaLS sintetik 0,2%. Pemilihan
konsentrasi NaLS sintetik 0,2% berdasarkan pengujian
kuat lentur yang menunjukkan hasil terbaik. Kajian
difraktometer sinar X menunjukkan bahwa intensitas
puncak produk hidrasi, yaitu Ca(OHh dan kalsium
silikat hidrat (C-S-H) pada pasta semen yang
ditambahkan NaLS sintetik 0.2% mengalami
peningkatan terhadap pasta semen tanpa bahan tambah
kimia (Gambar 11).
Peningkatan intensitas puncak Ca(OH h dan
kalsium silikat hidrat sebesar 21,7% dan 8,3%, yaitl1
dari 230 menjadi 280 cps dan 480 menjadi 520 cps.
Ca(OH): merupakan kapur bebas hasil hidrasi
senyawa trikalsium silikat dan dikalsium silikat
sedangkan kalsillm silikat hidrat juga merllpakan
produk hidrasi kedua senyawa yang bersifat perekat.
Kapur bebas diduga tak banyak berikan kontribusi
perkembangan sitat mortar. Puncak difraktogram sinar
X pasta semen pada umur 3 hari dibedakan antara
pasta semen kontrol dan penambahan
natriumlignosulfonat 0,2% (a dan b). Peningkatan
puncak Ca( Ol):~ ini mengindikasikan peningkatan
reaksi hidrasi senyawa trikalsium silikat.
Iial 1111 memperlihatkall bahwa natrium
lignosulfonat bertindak sebagai agcn pendispersi.
Akibat dari sifat dispersiftersebllt maka meningkatkan
detlokulasi pada pasta semen sehingga pasta semakin
homogen dan jumlah pori dalam struktl1r mortar akan
berkurang. Kemlidian dengan meningkatnya
deflokulasL daerah permllkaan partikel terdispersi
akan scmakin meningkat sehinggn jumlah Ca(OH):;
dan kalsiull1 sil ikat hidrat juga meningkat. Pengaruh
dispersi partikel 1111 secara tidak langsung
mempengaruhi kekuatan mortar karena adanya
pengurangan struktur pori dalam mortar. Olch karena
illl, nilai kl1at lentur dan kl1at tekan mortar dengan
pcnambahan NaLS sintetik 0,2% pada hari ke-3
mengalami peningkatan, yaitu sebesar 17,7% dan
43,8%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil lIji pendahuluan kuat lentur mortar
menggllnakan bahan tambahan NaLS komersial
0,1% sampai dengan 0,5% dari rasio bera! semen,
memperlihatkan nilai kLInt lentur terbesar tcrjadi
pada mortar dengan penambahan NaLS komersial
0,2%.
HasH di alas menjadi pcnentu pengujian kuat
lentur dengan bahan tambah NaLS sintetik
menggunakan variasi konsentrasi 0,1 0,3%. Uji
alir mortar menunjllkkan semakin meningkatnya
konsentrasi NaLS sintetik mal1pun komersiaL akan
meningkatkan daya dispersi mortar. Peningkatan
nilai diameter aHr pada mortar dan penambahan
NaLS sintetik 0,2% sebesar 12,6%.
Sri A1udiasfllfi, SlIr)0110 SW:WkUSIIIIlO, (iusfini Svahbirin, YIIYUIl Yumairoh
(a)
(b)
I iii Ii. i!I'}) -t---.........u..._.......- _.......'"'-.......J......i..u...__..J.Ii...w-'-_.......u...........iI..........._'--.............~_ _ _ _ _ _ _-I 

.3!]
6')
I! ! i I
! .
•
10 41} S)
~ . ~ " " - " , .
;5:::-10") :':li;l:;r.IL':O :alcl'.III Slllc:7. Hydra:e r.l:lalll:e ~.64~ :;'4i ').~Il 0.491 C.4~' ::R P:Lm
J
'i
'""", I
I
,. I
:!] -iC' 5J 1 0
14: 4-07j3 CaIOH!~ Calnull HydrGXlde Pwlandlte 0.7861,11;231 0.343 ).134 0.486 2.~4 P':ml
Gambar 11. Difraktogram sinar X (a) adukan semen tanpa bahan tambah kimia, (b) adukan semen dengan
penambahan ~aLS sintetik 0,2%, (c) adukan i pasta semen dengan penambahan NaLS 0,3% yang
dilakukan oleh Grierson ef of. (2004)
Uji kuat lentur mortar dengan penambahan digunakan. Hal tersebut juga diperlihatkan oleh nilai
~aLS sintetik 0,2% pada hari ke 28 memperlihatkan kuat tekan mortar.
hasil yang terbaik, yaitu sebesar 12,7% terhadap Mortar dengan penambahan NaLS sintetik
mortar tanpa bahan tambah dan 5% terhadap mortar sebesar 0,2% memperlihatkan nilai yang lebih besar
dengan penambahan NaLS komersial 02%, namun yaitu 43,8% daripada mortar tanpa penambahan
NaLS sintetik juga memperlihatkan nilai yang lebih bahan kimia. NaLS sintetik dapat bertindak sebagai
besar pada senma variasi konsentrasi yang inhibitor reaksi hidrasi awal karena memperJihatkan
kenaikan waktu ikat awal pada pasta semen sekitar
Adukan Eko i4ortar Bal/gllnan l'vfel1gf!lIl1akan '" '" '" '" """"
50%. Analisis hidrasi semen pada waktu 3 hari
memperlihatkan peningkatan kuantitas produk
hidrasi, yaitu Ca(OH)c dan kalsium silikat hidrat,
yaitu sebesar 21,7% dan 8.3% sehingga NaLS
sintetik bertindak sebagai dispersan dalam pasta
semen saat itll.
Penggunaan daur ulang (reduce) dari Lindi
hitam atau limbah pulp dari hijauan atau tanaman
dapat membuat suatu kriteria pemanfaatan limbah,
Selain itu juga mengurangi sisa limbah yang
terbuang (reuse) dari hijauan dan menjadikan
lingkungan menjadi bersih.
Saran
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan
terhadap kuat Icntuf pada beton dan beton bcrtulang.
Hal ini berkaitan dengan pcr:ialanan transportasi
pengangkutan bahan adukan dari satu lokasi ke
lokasi lainnya. Perlu dilakukan pengukuran zeta
potensial untuk membuktikan terjadinya disrersi
rartikel pada semen.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucaran terimakasih disampaikan kepada
Prof. Dr. Ir. Ani Suryani, DEA atas bahan yang
diberikan,
DAFTAR PUSTAKA
American Society for Testing and Material. 1995.
Standard Test Method for Density of
Hydraulic Cement [ASTM CI88-19951.
Philadelphia,
American Society fix Testing and Material. 2001.
Standard Test Method for Density. Relatif
Density (Specific Gravity), and Absorption of
Fine Aggregates [ASTM- CI28-20011.
Philadelphia.
American Society for Testing dan Material. 200 I.
Standard Test Method for Sieve Analysis of
Fine and Coarse Aggregates [ASTM C 136­
200 I]. Phi ladelphia.
Barron AR. 2008. Hydration inhibition of portland
cement. The Connexions Project. Connexions
module. No m16446.
Baskoca A. Ozkul MH. Artirma S, 1998. Effect of
chemical admixtures on workability and
strength properties of prolonged agitated
concrete. Cement and Concrete Res 28: 737­
747.
Collepardi M. 2005. Chemical admixture today.
Didalam Proceedings ofSecond International
Symposium on Concrete Technology jiJr
Sustainable~Development lrith Emphasis on
In/iYIstrucfure. Hyderabad. 27 February- 3
March 2005 pp 527-541.
Fengel 	 0 dan Wegener G, 1995. Kayu:Kimia.
Ultrastruktur Reaksi-Reaksi. Sastrohamidjojo
II, penerjemah. Yogyakarta: UGM Press.
Ghosh P. 2004. Fibre Science and Technology. New
Delhi: McGaw-Hill.
Grierson LH, Knight .lC, Maharaj R. 2004. The Role
of Calcium Ions and Lignosulphonate
Plasticiser in the Hydration of Cement.
Cement and Concrete Res 35: 631-636.
Jumadurdiyev A. Ozkul MH, Saglam AR. Parlak N.
2004. The Utilization of Beet Molasses as a
Retarding and Water-reducing Admixture for
Concrete. Cement and Concrete Res 35:874­
882,
Kamoun A. 2003. Evaluation of the Performance of
Sulfonated Esparto Grass Lignin as a
Plasticizer-Water Reducer for Cement.
Cement and Concrete Res 33:995-1003.
Kato K. 1990. Testing Manual Series Cement,
Aggregates, and Concrete. Bogor: .rICA
DGHE/IPB ProjectiADAET: JTA-9a (132).
Kenkel J. 2003. Analytical Chemistry for
Technicians. London: Lewis Publishers.
Matsushita Y dan Yasuda S. 2005. Preparation And
Evaluation or Lignosulphonates as a
Dipersant For Gypsum Paste From Acid
Hydrolysis Lignin. BioresTechnol 96: 465­
470.
Mulyono T. 2003. Teknologi Beton. Jakarta:
Universitas lcgeri Jakarta,
Ouyang X, Oiu X, Chen P. 2006. Physico-Chemical
Characterization of Calcium Lignosulfonate.
A Potentially Useful Water Reducer. Colloids
and Sill/aces A: Ph,'sicociTem, Eng. Aspects
283-:~86: 489-497.
Fosroc Indonesia. 2005. Fosroc Indonesia - Product
Summary of Construction Chemicals
Cikarang: Brosllr FOSROC.
Sjostrom E. 1995. Kimia Kayu. Dasar-Dasar dan
Penggunaan. Ed ke-2. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press,
Syahmani. 2000, [solasi, Sulfonasi, dan Asetilasi
Lignin dari Tandan Kosong Sawit dan Studi
Pengaruhnya Terhadar Proses Pelarutan
Urea. [TesisI. Bandllng : Institut Teknologi
Bandllng.
The I. 2008. Kertasku dari HllIanku. http://wlV.
Kabar indonesia.com [ 14 Nov 2008].
Zhang T. 200 t. Adsorptive Behavior of Surfactants
on Surface of Portland Cement. Cement and
COl1crete Res 31: 1009-1.
Syahmani. 2000, Isolasi, Sulfonasi, dan Asetilasi
Lignin dari Tandan Kosong Savvit dan Studi
Pengaruhnya Terhadap Proses Pelarutan
Crea. [TesisJ. Bandung : Institut Teknologi
Bandung.
The I. 2008, Kertasku dari HllIanklt. http://www.
Kabar indonesia.com [14 Nov 2008],
Zhang T. 2001. Adsorptive Behavior of Surfactants
on Surface of Portland Cement. Cement and
Concrete Research 31: 1009-1.

