Dokumen tersebut membahas tentang kegawatdaruratan pada neonatus yang meliputi asfiksia neonatorum, BBLR, hipoglikemia neonatus, dan ikterus neonatorum. Beberapa kondisi tersebut dapat mengancam jiwa bayi baru lahir jika tidak ditangani dengan tepat, seperti asfiksia yang dapat menyebabkan kerusakan otak permanen jika tidak segera dilakukan resusitasi.
2. Masa bayi baru lahir (Neonatal) dibagi menjadi 2
bagian, yaitu :
a. Periode Partunate, dimana masa ini dimulai dari
saat kelahiran sampai 15 dan 30 menit setelah
kelahiran.
b. Periode Neonate, dimana masa ini dari
pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai
sekitar akhir minggu kedua dari kehidiupan
pascamatur.
8. Definisi
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir
yang mengalami gagal nafas secara spontan dan teratur segera setalah
lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan
mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya
Terjadi karena kurangnya kemampuan organ pernafasan
bayi dalam menjalankan fungsinya, seperti
pengembangan paru-paru
9. Klasifikasi
• Bayi normal atau tidak asfiksia : Skor APGAR 8-10.
• Asfiksia Ringan : Skor APGAR 5-7.
• Asfiksia Sedang : Skor APGAR 3-4.
• Asfiksia Berat : Skor APGAR 0-3.
10. Etiologi & Faktor Risiko
Faktor Ibu:
1) Pre Eklamsi dan Eklamsi
2) Perdarahan abnormal (plasenta previa
atau solusioplasenta)
3) Partus lama atau partus macetd)
4) Demam selama persalinan Infeksi berat
(malaria, sifilis, TBC, HIV)
5) Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42
minggu kehamilan)
Faktor Tali Pusat
1) Lilitan Tali Pusat
2) Tali Pusat Pendek
3) Simpul Tali Pusat
4) Prolapsus Tali Pusat
Faktor Bayi
1) Bayi Prematur (sebelum 37 minggu
kehamilan)
2) Persalinan dengan tindakan (sungsang,
bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi
vakum, ekstraksi forsep)
3) Kelainan bawaan (kongenital)
4) Air ketuban bercampur mekonium
(warna kehijauan).
11. Diagnosis
1. Anamnesis: anamnesis diarahkan untuk mencari faktor resiko terhadap
terjadinya asfiksia neonatorium.
2. Pemeriksaan fisik: memperhatikan apakah terdapat tanda-tanda berikut
atau tidak,antara lain:
a) Bayi tidak bernafas atau menangis
b) Denyut jantung kurang dari100x/menit
c) Tonus otot menurun
d) Bisa didapatkan cairan ketuban ibu bercampur mekonium, atau sisa
mekonium pada tubuh bayi
e) BBLR
3. Pemeriksaan penunjang Laboratorium: hasil analisis gas darah tali pusat
menunjukkan hasilasidosis pada darah tali pusat jika:
a) PaO2 < 50 mm H2o
b) PaCO2 > 55 mm H2o
c) pH < 7,30
12. Penatalaksanaan
Bersihkan jalan nafas:
1) Kepala bayi diletakkan lebih rendah agar lendir mudah mengalir, bila
perlu digunakan laringoskop untuk membantu penghisapan lendir dari
saluran nafas yang lebih dalam.
2) Rangsang refleks pernafasan : dilakukan setelah 20 detik bayi tidak
memperlihatkan bernafas dengan cara memukul kedua telapak kaki
menekan tanda achilles.
3) Mempertahankan suhu tubuh
17. Berat badan bayi pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam
sesudah lahir:
a. Bayi berat lahir cukup : bayi dengan berat lahir > 2500 g.
b. Bayi berat lahir rendah (BBLR) / Low birthweight infant : bayi dengan
berat badan lahir kurang dari 1500 – 2500 g.
c. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) / Very low birthweight infant :
bayi dengan berat badan lahir 1000 – 1500 g.
d. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) / Extremely very low
birthweight infant : bayi lahir hidup dengan berat badan lahir kurang
dari 1000 g.
Definis
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir berat
badannya saat lahir kurang dari 2.500 gram (sampai 2499 gram)
18. Klasifikasi
1. Preterm infant atau bayi premature, yaitu bayi yang lahir pada
umur kehamilan tidak mencapai 37 minggu.
2. Term infant atau bayi cukup bulan (mature / aterm) yaitu bayi
yang lahir pada umur kehamilan lebih dari 37 sampai 42 minggu.
3. Post term infant atau bayi lebih bulan (post term / post matur)
yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan sesudah 42 minggu.
