SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
STEP BY STEP ON TREADMILL TEST-
ELECTROCARDIOGRAPHY
dr. Irsad Andi Arso, Sp.PD(K), Sp.JP(K)
WOKSHOP
12Mei2023
TREADMILL TEST-ELECTROCARDIOGRAPHY
• Definisi
• Indikasi dan kontraindikasi
• Persiapan uji latih
• Pemilihan protocol
• Interprestasi
• Membuat Laporan
DEFINISI
• Uji latih jantung dengan
elektrokardiografi (EKG) dengan
ban berjalan yang bebannya
diatur dengan mesin listrik dan
dapat dikendalikan kecepatan
maupun kemiringannya secara
terprogram.
INDIKASI UMUM
• Diagnosis, prediksi prognosis dan stratifikasi risiko kejadian
kardiovaskular atau kematian PJK
• Mengukur kapasitas fisik dan kemampuan melakukan aktivitas
tertentu.
• Mengevaluasi efek terapi atau intervensi.
• Menilai kompetensi kronotropik, kemungkinan kemunculan
aritmia atau evaluasi respon terapi atau tindakan aritmia.
• Membuat program latihan, menilai respon terhadap program
latihan fisik atau respon terhadap pengobatan, menentukan
klasifikasi fungsional disabilitas, dan untuk evaluasi risiko
perioperatif untuk tindakan bedah non kardiak.
UJI LATIH JANTUNG UNTUK DIAGNOSIS PJK
• ULJ dapat dilakukan untuk
melihat ada tidaknya respon
iskemia miokard akibat
diberikannya beban yang
menyebabkan meningkatnya
kebutuhan oksigen dan
nutrisi miokard.
• ULJ akan sangat membantu
bila dilakukan pada individu
yang memiliki intermediate
pre-test probability.
KONTRAINDIKASI ABSOLUT
• Infark miokard akut dalam 2 hari
pertama.
• Angina pektoris tidak stabil yang
masih berlangsung atau yang
dianggap berrisiko tinggi.
• Aritmia tak terkontrol yang
menimbulkan keluhan atau
gangguan hemodinamik.
• Stenosis berat katup aorta yang
simtomatik.
• Diseksi aorta akut.
• Miokarditis/ perikarditis akut,
Endokarditis aktif, Infeksi akut
lainnya.
• Gagal jantung yang belum
terkontrol.
• Emboli paru akut , infark paru ,
thrombosis vena dalam.
• Gangguan fisik atau mental atau
kondisi medis tertentu yang tidak
memungkinkan dilakukannya ULJ
secara aman dan/ atau
memperburuk keadaannya bila
dilakukan ULJ
KONTRAINDIKASI RELATIF
• Telah diketahui adanya stenosis
koroner cabang utama kiri/ left
main atau ekuivalen.
• Stenosis katup aorta sedang
sampai berat yang tidak
menyebabkan gejala.
• Takiaritmia dengan laju ventrikel
tak terkontrol.
• Blok Atrioventrikular derajat 2-3.
• Hipertensi sistemik berat (diastolik
>110 mmHg, sistolik >200 mmHg
saat istirahat).
• Kardiomiopati hipertrofi dengan
obstruksi berat left ventricular
outflow tract (LVOT).
• Stroke atau TIA yang baru terjadi/
recent.
• Hipertensi pulmoner berat.
• Pemakaian alat pacu jantung (fixed
rate).
• Gangguan fisik atau mental atau
kondisi medis tertentu yang tidak
memungkinkan dilakukannya ULJ
secara adekuat.
PERSIAPAN PASIEN
• Tujuan atau indikasi pemeriksaan harus diketahui dengan jelas oleh
pasien dan penerima rujukan yang akan melakukan ULJ.
• Subjek diberi penjelasan yang memadai tentang maksud, manfaat,
resiko, alternatif pemeriksaan, tatacara pemeriksaan dilakukan, gejala
dan keluhan untuk menghentikan ULJ, dan kapan laporan hasil
pemeriksaan akan disampaikan.
• Istirahat yang cukup pada malam sebelumnya, menghindari stres
emosional atau fisik pada hari pemeriksaan.
• Tidak makan berat, minum alkohol, minum kopi, merokok minimal 2
jam sebelum ULJ.
PERSIAPAN PASIEN
• Untuk diagnostik PJK --. obat-obatan yang menghambat laju jantung,
menutupi munculnya gambaran iskemia, obat-obat yang menekan
timbulnya aritmia dapat dihentikan minimal 24 jam bila hal tersebut
memungkinkan dan tidak berbahaya untuk subjek.
• untuk menilai kapasitas fungsional atau menilai efek pengobatan/
intervensi, maka obat-obat rutin dapat tetap dilanjutkan, namun
daftar obat yang dikonsumsi harus ada dan dicatat beserta dosisnya.
PERSIAPAN PASIEN
• Berpakaian dan beralas kaki yang nyaman, sehingga dapat bergerak
leluasa saat ULJ.
• Peralatan ULJ serta peralatan dan obat-obatan untuk mengatasi
kegawatdaruratan harus selalu dipastikan dalam kondisi tersedia dan
siap dipakai.
• Persetujuan tindakan berdasarkan informasi yang memadai atau
informed consent harus sudah diperoleh sebelum tindakan dilakukan
dan sesuai dengan peraturan atau kebijakan yang berlaku di masing-
masing tempat.
PEMERIKSAAN PRA TINDAKAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
PROTOKOL TREADMILL TEST
• Cara ULJ dengan treadmill dilakukan bila subjek memungkinkan untuk
berjalan hingga berlari pada ban berjalan tersebut tanpa halangan
dari kondisi muskuloskeletal tungkai maupun keseimbangan.
• Protokol Bruce digunakan terutama untuk individu yang relatif bugar
dengan perkiraan kapasitas fungsional sekitar ≥ 7 METs.
• Protokol Modified-BRUCE, digunakan untuk mereka yang kurang fit