More Related Content

Similar to ADUKAN EKO MORTAR BANGUNAN MENGGUNAKAN ADITIF DISPERSAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DARI LIMBAH INDUSTRI PULP KERTAS ATAU LINDI HITAM

TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
Repository Ipb
 
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dariPkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Andre Cool
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
Repository Ipb
 
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
NURUL FADLI
 
Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...
Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...
Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...
Repository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
Repository Ipb
 
Pkmp 12-undip-sita-rainbow tissue-aromateraphy
Pkmp 12-undip-sita-rainbow tissue-aromateraphyPkmp 12-undip-sita-rainbow tissue-aromateraphy
Pkmp 12-undip-sita-rainbow tissue-aromateraphy
Felly Shafira
 

Similar to ADUKAN EKO MORTAR BANGUNAN MENGGUNAKAN ADITIF DISPERSAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DARI LIMBAH INDUSTRI PULP KERTAS ATAU LINDI HITAM (20)

TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dariPkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
 
Pra rancangan sistem budidaya kedelai anjasmoro
Pra rancangan sistem budidaya kedelai anjasmoroPra rancangan sistem budidaya kedelai anjasmoro
Pra rancangan sistem budidaya kedelai anjasmoro
 
Lelelele
LeleleleLelelele
Lelelele
 
Evaluasi lahan untuk komoditas pertanian
Evaluasi lahan untuk komoditas pertanianEvaluasi lahan untuk komoditas pertanian
Evaluasi lahan untuk komoditas pertanian
 
Resume agro industi berbasis singkong 1020400
Resume agro industi berbasis singkong 1020400Resume agro industi berbasis singkong 1020400
Resume agro industi berbasis singkong 1020400
 
Tugas besar ekotoksikologi bandara
Tugas besar ekotoksikologi bandaraTugas besar ekotoksikologi bandara
Tugas besar ekotoksikologi bandara
 
Analisis-Kelayakan-Ekonomi-Pembangunan-Jalan-Pontolo-Ombulodata-Molingkapoto-...
Analisis-Kelayakan-Ekonomi-Pembangunan-Jalan-Pontolo-Ombulodata-Molingkapoto-...Analisis-Kelayakan-Ekonomi-Pembangunan-Jalan-Pontolo-Ombulodata-Molingkapoto-...
Analisis-Kelayakan-Ekonomi-Pembangunan-Jalan-Pontolo-Ombulodata-Molingkapoto-...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan Pangan
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan PanganPerkembangan Teknologi dan Ketahanan Pangan
Perkembangan Teknologi dan Ketahanan Pangan
 
B 143 undangan peserta 73 ktn 2016 (2)
B 143 undangan peserta 73 ktn 2016 (2)B 143 undangan peserta 73 ktn 2016 (2)
B 143 undangan peserta 73 ktn 2016 (2)
 
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
Pengendalian gulma karet nurul fadli 1620242016 1
 
Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...
Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...
Spektroskopi Impedansi dari Jeruk Garut Sebagai Variability Input dalam Tekno...
 
Jurnal vol 2 no 2 des 2010
Jurnal vol 2 no 2 des 2010Jurnal vol 2 no 2 des 2010
Jurnal vol 2 no 2 des 2010
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
318759-pengaruh-oksidator-dan-waktu-terhadap-yi-8fca702c.pdf
318759-pengaruh-oksidator-dan-waktu-terhadap-yi-8fca702c.pdf318759-pengaruh-oksidator-dan-waktu-terhadap-yi-8fca702c.pdf
318759-pengaruh-oksidator-dan-waktu-terhadap-yi-8fca702c.pdf
 
Pkmp 12-undip-sita-rainbow tissue-aromateraphy
Pkmp 12-undip-sita-rainbow tissue-aromateraphyPkmp 12-undip-sita-rainbow tissue-aromateraphy
Pkmp 12-undip-sita-rainbow tissue-aromateraphy
 
AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA REAKTIF CIBACRON RED
AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA REAKTIF CIBACRON REDAMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA REAKTIF CIBACRON RED
AMPAS TEBU SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA REAKTIF CIBACRON RED
 
ANALISA STRUKTUR NANOPARTIKEL SELULOSA KULIT ROTAN SEBAGAI FILLER BIONANOKOMP...
ANALISA STRUKTUR NANOPARTIKEL SELULOSA KULIT ROTAN SEBAGAI FILLER BIONANOKOMP...ANALISA STRUKTUR NANOPARTIKEL SELULOSA KULIT ROTAN SEBAGAI FILLER BIONANOKOMP...
ANALISA STRUKTUR NANOPARTIKEL SELULOSA KULIT ROTAN SEBAGAI FILLER BIONANOKOMP...
 

More from Repository Ipb

SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
Repository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
Repository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
Repository Ipb
 
EFEK ANTIOKSIDAN DAN PENGKELAT LOGAM TERHADAP AKTIVJTAS PROTEOLITIK ENZIM PAP...
EFEK ANTIOKSIDAN DAN PENGKELAT LOGAM TERHADAP AKTIVJTAS PROTEOLITIK ENZIM PAP...EFEK ANTIOKSIDAN DAN PENGKELAT LOGAM TERHADAP AKTIVJTAS PROTEOLITIK ENZIM PAP...
EFEK ANTIOKSIDAN DAN PENGKELAT LOGAM TERHADAP AKTIVJTAS PROTEOLITIK ENZIM PAP...
Repository Ipb
 
Analisis Algoritma dan Kinerja pad a Counter dengan CBC-MAC (CCM) sebagai Fun...
Analisis Algoritma dan Kinerja pad a Counter dengan CBC-MAC (CCM) sebagai Fun...Analisis Algoritma dan Kinerja pad a Counter dengan CBC-MAC (CCM) sebagai Fun...
Analisis Algoritma dan Kinerja pad a Counter dengan CBC-MAC (CCM) sebagai Fun...
Repository Ipb
 
Sistem Informasi Geografi Fasilitas Kota Bogor Berbasis Web Menggunakan ALOV Map
Sistem Informasi Geografi Fasilitas Kota Bogor Berbasis Web Menggunakan ALOV MapSistem Informasi Geografi Fasilitas Kota Bogor Berbasis Web Menggunakan ALOV Map
Sistem Informasi Geografi Fasilitas Kota Bogor Berbasis Web Menggunakan ALOV Map
Repository Ipb
 
Pengembangan Data Warehouse Program Tracking Stasiun TV di Indonesia
Pengembangan Data Warehouse Program Tracking Stasiun TV di IndonesiaPengembangan Data Warehouse Program Tracking Stasiun TV di Indonesia
Pengembangan Data Warehouse Program Tracking Stasiun TV di Indonesia
Repository Ipb
 
Implementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali Citra
Implementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali CitraImplementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali Citra
Implementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali Citra
Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERIUDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
UDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL ZAT ANTI BAKTERI
 
EFEK ANTIOKSIDAN DAN PENGKELAT LOGAM TERHADAP AKTIVJTAS PROTEOLITIK ENZIM PAP...
EFEK ANTIOKSIDAN DAN PENGKELAT LOGAM TERHADAP AKTIVJTAS PROTEOLITIK ENZIM PAP...EFEK ANTIOKSIDAN DAN PENGKELAT LOGAM TERHADAP AKTIVJTAS PROTEOLITIK ENZIM PAP...
EFEK ANTIOKSIDAN DAN PENGKELAT LOGAM TERHADAP AKTIVJTAS PROTEOLITIK ENZIM PAP...
 