19. Etiologi
Faktor ibu
a. Gizi selama hamil kurang
b. Umur kurang dari 20 tahun atau di atas 35 tahun
c. Jarak hamil bersalin terlalu dekat
d. Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung,
gangguan pembuluh darah (perokok)
e. Faktor pekerja yang terlalu berat
Faktor kehamilan
a. Hamil dengan hidramnion
b. Hamil ganda
c. Perdarahan antepartum
d. Komplikasi hamil : pre eklampsia / eklampsia,
ketuban pecah dini.
Faktor janin
a. Cacat bawaan
b. Infeksi dalam kehamilan
20. Gambaran Klinis BBLR
Gambaran berat bayi lahir rendah tergantung dari umur kehamilan sehingga dapat
dikatakan bahwa makin kecil bayi atau makin muda kehamilan makin jelas sebagai
gambaran umum dapat dikemukakan bahwa bayi berat badan lahir rendah
mempunyai karakteristik:
1. Berat badan kurang dari 2500 gram
2. Panjang badan kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Kepala relatif lebih besar daribadannya
6. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
7. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
8. Otot hipotonik lemah
9. Pernafasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal nafas)
10. Pernafasan sekitar 45 samapi 50 kali permenit
21. Penatalaksanaan
Berdasarkan gambaran kilnis pada bayi berat lahir rendah maka perawatan dan
pengawasannya terutama ditujukan pada pengaturan panas badan, pemberian
makanan bayi dan menghindari infeksi.
Pengaturan Panas Badan
• Bila bayi dirawat di dalam inkubator, maka suhunya untuk bayi dengan berat badan
kurang dari 2000 gram adalah 35oC, agar ia dapat mempertahankan tubuh sekitar
37oC.
• Suhu inkubator dapat di tukarkan 1 oC setiap minggu untuk bayi 2000 gram dan secara
bengangsur-angsur dapat di tempatkan di tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan
27oC-29oC.
• Bayi dalam inkubator harus dalam keadaan telanjang untuk memudahkan observasi
terhadap pernafasan dan warna kulit (biru, kuning).
• Bila inkubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol hangat di sekitarnya.
22. Penatalaksanaan
Pemberian minum / makan
• Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim
pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/kg BB dan
kalori 110 kal/kg BB
• Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir, refleks mengisap masih lemah,
sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi dengan frekuensi
yang lebih sering.
• ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena ASI sesuai dengan strukutur
saluran cerna dan juga mengandung zat-zat gizi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi
Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh
yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan
anti body belum sempurna.
23. Prognosis
Tergantung dari berat ringannya masalah perinatal misalnya:
• masa (makin muda gestasi / makin rendah berat bayi makin tinggi angka
kematian),
• asfiksia / istemia otak, sindroma gangguan pernafasan, perdarahan intra
ventrikuler, gangguan metabolik (asidosis hipoglikemia, hiperbilirubemia).
• Keadaan sosial ekonomi, pendidkan orang tua dan perawatan pada saat
kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaturan suhu lingkungan resusitasi
makanan mencegah infeksi, mengatasi gangguan asfiksia hiperbilirubemia,
hipoglikemia, dll)
25. Definisi
Hipoglikemia pada neonatus didefinisikan sebagai kondisi dimana
glukosa plasma di bawah 30 mg/dL (1.65 mmol/L) dalam 24 jam pertama
kehidupan dan kurang dari 45 mg/dL (2.5 mmol/L) setelahnya atau kadar
plasma < 40 – 45 mg/dl pada aterm maupun prematur
27. Etiologi
Causes of transient hypoglycemia
1.Perinatal stress
2.Sepsis
3.Asphysia or HIE
4.Hypothermia
5.Shock
6.Infantof DiabeticMother
Decreases glycogen storage
1.Intra Uterine Growth Retardation
or Small for Gestational Age
2.Prematur Infant
3.Postmatur Infant
Causes of recurrent or persistent hypoglycemia
1. Hormone excess hyperinsulinemia
2. Hormone deficiency (GH, ACTH, glukagon, Cortisol,
thyroid hormone)
3. Hereditary defect of carbohydrate metabolism
4. Hereditary defect of amino acid metabolism
5. Hereditary defect of fatty acid metabolism
28. Patofisiologi hipoglikemia bayi
pemotongantali pusat mendadak
Kecenderungan hipergilkemia
pada ibu hamil
masuksirkulasi dara janin
peningkatankadar glukosa janin
menstimulasisel B langehans
peningkatankadar insulin janin
penurunan suplai
glukosa darah ibu
masih tinggi kadar
insulin darah neonatus
hipoglikemia neonatus
29. Penatalaksanaan
ASIMPTOMATIK
Infus glukosa 6mg/kg/menit
cek kadar glukosa 30-60 menit
Stabil
Cek tiap 2 jam
Stabil
Cek tiap 4 jam
Bolus 2 ml/kg glukosa 10%
1 ml/menit
Infus kontinyu
glukosa 6mg-8mg/kg/menit
kadar > 40-50mg/dl
cek kadar glukosa 30-60 menit
SIMPTOMATIK
31. IKTERUS NEONATORUM
• Ikterus/Jaundice: Deskolorasi kuning pada kulit, membran
mukosa, dan sklera akibat peningkatan kadar bilirubin dalam
darah
• Secara umum tidak ada bayi yang jaundice sejak lahir, jaundice
akan timbul segera setelahnya
• Hampir semua bayi mengalami peningkatan kadar bilirubin
serum (>1,4 mg/dl).
