Dokumen tersebut membahas upaya BPPT dalam mengembangkan teknologi untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan lingkungan di Indonesia. Beberapa program yang disebutkan meliputi pengembangan pupuk organik, vaksin ikan, bioetanol, dan teknologi energi terbarukan seperti surya, angin, dan panas bumi.
BIOREMEDIASI LIMBAH PADAT PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT
OPTIMASI ENERGI HIJAU
1. SERPONG , 29 Juni 2012
oleh :
Dr.Ir. Agus Masduki
Direktur Pusat Teknologi Bioindustri
BPPT
1
2. 2
Pusat Unggulan Teknologi yang mengutamakan
kemitraan dan pemanfaatan hasil rekayasa teknologi secara
maksimum (100, 50, 2025)
1. Memacu perekayasaan teknologi untuk
meningkatkan daya saing produk industri.
2. Memacu perekayasaan teknologi untuk
meningkatkan pelayanan publik instansi
pemerintah.
3. Memacu perekayasaan teknologi untuk
kemandirian bangsa.
VISI
MISI
VISI dan MISI BPPT
3. 3
PENAJAMAN PERAN DAN RUANG LINGKUP KEGIATAN BPPT
Intermediasi
Solusi
T C H
Pengkaji
Audit
Tech State
Of the Art
Kemandirian
Bangsa
Daya Saing
Industri
Kesejahteraan
Rakyat
Indonesia
Rekomendasi
Alih Tek.
Survey
Pengujian
Konsultansi
Pilot Project
Pilot Plant
Prototype
Jasa Op.
Advokasi
Pengkajian
dan
Penerapan
Teknologi
YANTEKPERAN VALUE
PROPOSITION
4. 4
Hasil Hasil kajian BPPT dalam rangka
mendukung Ketahanan Pangan dan
Lingkungan
PENUHI KEBUTUHAN
TEKNOLOGI UNTUK RAKYAT
7. 7
PENGEMBANGAN BENIH UNGGUL IKAN NILA SALIN, PAKAN PROTEIN
REKOMBINAN, dan VAKSIN DNA STREPTOCOCCUS
Prototipe
Vaksin Ikan
Protein rekombinan
8. CAPAIAN 2011
Prototipe produk hilir pangan (mie)
berbahan baku tepung lokal
(sagu, jagung, singkong)
Konsultansi peningkatan efisiensi
industri pangan berbasis tepung
lokal (audit teknologi PT. Subafood
Pangan Jaya)
MITRA :
PT. Subafood Pangan Jaya (Kerjasama Riset)
8
Mie jagung
Mie Mocaf
Mie sagu
9. INDUSTRI PUPUK
• Mitra : Kemenperin, Kementan, PT. Pupuk Kujang, PT. PKT, Pemda Bantaeng
• Program Nasional : Revitalisasi Industri Manufaktur Pupuk
• Kegiatan – kegiatan :
Kerekayasaan Slow Release Fertiliser (SRF)
9
Pendampingan Pembangunan
Train V – PT. Pupuk Kaltim sebagai Pabrik Urea dan Amonia
Terbesar di Asia
Tahun 2011 :
1. Pilot Project SRF NPK Kapasitas 10.000 TON/TH
2. Demplot & Sosialisasi:
o BALAI BESAR PADI SUKAMANDI,
o BPTP PROPINSI JAWA TIMUR, JAWA TENGAH
, SULAWESI SELATAN.