Analisis Algoritma dan Kinerja pad a Counter dengan CBC-MAC (CCM) sebagai Fun...
Analisis Algoritma dan Kinerja pad a Counter dengan CBC-MAC (CCM) sebagai Fun...Analisis Algoritma dan Kinerja pad a Counter dengan CBC-MAC (CCM) sebagai Fun...
Analisis Algoritma dan Kinerja pad a Counter dengan CBC-MAC (CCM) sebagai Fun...
 
Sistem Informasi Geografi Fasilitas Kota Bogor Berbasis Web Menggunakan ALOV Map
Sistem Informasi Geografi Fasilitas Kota Bogor Berbasis Web Menggunakan ALOV MapSistem Informasi Geografi Fasilitas Kota Bogor Berbasis Web Menggunakan ALOV Map
Sistem Informasi Geografi Fasilitas Kota Bogor Berbasis Web Menggunakan ALOV Map
 
Pengembangan Data Warehouse Program Tracking Stasiun TV di Indonesia
Pengembangan Data Warehouse Program Tracking Stasiun TV di IndonesiaPengembangan Data Warehouse Program Tracking Stasiun TV di Indonesia
Pengembangan Data Warehouse Program Tracking Stasiun TV di Indonesia
 
Implementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali Citra
Implementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali CitraImplementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali Citra
Implementasi Algoritma Genetika pada Temu Kembali Citra
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
EirinELS
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
Detik-Detik Proklamasi Indonesia pada Tahun 1945
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdfSurat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
Surat Pribadi dan Surat Dinas 7 SMP ppt.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 

ADUKAN EKO MORTAR BANGUNAN MENGGUNAKAN ADITIF DISPERSAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DARI LIMBAH INDUSTRI PULP KERTAS ATAU LINDI HITAM