• Kulit menjadi lebih jaundice: sefalo-kaudal (kepala dan
bergerak ke arah kaudal ke telapak tangan dan telapak kaki).
• Jaundice dapat disebabkan oleh peningkatan produksi
bilirubin, penurunan ekskresi bilirubin, atau kombinasi
32. IKTERUS NEONATORUM
Area tubuh Derajat Kadar Serum
Bilirubin
(mg/dL)
Kepala dan Leher 1 4-8
Daerah 1 + Badan bagian atas 2 5-12
Daerah 2 + Badan bagian bawah + tungkai
atas
3 8-16
Daerah 3 + lengan dan tungkai bawah 4 11-18
Daerah 4 + tangan dan kaki 5 >18
Derajat Kramer
33. Klasifikasi
IKTERUS FISOLOGIS IKTERUS PATOLOGIS
Ikterus yang terjadi setelah 24 jam Ikterus dimulai pada hari pertama kehidupan
Memuncak dalam 3-5 hari,
menghilang dalam 7-10 hari pada
neonatus cukup bulan, dan 8-14 hari
pada bayi prematur
Ikterus berlangsung lebih dari 14 hari
pada bayi aterm, 21 hari pada bayi preterm
Nilai bilirubin serum ≤12 mg/dl pada
bayi aterm dan ≤15 mg/dl pada bayi
preterm
Ikterus disertai demam
Ikterus berat (telapak tangan dan
kaki bayi kuning)
34. Ikterus Fisiologis
BREASTFEEDING JAUNDICE BREASTMILK JAUNDICE
Disebabkan oleh kurangnya asupan ASI
sehingga sirkulasi enterohepatik
meningkat (pada hari ke-2 atau 3 saat
ASI belum banyak)
Berhubungan dengan pemberian ASI
dari ibu tertentu dan bergantung pada
kemampuan bayi mengkonjugasi
bilirubin indirek
Muncul pada hari ke 2-5, bertahan
selama 10 hari
Muncul hari ke 5-10, lamanya 30 hari
Tidak ada, sangat jarang fototerapi
Teruskan ASI disertai monitor dan
evaluasi pemberian ASI
Hentikan ASI jika kadar bilirubin > 16 mg/dl
selama lebih dari 24 jam (untuk
diagnostik) kemudian lanjutkan ASI,
fototerapi
35. Penatalaksanaan
Ikterus Fisiologis
• Tidak memerlukan penanganan khusus,
• Pemberian minum ASI sedini mungkin dengan jumlah cairan dan kalori yang cukup
• Orangtua diajari menjemur bayi di bawah sinar matahari selama 15-20 menit setiap hari
pada rentang pukul 06.30 WIB sampai 08.00 WIB
Ikterus Patologis
• Fototerapi
• Transfusi Tukar
36. Komplikasi
Kern Ikterus
• Manifestasi klinis yang timbul akibat toksis bilirubin pada sistem saraf pusat yaitu
basal ganglia dan pada berbagai nuklei batang otak
• Tanda dan gejala kern ikterus biasanya muncul 2-5 hari setelah lahir pada bayi cukup
bulan dan paling lambat pada hari ke 7 pada bayi prematur, tetapi hiperbilirubinemia
dapat menyebabkan ensefalopati kapan saja selama periode neonatal.
