SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Karst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari bahasa Slovenia: Kras =
lahan gersang berbatu. Istilah ini di negara asalnya tidak berkaitan dengan batugamping dan proses
pelarutan. Tetapi saat ini telah digunakan secara internasional sebagai istilah bagi bentuklahan asal
proses pelarutan (solusional).
Pengertian tentang topografi karst yaitu : suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan
litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran tidak teratur, aliran
sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah dan meninggalkan lembah kering dan muncul kembali di
tempat lain sebagai mata air yang besar.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bentang Alam Karst
1. Faktor Fisik
Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan topografi karst meliputi :
a. Ketebalan batugamping, yang baik untuk perkembangan karst adalah batu gamping yang tebal,
dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk unit batuan yang tebal,
sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum habis terlarutkan.
Namun yang paling baik adalah batuan yang masif, karena pada batugamping berlapis
biasanya terdapat lempung yang terkonsentrasi pada bidang perlapisan, sehingga mengurangi
kebebasan sirkulasi air untuk menembus seluruh lapisan.
b. Porositas dan permeabilitas, berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan. Semakin besar
porositas sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses karstifikasi akan semakin intensif.
c. Intensitas struktur (kekar), zona kekar adlah zona lemah yang mudah mengalami pelarutan dan
erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan, proses pelarutan berlangsung intensif.
Kekar yang baik untuk proses karstifikasi adalah kekar berpasangan (kekar gerus), karena
kekar tsb berpasangan sehingga mempertinggi porositas dan permeabilitas.
Namun apabila intensitas kekar sangat tinggi batuan akan mudah tererosi atau hancur
sehingga proses karstifikasi terhambat.
2. Faktor Kimiawi
Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam
batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit. Kondisi kimia media pelarut, dalam proses
karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat berpengaruh terhadap proses
karstifikasi. Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam.
Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam
karbonat (H2CO3). Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batu gamping.
3. Faktor Biologis
Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan humus yang menutup batuan
dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic sehingga air permukaan masuk ke zona anaerobic,
tekanan parsial CO2 akan meninggkat sehingga kemampuan melarutkannya juga meningkat.
4. Faktor Iklim dan Lingkungan
Kondisi lingkungan yang mendukung adalah adanya lembah besar yang mengelilingi tempat
yang tinggi yang terdiri dari batuan yang mudah larut (batugamping) yang terkekarkan intensif.
Kondisi lingkungan di sekitar batugamping harus lebih rendah sehingga sirkulasi air berjalan
dengan baik, sehingga proses karstifikasi berjalan dengan intensif.
- Proses Pembentukan Topografi Karst
Kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi karst ada 4, yaitu:
• Mudah larut dan berada di atau dekat permukaan.
• Masif, tebal dan terkekarkan.
• Berada pada daerah dengan curah hujan yang tinggi.
• Dikelilingi lembah
Proses pelarutan pada batugamping, meninggalkan morfologi sisa pelarutan,
perkembangan morfologi sisa ini dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu :
1. Terjadi pelarutan pada batuan terkekarkan sehingga membentuk lembah yang kemudian
merupakan zona yang lebih cepat mengalami pelarutan (zona A) dibandingkan dengan zona B
yang tidak mengalami pengkekaran.
2. Karena zona A lebih cepat mengalami pelarutan, maka zona ini segera terbentuk lembah yang
dalm, sementara pada zona B masih berupa dataran tinggi dengan gejala pelarutan di beberapa
tempat.
3. Pelarutan pada kedua zona terus berjalan sehingga pada fase ini mulai terbentuk kerucut-
kerucut karst pada zona B. Pada kerucut karst ini tingkat pelarutan/erosi vertikalnya lebih kecil
dibandingkan lembah di sekitarnya.
4. Karena adanya erosi lateral oleh sungai maka zone A berada pada batas permukaan erosi dan
pada zona B erosi vertikal telah berjalan lebih lanjut sehingga hanya tinggal beberapa morfologi
sisa saja, morfologi sisa ini disebut menara karst.