  • 1.
  • 2. ISSN:0216-3160 JURNAL TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN Vol. 20, No.3, Desember 2010 Penanggung Jawab Kt:tua Umum Asosiasi Agroindustri Indonesia dan Ketua Departemen Teknologi Industri Pertanian, FATETA IPB Ketua Dewan Editor Marimin (IPB) Dewan Editor Agus H. Canny (AGRIN) Didik PlIIwadi (UGM) Dviwahju Sasongko (lTB) E. Gumbira Sa'id (IPB) Kadarsah Suryadi (lTB) Koesnandar (BPPT) Moses L. Singgih (ITS) Moh. Nasikin (UI) Tajuddin Bantacut (lPB) Editor Pelaksana Ika Amalia Kartika (Ketua) Andes Ismayana Dwi Setyaningsih Ono Supamo Titi Candra Sunarti Sekretariat Sri Martini Ketih Suketih Penerbit Asosiasi Agroindustri Indonesia (AURIN) dan Departemen Teknologi lndustri Pertanian (TIN) Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) Institut Pertanian Bogor (lPB) Alamat Redaksi Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Darmaga PO Box 220. Bogor 16002 TelpJFax(0251)8621974,8625088 e-mail: jumal_tip@yahoo.co.id atau jumaUip@ipb.ac.id e..- Biaya Langganan per tahun Perorangan Rp. 100.000,- Institusi Rp. 150.000,- Permintaan langganan di kirim ke : Redaksi Jurnal Teknologi Industri Pertanian Departemen Teknologi lndustri Pertanian, FATETA-IPB Kampus IPB Darmaga PO Box 220 Bogor 16002 Telp/Fax: 0251-8625088 dan 0251-8621974; E-mail: jurnaUip@yahoo.co.id atau j urnal_tip@ipb.ac.id Bank BNI Syariah Capem Dannaga, Bogor No.rekening 0]74761727 atas nama Ketih Suketih PRAKATA Pembaca yang budiman, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmatNya pada kesempatan ini kit? dapat kembali berjumpa melalui Jurnal Teknolog Industri Pertanian [disi Desember 20 IO. Volume 20 Nomor 3 Tahun 20 J0, dengan artikel yang mcndiskusikan substansi dan metodologi dalam pengembangan agroindustri. Pada edisi ini kami menyajikan bebcrapa topik mcnarik yang diantaranya mcnyajikan dampak pengembangan industri biodicsel dari kelapa sawit terhadap perkebunan kelapa sawil dan industri minyak kelapa sawil di Indonesia, pencampuran minyak jarak pagar dengan minyak nabati lainnya untuk meningkalan sifat-sifat aliran dan kestabilan oksidasi biodicseJnya, produksi surfakan a/kil po/ig/ikosida dan aplikasinya pada sablln cuci tangan cair. Makalah selanjutnya menyajikan tcntang perancangan sistem pakar fil::'::')' untuk pencntuan efektivitas kultivasi cendawan mikori::.a arbllskllia sebagai pupuk hayati, model perpindahan massa pada pemekatan sari jeruk siam dengan reserve osmosis tchman rendah, adukan eko mortar bahan bangunan menggunakan aditif dispersan sodium lignosulfonat dari limbah industri pulp kertas atau lindi hitam. Sebagai penutup kami menyajikan makalah mengenai anal isis rantai pasok agribisnis sapi potong studi kasus pada PT Kariyana Gita Utama, Jakarta. Kepada pcnulis dan penelaah naskah yang telah berkontribusi pada penerbitan jumal cdisi ini, kami menyampaikan terima kasih yang mendalam. Sebagai akhir kata, dengan rendah hati dan scgala honnat, kami mengundang rekan sejawat pcneliti dan praktisi agroindustri untuk mengirimkan naskah, revielt', gagasan dan opini untuk disajikan pada jumal ini. Saran dan kritik yang membangun juga sangat kami harapkan. Selamat membaca. Dewan Editor
  • 3. --- olume 20. :omor 3. Hal 143-205 Desember 2010 DAMPAK PE:"GEMBA~GAN INDUSTRI BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT TERHADAP PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DA~ INDUSTRI MI:"YAK KELAPA SAWIT DI INDONESIA Rojian Joni, E GlImbira-Sa'id, Harianto, Nlil/lIng KlIsnadi ......................................... 143 BLE:"DING OF .JATROPHA WITH OTHER VEGETABLE OILS TO IMPROVE COLD FLOW PROPERTIES A:"D OXIDATIVE STABILITY OF ITS BIODIESEL Dwi Setyaningsih, Erli::a Hml1ba/i, Sri Ylllialli, Djaieng SlImollgat. ............................. 152 PRODUKSI SURFAKTAN ALKIL POLIGLIKOSIDA (APG) DAN APLIKASINYA PADA SABUN CUCI TANGA~ CAIR Siti Ai.yah. Ani S/llyalli, Titi Condra SlIlIol"ti................................................................ 159 PERAl'ICANGAN SISTEM PAKAR FUZZY UNTUK PE~ENTUAN EFEKTIVITAS KULTlVASI CENDAWA~ MIKORIZA ARBUSKULA SEBAGAI PUPUK HAYATI A::i:: KlIsliro, NIII" A::i:::a A:::is, Alal"illlin ................................... .... .................................. 166 MODEL PERPINDAHAN MASSA PADA PElIEKATAN SARI .JERUK SIAM DENGAN REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH Erliza Noor, Acietira Rac/lIlum, Selyadiil....................................................................... 178 ADt.;KAN EKO :'IORTAR BANGU:"AN MENGGUNAKAN ADITIF DISPERSAN NATRIUM LlGNOSULFONAT DARI LIMBAH INDUSTRI PULP KERTAS ATAU L1NDI HITAM Sri Allldiastllli, SIII}'ono SlIn'okIiSlItI10, GlIstin; Syahhiril1. YlIntll Yllmairoh ......... ... 184 ANALISIS KINER.JA RANTAI PASOK AGRIBISNIS SAPI POTONG : STUDI KASt.;S PADA PT KARIYANA GITA UTAMA, .JAKARTA Yoyat Hidayat Falaliilah, lv/orimill. Harian/()............................... ....................... 193
  • 4. -- Jumal Teknologi Industri Pertanian, Desember 2010 Vol. 20, NO.3 ISSN: 0216- 3160 VCAPA~ TERIMA KASIH Dewan Editor menyampaikan terima kasih Kepada Bapakllbll/Sdr, alas kesediannya untuk menelaah naskah yang dimllat pada edisi inL Ade Iskandar, Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakliitas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor Danu Ariono. Program Studi Teknik Kimia. Fakultas Teknologi Industri. Institut Teknologi Bandung Dede Hermawan. Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor Khaswar Syamsu, Departemen Teknologi Indllstri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. [nsti!llt Perlanian Bogor Kiki Yulianti, Jurusan Tekno[ogi Pertanian Program Sludi Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Sriwijaya Liesbetini Hartoto, Departemen Teknologi Indllstri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Inslitut Perlanian Bogor Mulyorini Rahayuningsih, Departemen Tekno[ogi Indllstri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor Mubiar Purwasasmita, Program Stlldi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri, Instilll! Teknologi Bandung Muladno. Deparlemen Hasil Hutan, Fakllltas Kehll!anan. Institut Pertanian Bogor Nyak IIham, PlIsa! Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor Osly Rachm:m, Pusat Penelitian dan Pengembangan Ilasil Hutan Bogor R. Sudrajat. Pusat PCllelitian dan Pengcmbangan Hasil flutan Bogor Sapta Raharja. Departemell Tcknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pcrtanian, Institut Pertanian Bogor Setyadjit. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor Sukardi. Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Tien Ruspriatin Iluchtadi. Departemen limn dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian,-lnstitut Pertanian Bogor Yohanes Aris Purwanto, Departemell Tekllik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor Yandra Arkeman, Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
  • 5. ADUKAN EKO MORTAR BANGUNAN MENGGUNAKAN ADITIF DISPERSAN NATRIUM LIGNOSULFONAT DARI LIMBAH INDUSTRI PULP KERTAS ATAU LINDI HITAM UTILIZATION OF NATRIUM LIGNOSl/LPONATE FROM BLACK LIQUOR AS DISPERSANT ADDITIVE FOR ECO-il'IORTAR MIXTlJRE Sri Mudiastutjl)*, Suryono SuryokusumoZ ), Gustini SyahbirinJ), Yuyun YumairohJ ) ''Departcmen Teknik Pcrtanian Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Kampus IPB Darmaga P.O.Box 22(), Bogor, Ja3 Barat Email: tutiaris.i("hoo.com C'Dcpartem"n l't:knologi HasH Hutan Fakuft~s Kdwt;man, Institut I'ertanian Bogor "Departemen Kimia Faknltas Ilatematika dan limn Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor ABSTRACT Lignin ollignoslii/imare Ims lIIade by a I'([ste prodllct alplilp and paper indllsa:' which can he llsed as a waleI' reducer in a mortar lIlixturc which consisted ol338 grams oftreifer, 1050 grams l?lstot1e granule, 520 grams cement ami 0.3 percenr (?