yang diperkirakan tidak bisa mentolerir protokol Bruce atau dengan
perkiraan kapasitas fungsional < 7 METs.
• Protokol treadmil yang lain dapat dipilih dengan mempertimbangkan
apakah penambahan beban dengan kecepatan atau elevasi/ tanjakan
yang lebih memungkinkan dijalani.
PROTOKOL TREADMILL TEST
PENGAWASAN SELAMA UJI LATIH JANTUNG
1. Keluhan pasien/ subjek ULJ dan tingkat beratnya keluhan.
2. Perubahan pada hemodinamik (laju jantung, tekanan darah, diukur
secara rutin).
3. Tanda-tanda fisik (misalnya terpincang-pincang, sempoyongan,
posisi kurang stabil, tampak pucat, tampak kelelahan atau kesakitan
dan sebagainya).
4. Rekaman EKG pada monitor (aritmia, perubahan segmen ST)
MENGHENTIKAN UJI LATIH JANTUNG
FASE PEMULIHAN
• Fase pemulihan dapat dilakukan dalam posisi pasif (langsung diam
dalam posisi berdiri, berbaring atau duduk).
• Tetapi bila ada keluhan atau gambaran EKG abnormal saat ULJ
dilakukan, maka fase pemulihan dilakukan secara aktif yaitu pasien/
subjek diminta terus berjalan lambat, jalan di tempat dan kemudian
duduk.
• Posisi pemulihan dengan langsung berbaring akan meningkatkan
beban jantung dan akan memunculkan respon iskemia yang belum
terlihat pada fase uji  hanya dilakukan bila ingin meningkatkan
sensitivitas pada kondisi tanpa keluhan dan tanpa tanda respon
iskemia sebelumnya.
FASE PEMULIHAN
• Pada fase pemulihan laju jantung
harus diukur dan dicatat tiap menit
hingga menit ke tiga, kemudian tiap
2-3 menit. Tekanan darah diukur tiap
2-3 menit.
• Waktu pemantauan fase pemulihan
diperlukan 6 – 8 menit.
• Bila ada keluhan, ditanyakan tingkat
beratnya keluhan angina atau
keluhan sesak nafas, nyeri dada atau
nyeri tungkai dan bila memungkinkan
dinyatakan dalam skala Borg.
INTERPRETASI TREADMILL TEST
ULJ UNTUK DIAGNOSIS PJK
ULJ UNTUK STRATIFIKASI RISIKO/PROGNOSTIK
ULJ UNTUK MENGUKUR KEBUGARAN,
EVALUASI PENGOBATAN/TINDAKAN DAN
EVALUASI ARITMIA
• Cara mengukur perubahan pada
EKG, terutama perubahan pada
segmen ST harus memakai cara dan
kriteria yang baku.
• Agar keakuratan pemeriksaan dapat
maksimal maka harus diupayakan
agar beban diberikan secara
adekuat sehingga laju jantung bisa
mencapai minimal 85% dari
perkiraan laju jantung maksimal
berdasarkan usia atau hingga
mencapai kelelahan/ fatigue yang
sangat berat (Skala Borg 17).
UJI LATIH JANTUNG UNTUK DIAGNOSIS PJK
UJI LATIH JANTUNG UNTUK DIAGNOSIS PJK
Catatan: Perubahan pada EKG tersebut harus didapatkan pada kelompok sandapan tertentu yang saling
berdekatan, tidak hanya ditemukan pada satu sandapan saja, kecuali yang ditemukan pada aVR.
UJI LATIH JANTUNG UNTUK DIAGNOSIS PJK
Catatan: Perubahan pada EKG tersebut harus didapatkan pada kelompok sandapan tertentu yang saling
berdekatan, tidak hanya ditemukan pada satu sandapan saja, kecuali yang ditemukan pada aVR.
UJI LATIH JANTUNG UNTUK DIAGNOSIS PJK
Catatan: Perubahan pada EKG tersebut harus didapatkan pada kelompok sandapan tertentu yang saling
berdekatan, tidak hanya ditemukan pada satu sandapan saja, kecuali yang ditemukan pada aVR.
UJI LATIH JANTUNG UNTUK DIAGNOSIS PJK
• Untuk menegakkan adanya PJK sensitivitas dan spesifisitas
pemeriksaan ini bervariasi, dengan rata-rata sekitar 68% dan 77%.
UJI LATIH JANTUNG UNTUK STRATIFIKASI
RISIKO ATAU PROGNOSTIK
Beberapa variabel yang dapat dipergunakan sebagai parameter untuk menilai
prognosis subjek adalah:
1. Chronotropic incompetence/Inkompetensi kronotropik
2. Heart rate recovery/Pemulihan laju jantung
3. Exercise Induced Hypertension (Respon hipertensi)
4. Exercise Induced Hypotension (Respon hipotensi)
5. Aritmia Ventrikular
6. Kapasitas aerobik
7. Duke Treadmill Score
CHRONOTROPIC INCOMPETENCE (CI)
• Chronotropic incompetence adalah ketidakmampuan jantung untuk
meningkatkan lajunya sesuai dengan peningkatan beban atau
kebutuhan.
• Batasan CI adalah bila pada puncak ULJ yang adekuat:
• Chronotropic index tidak mencapai 80%, atau tidak mencapai 62% bagi yang
pengguna penyekat beta
CI =
HR max pada saat uji − HR istirahat
perkiraan HR max berdasar usia − HR istirahat
• Laju jatung tidak mencapai 85% dari perkiraan laju jantung maksimal
berdasarkan usia (220-usia).
• Laju jantung tidak mencapai 120 x/menit pada ULJ yang adekuat.
CHRONOTROPIC INCOMPETENCE (CI)
• Makna parameter CI:
• Subjek simtomatik dengan CI mempunyai risiko kematian dalam 2 tahun
sekitar 1,84 – 2,19 kali lebih besar dibanding mereka yang tanpa CI.
• Subjek tanpa depresi segmen ST pada ULJ, tetapi menunjukkan adanya CI
mempunyai risiko 4 kali lipat insiden PJK, dan berisiko lebih tinggi untuk
kematian dan infark miokard.
HEART RATE RECOVERY (HRR)
HRR= HR max pada saat uji − HR pemulihan pada menit tertentu
Makna HRR abnormal:
• Pada penderita dengan HRR 1 menit yang abnormal (≤12 kali/menit) dan dengan
Duke Treadmill Score (DTS) berisiko sedang kejadian mortalitasnya 4,16 kali (95% CI
3,33-5,19) dibanding HRR normal, sedangkan pada subjek dengan DTS risiko tinggi,
risiko mortalitasnya 4,28 kali (95 % CI 3,43-5,35).
• Penelitian kohort lain menunjukkan bahwa HRR 1 menit <18 meningkatkan risiko
kematian dalam 3 tahun 2,09 kali (95 % CI 1,49-2,82), sedangkan HRR 2 menit yang
abnormal juga meningkatkan mortalitas penderita dibanding dengan yang normal.
NILAI NORMAL
HRR 1 menit ≥12 X/mnt (bila pemulihan berdiri/aktif)
≥18 X/mnt (bila pemulihan langsung berbaring/pasif)
HRR 2 menit ≥22/menit bila fase pemulihan dengan posisi duduk
• Exercise Induced Hypertension (Respon Hipertensi)
• Kenaikan TDS > 210 mmHg
• Kenaikan 10 mmHg TDD dari TD awal latihan
• Peningkatan TDS > 40 mmHg per stage protokol Bruce.
• Sekitar 10-26% individu yang menunjukkan respon hipertensi pada ULJ
menjadi hipertensi pada 5 tahun berikutnya walaupun pada mulanya
normotensi.
• Exercise Induced Hypotension (Respon Hipotensi)
• Penurunan TDS > 10 mm Hg dari tekanan darah awal latihan pada posisi berdiri.
• Saat uji latih TD sistolik turun>20 mmHG setetah TDS meningkat
• Respon hipotensi pada ULJ dan disertai adanya respon iskemia atau
sebelumnya telah diketahui menderita infark miokard menunjukkan risko
kejadian kardiovaskular /cardiac events (mortalitas dan infark miokard
akut) 3,2 kali lebih besar dalam 2 tahun.
• Aritmia Ventrikular yang mempunyai nilai prognosis adalah:
• Aritmia verintrikular yang kompleks yaitu yang sering, multifokal,
couplet
• Ventrikel takikardi dan fibrilasi ventrikel terutama bila EKG
menunjukkan adanya iskemia
• Penderita dengan aritmia ventrikular yang lebih berat (triplet atau
yang lebih berat) risiko kematiannya lebih tinggi yaitu 2,1 kali lipat
(95%CI: 1,4-3,3), sedangkan aritmia ventrikular yang lebih ringan 1,5
kali (95%CI: 1,3-1,8).
• Aritmia ventrikular kompleks yang terjadi saat pemulihan kejadiannya
kardiovaskularnya juga lebih tinggi 2 kali lipat (22% dibanding 11 %)
pada penderita yang ditemukan adanya tanda iskemia.
KAPASITAS AEROBIK
Laki-laki : 14,7 – 0,11 x umur (tahun)
Kapasitas aerobik seseorang dianggap abnormal apabila kapasitas aerobik
maksimalnya < 85 % dari prediksi kapasitas aerobik maksimal berdasarkan
umur (dalam Mets/Metabolic equivalent):
Perempuan : 14,7- 0,13 x umur (tahun)
• Pada laki-laki yang belum ada PJK atau
yang tidak mempunyai riwayat penyakit
kardiovaskular dengan kapasitas
aerobik < 5 Mets mempunyai risiko
kematian sekitar 5 kali lipat dibanding
mereka yang mempunyai kapasitas
aerobik > 8 Mets.
• Setiap peningkatan kapasitas aerobik 1
Mets akan meningkatkan harapan
hidup 12%
• Pada perempuan asimtomatik
dengan kapasitas aerobik < 5 Mets
risiko kematian 3,1 kali lipat (2,0-
4,7) dibanding yang mempunyai
kapasitas aerobik > 8 Mets.
• Setiap peningkatan 1 Mets akan
menurunkan risiko kematian 17 %
DUKE TREADMILL SCORE (DTS)
DTS = Durasi uji latih – ( 5 x deviasi segmen ST ) – ( 4 x skor angina)
Durasi latihan Jumlah waktu (menit) uji latih treadmil dengan protokol Bruce.
Deviasi segmen ST Perubahan segmen ST (elevasi atau depresi) yang paling dalam dibanding awal latihan.
Skor angina
0 = tidak ada angina
1 = terdapat angina tidak menghentikan latihan
2 = terdapat angina dan menghentikan latihan
Waktu (menit) Protokol Bruce = [Mets (Protokol lain)] + 2.2) / 1.3
STRATIFIKASI RISIKO & PROGNOSIS BERDASAR DTS
Duke Treadmill Score diindikasikan untuk stratifikasi risiko dan prognosis pada:
> Penderita dengan keluhan atau riwayat PJK sebelumnya
> Evaluasi awal penderita yang dicurigai PJK
> Telah diketahui PJK atau pada evaluasi lanjutan penderita yang dicurigai
adanya perubahan klinis yang bermakna
UJI LATIH UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEBUGARAN
• Setiap stage dari masing-masing protokol ULJ mempunyai perkiraan
beban/kapasitas aerobik (VO2 atau METs) untuk subjek tes tersebut,
dengan waktu min 1 menit pada stage tersebut untuk dianggap
bahwa tingkat kebugaran maksimalnya sesuai dengan beban pada
stage dimana ULJ dihentikan.
• Selain dengan melihat tabel, perkiraan kapasitas aerobik (VO atau
METs) dapat dihitung dengan rumus-rumus dari ACSM berikut bila
ULJ dilakukan dengan treadmil:
• VO2 (jalan) = 3,5 + [0,1 X kecepatan] + [ 1,8 X kecepatan X grade ]
• VO2 (lari) = 3,5 + [0,2 X kecepatan] + [ 0,9 X kecepatan X grade ]
Kesimpulan hasil uji latih
3. Workshop Step By Step on Treadmill Test  SBY Irsad final.pptx
3. Workshop Step By Step on Treadmill Test  SBY Irsad final.pptx
3. Workshop Step By Step on Treadmill Test  SBY Irsad final.pptx
3. Workshop Step By Step on Treadmill Test  SBY Irsad final.pptx