o Jawa Barat (Kab. Tangerang dan Karawang)
o Dinas Pertanian KAB. BADUNG (Bali)
3. RANCANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA - PUPUK
Keunggulan :
Efisiensi pengunaan pupuk melalui pelepasan unsur hara
sesuai kebutuhan tanaman selama masa pertumbuhan
dan produksi
10. Telah Terjadi Proses Pemiskinan Lahan Pertanian
Di Jawa, Menjadi Lahan Sub-Optimal :
Degradasi lahan budidaya pertanian di Indonesia :
18.000.000 Ha ( Deptan., 1992)
36.600.000 Ha ( BPS, 2002)
21.900.000 Ha (DepHutBun.,2002)
Degradasi lahan budidaya pertanian diJawa: (DepHutBun.,2002)
Jawa Timur : 953,2 ribu Ha
Jawa Tengah : 982,9 ribu Ha
D.I Yogyakarta : 122,45 ribu Ha
Jawa Barat : 362,8 ribu Ha
10
11. 11
DAMPAK CEMARAN AGROKIMIA DI JAWA
PADA KESEHATAN MANUSIA
Bahan Agrokimia Dampak Kesehatan/Lingkungan
Pupuk an-Organik 12% emisi CH4, NO2, CO2 lahan sawah
Logam berat (Pb,Cd) : Pantura 4-7% kontaminasi berat
>0,24 ppm, Tegal-Brebes 0,030ppm; 4,27ppm
Bawang Merah : Pb (0,41-5,71 ppm), Cd(0,05-
0,34 ppm): Ambang batas CAA: (0,05 ppm).
Pestisida 17 Jenis residu bahan aktif umum ditemukan polutan pada
sayur mayur, buah, susu, manusia.
Sentra-sentra pertanian Jawa, Bali, Menimbulkan gangguan
sistem endokrin.
Hormon Tumbuh 2,4D gangguan kelenjar endokrin
13. 13
Bio-organik fertilizer adalah pupuk
organik yang diperkaya dengan 3
(tiga) mikroba unggul yang sudah
teruji. Ketiga Mikroba unguul
tersebut adalah :
Azotobacter sp penambat
nitrogen (N) dan penghasil
hormon pertumbuhan,
Pseudomonas sp sebagai
pelarut Phosphat dan
pendegradasi residu pestisida
organopjosphat
Aspergillus sp sebagai pelarut
kalium dan pengakumulasi
logam berat.
Pengembangan Bioorganik Fertilizer dan Aplikasinya
14. 14
KEUNGGULAN BIO-ORGANIK
FERTILIZER
• ./
Menggunakan carier murah dan terjangkau
ditempat sekitar (kompos jerami padi)
Mampu memperbaiki kesuburan tanah
Kualitas populasi mikroba di atas standar SNI No.
28 hingga 3 kali lipat dan memenuhi permentan
70. 2011
Lebih bersahabat dengan lingkungan, tanpa
merusak lingkungan
15. 15
.
APLIKASI BIO-ORGANIK FERTILIZER PADA
TANAMAN JAGUNG
• .
No Perlakuan Produktivitas
Jagung (Ton/Ha)
1 NPK 100% (400 kg/Ha) 8,03
2 Pupuk Bio Organik 140 kg /Ha +
NPK 50% (200 kg/Ha)
8,81
Hasil uji lapang di Jawa Timur, 2011
Harga NPK Rp 2300/kg,- , Harga pupuk Bio-organik Rp 2.000,-/kg, Maka penggunaan
pupuk bio-organik dapat menghemat biaya pupuk sebesar Rp 180.0 00,-/ Ha
16. 16
Pengembangan Teknologi Produksi
Pangan Fungsional
• Pengembangan teknologi produksi pangan darurat skala industri
• Pengembangan teknologi produksi pangan fungsional penurun gula darah
• Pengembangan teknologi produksi pangan fungsional berkhasiat
imunomodulator
• Pengembangan pangan fungsional gizi tinggi
17. 17
- 11 juta anak pendek
- 10 juta anemia gizi
- 3,4 juta risiko GAKY
- 2 Jt AGB
- 1 Jt KEK
Dari 4 Jt bumil
350 ribu BBLR
setiap tahun
dr 4 jt bayi)
- 5 Jt Gizi Kurang
- 8,1 Jt AGB
- 10 Jt KVA sub klinis
Dari 18 jt balita
5 jt AGB
Dari 9 Jt Lansia
Kondisi Saat ini (Masalah Gizi di Indonesia pada Setiap Siklus)
18. 18
Pemanfaatan Limbah Padat Industri Tapioka (Onggok) menjadi Senyawa
Immunomodulator Beta- glukan
• .