/ natrilllll lignosillfimate. The mechanical characteristics 01' this mortar slIhstances can influence slIeh as diametl!r of/101t" flexural strength. compressive strength. and seffing time ol cement paste. Lignosullollate sholl'S its tilllction as dispersant on cement hydration fbI' 3 days as it IVas olla(l':::ed hy x-ray dijhlctometer. Research reslilt sh()lred that POII' olFesh 11101'101' rise wilh increase (!l concentratioll (from weight of cement) of ,Iynthetic natrilllll lignosu//onate (NaLS). It s/tml'ed that mortar hOlllogenityalso increased The reslilt o//lexllral strength alld compressive strength tests /lsillg ,Iyntlietic NaLS (~(o. I-0,3%.f;·01ll H'eight olcemellt showed that addition o(synthetic ;VaLS 0/0.2% 11'0.1' the hest res/llt (IS shown it hod the highest o(/lex{(ral streng/It al/(I cOlflpressil'e strength m/lles. Initial seffing tiflle cement paste increased ahow 50% with addition o(sYllthetic NaLS 0.2%. Vvliereas the/inal seffing time decreased ahout 8%. Cemellt Il.nlmtion test shOll'ed the increases of hydration prod{(ct peak. Ca(OHh und calcilllll silicate hydrate (C-S-H) collfents. Kenrord': h/ack liq{(or, lignosll/fiJllute. lIlortar, colllpressil'e strength, .flexllral strength ABSTRAK Lindi hitam merupakan limbah cair dari proses Kraft pada pembuatan pembuatan pulp. Turunan dari Iimbah ini dalam bentuk natrium lignoslilfonat (laLS) digunakan sebagai woter reducer campuran atau dispersant pada proses hidrasi dari adukan semen, dengan spesifikasi teknis standar adukan mortar lerdiri dari campuran air 338 g, gradasi dimensi butiran batuan 1050 g, semen 520 g dan 0,3 % bahan aditif NaLS. Tujuan penelitian ini adalah memperpanjang pembentukan ikatan kimia dalam pembuatan bahan adukan mortar sebagai dasar pembuatan bahan adukan beton agar, dengan cara tambahkan natrium lignosulfonat (NaLS). Karakteristik teknis adukan mortar yang diuji yaitu diameter alir, kllat lentur, kLlat tekan mortar dan waktu ikat semen. Hasil penelitian, anal isis mellggunakan alat difraktometer sinar X. untLlk mortar umur harL dan jumlah peningkalan pemakaian laLS sintetik. menunjukkan homogenitas mortar semakin meningkat, ditera dari perubahan uji diameter alir semen dan mortar yang sama. Keragaman penambahan konsentrasi laLS sintetik dari 0,1 % sampai 0,3%, temyata laLS sintetik 0,2% menunjllkkan pengaruh sitat mekanis terbaik untuk kuat lentur. kuat tekan dan waktu ikatan awal semen meningkat terbesar 50%, serta waktll ikat akhir mengalami perpanjangan waktu sekitar 23%, Hasil chromatografi terjadi peningkatan tertinggi dari proses hidrasi semen ditunjukkan untuk Ca(OH)c dan kalsium silikat hidrat (C-S-H), Kata kunci: natrium lignosulfonat, lindi hitam, mortar, kuat tekan dan kuat lentur PENDAHULUAN menghasilkan lignosulfonat Gugus sulfonat mensubstitusi gugus fungsi hidroksil atau eter pada Pada umumnya di Indonesia, proses pembuatan atom karbon ~C dari rantai samping propana. pulp menggllnakan proses kraft. Lignosulfl)nat Sulfonasi ini bert~iuan untuk mengubah hidrofilitas merupakan turunan lignin yang mengandung gugus lignin yang kurang polar (tidak larut dalam air), sulfonat, yang dapal diisolasi langsung dari lindi hitam dengan mensubstitusi gllgus hidroksil dengan gllgus melailli proses slIlfil dengan cara ultrafiltrasi. sulfonat sehingga hidrofilitasnya meningkat Limbah lindi hitam mengandllng lignin, (Syahmani,2000). kemudian hasil lignin yang diperoleh dislilfonasi dan
  • 6. Sri J1l1diasmri. Surmno Surrokllslfmo. GlIsrini .~mhhirin. YlIl'ltn rumairoh Sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia, produksi kertas juga terus meningkat yang diikuti pula dengan limbah lindi hitam yang dihasilkan, sekitar S3 persen dari produksi berkisar 7,2 juta ton per tahun (The, 2008). Limbah eair dari lindi hitam. mengandung senyawa lignin yang tidak lan.1t dalam air dan beberapa maeam pelarut. Pada sarana pembuangan lanjutan, limbah ini memberikan dampak lingkungan khususnya pada orgamsme, maka diusahakan untuk moditlkasi lignin menjadi lignosulfonat. Lignosulphonat mengandung grup hidrofilik (gugus sulfonat, fenil hidroksil, dan alkohol hidroksil) dan grup hidrofobik (rantai karbon) sehingga termasuk ke dalam kelompok surfaktan anionik, berfungsi sebagai pendispersi gumpalan ikatan kimia lignin agar dapat mengikat bahan lain, antara lain bahan perekat pada industri keramik serta bahan tambahan pendispersi eampuran adukan beton dan mortar (Ouyang el al.. :WOS dan Barron, 2008), juga dispersan pada pasta gipsum (Baskoea el al..1998). Penelitian selanjut-nya lignosulfonat, dekstrin dan glukonat mampu lImuk meningkatkan kemudahan penge~jaan (!'Orkahilill') pada adllkan beton (Matsushita dan Yasuda, 2004). Suri'aktan anionik dapat menaikkan adsorpsi permukaan dan dispersi partikel. Proses adsorpsi lignosullonat pada permukaan partikel, menimbul-kan muatan negatif pada permukaan partikel sehingga mengakibatkan gaya tolak menolak antar partikel. Ketika surfaktan ditambahkan pada adukan mortar, partikel slIrnlktan tcradsorpsi dipennukaan partikel semen dan menyebabkan tolakan antar partikel semen yang menghasilkan detloklllasi yang kllat, berakibat distribusi partikel semen homogen di dalam campuran.(Gambar Ia dan b) . (a) Gambar 1. Reaksi semen dan air (a) tanpa pemberian bahan tambah kimia, (b) setelah ditambahkan dengan agen pendispersi. lumadurdiyev el al. (2004), menyatakan bahwa lignoslilfonat telah banyak digunakan sebagai bahan tambahan yang dapat mcngurangi penggunaan air dalam teknologi beton dan dapat memperlambat waktu pengerasan. Kedua sitat lignosllltonat ini dapat digunakan mengembangkan waktu pengikatan mortar dengan kemudahan penger:iaan yang baik. Kamoun el af. (2003) memperlihatkan pengaruh lignin tersuitonasi dari rumput esparto (SEL), membuat adukan mortar menjadi lebih plastis dengan mengurangi kandungan air dalam adukan eampuran mortar. SEL juga menghambat waktu ikat awal dan akhir semen serta meningkatkan kuat tekan mortar setelah 28 hari. Jumadurdiyev el al. (2004) meneliti pengaruh molase dari limbah pabrik gula untuk lignosulfonat, yang dapat memperlambat waktu pengerasan pasta semen dengan menghambat waktu hidrasi semen. Molase dan lignosulfonat pada dosis 0,2%, jika ditambahkan dalam adukan mortar semen, memper­ Iihatkan perpanjangan waktu pengerasan dan waktu pengikatan bahan adukan, serta meningkatkan kuat tekan dan kuat lentur pada umur dan 28 hari dari pengujian adukan mortar. Grierson el 01. (2004) telah meneliti lignosultonat yang digunakan lIntuk membuat plastisasi dan mengurangi komposisi air dalam campuran beton. Proses pengikatan tersebllt, menjadi dasar penelitian dalam pengembangan dan manfaat dari perubahan lignin sebagai hasil dari Iimbah industri pulp. Hasil ini diaplikasikan menjadi bahan pendispersi bahan adukan mortar. Tujuan penelitian ini adalah memperpanjang pembentukan ikatan kimia dalam pembuatan bahan adukan mortar sebagai dasar pembllatan bahan adukan beton agar, dengan eara menambahkan natrium lignosultonat (NaLS). Karakteristik mekanis dari pcrubahan mortar dengan penambahan lignosultonat (agen pendispersi) ini dicval LIasi dcngan penguj ian aliran (fhm), kuat Icntur, kllat tckan, waktu ikat awal dan akhir semcn, serta hidrasi semen. Pengaruh penambahan natrium lignosuUonat (NaLS) sintetik dan NaLS komersial pada mortar scrta perubahan rasio air semen merllpakan hasil penelitian ini. METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan-bahan terdiri dari Semen portland dan pasir lokal di Bogar, aditif NaLS sintetik dari limbah Lindi hitam dan NaLS komersial dipcroleh dari PT Fosroe Indonesia dan air jcmih kampus IPB. Alat-alat yang digunakan mixer, ayakan standar lIS, timbangan 2S kg dan 5 kg, labu piknometer, labu Le Chalelir, eetakan mortar ukuran 16 x 4 x 4 em', alat Fical. UTi;l Shimadzu untuk uji kuat tekan, kuat lentur dan dil'raktometer sinar X merk Shimadzu. Metode Analisis Ayak Pasir (ASTM C136-2001) Metoda dilakukan mengikuti prosedur pengujian ASTM dan 1IS dalam Kato (1990). Sampel pasir keri'1g yang telah dieuei, diayak sesuai standar dari ukuran terbesar hingga terkeeil. Pengukuran berat massa pasir tertahan disetiap ayakan (ASTM C33­ 1995), dan diperoleh persentase berat pasir (W) terhadap berat total dati masing-masing ayakan (A). . Modulus kehallisan diperoleh dati jumlah persentase 6 total dari masing-masing jumlah akumulasi pasir pada -Ievclay~kan, (B), kemudian dibagi seratus. Bobot jenis relatif pasir (ASTM C128- 2001) Setelah pasir kering (Bk) dari rendaman air selam8 24 ± 4 jam, ditiriskan hingga tereapai berat