More Related Content

What's hot

PENYULUHAN ASAM URAT.pptx
PENYULUHAN ASAM URAT.pptxPENYULUHAN ASAM URAT.pptx
PENYULUHAN ASAM URAT.pptxLanudalJakarta
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikERA MULIANA SADARI
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxssuser9c651e2
 
Instrumen-Akreditasi-5-Bab-Terbaru-xls-Ref-1.pdf
Instrumen-Akreditasi-5-Bab-Terbaru-xls-Ref-1.pdfInstrumen-Akreditasi-5-Bab-Terbaru-xls-Ref-1.pdf
Instrumen-Akreditasi-5-Bab-Terbaru-xls-Ref-1.pdfMuamar Ghiffary
 
SBB_MANAJEMEN PANDU PTM 2023.pptx
SBB_MANAJEMEN PANDU PTM 2023.pptxSBB_MANAJEMEN PANDU PTM 2023.pptx
SBB_MANAJEMEN PANDU PTM 2023.pptxIrhariandi20
 
Penilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widya
Penilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widyaPenilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widya
Penilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widyaBidangTFBBPKCiloto
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Ditjen P2P Kemenkes
 
Kerangka acuan kusta
Kerangka acuan kustaKerangka acuan kusta
Kerangka acuan kustaYami Indriani
 
Laporan Riskesdas Tahun 2013
Laporan Riskesdas Tahun  2013Laporan Riskesdas Tahun  2013
Laporan Riskesdas Tahun 2013Muh Saleh
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18SiLvi Fata
 
kedudukan, Struktur Organisasi dan tata kerja Puskesmas
kedudukan, Struktur Organisasi dan tata kerja Puskesmaskedudukan, Struktur Organisasi dan tata kerja Puskesmas
kedudukan, Struktur Organisasi dan tata kerja PuskesmasLindarti Marsiyah
 
Batu saluran kemih
Batu saluran kemih Batu saluran kemih
Batu saluran kemih Eko indra
 
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)Lutfi Imansari
 

What's hot (20)

Indikator Gizi Yusni
Indikator Gizi YusniIndikator Gizi Yusni
Indikator Gizi Yusni
 
pedoman-baru-posyandu
 pedoman-baru-posyandu pedoman-baru-posyandu
pedoman-baru-posyandu
 
PTM.pptx
PTM.pptxPTM.pptx
PTM.pptx
 
PENYULUHAN ASAM URAT.pptx
PENYULUHAN ASAM URAT.pptxPENYULUHAN ASAM URAT.pptx
PENYULUHAN ASAM URAT.pptx
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
 
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptxKEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
KEBIJAKAN PROGRAM IMUNISASI DAN PELAKSANAAN INTRODUKSI IMUNISASI PCV.pptx
 
Instrumen-Akreditasi-5-Bab-Terbaru-xls-Ref-1.pdf
Instrumen-Akreditasi-5-Bab-Terbaru-xls-Ref-1.pdfInstrumen-Akreditasi-5-Bab-Terbaru-xls-Ref-1.pdf
Instrumen-Akreditasi-5-Bab-Terbaru-xls-Ref-1.pdf
 
SBB_MANAJEMEN PANDU PTM 2023.pptx
SBB_MANAJEMEN PANDU PTM 2023.pptxSBB_MANAJEMEN PANDU PTM 2023.pptx
SBB_MANAJEMEN PANDU PTM 2023.pptx
 
Penilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widya
Penilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widyaPenilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widya
Penilaian angka kredit jf penyuluh kesehatan masyarakat edit210321 widya
 
Puskesmas lengkap
Puskesmas lengkapPuskesmas lengkap
Puskesmas lengkap
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
 
Karies Gigi
Karies GigiKaries Gigi
Karies Gigi
 
Kerangka acuan kusta
Kerangka acuan kustaKerangka acuan kusta
Kerangka acuan kusta
 
Laporan Riskesdas Tahun 2013
Laporan Riskesdas Tahun  2013Laporan Riskesdas Tahun  2013
Laporan Riskesdas Tahun 2013
 
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
Tutorial 1 kelompok 6 blok 18
 
kedudukan, Struktur Organisasi dan tata kerja Puskesmas
kedudukan, Struktur Organisasi dan tata kerja Puskesmaskedudukan, Struktur Organisasi dan tata kerja Puskesmas
kedudukan, Struktur Organisasi dan tata kerja Puskesmas
 