STADIUM DINI STADIUM LANJUTAN STADIUM KRONIS
Ikterus Berat Moderate stupor Cerebral Palsy
Letargis Iritabilitas Paralisis
Hipotonis Hipertonis: Opistotonus Gangguan Pendengaran
Demam
High pitch cry
38. SEPSIS NEONATORUM
FAKTOR RESIKO
• Riwayat ibu mengalami infeksi intrauterin, demam dengan kecurigaan infeksi berat atau
ketuban pecah dini
• Riwayat persalinan tindakan, penolong persalinan, lingkungan persalinan yang kurang
higienis
• Riwayat lahir asfiksia berat, bayi kurang bulan, berat lahir rendah
• Riwayat air ketuban keruh, purulen atau bercampur mekonium
• Riwayat bayi malas minum, penyakitnya cepat memberat
• Riwayat keadaan bayi lunglai, mengantuk aktivitas berkurang atau iritabel/rewel,
muntah, perut kembung, tidak sadar, kejang
Suatu sindrom klinis penyakit sistemik akibat infeksi yang terjadi dalam satu bulan
pertama kehidupan disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan protozoa
39. Klasifikasi
EARLY ONSET (AWITAN DINI) LATE ONSET (AWITAN LANJUT)
Terjadi dalam 3 hari pertama Terjadi setelah 3 hari
Gejala pernafasan menonjol, mendadak Fokus infeksi (+) tersering meningitis
Riwayat ibu : infeksi intrauterin,
asfiksia, persalinan kurang higienis
Riwayat infeksi nosokomial
40. Kriteria Sepsis
KATEGORI A KATEGORI B
• Kesulitan bernapas (misalnya: apnea, napas lebih
dari 60 kali per menit, retraksi dinding dada,
grunting pada waktu ekspirasi, sianosis sentral
• Kejang
• Tidak sadar
• Suhu tubuh tidak normal (sejak lahir & tidak
memberi respons terhadap terapi) atau suhu tidak
stabil sesusah pengukuran suhu normal selama
tiga kali atau lebih
• Persalinan di lingkungan yang kurang higienis
(menyokong ke arah sepsis)
• Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis
(menyokong ke arah sepsis)
• Tremor
• Letargi
• Mengantuk
• Iritabel atau rewel, muntah, perut kembung
• Tanda-tanda mulai muncul setelah hari
keempat
• Air ketuban bercampur mekonium
• Malas minum, sebelumnya minum dengan
baik
≥2 gejala kategori A atau ≥3 gejala kategori B
42. TETANUS NEONATORUM
• Merupakan penyakit spastik paralitik akut
• Etiologi : Clostridium tetani
• Menghasilkan toksin: hemolysin/tetanolysin, neurotoksin/tetanospasmin
FAKTOR RISIKO
• Riwayat melahirkan di dukun beranak
• Pemotongan tali pusar tidak steril → infeksi tali pusar
43. Manifestasi Klinis
Iritabel, lemah
Tidak mau menyusu, mulut mencucu
Kekakuan otot masseter → trismus Kekakuan punggung
dan bahu → epistotonus berat dengan lordosis lumbal
Bayi mempertahankan ekstremitas atas fleksi pada siku
dengan tangan mendekap dada, pergelangan tangan
fleksi, jari mengepal, ekstremitas bawah hiperekstensi
dengan dorsofleksi pada pergelangan dan fleksi jari-jari
kaki
Risus sardonikus (muka setan)
Kaku otot diafragma → apnea
44. Penatalaksanaan
Kontrol Spasme Otot
Diazepam IV 10 mg/kgBB/hari secara IV dalam 24 jam atau bolus IV setiap 3-6 jam
(0,1-0,2 mg/kg/kali) maksimum 40 mg/kg/hari
Anti Toksin ATS 5000-10.000 IU IM ; HTIg 500 IU IM
Eradikasi Kuman
Metronidazol 30 mg/kg/hari setiap 6 jam selama 7-10 hari
Penicilin 10000 IV selama 10 hari
Vaksin Tetanus Toksoid
45. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
THANKS!
Editor's Notes
APGAR dinilai pada menit 1, 5, 10 jika ada keadaan tertentu lanjut sampai menit ke 10, 15, 20
Ensefalopati hipoksik iskemik (EHI) merupakan komplikasi asfiksia neonatorum yang mengenai sistem saraf pusat berupa disfungsi serebrovaskular dan oksigenasi, gangguan neurotransmiter, degenerasi sel-sel neuron, edema serebral yang berakhir pada kematian sel
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) adalah suatu sindrom yang ditandai dengan terjadinya aktivasi jalur koagulasi sistemik yang menyebabkan peningkatan aktivitas platelet, faktor koagulasi, serta deposisi fibrin intravaskular.
NEC kematian jaringan pada usus dan munculnya lubang atau perforasi pada dinding usus pada beberapa kasus