More Related Content

What's hot

PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALPAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
heny novi
 
Pembentukan batuan sedimen
Pembentukan batuan sedimenPembentukan batuan sedimen
Pembentukan batuan sedimen
Tomy Santoso
 
Presentasi makalah ilmiah endapan kromin di daerah topogalo
Presentasi makalah ilmiah endapan kromin di daerah topogaloPresentasi makalah ilmiah endapan kromin di daerah topogalo
Presentasi makalah ilmiah endapan kromin di daerah topogalo
Angelina Kuncoro
 

What's hot (20)

H1 c113011 fadhilla akbar
H1 c113011 fadhilla akbarH1 c113011 fadhilla akbar
H1 c113011 fadhilla akbar
 
Endapan Placer
Endapan PlacerEndapan Placer
Endapan Placer
 
LITHOSFER
LITHOSFERLITHOSFER
LITHOSFER
 
Endapan emas orogenik
Endapan emas orogenikEndapan emas orogenik
Endapan emas orogenik
 
Sistem Pengangkutan dan Pengendapan Batuan Sedimen
Sistem Pengangkutan dan Pengendapan Batuan SedimenSistem Pengangkutan dan Pengendapan Batuan Sedimen
Sistem Pengangkutan dan Pengendapan Batuan Sedimen
 
Genesa bahan galian
Genesa bahan galian Genesa bahan galian
Genesa bahan galian
 
lithosfer
lithosferlithosfer
lithosfer
 
Bentuk cekungan
Bentuk cekunganBentuk cekungan
Bentuk cekungan
 
Batuan sedimen dan asalnya
Batuan sedimen dan asalnyaBatuan sedimen dan asalnya
Batuan sedimen dan asalnya
 
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALPAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
 
genesa mineral bijih pembukaan
genesa mineral bijih pembukaangenesa mineral bijih pembukaan
genesa mineral bijih pembukaan
 
Tugas ganesa bahan galian i
Tugas ganesa bahan galian iTugas ganesa bahan galian i
Tugas ganesa bahan galian i
 
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantanTugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
Tugas paper cekungan batubara pada pulau kalimantan
 
SEDIMEN_KARBONAT.pdf
SEDIMEN_KARBONAT.pdfSEDIMEN_KARBONAT.pdf
SEDIMEN_KARBONAT.pdf
 
Pembentukan batuan sedimen
Pembentukan batuan sedimenPembentukan batuan sedimen
Pembentukan batuan sedimen
 
1701 chapter ii
1701 chapter ii1701 chapter ii
1701 chapter ii
 
5
55
5
 
Litosfer 1
Litosfer 1Litosfer 1
Litosfer 1
 
Sedimentasi dan batuan sedimen
Sedimentasi dan batuan sedimenSedimentasi dan batuan sedimen
Sedimentasi dan batuan sedimen
 
Presentasi makalah ilmiah endapan kromin di daerah topogalo
Presentasi makalah ilmiah endapan kromin di daerah topogaloPresentasi makalah ilmiah endapan kromin di daerah topogalo
Presentasi makalah ilmiah endapan kromin di daerah topogalo
 

Similar to Bentang alam karst

Presentasi triani
Presentasi trianiPresentasi triani
Presentasi triani
Nurul Aulia
 
Karakteristik DAS Hulu_114190059_Daffa Robbani G.W._Kelas B asli.pptx
Karakteristik DAS Hulu_114190059_Daffa Robbani G.W._Kelas B asli.pptxKarakteristik DAS Hulu_114190059_Daffa Robbani G.W._Kelas B asli.pptx
Karakteristik DAS Hulu_114190059_Daffa Robbani G.W._Kelas B asli.pptx
marcorojas690001
 