Batu saluran kemih
Batu saluran kemih Batu saluran kemih
Batu saluran kemih
 
Konsep Surveilans
Konsep SurveilansKonsep Surveilans
Konsep Surveilans
 
GERMAS 2022.pptx
GERMAS 2022.pptxGERMAS 2022.pptx
GERMAS 2022.pptx
 
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
 

Similar to 3. Workshop Step By Step on Treadmill Test SBY Irsad final.pptx

6 minute walking test (ilmiah divisi rehab)
6 minute walking test (ilmiah divisi rehab)6 minute walking test (ilmiah divisi rehab)
6 minute walking test (ilmiah divisi rehab)YusrinaAdani2
 
ncp dysrhythmias ReKD 2021.pptx
ncp dysrhythmias ReKD 2021.pptxncp dysrhythmias ReKD 2021.pptx
ncp dysrhythmias ReKD 2021.pptxOpiRofidin1
 
dr Muhammad Diah - Penyakit Arteri Perifer.pdf
dr Muhammad Diah - Penyakit Arteri Perifer.pdfdr Muhammad Diah - Penyakit Arteri Perifer.pdf
dr Muhammad Diah - Penyakit Arteri Perifer.pdfAryaPratama71
 
TINDAKAN KOROANGIOGRAFI POST OPERASI CABG
TINDAKAN KOROANGIOGRAFI POST OPERASI CABGTINDAKAN KOROANGIOGRAFI POST OPERASI CABG
TINDAKAN KOROANGIOGRAFI POST OPERASI CABGAbdulMusyfiqAlayTami1
 
Triage Gawat Darurat RS
 Triage Gawat Darurat RS Triage Gawat Darurat RS
Triage Gawat Darurat RSyus rendra
 
Management of Acute Coronary Syndrome - Non STEMI
Management of Acute Coronary Syndrome - Non STEMIManagement of Acute Coronary Syndrome - Non STEMI
Management of Acute Coronary Syndrome - Non STEMIIsman Firdaus
 
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inashSlide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inashpuspitasari_whardani
 
362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt
362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt
362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.pptkartikaNH
 
Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...
Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...
Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...Perdudikes
 
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo
 
Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]
Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]
Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]Muhammad Syafri
 
Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]
Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]
Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]Muhammad Syafri
 
CHF WK 3 2023.pptx
 CHF WK 3 2023.pptx CHF WK 3 2023.pptx
CHF WK 3 2023.pptxMANDALAHEC
 

Similar to 3. Workshop Step By Step on Treadmill Test SBY Irsad final.pptx (20)

Bahan ekg
Bahan ekgBahan ekg
Bahan ekg
 
6 minute walking test (ilmiah divisi rehab)
6 minute walking test (ilmiah divisi rehab)6 minute walking test (ilmiah divisi rehab)
6 minute walking test (ilmiah divisi rehab)
 
Infark_Miokard.ppt
Infark_Miokard.pptInfark_Miokard.ppt
Infark_Miokard.ppt
 
ncp dysrhythmias ReKD 2021.pptx
ncp dysrhythmias ReKD 2021.pptxncp dysrhythmias ReKD 2021.pptx
ncp dysrhythmias ReKD 2021.pptx
 
dr Muhammad Diah - Penyakit Arteri Perifer.pdf
dr Muhammad Diah - Penyakit Arteri Perifer.pdfdr Muhammad Diah - Penyakit Arteri Perifer.pdf
dr Muhammad Diah - Penyakit Arteri Perifer.pdf
 
TINDAKAN KOROANGIOGRAFI POST OPERASI CABG
TINDAKAN KOROANGIOGRAFI POST OPERASI CABGTINDAKAN KOROANGIOGRAFI POST OPERASI CABG
TINDAKAN KOROANGIOGRAFI POST OPERASI CABG
 
Fix-PPK TIA.docx
Fix-PPK TIA.docxFix-PPK TIA.docx
Fix-PPK TIA.docx
 
EWS MEWS.pptx
EWS MEWS.pptxEWS MEWS.pptx
EWS MEWS.pptx
 
Triage Gawat Darurat RS
 Triage Gawat Darurat RS Triage Gawat Darurat RS
Triage Gawat Darurat RS
 
Management of Acute Coronary Syndrome - Non STEMI
Management of Acute Coronary Syndrome - Non STEMIManagement of Acute Coronary Syndrome - Non STEMI
Management of Acute Coronary Syndrome - Non STEMI
 
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inashSlide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
Slide konsensus penatalaksanaan hipertensi 2019 inash
 
362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt
362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt
362467948-Cardiac-Emergency-ACLS-ppt.ppt
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...
Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...
Penanganan penyakit jantung koroner di layanan kesehatan primer (presentasi u...
 
ppt hipotensi anestesi.pptx
ppt hipotensi anestesi.pptxppt hipotensi anestesi.pptx
ppt hipotensi anestesi.pptx
 
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
Updated National Early Warning Score System versi 2 2018
 
Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]
Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]
Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]
 
Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]
Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]
Sistem pakar diagnosis jantung [autosaved]
 
15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom15 Acute Coroner Sindrom
15 Acute Coroner Sindrom
 
CHF WK 3 2023.pptx
 CHF WK 3 2023.pptx CHF WK 3 2023.pptx
CHF WK 3 2023.pptx
 

Recently uploaded

1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAkompilasikuliahd3TLM
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxIrfanNersMaulana
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxIrfanNersMaulana
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 

Recently uploaded (20)

Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 

3. Workshop Step By Step on Treadmill Test SBY Irsad final.pptx

  • 1. STEP BY STEP ON TREADMILL TEST- ELECTROCARDIOGRAPHY dr. Irsad Andi Arso, Sp.PD(K), Sp.JP(K) WOKSHOP 12Mei2023
  • 2. TREADMILL TEST-ELECTROCARDIOGRAPHY • Definisi • Indikasi dan kontraindikasi • Persiapan uji latih • Pemilihan protocol • Interprestasi • Membuat Laporan
  • 3. DEFINISI • Uji latih jantung dengan elektrokardiografi (EKG) dengan ban berjalan yang bebannya diatur dengan mesin listrik dan dapat dikendalikan kecepatan maupun kemiringannya secara terprogram.
  • 4. INDIKASI UMUM • Diagnosis, prediksi prognosis dan stratifikasi risiko kejadian kardiovaskular atau kematian PJK • Mengukur kapasitas fisik dan kemampuan melakukan aktivitas tertentu. • Mengevaluasi efek terapi atau intervensi. • Menilai kompetensi kronotropik, kemungkinan kemunculan aritmia atau evaluasi respon terapi atau tindakan aritmia. • Membuat program latihan, menilai respon terhadap program latihan fisik atau respon terhadap pengobatan, menentukan klasifikasi fungsional disabilitas, dan untuk evaluasi risiko perioperatif untuk tindakan bedah non kardiak.
  • 5. UJI LATIH JANTUNG UNTUK DIAGNOSIS PJK • ULJ dapat dilakukan untuk melihat ada tidaknya respon iskemia miokard akibat diberikannya beban yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen dan nutrisi miokard. • ULJ akan sangat membantu bila dilakukan pada individu yang memiliki intermediate pre-test probability.
  • 6. KONTRAINDIKASI ABSOLUT • Infark miokard akut dalam 2 hari pertama. • Angina pektoris tidak stabil yang masih berlangsung atau yang dianggap berrisiko tinggi. • Aritmia tak terkontrol yang menimbulkan keluhan atau gangguan hemodinamik. • Stenosis berat katup aorta yang simtomatik. • Diseksi aorta akut. • Miokarditis/ perikarditis akut, Endokarditis aktif, Infeksi akut lainnya. • Gagal jantung yang belum terkontrol. • Emboli paru akut , infark paru , thrombosis vena dalam. • Gangguan fisik atau mental atau kondisi medis tertentu yang tidak memungkinkan dilakukannya ULJ secara aman dan/ atau memperburuk keadaannya bila dilakukan ULJ
  • 7. KONTRAINDIKASI RELATIF • Telah diketahui adanya stenosis koroner cabang utama kiri/ left main atau ekuivalen. • Stenosis katup aorta sedang sampai berat yang tidak menyebabkan gejala. • Takiaritmia dengan laju ventrikel tak terkontrol. • Blok Atrioventrikular derajat 2-3. • Hipertensi sistemik berat (diastolik >110 mmHg, sistolik >200 mmHg saat istirahat). • Kardiomiopati hipertrofi dengan obstruksi berat left ventricular outflow tract (LVOT). • Stroke atau TIA yang baru terjadi/ recent. • Hipertensi pulmoner berat. • Pemakaian alat pacu jantung (fixed rate). • Gangguan fisik atau mental atau kondisi medis tertentu yang tidak memungkinkan dilakukannya ULJ secara adekuat.
  • 8. PERSIAPAN PASIEN • Tujuan atau indikasi pemeriksaan harus diketahui dengan jelas oleh pasien dan penerima rujukan yang akan melakukan ULJ. • Subjek diberi penjelasan yang memadai tentang maksud, manfaat, resiko, alternatif pemeriksaan, tatacara pemeriksaan dilakukan, gejala dan keluhan untuk menghentikan ULJ, dan kapan laporan hasil pemeriksaan akan disampaikan. • Istirahat yang cukup pada malam sebelumnya, menghindari stres emosional atau fisik pada hari pemeriksaan. • Tidak makan berat, minum alkohol, minum kopi, merokok minimal 2 jam sebelum ULJ.
  • 9. PERSIAPAN PASIEN • Untuk diagnostik PJK --. obat-obatan yang menghambat laju jantung, menutupi munculnya gambaran iskemia, obat-obat yang menekan timbulnya aritmia dapat dihentikan minimal 24 jam bila hal tersebut memungkinkan dan tidak berbahaya untuk subjek. • untuk menilai kapasitas fungsional atau menilai efek pengobatan/ intervensi, maka obat-obat rutin dapat tetap dilanjutkan, namun daftar obat yang dikonsumsi harus ada dan dicatat beserta dosisnya.
  • 10. PERSIAPAN PASIEN • Berpakaian dan beralas kaki yang nyaman, sehingga dapat bergerak leluasa saat ULJ. • Peralatan ULJ serta peralatan dan obat-obatan untuk mengatasi kegawatdaruratan harus selalu dipastikan dalam kondisi tersedia dan siap dipakai. • Persetujuan tindakan berdasarkan informasi yang memadai atau informed consent harus sudah diperoleh sebelum tindakan dilakukan dan sesuai dengan peraturan atau kebijakan yang berlaku di masing- masing tempat.