  • 7. Adllkan Eko ,Mortar Banglll1Lln Jlenggllnakal1 '" " ............... pennukaan jenuh air (Bs, Weight (?lSUljtlCe Salurated Dry). Berat kering dibagi zat cair yang dipindahkan oleh pasir diperoleh berat jenis pasir. Absorpsi air pada pasir (ASTM C128-2001) Penyerapan atau perubahan berat pasir kering oven (Bk) pada beratjenuh pennukaan air (Bs). Penentuan Bobot Jenis Semen (ASTM CI88-95) Fluida dalam labu Le-Chatelir menunjukkan perbandingan bobot zat cair yang dipindahkan dan berat semen yang ditambahkan dalam labu. sebagai berat jenis semen. Penentuan Kekekalan Semen (.JlS R5201) Konsistensi nonnal semen dan pengaturan adukan pasta. setelah penyimpanan di kelembaban selama 24 jam dan atau perebusan jam. Perubahan keadaan lisiknya rnenentukan kekekalan semen. Penentuan Waktu Pengikatan Semen (ASTM CI91-2004) 1etoda Vicat digunakan lintuk mengukur waktu pengikatan semen. Cincin konik diletakkan di bawah jarum vicat I mm sclang waktu uji setiap 15 menit. Pengujian pendahuluan dilakukan terhadap pasta semen yang ditambah NaLS sintetik dan NaLS komersiaL I t j{ I , . .. • ( jJ I' ( -'I • /II Kctcrangan : A vaktu ikat di bawah 25 em B waktu ikat di atas 25 em C penctrasi pada waklU ikat di atas 25 em D penctrasi pada Vaktu ikat di bawah 25 em. U.ii Alir Mortar (JIS R5201) Aliran adllkan mortar ketika tcrlepas dari cetakan slump disebut penglljian alir mortar. Hasil pengembangan adukan mortar menllnjukkan nilai alir mortar rata-rata. Pembuatan Spesimen Uji :vtortar (Kato 1990) Adllkan mortar dengan perbandingan satu bagian pasir semen dan dua bagian pasir dan air dad VIc 0.65 selama 15 menit homogen sebagai kontroL Dalam pengujian pendahllluan dilakukan penambahan NaLS komersial dan bervariasi selang konsentrasi 0.1 - 0,5% dari berat semen pada mortar. Hasi I terbaik dalam uj i kuat lentur digunakan untuk menentukan variasi konsentrasi NaLS sintetik. Hasilnya dibandingkan dengan NaLS komersial, pada konsentrasi yang sarna. Adukan dicetak pada mold standar dan disimpan di tempat lembab selama pengujian. Uji Kuat Lentur dan Kuat Tekan Mortar (Kato 1990) Pengujian kuat tekan dan lentllr mortar dilakukan dengan alat Mihaelis, pada llmur 3,7 dan 28 harL Beban lentllr dikonversikan pada beban tekan standart mesin yaitu beban " 50 x 0.234 kg/em::. Analisis Hidrasi Semen Umur 3 Hari dengan Difraktometer Sinar X Menurllt metoda NaLS sintetik 0,2%, hasil tes pendahllluan. yang menunjukkan konsentrasi tebar (Grierson ef al., 2004 l. sebanyak 50 g semen dicampurkan dengan ik dari uji kuat lentur. Selanjutnya dilarutkan dengan 25 ml air deionisasi, diaduk hingga homogen. Proses hidrasi dihentikan setelah 3 hari, sampel dihancurkan menjadi bubuk direndam dengan aseton. Bubuk sampel dianalisa menggunakan Difraklometer sinar X pada 40 kV, 20 mA. Analisis ini juga dilakukan pada adllkan semen control/tanpa bahan tambahan. Vaktu (in lime) yang digunakan adalah 3, 7, dan 28 hari. Rancangan Percobaan Rancangan pereobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan percobaan aeak lengkap (RAL) satu faktor in time dengan dua kali ulangan. Pengujian pendahuluan kuat lentur mortar dilakukan dengan 5 taral: yaitu penambahan NaLS komersial 0.1. 0,2, 0,3, 0.4 dan 0,5%. Pengujian inti dilakukan pada faktor kuat tckan dan lentur dengan 7 taraL yaitu kontrol (0%), menggunakan NaLS sintetik tarat' 0,1 %. 0,2%, 0,3% scrta NaLS komersial 0,1 %, 0.2%. 0.3%. Faktor waktll (in lillie) dengan 3 taraf yaitu 3; 7; 28 hari pada semua perlakuan kontrol, NaLS komersial dan sintetik. Respon yang diamati pada kuat lentur mortar. dengan model tinier sebagai berikut: Y J. P Keterangan : Yijl. : karakteristik mortar pada faktor jenis sampel ke-i, waktu ke-j, dan ulangan ke-k dengan i 1.2.3.4.5,6,7 ;j 1 ; dan k = 1.2 ~l : nilai tengah umum ((, : pengaruh jenis sampel ke-i Pi : pengaruh waktu ke-j ap,j : pengaruh interaksi jenis sampel dan Vaktu tJ;1. : galat. HASIL DAN PEMBAHASAN Gradasi isi tumpukan butiran pasir rongga disajikan pada Tabel l. Hasil analisis ayak pasir Cimangkok menunjukkan bahwa distribusi ukuran partikcl yang belum sesuai dengan ketentuan ASTM C33-995 seperti yang disaj ikan pada Gambar 2. Hasil analisis gradasi pasir alami dan modifikasi uji laboratorium disajikan pada Gambar 3.
  • 8. Sri -'vludiastllti, SWTOIIO SlIr'oklislIIIIO, Gustin! Srahbirin, YIIYlIrl Yumairoh Tabel I, Gradasi isi tumpukan butiran pasir rongga Rl eM Cl1 02 236 235 2,71 0.]6 03 1.18 1,2 1.36 0,18 04 0.6 0,6 0,68 0.09 05 0.3 0.3 0.35 0,05 06 0,15 0.2 0.17 0,02 On Q D/Q n Bola 6,46 6,46 6,46 6,46 6,46 0,73 0,37 0,18 0.09 0,05 1,21 1,28 1.35 1,42 1,49 97,0 12,1 6.4 3,4 1.8 97,0 14,6 2,1 03 0,0 1 1 ukuranaYiJkan (mm) Gamhar 2. Analisis ayak pasir Cimangkok UI) .., 80 ~lO(J.r E bU :l ~ ·10 o £? 20 n no sieve (mm) o 10 Gamhar 3. Hasil analisis gradasi pasir alami dan modifikasi uji laboratorium Menurut ASTM dalam Mulvono (2003), Standart Modulus kchalusan (FM) ~ntuk mortar plesteran adalah 3,6 4,8 dan adukan heton modulus kehalusan adalah 1,5 - 3,0, liS dalam Kato 1990. bcrkisar 3,2 - 4,4. Hasil pengujian modulus kehalusan pasir lebih halus dari ASTM dan JIS maka modifikasi adukan yang dibuat sudah memenllhi standart ASTM, .lIS dan SNI. Jadi penglljian ini mengikuti standart nasional dan intemasional. Hasil grafik distribllsi ukuran partikel penglljian pasir uj i ini~dapat digunakan sebagai nilai dasar untuk penelitian selanjutnya. Bobot Jenis Relatif dan Absorpsi Pasir Menurut JIS, penentuan bobot ienis relatif dari kualitas pasir secara parsial 2,5 2.65 gicmJ , Berat jenis dari absorpsi sampel pasir 250 gram, rerata 2,22 gicm 3 dan absorpsi yang terjadi 8.76%. Nilai hobot jenis pasir ini baik untuk membllat bangunan tinggi karena lebih ringan. Nilai adsorpsi standar JIS. yaitu I 5~·'O (Kato. 1990). Bangunan­ bangunan didaerah tropis yang panas. penyerapan uap air ini diimbangi dengan intensitas sinar matahari yang besar berkisar 500 1000 W/mc. Berat Jenis Semen Hasil pengukuran berat jenis semen portland pada penclitian ini sebesar 3,02 g/ml, lebih kecil jika dibandingkan dengan pustaka yaitu 3,15 glml (Kato, 1990). Kelembaban yang tinggi di Bogor. mempengaruhi bukaan zak semen, sehingga menurunkan kuulitas semen uji walaupull telah disimpan dalam bak tertutup dan sesuai prosedur. Kekekalan Semen Sctelah 24 jam. hasil kekekalan udukan semen yang mengeras dinyatakan sebagai kemampuan pengembangun hasil percampuran bahan adukan, dengan muksud mempertahankan pengikatan senyawa dalam volume. lIasil uji ini menunjllkkan semen tidak terjadi perubahan volume atau retak, hanya ada pengerutan (shrinkage). dipermllkaan semen. karena terjadinya penguapan air (Gambar 4). (a) (b) Gambar 4. Adllkan semen (a) sebelum direbus. (b) setelah direbus Waktu P.engikatan Semen Waktu ikat awal dan akhir dipengaruhi oleh jumlah air yang dipakai. berkaitan dengan pengendalian pekerjaan, agar lebih panjang. seperti untuk transportasi, penuangan, pemadatan dan penyelesaian. Gambar Sa diatas menllnjukkan hasH lIji waktu ikat semen dipengaruhi penambahan NaLS sintetik 0.2%. ke dalam pasta semen memperlihatkan adanya peningkatan waktu pengikatan awal, yaitu sebesar 50%. Basil pengujian diperoleh waktu ikat semen