1. sifat tanah
1. sifat tanah1. sifat tanah
1. sifat tanah
Eri Niño
 
BENTUK LAHAN FLUVIAL
BENTUK LAHAN FLUVIALBENTUK LAHAN FLUVIAL
BENTUK LAHAN FLUVIAL
mahesha ramadhini zolyan
 

Similar to Bentang alam karst (20)

Bentang Alam Karst.pdf
Bentang Alam Karst.pdfBentang Alam Karst.pdf
Bentang Alam Karst.pdf
 
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
 
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptxPROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
 
Tugas manajemen karst 1
Tugas manajemen karst 1Tugas manajemen karst 1
Tugas manajemen karst 1
 
Resume Kel (1) Progradational Parasequence Set.pptx
Resume Kel (1) Progradational Parasequence Set.pptxResume Kel (1) Progradational Parasequence Set.pptx
Resume Kel (1) Progradational Parasequence Set.pptx
 
Geologi Minyak dan Gas Bumi di Indonesia Bab 9 - RR. Koesoemadinata
Geologi Minyak dan Gas Bumi di Indonesia Bab 9 - RR. KoesoemadinataGeologi Minyak dan Gas Bumi di Indonesia Bab 9 - RR. Koesoemadinata
Geologi Minyak dan Gas Bumi di Indonesia Bab 9 - RR. Koesoemadinata
 
Makalah lingkungan pengendapan
Makalah lingkungan pengendapanMakalah lingkungan pengendapan
Makalah lingkungan pengendapan
 
Presentasi triani
Presentasi trianiPresentasi triani
Presentasi triani
 
Shale problem
Shale problemShale problem
Shale problem
 
Tenaga_Eksogen.pptx
Tenaga_Eksogen.pptxTenaga_Eksogen.pptx
Tenaga_Eksogen.pptx
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
Dinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.pptDinamika_Litosfer.ppt
Dinamika_Litosfer.ppt
 
Aliran Air Tanah
Aliran Air TanahAliran Air Tanah
Aliran Air Tanah
 
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfadoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
 
Karakteristik DAS Hulu_114190059_Daffa Robbani G.W._Kelas B asli.pptx
Karakteristik DAS Hulu_114190059_Daffa Robbani G.W._Kelas B asli.pptxKarakteristik DAS Hulu_114190059_Daffa Robbani G.W._Kelas B asli.pptx
Karakteristik DAS Hulu_114190059_Daffa Robbani G.W._Kelas B asli.pptx
 
1. sifat tanah
1. sifat tanah1. sifat tanah
1. sifat tanah
 
BENTUK LAHAN FLUVIAL
BENTUK LAHAN FLUVIALBENTUK LAHAN FLUVIAL
BENTUK LAHAN FLUVIAL
 
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogen
 
Sedimentary Rocks
Sedimentary RocksSedimentary Rocks
Sedimentary Rocks
 
PPTGEOFISIKA_CHAPTER7.pptx
PPTGEOFISIKA_CHAPTER7.pptxPPTGEOFISIKA_CHAPTER7.pptx
PPTGEOFISIKA_CHAPTER7.pptx
 

Recently uploaded

Recently uploaded (10)

bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docxPERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
PERCOBAAN 3 Dissolved Oxygen-Kimia Lingkungan.docx
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 