  • 12. PROTOKOL TREADMILL TEST • Cara ULJ dengan treadmill dilakukan bila subjek memungkinkan untuk berjalan hingga berlari pada ban berjalan tersebut tanpa halangan dari kondisi muskuloskeletal tungkai maupun keseimbangan. • Protokol Bruce digunakan terutama untuk individu yang relatif bugar dengan perkiraan kapasitas fungsional sekitar ≥ 7 METs. • Protokol Modified-BRUCE, digunakan untuk mereka yang kurang fit yang diperkirakan tidak bisa mentolerir protokol Bruce atau dengan perkiraan kapasitas fungsional < 7 METs. • Protokol treadmil yang lain dapat dipilih dengan mempertimbangkan apakah penambahan beban dengan kecepatan atau elevasi/ tanjakan yang lebih memungkinkan dijalani.
  • 14. PENGAWASAN SELAMA UJI LATIH JANTUNG 1. Keluhan pasien/ subjek ULJ dan tingkat beratnya keluhan. 2. Perubahan pada hemodinamik (laju jantung, tekanan darah, diukur secara rutin). 3. Tanda-tanda fisik (misalnya terpincang-pincang, sempoyongan, posisi kurang stabil, tampak pucat, tampak kelelahan atau kesakitan dan sebagainya). 4. Rekaman EKG pada monitor (aritmia, perubahan segmen ST)
  • 16. FASE PEMULIHAN • Fase pemulihan dapat dilakukan dalam posisi pasif (langsung diam dalam posisi berdiri, berbaring atau duduk). • Tetapi bila ada keluhan atau gambaran EKG abnormal saat ULJ dilakukan, maka fase pemulihan dilakukan secara aktif yaitu pasien/ subjek diminta terus berjalan lambat, jalan di tempat dan kemudian duduk. • Posisi pemulihan dengan langsung berbaring akan meningkatkan beban jantung dan akan memunculkan respon iskemia yang belum terlihat pada fase uji  hanya dilakukan bila ingin meningkatkan sensitivitas pada kondisi tanpa keluhan dan tanpa tanda respon iskemia sebelumnya.
  • 17. FASE PEMULIHAN • Pada fase pemulihan laju jantung harus diukur dan dicatat tiap menit hingga menit ke tiga, kemudian tiap 2-3 menit. Tekanan darah diukur tiap 2-3 menit. • Waktu pemantauan fase pemulihan diperlukan 6 – 8 menit. • Bila ada keluhan, ditanyakan tingkat beratnya keluhan angina atau keluhan sesak nafas, nyeri dada atau nyeri tungkai dan bila memungkinkan dinyatakan dalam skala Borg.
  • 18. INTERPRETASI TREADMILL TEST ULJ UNTUK DIAGNOSIS PJK ULJ UNTUK STRATIFIKASI RISIKO/PROGNOSTIK ULJ UNTUK MENGUKUR KEBUGARAN, EVALUASI PENGOBATAN/TINDAKAN DAN EVALUASI ARITMIA
  • 19. • Cara mengukur perubahan pada EKG, terutama perubahan pada segmen ST harus memakai cara dan kriteria yang baku. • Agar keakuratan pemeriksaan dapat maksimal maka harus diupayakan agar beban diberikan secara adekuat sehingga laju jantung bisa mencapai minimal 85% dari perkiraan laju jantung maksimal berdasarkan usia atau hingga mencapai kelelahan/ fatigue yang sangat berat (Skala Borg 17). UJI LATIH JANTUNG UNTUK DIAGNOSIS PJK
  • 20.
  • 21. UJI LATIH JANTUNG UNTUK DIAGNOSIS PJK Catatan: Perubahan pada EKG tersebut harus didapatkan pada kelompok sandapan tertentu yang saling berdekatan, tidak hanya ditemukan pada satu sandapan saja, kecuali yang ditemukan pada aVR.
  • 22. UJI LATIH JANTUNG UNTUK DIAGNOSIS PJK Catatan: Perubahan pada EKG tersebut harus didapatkan pada kelompok sandapan tertentu yang saling berdekatan, tidak hanya ditemukan pada satu sandapan saja, kecuali yang ditemukan pada aVR.
  • 23. UJI LATIH JANTUNG UNTUK DIAGNOSIS PJK Catatan: Perubahan pada EKG tersebut harus didapatkan pada kelompok sandapan tertentu yang saling berdekatan, tidak hanya ditemukan pada satu sandapan saja, kecuali yang ditemukan pada aVR.
  • 24. UJI LATIH JANTUNG UNTUK DIAGNOSIS PJK • Untuk menegakkan adanya PJK sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan ini bervariasi, dengan rata-rata sekitar 68% dan 77%.
  • 25. UJI LATIH JANTUNG UNTUK STRATIFIKASI RISIKO ATAU PROGNOSTIK Beberapa variabel yang dapat dipergunakan sebagai parameter untuk menilai prognosis subjek adalah: 1. Chronotropic incompetence/Inkompetensi kronotropik 2. Heart rate recovery/Pemulihan laju jantung 3. Exercise Induced Hypertension (Respon hipertensi) 4. Exercise Induced Hypotension (Respon hipotensi) 5. Aritmia Ventrikular 6. Kapasitas aerobik 7. Duke Treadmill Score
  • 26. CHRONOTROPIC INCOMPETENCE (CI) • Chronotropic incompetence adalah ketidakmampuan jantung untuk meningkatkan lajunya sesuai dengan peningkatan beban atau kebutuhan. • Batasan CI adalah bila pada puncak ULJ yang adekuat: • Chronotropic index tidak mencapai 80%, atau tidak mencapai 62% bagi yang pengguna penyekat beta CI = HR max pada saat uji − HR istirahat perkiraan HR max berdasar usia − HR istirahat • Laju jatung tidak mencapai 85% dari perkiraan laju jantung maksimal berdasarkan usia (220-usia). • Laju jantung tidak mencapai 120 x/menit pada ULJ yang adekuat.
  • 27. CHRONOTROPIC INCOMPETENCE (CI) • Makna parameter CI: • Subjek simtomatik dengan CI mempunyai risiko kematian dalam 2 tahun sekitar 1,84 – 2,19 kali lebih besar dibanding mereka yang tanpa CI. • Subjek tanpa depresi segmen ST pada ULJ, tetapi menunjukkan adanya CI mempunyai risiko 4 kali lipat insiden PJK, dan berisiko lebih tinggi untuk kematian dan infark miokard.