  • 9. Adukan Eko Morfar Bangllllan Mengglillakall .................... Waktu vs penetrasi jarum Vicat .:.15 '10 35 E _~O E '@ 2S I 2() le, lq 10 () Time 5€ttlnp; (m~mltl 0 100 '00 GOO I ......... ". k ','11' I '~'JI (D' ., (a). waktu Ikat awal VJktu Jkhir vs penetrasi jarum "icat ..j(.0 ---+--1,)1[1(111,0',) 100 300 Time settimg {menit) (b). waktu ikat akhir Gambar 5. Grafik penetrasi semen Sedangkan waktu ikat akhir mengalami penurunan sekitar 8%. Pemilihan konsentrasi 0,2% diambil dari hasil terbaik pada penentuan kuat lentur. Berdasarkan persamaan garis linier (Gambar 5b) didapatkan prediksi waktu ikat awal berturut-turut terjadi pada 177,262, dan 264 menit. Prediksi waktu ikat akhir terjadi pada menit ke 481,442, dan 404 menit. Peningkatan waktu ikat awal ini menunjukkan bahwa NaLS sintetik dapat bertindak sebagai inhibitor dia reaksi hidrasi semen (Tabel 2). Tabel 2. Waktu ikat semen penguJlan dibanding standar ASTM Waktu ASTMC NaLS NaLS ikat Kontrol 150 sintctik komersial (menit) 0,20% 0,20% Awal -lS-37' IT 26( 27~ Akhir 5-lC 52: -lO: -lO~ Hasil Uji Alir Mortar Tujuan pengujian nilai alir mortar adalah mehhat pengaruh penambahan NaLS sintetik dan komersial pada keragaman konsentrasi terhadap dispersi mortar. lIasil penehtian ini pada kondisi ratio air semen terendah 0,45, nilai diameter alir mortar tanpa tambahan bahan kimia 13,46 em, dan NaLS sintetis 0,3% meneapai 18 em. Hasil uji menunjukkan adukan mortar semakin homogen dan nilai ahr adukan dipengaruhi senyawa kimia NaLS, seperti yang disajikan pada Gambar 6 dan 7. Pada ratio air semen yang sama pada adukan, NaLS sintetik menunjukkan diameter ahr lebih tinggi dari control dan NaLS komersial. Dispersi dalam adukan mortar yang terjadi semakin tinggi maka pergerakan ahran adukan (pasir, semen dan aditif dalam eampuran) lebih menyebar rata. Sila pereampuran pasir, semen, dan air belum meneapai konsistensi dan adukan belum membentuk mortar segar dapat mengakibatkan kesulitan dalam pengerjaannya. Rasio air semen mortar 0,55 dan penambahan NaLS sintetik maupun komersial konsentrasi 0,1 dan 0,2% rerata belum mengalami perubahan sebesar 10 em, dan konsentrasi 0,3~ o. berubah yaitu masing-masing 10,25 em dan 9,5 em. -Q-k, Illltl [ -Q-1(lltr.l? -o-rJ,1 "Il()," I' -+-r11 "Il() -," 1 , lDkasi Alir(<.rn) Gambar 6. lIasil w/e ~ 0,45 dan NaLS sintetik di konsentrasi 0, 1%, 0,2%, dan 0,3% l7 ~ o L,­ E l r3 l "­ '" 11 ~ tel 'i5 OJ'" .... -tiel!' '111',",,1 ---LJ-- 'U<'Il'>kolllf-'l·,I,lI.'" 11l'i -11'lL,,,,IIllt"'ldl .(j 1<, ~·--·~·U.11')·.llllt-tl~ ,. II-I~ ~tl '1l'" IIlto:tll. !' n "i') ----<)-- ~1I<'Il')""llwl'>I<II': l () ',~ Gambar 7. Hasil diameter aliran adukan pada variasi rasio air semen Penyebaran merata dalam perletakan pasir dalam adukan atau porositas, menyebabkan kemampuan menerima beban tekan dan beban lentur yang semakin besar. Perbedaan rasio air semen menunjukkan diameter alir yang tidak sama. Hasil rasio air semen 0,45 memperlihatkan pembahan diameter ahr dengan nilai 9,25 em. Hasil uji pendahuluan kuat lentur mortar Untuk menghindari biaya pembuatan NaLS sintetik yang mahal maka dilakukan pengujian pendahuluan untuk menentukan konsentrasi terbaik
  • 10. Sri /vflldiaslilli. SIIIT0l10 SuryokuslIlIIo. GlIslini S)'ahhirin. Yumf1 YlIIllairoh dengan hasil kuat lentur mortar yang disajikan pada Gambar 8. >4N Ev ')1 --...OJ) -" ~u '­ 4~::l <: -If) -'!: ~ f'J H::l !Ji'-; '>t. H Ii!'umurmortar (hari) Hi I,!' 10 10 ~ll Gambar 8. Kuat lentur terhadap variasi konsentrasi NaLS komersial Gambar 8 menunjukkan rasio air semen mortar yaitl! 0,65 untuk untuk NaLS sintetik 0, I%; O,~%; 03%; dan NaLS komersil 0, I%; O,~% dan 0,3% dilakukan ~ ulangan (Tabel 3). Pada tahap pengujian pendahuluan menggunakan alat Michaelis, diperoleh kekuatan tckan dan lel1tur yaitu hasil dikalikan konstanla pada alat. Uji il1i bcrtujuan menetapkan vanasl konsentrasi yang akan digunakan pada penambahan NaLS sintelik dalam mortar. Kliat lentur dillji saat mortar berumllf 3, 7, dan 28 hari, sesuai sirat musing-masing senyawa dalam semen, yaitu trikalsium aluminat, trikalsillm silikat. dan dikalsium silikat. Tabcl 3. Kenaikan pcngaruh dispersan NaLS sintetis dan komersil mortar w/c=0,65 _..__.. Konsen­ trasi (%) Nal,S sintetik (em) Kenaik-an (%) NaLS komer sial !cm) awal Kenaik-an (%) 0.1 1436 6,69 14,26 0,7 0,= 12,56 ~,16 Hasil peng4iian berdasarkan uji F pada rancangan percobaan dari data Tabel 4 menunjukkan bahwa interaksi antara perlakllan dan umur mortar memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap respon (kuat lentur) pada taraf nyata 5%. Uji Duncan memperlihatkan bahwa penambahan NaLS komersial 0,2% merupakan konsentrasi yang mempunyai nilai kuat lentur terbesar. Nilai 0,2 % menjadi dasar keragaman konsentrasi NaLS sintetik yang ditambahkan, yaitu 0, I - 0,3% dari bobot semen sesuai uji pendahuluan tersebut. Kuat lentur meningkat hingga Llmur mortar 28 hari. Uji Duncan memperIihatkan respon berbeda nyata pada masing­ masing umur mortar. Hal ini disebabkan oleh kuantitas produk hidrasi yaitu kandungan kalsium silikat hidrat dalam adukan semen meningkat. Hal ini berarti meningkatkan ikatan senyawa tersebut. Pada adukan semen dan pasir te~jadi ikatan semakin kuat dan ruang-ruang yang semula kosong jadi terisi air diganti kalsium silikat hidrat maka porositas dalam m~rtar berkurang, sehingga terjadi pemadatan dan homo-genitas. Pasir seperti ditampilkan pada kekekalan semen memberikan peningkatan kekuatan lentur dan kuat tekan. Tabel 4. Beda kuat tekan dan lentur pada laLS sintetis dan NaLS komersial Kuat NaLS-sintetis> 3 hari 7 hari 28 hari Tekan Komersial kg/em? 0,1% 14,5 85 4,7 0,2% 17,7 15,8 12,7 O~3~z~ 12.4 7,2 6,7 Kuat NaLS-sintetis 3 hari 7 hari 28 hari Lentur Komersil kg/cm2 0,1% 6,3 4,1 0,2% 9 3,9 I HasilUji Kuat Lentur Mortar Pengujian ini membandingkan pengaruh NaLS sintetik dan komersial terhadap daya dukung mortar, vaitu kuat lentur dan kuat tekan seperti yang terlihat pada Gambar 8. Hasil lIji statistik kuat lentur mortar memperlihatkan beda nyata penambahan NaLS sintetik dibandingkan dengan laLS komersial. ~'~ :y-­J umurmorlJr (haril IH ·111 ill'-' 30 Gambar 9. Kuat lentur mortar pada ragam umur Gambar 9 memperlihatkan nilai kuat lentur yang semakin meningkat dengan bertambahnya konsentrasi laLS sintetik dan komersial pada keragaman umur. HasH tertinggi dicapai pada penambahan NaLS 0,2%, tetapi pada penambahan NaLS 0,3%, kuat lentur mortar menurun. Hal 1111 menunjukkan bahwa konsentrasi berlebih yang ditambahkan pada mortar dengan rasio semen air tetap akan mengakibatkan kekuatan mortar menunm. 'vIortar komersial juga memiliki nilai lebih tinggi dari kontrol pada hari ke 3, 7, dan 28 had lebih tinggi pada 0,2% (Tabel 4). Hal ini disebabkan kuantitas produk hidrasL kalsium silikat hidrat yang terkandung dalam pasta semen meningkat.
  • 11. Adukan Eka I'vforrar Banglll1al1 i'vfenggullakoll '" " ............... Meningkatnya senyawa tersebut menyebabkan ikatan yang dihasilkan oleh semen dengan pasir semakin kuat dan ruang-ruang kosong yang avvalnya terisi oleh air diganti dengan kalsium silika hidrat sehingga porositas mortar berkurang. Proses tersebut akhimya memberikan kontribusi utama pada peningkatan kekuatan. Berdasarkan rancangan percobaan meng­ gunakan program SPSS, uji interaksi antara perlakuan dan umur mortar memberikan pengaruh nyata terhadap respon pada taraf nyata 5% berdasarkan uji F. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa pengaruh penambahan NaLS sintetik maupun komersial 0, I; 0.2 dan 0,3% memperlihatkan perbedaan yang nyata tcrhadap kontrol (0%), Pengujian ini menunjukkan bahwa NaLS sintetik 0,2% merupakan hasil yang terbaik karena mempunyai nilai kuat lentur tcrbcsar. Sehingga dilakukan suatu percobaan pada nilai dasar 0.2%. Hasil Uji Kuat Tekan lortar Gambar 10 mcnunjukkan hasil pcngujian kuat tekan mortar terbaik pada mortar NaLS sintetik 0,2%. yaitu 54,84, 54,89, dan 61.42 kg/em' pada umur 3, 7, dan 28 hari, menggunakan alat Michaelis. l', L...