1
Onggok
Budi daya
Ekstraksi
Purifikasi
10 kg
miselia
400 gr
b-glukan
kasar
300 gr
b-glukan
murni
1 ton
basah
19. 19
Hasil Hasil Kajian BPPT Dalam Rangka
mendukung Ketahanan Energi dan
Lingkungan
PENUHI KEBUTUHAN
TEKNOLOGI UNTUK RAKYAT
20. 20
Kebijakan Energi NasionalKebijakan Energi Nasional
Energy Targets 2025 based on Presidential Decree 5, 2006
Nuclear
Biomass
Hydro
Solar
wind
Coal
Liquifaction
Gas
30%
Coal
33%
Oil
20%
Biofuel 5%
Geothermal 5%
others
7%
Biofuel will become at least 5%
of the total National Energy MIX 2025
Bio-fuel 5 %
Biomass, Nuclear,
Hydro, Solar, Wind 5 %
Coal Liquefaction 2 %
Geothermal 5 %
23. 23
Pupuk
organik
PRODUKSI BIOETANOL TERINTEGRASI BERBASIS SORGUM MANIS
SAPI POTONG
250 ekor/periode
750 ekor/tahun
TEPUNG
SORGUM
0,5 ton/hari
BIOETANOL
50-99,5 %
500 liter/hari
Daun, 10 ton/hari
Batang
12,5 ton/hari
Limbah etanol
untuk minum sapi,
7,5 m3/hari
Biji, 1 ton/hari
Kebun 25 hektar
Komp.
Pakan, 0,5
ton/hari
Tambahan pakanSILASE
Genset
Biogas
25 KVA
24. 24
Teknologi Energi Surya
Jenis Energi Penelitian dan
Pengembangan
Percontohan Semi
Komersial
Komersial
Surya :
-Fotovoltaik
-Surya Thermal
√
√
√ √
BPPT akan mendirikan
pembangunan industri sel surya
nasional yang bertujuan untuk
menggantikan produk sel surya
impor dengan lokal yang lebih
berdaya saing serta dapat
meningkatkan kemandirian
industri sel surya Kristal silicon
(c-Si)nasional
25. 25
Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi
BPPT saat ini sedang
mengembangkan PLTP skala
kecil kapasitas 3 Mw dengan
teknologi condensing
turbine, yang seluruh
prosesnya sejak dari rancang
bangun sampai dengan
manufaktur komponen
utamanya dilakukan di dalam
negeri secara maksimal.
26. 26
Tahun 2008 dimulai proses
perancangan prototipe PLTAL.
Karena keterbatasan dana
riset, prototipe yang seharusnya
dapat diselesaikan pada akhir tahun
2008, baru lengkap dan siap
diluncurkan pada tahun 2009. Uji
coba PLTAL akhirnya dapat dilakukan
di Selat Larantuka pada akhir Maret
2010 dan bulan Juni 2010 lalu.
Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL)
27. 27
BPPT dengan Birumen Kogoshima
Company, Jepang. Telah bekerjasama
mengembangkan teknologi turbin angin
yang diproduksi dengan biaya khusus
untuk memanfaatkan kecepatan angin
yang rendah. Teknologi ini memiliki
karakteristik yang dapat menghasilkan
daya lebih besar daripada menggunakan
turbin yang biasa pada daerah kecepatan
angin rendah. BPPT telah melakukan uji
coba diujicoba di Baron Technopark milik
BPPT yang berada di Selatan Yogyakarta.