Bentang alam karst

  • 1. Karst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari bahasa Slovenia: Kras = lahan gersang berbatu. Istilah ini di negara asalnya tidak berkaitan dengan batugamping dan proses pelarutan. Tetapi saat ini telah digunakan secara internasional sebagai istilah bagi bentuklahan asal proses pelarutan (solusional). Pengertian tentang topografi karst yaitu : suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang khas, penyaluran tidak teratur, aliran sungai secara tiba-tiba masuk ke dalam tanah dan meninggalkan lembah kering dan muncul kembali di tempat lain sebagai mata air yang besar. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bentang Alam Karst 1. Faktor Fisik Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan topografi karst meliputi : a. Ketebalan batugamping, yang baik untuk perkembangan karst adalah batu gamping yang tebal, dapat masif atau yang terdiri dari beberapa lapisan dan membentuk unit batuan yang tebal, sehingga mampu menampilkan topografi karst sebelum habis terlarutkan. Namun yang paling baik adalah batuan yang masif, karena pada batugamping berlapis biasanya terdapat lempung yang terkonsentrasi pada bidang perlapisan, sehingga mengurangi kebebasan sirkulasi air untuk menembus seluruh lapisan. b. Porositas dan permeabilitas, berpengaruh dalam sirkulari air dalam batuan. Semakin besar porositas sirkulasi air akan semakin lancar sehingga proses karstifikasi akan semakin intensif. c. Intensitas struktur (kekar), zona kekar adlah zona lemah yang mudah mengalami pelarutan dan erosi sehingga dengan adanya kekar dalam batuan, proses pelarutan berlangsung intensif. Kekar yang baik untuk proses karstifikasi adalah kekar berpasangan (kekar gerus), karena kekar tsb berpasangan sehingga mempertinggi porositas dan permeabilitas. Namun apabila intensitas kekar sangat tinggi batuan akan mudah tererosi atau hancur sehingga proses karstifikasi terhambat. 2. Faktor Kimiawi Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan topografi kars diperlukan sedikitnya 60% kalsit dalam batuan dan yang paling baik diperlukan 90% kalsit. Kondisi kimia media pelarut, dalam proses karstifikasi media pelarutnya adalah air, kondisi kimia air ini sangat berpengaruh terhadap proses karstifikasi. Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah larut dalam air yang mengandung asam. Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari tanah membentuk larutan yang bersifat asam yaitu asam karbonat (H2CO3). Larutan inilah yang sangat baik untuk melarutkan batu gamping.
  • 2. 3. Faktor Biologis Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat menghasilkan humus yang menutup batuan dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic sehingga air permukaan masuk ke zona anaerobic, tekanan parsial CO2 akan meninggkat sehingga kemampuan melarutkannya juga meningkat. 4. Faktor Iklim dan Lingkungan Kondisi lingkungan yang mendukung adalah adanya lembah besar yang mengelilingi tempat yang tinggi yang terdiri dari batuan yang mudah larut (batugamping) yang terkekarkan intensif. Kondisi lingkungan di sekitar batugamping harus lebih rendah sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik, sehingga proses karstifikasi berjalan dengan intensif. - Proses Pembentukan Topografi Karst Kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi karst ada 4, yaitu: • Mudah larut dan berada di atau dekat permukaan. • Masif, tebal dan terkekarkan. • Berada pada daerah dengan curah hujan yang tinggi. • Dikelilingi lembah Proses pelarutan pada batugamping, meninggalkan morfologi sisa pelarutan, perkembangan morfologi sisa ini dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu : 1. Terjadi pelarutan pada batuan terkekarkan sehingga membentuk lembah yang kemudian merupakan zona yang lebih cepat mengalami pelarutan (zona A) dibandingkan dengan zona B yang tidak mengalami pengkekaran. 2. Karena zona A lebih cepat mengalami pelarutan, maka zona ini segera terbentuk lembah yang dalm, sementara pada zona B masih berupa dataran tinggi dengan gejala pelarutan di beberapa tempat. 3. Pelarutan pada kedua zona terus berjalan sehingga pada fase ini mulai terbentuk kerucut- kerucut karst pada zona B. Pada kerucut karst ini tingkat pelarutan/erosi vertikalnya lebih kecil dibandingkan lembah di sekitarnya. 4. Karena adanya erosi lateral oleh sungai maka zone A berada pada batas permukaan erosi dan pada zona B erosi vertikal telah berjalan lebih lanjut sehingga hanya tinggal beberapa morfologi sisa saja, morfologi sisa ini disebut menara karst.