-_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _.....J l'('I~' -.q...... .' Umul fT'ortaf thad) Gambar 10. Pengujian kuat tekan mortar dengan alat manual (Mihaelis) dan alat modem (Shimadzu) Nilai kuat tekan mortar NaLS sintctik 0,2% pada umur 3 hari ini lebih tinggi 43,8~-o dari pada kontrol yang makin meningkat hingga 54 hari. Pengujian NaLS komersial 0.2%, umur 3 hari, menunjukkan 40,24 kg/cm:. Icbih rendah dibanding kuat tekan mortar NaLS sintetik 0,2 %. Hasil NaLS sintetik sangat berbeda dengan NaLS komersial pada kuat tekan dan kuat lentur mortar. Pertambahan llmur mortar memperlihatkan pcningkatan kekuatan tekan mortar sampai hari ke 28 untuk dua macam alat. HasH Analisis Hidrasi Semen Umur Tiga hari dengan Difraktometer Sinar X Analisis hidrasi semen bertujuan untuk mempelajari proses hidrasi semen pada umur tiga hari dengan penambahan NaLS sintetik 0,2%. Pemilihan konsentrasi NaLS sintetik 0,2% berdasarkan pengujian kuat lentur yang menunjukkan hasil terbaik. Kajian difraktometer sinar X menunjukkan bahwa intensitas puncak produk hidrasi, yaitu Ca(OHh dan kalsium silikat hidrat (C-S-H) pada pasta semen yang ditambahkan NaLS sintetik 0.2% mengalami peningkatan terhadap pasta semen tanpa bahan tambah kimia (Gambar 11). Peningkatan intensitas puncak Ca(OH h dan kalsium silikat hidrat sebesar 21,7% dan 8,3%, yaitl1 dari 230 menjadi 280 cps dan 480 menjadi 520 cps. Ca(OH): merupakan kapur bebas hasil hidrasi senyawa trikalsium silikat dan dikalsium silikat sedangkan kalsillm silikat hidrat juga merllpakan produk hidrasi kedua senyawa yang bersifat perekat. Kapur bebas diduga tak banyak berikan kontribusi perkembangan sitat mortar. Puncak difraktogram sinar X pasta semen pada umur 3 hari dibedakan antara pasta semen kontrol dan penambahan natriumlignosulfonat 0,2% (a dan b). Peningkatan puncak Ca( Ol):~ ini mengindikasikan peningkatan reaksi hidrasi senyawa trikalsium silikat. Iial 1111 memperlihatkall bahwa natrium lignosulfonat bertindak sebagai agcn pendispersi. Akibat dari sifat dispersiftersebllt maka meningkatkan detlokulasi pada pasta semen sehingga pasta semakin homogen dan jumlah pori dalam struktl1r mortar akan berkurang. Kemlidian dengan meningkatnya deflokulasL daerah permllkaan partikel terdispersi akan scmakin meningkat sehinggn jumlah Ca(OH):; dan kalsiull1 sil ikat hidrat juga meningkat. Pengaruh dispersi partikel 1111 secara tidak langsung mempengaruhi kekuatan mortar karena adanya pengurangan struktur pori dalam mortar. Olch karena illl, nilai kl1at lentur dan kl1at tekan mortar dengan pcnambahan NaLS sintetik 0,2% pada hari ke-3 mengalami peningkatan, yaitu sebesar 17,7% dan 43,8%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil lIji pendahuluan kuat lentur mortar menggllnakan bahan tambahan NaLS komersial 0,1% sampai dengan 0,5% dari rasio bera! semen, memperlihatkan nilai kLInt lentur terbesar tcrjadi pada mortar dengan penambahan NaLS komersial 0,2%. HasH di alas menjadi pcnentu pengujian kuat lentur dengan bahan tambah NaLS sintetik menggunakan variasi konsentrasi 0,1 0,3%. Uji alir mortar menunjllkkan semakin meningkatnya konsentrasi NaLS sintetik mal1pun komersiaL akan meningkatkan daya dispersi mortar. Peningkatan nilai diameter aHr pada mortar dan penambahan NaLS sintetik 0,2% sebesar 12,6%.
  • 12. Sri A1udiasfllfi, SlIr)0110 SW:WkUSIIIIlO, (iusfini Svahbirin, YIIYUIl Yumairoh (a) (b) I iii Ii. i!I'}) -t---.........u..._.......- _.......'"'-.......J......i..u...__..J.Ii...w-'-_.......u...........iI..........._'--.............~_ _ _ _ _ _ _-I .3!] 6') I! ! i I ! . • 10 41} S) ~ . ~ " " - " , . ;5:::-10") :':li;l:;r.IL':O :alcl'.III Slllc:7. Hydra:e r.l:lalll:e ~.64~ :;'4i ').~Il 0.491 C.4~' ::R P:Lm J 'i '""", I I ,. I :!] -iC' 5J 1 0 14: 4-07j3 CaIOH!~ Calnull HydrGXlde Pwlandlte 0.7861,11;231 0.343 ).134 0.486 2.~4 P':ml Gambar 11. Difraktogram sinar X (a) adukan semen tanpa bahan tambah kimia, (b) adukan semen dengan penambahan ~aLS sintetik 0,2%, (c) adukan i pasta semen dengan penambahan NaLS 0,3% yang dilakukan oleh Grierson ef of. (2004) Uji kuat lentur mortar dengan penambahan digunakan. Hal tersebut juga diperlihatkan oleh nilai ~aLS sintetik 0,2% pada hari ke 28 memperlihatkan kuat tekan mortar. hasil yang terbaik, yaitu sebesar 12,7% terhadap Mortar dengan penambahan NaLS sintetik mortar tanpa bahan tambah dan 5% terhadap mortar sebesar 0,2% memperlihatkan nilai yang lebih besar dengan penambahan NaLS komersial 02%, namun yaitu 43,8% daripada mortar tanpa penambahan NaLS sintetik juga memperlihatkan nilai yang lebih bahan kimia. NaLS sintetik dapat bertindak sebagai besar pada senma variasi konsentrasi yang inhibitor reaksi hidrasi awal karena memperJihatkan kenaikan waktu ikat awal pada pasta semen sekitar
  • 13. Adukan Eko i4ortar Bal/gllnan l'vfel1gf!lIl1akan '" '" '" '" """" 50%. Analisis hidrasi semen pada waktu 3 hari memperlihatkan peningkatan kuantitas produk hidrasi, yaitu Ca(OH)c dan kalsium silikat hidrat, yaitu sebesar 21,7% dan 8.3% sehingga NaLS sintetik bertindak sebagai dispersan dalam pasta semen saat itll. Penggunaan daur ulang (reduce) dari Lindi hitam atau limbah pulp dari hijauan atau tanaman dapat membuat suatu kriteria pemanfaatan limbah, Selain itu juga mengurangi sisa limbah yang terbuang (reuse) dari hijauan dan menjadikan lingkungan menjadi bersih. Saran Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan terhadap kuat Icntuf pada beton dan beton bcrtulang. Hal ini berkaitan dengan pcr:ialanan transportasi pengangkutan bahan adukan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Perlu dilakukan pengukuran zeta potensial untuk membuktikan terjadinya disrersi rartikel pada semen. UCAPAN TERIMA KASIH Ucaran terimakasih disampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Ani Suryani, DEA atas bahan yang diberikan, DAFTAR PUSTAKA American Society for Testing and Material. 1995. Standard Test Method for Density of Hydraulic Cement [ASTM CI88-19951. Philadelphia, American Society fix Testing and Material. 2001. Standard Test Method for Density. Relatif Density (Specific Gravity), and Absorption of Fine Aggregates [ASTM- CI28-20011. Philadelphia. American Society for Testing dan Material. 200 I. Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates [ASTM C 136­ 200 I]. Phi ladelphia. Barron AR. 2008. Hydration inhibition of portland cement. The Connexions Project. Connexions module. No m16446. Baskoca A. Ozkul MH. Artirma S, 1998. Effect of chemical admixtures on workability and strength properties of prolonged agitated concrete. Cement and Concrete Res 28: 737­ 747. Collepardi M. 2005. Chemical admixture today. Didalam Proceedings ofSecond International Symposium on Concrete Technology jiJr Sustainable~Development lrith Emphasis on In/iYIstrucfure. Hyderabad. 27 February- 3 March 2005 pp 527-541. Fengel 0 dan Wegener G, 1995. Kayu:Kimia. Ultrastruktur Reaksi-Reaksi. Sastrohamidjojo II, penerjemah. Yogyakarta: UGM Press. Ghosh P. 2004. Fibre Science and Technology. New Delhi: McGaw-Hill. Grierson LH, Knight .lC, Maharaj R. 2004. The Role of Calcium Ions and Lignosulphonate Plasticiser in the Hydration of Cement. Cement and Concrete Res 35: 631-636. Jumadurdiyev A. Ozkul MH, Saglam AR. Parlak N. 2004. The Utilization of Beet Molasses as a Retarding and Water-reducing Admixture for Concrete. Cement and Concrete Res 35:874­ 882, Kamoun A. 2003. Evaluation of the Performance of Sulfonated Esparto Grass Lignin as a Plasticizer-Water Reducer for Cement. Cement and Concrete Res 33:995-1003. Kato K. 1990. Testing Manual Series Cement, Aggregates, and Concrete. Bogor: .rICA DGHE/IPB ProjectiADAET: JTA-9a (132). Kenkel J. 2003. Analytical Chemistry for Technicians. London: Lewis Publishers. Matsushita Y dan Yasuda S. 2005. Preparation And Evaluation or Lignosulphonates as a Dipersant For Gypsum Paste From Acid Hydrolysis Lignin. BioresTechnol 96: 465­ 470. Mulyono T. 2003. Teknologi Beton. Jakarta: Universitas lcgeri Jakarta, Ouyang X, Oiu X, Chen P. 2006. Physico-Chemical Characterization of Calcium Lignosulfonate. A Potentially Useful Water Reducer. Colloids and Sill/aces A: Ph,'sicociTem, Eng. Aspects 283-:~86: 489-497. Fosroc Indonesia. 2005. Fosroc Indonesia - Product Summary of Construction Chemicals Cikarang: Brosllr FOSROC. Sjostrom E. 1995. Kimia Kayu. Dasar-Dasar dan Penggunaan. Ed ke-2. Yogyakarta : Gajah Mada University Press, Syahmani. 2000, [solasi, Sulfonasi, dan Asetilasi Lignin dari Tandan Kosong Sawit dan Studi Pengaruhnya Terhadar Proses Pelarutan Urea. [TesisI. Bandllng : Institut Teknologi Bandllng. The I. 2008. Kertasku dari HllIanku. http://wlV. Kabar indonesia.com [ 14 Nov 2008]. Zhang T. 200 t. Adsorptive Behavior of Surfactants on Surface of Portland Cement. Cement and COl1crete Res 31: 1009-1. Syahmani. 2000, Isolasi, Sulfonasi, dan Asetilasi Lignin dari Tandan Kosong Savvit dan Studi Pengaruhnya Terhadap Proses Pelarutan Crea. [TesisJ. Bandung : Institut Teknologi Bandung. The I. 2008, Kertasku dari HllIanklt. http://www. Kabar indonesia.com [14 Nov 2008], Zhang T. 2001. Adsorptive Behavior of Surfactants on Surface of Portland Cement. Cement and Concrete Research 31: 1009-1.