Sehingga kita dapat membuat Industri di
Indonesia dengan menggunakan
material lokal
27
Jenis Energi Penelitian dan
Pengembangan
Percontohan Semi
Komersial
Komersial
Angin √ √
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
28. 28
Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT)
mengembangkan Pembangkit
Listrik Tenaga Ombak (PLTO)
generasi ketiga, yaitu PLTO yang
terapung di tengah laut. PLTO
terapung di laut akan
mengurangi banyak biaya
konstruksi
Pembangkit Listrik Tenaba Ombak (PLTO)
31. 3131
31
STARTEGI PENGEMBANGAN DAN PEBERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI
MODIFIKASI
MODEL
MODEL
TEORI
RUMUSAN
PERILAKU
PERILAKU
TEORETIK
“TERUKUR”
FENOMENA,
RANCANGAN
BARU, ATAU
PERSOALAN
YANG DIBAHAS
KONSEP
PENGUKURAN
LANGSUNG DAN
TAK LANGSUNG
METODE
PENGUKURAN
DAN
PENGOLAHAN
DATA
INSTRUMENTASI
RANCANGAN
PENGUKURAN
PERILAKU
EMPIRIS
- HUKUM ALAM,
- PRINSIP-PRINSIP,
- RANCANGAN DASAR
HUKUM, PRINSIP-
PRINSIP, ATAU
RANCANGAN DASAR
FENOMENA
RANCANGAN
BARU ATAU
PERSOALAN
TERJELASKAN
KHASANAH IPTEK
TEMUAN, INOVASI, I
NVENSI
Ya
Tidak
PREDIKSI
REALISASI
RANCANGAN
33. 33
Strategi Memantapkan Ketahanan Pangan Nasional
1. Peningkatan Kapasitas produksi domestik, melalui : (1) pengembangan produksi pangan sesuai dengan
potensi daerah, (2) peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pangan dengan teknologi tepat guna (3)
pengembangan dan menyediakan benih/bibit unggul dan jasa alsintan, (4) peningkatan pelayanan dan pengawasan
pengadaan sarana produksi, (5) peningkatan layanan kredit yang mudah diakses petani
2. Pelestarian sumberdaya lahan dan air, melalui : (1) pengendalian alih fungsi lahan pertanian ke non-
pertanian untuk mewujudkan lahan abadi, (2) sertifikasi lahan petani, (3) konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan
dan air pada daerah aliran sungai (DAS), (4) pengembangan sistem pertanian ramah lingkungan (agroforestry dan
pertanian organik), (5) pemantapan kelompok pemakai air untuk peningkatan pemeliharaan saluran irigasi, (6)
penataan penggunaan air untuk pertanian, pemukiman dan industri, (7) pengembangan sistem informasi bencana
alam dalam rangka Early Warning System (EWS), (8) rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam, (9) perbaikan dan
peningkatan jaringan pengairan
3. Penguatan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat/komunitas, melalui: (1)
pengembangan sistem cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana alam minimal 3 (tiga)
bulan , (2) pengembangan cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan
perkebunan), (3) menguatkan kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangan pangan komunitas
lainnya, (4) pengembangan sistem cadangan pangan melalui Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembaga
usaha lainnya
34. 34
STRATEGI EFISIENSI ENERGI
1. Konservasi Energi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan
energi di sisi suplai dan pemanfaatan (Demand Side).
2. Diversifikasi Energi untuk meningkatkan pangsa energi baru
terbarukan dalam bauran energi nasional (Supply Side).
35. 35
35
Indonesia “REFF-Burn” Program
(Reducing Emissions from Fossil Fuel Burning)
a. Pre-Combustion (Pencegahan/Avoidance)
1) Menggunakan EBT
2) Pre-Fosil Treatment
3) Pencegahan Gas Flare
b. During Combustion (Penangkalan)
1) Konservasi Energi
2) Flue Gas Desulfurization
c. Post Combustion (Pengurangan)
1) Carbon Capture Storage (CCS)
2) Electrostatic Precipitator
Mengintegrasikan semua upaya dan teknologi untuk menurunkan emisi
pembakaran bahan bakar fosil.