  • 28. HEART RATE RECOVERY (HRR) HRR= HR max pada saat uji − HR pemulihan pada menit tertentu Makna HRR abnormal: • Pada penderita dengan HRR 1 menit yang abnormal (≤12 kali/menit) dan dengan Duke Treadmill Score (DTS) berisiko sedang kejadian mortalitasnya 4,16 kali (95% CI 3,33-5,19) dibanding HRR normal, sedangkan pada subjek dengan DTS risiko tinggi, risiko mortalitasnya 4,28 kali (95 % CI 3,43-5,35). • Penelitian kohort lain menunjukkan bahwa HRR 1 menit <18 meningkatkan risiko kematian dalam 3 tahun 2,09 kali (95 % CI 1,49-2,82), sedangkan HRR 2 menit yang abnormal juga meningkatkan mortalitas penderita dibanding dengan yang normal. NILAI NORMAL HRR 1 menit ≥12 X/mnt (bila pemulihan berdiri/aktif) ≥18 X/mnt (bila pemulihan langsung berbaring/pasif) HRR 2 menit ≥22/menit bila fase pemulihan dengan posisi duduk
  • 29. • Exercise Induced Hypertension (Respon Hipertensi) • Kenaikan TDS > 210 mmHg • Kenaikan 10 mmHg TDD dari TD awal latihan • Peningkatan TDS > 40 mmHg per stage protokol Bruce. • Sekitar 10-26% individu yang menunjukkan respon hipertensi pada ULJ menjadi hipertensi pada 5 tahun berikutnya walaupun pada mulanya normotensi. • Exercise Induced Hypotension (Respon Hipotensi) • Penurunan TDS > 10 mm Hg dari tekanan darah awal latihan pada posisi berdiri. • Saat uji latih TD sistolik turun>20 mmHG setetah TDS meningkat • Respon hipotensi pada ULJ dan disertai adanya respon iskemia atau sebelumnya telah diketahui menderita infark miokard menunjukkan risko kejadian kardiovaskular /cardiac events (mortalitas dan infark miokard akut) 3,2 kali lebih besar dalam 2 tahun.
  • 30. • Aritmia Ventrikular yang mempunyai nilai prognosis adalah: • Aritmia verintrikular yang kompleks yaitu yang sering, multifokal, couplet • Ventrikel takikardi dan fibrilasi ventrikel terutama bila EKG menunjukkan adanya iskemia • Penderita dengan aritmia ventrikular yang lebih berat (triplet atau yang lebih berat) risiko kematiannya lebih tinggi yaitu 2,1 kali lipat (95%CI: 1,4-3,3), sedangkan aritmia ventrikular yang lebih ringan 1,5 kali (95%CI: 1,3-1,8). • Aritmia ventrikular kompleks yang terjadi saat pemulihan kejadiannya kardiovaskularnya juga lebih tinggi 2 kali lipat (22% dibanding 11 %) pada penderita yang ditemukan adanya tanda iskemia.
  • 31. KAPASITAS AEROBIK Laki-laki : 14,7 – 0,11 x umur (tahun) Kapasitas aerobik seseorang dianggap abnormal apabila kapasitas aerobik maksimalnya < 85 % dari prediksi kapasitas aerobik maksimal berdasarkan umur (dalam Mets/Metabolic equivalent): Perempuan : 14,7- 0,13 x umur (tahun) • Pada laki-laki yang belum ada PJK atau yang tidak mempunyai riwayat penyakit kardiovaskular dengan kapasitas aerobik < 5 Mets mempunyai risiko kematian sekitar 5 kali lipat dibanding mereka yang mempunyai kapasitas aerobik > 8 Mets. • Setiap peningkatan kapasitas aerobik 1 Mets akan meningkatkan harapan hidup 12% • Pada perempuan asimtomatik dengan kapasitas aerobik < 5 Mets risiko kematian 3,1 kali lipat (2,0- 4,7) dibanding yang mempunyai kapasitas aerobik > 8 Mets. • Setiap peningkatan 1 Mets akan menurunkan risiko kematian 17 %
  • 32. DUKE TREADMILL SCORE (DTS) DTS = Durasi uji latih – ( 5 x deviasi segmen ST ) – ( 4 x skor angina) Durasi latihan Jumlah waktu (menit) uji latih treadmil dengan protokol Bruce. Deviasi segmen ST Perubahan segmen ST (elevasi atau depresi) yang paling dalam dibanding awal latihan. Skor angina 0 = tidak ada angina 1 = terdapat angina tidak menghentikan latihan 2 = terdapat angina dan menghentikan latihan Waktu (menit) Protokol Bruce = [Mets (Protokol lain)] + 2.2) / 1.3
  • 33. STRATIFIKASI RISIKO & PROGNOSIS BERDASAR DTS Duke Treadmill Score diindikasikan untuk stratifikasi risiko dan prognosis pada: > Penderita dengan keluhan atau riwayat PJK sebelumnya > Evaluasi awal penderita yang dicurigai PJK > Telah diketahui PJK atau pada evaluasi lanjutan penderita yang dicurigai adanya perubahan klinis yang bermakna
  • 34. UJI LATIH UNTUK MENGUKUR TINGKAT KEBUGARAN • Setiap stage dari masing-masing protokol ULJ mempunyai perkiraan beban/kapasitas aerobik (VO2 atau METs) untuk subjek tes tersebut, dengan waktu min 1 menit pada stage tersebut untuk dianggap bahwa tingkat kebugaran maksimalnya sesuai dengan beban pada stage dimana ULJ dihentikan. • Selain dengan melihat tabel, perkiraan kapasitas aerobik (VO atau METs) dapat dihitung dengan rumus-rumus dari ACSM berikut bila ULJ dilakukan dengan treadmil: • VO2 (jalan) = 3,5 + [0,1 X kecepatan] + [ 1,8 X kecepatan X grade ] • VO2 (lari) = 3,5 + [0,2 X kecepatan] + [ 0,9 X kecepatan X grade ]
  • 35.
  • 36.