Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Manajemen perbankan syariah membahas konsep manajemen dalam Islam dan Al-Quran, paradigma manajemen syariah yang menekankan spiritualitas, fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan, serta sistem informasi manajemen dan audit internal.
2. PENGERTIAN MANAJEMEN DALAM ISLAM
Etimologi, Management (Inggris) = Tadbir, idarah, siyasah dan qiyadah
(Arab)
Penertiban, Pengaturan, Pengurusan, Perencanaan dan Persiapan
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien.
Sebagian pengamat mengartikannya sebagai alat untuk merealisasikan
tujuan umum.
3. KONSEP MANAJEMEN DALAM AL-QUR’AN
“Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu
naik kepada-Nya...”. (QS. As-Sajdah, (32): 5)
Menurut al-Maraghi, Yudabbir al-amri dimaknai dengan mengatur urusan
dengan bijaksana.
Hakekat manajemen yang terkandung dalam al-Qur’an adalah
memandang ke depan suatu urusan, agar urusan tersebut terpuji dan baik
akibatnya, untuk mencapai hakekat tersebut, diperlukan adanya
pengaturan dengan cara yang bijaksana.
Hakekat ini erat kaitannya dengan pencapaian tujuan, pengambilan
keputusan, dan pelaksanaan manajerial itu sendiri
4. PARADIGMA MANAJEMEN SYARIAH
Pendekatan Teologis-Etis
Mengarah pada keterlibatan dimensi spiritual dalam perilaku manajemen
Manajemen syari’ah dibangun atas tiga ranah: Manajemen, Etika dan
Spiritualitas, ketiga ranah ini membangun kekuatan dalam menjalankan amanah.
5. LANDASAN MORAL MANAJEMEN SYARIAH
1. Kesadaran bahwa dirinya diperintah olehAllah
2. Komitmen yang tinggi pada kejujuran
3. Komitmen yang tinggi pada amanah
4. Cerdas (konteks kekinian: IQ, EQ, SQ)
5. Komunikatif
7. PERENCANAAN
1. Forecasting
Forecasting adalah suatu peramalan usaha yang sistematis, dengan
menggunakan perhitungan yang rasional atas fakta yang ada. Fungsi
perkiraan adalah untuk memberi informasi sebagai dasar pertimbangan
dalam pengambilan keputusan. Terkadang perkiraan dilakukan
berdasarkan intuisi, firasat, juga dapat bersumber dari taufik dan
hidayah Allah
2. Objective
Tujuan yang hendak dicapai oleh badan usaha. Tujuan manajemen
perbankan syari’ah tidak hanya meningkatkan kesejahteraan
stakeholder, tetapi juga mengaplikasikan prinsip-prinsip syari’ah dalam
bisnis keuangan dan bisnis lainnya.
Maximization of Profit and Maximization of Falah
8. PERENCANAAN
3. Policies (rule of action) Basic Policies:
a. Tipe nasabah yang dilayaniusaha menengah, kecil atau besar
b. Jenis layanan yang disediakan bagi nasabah
c. Daerah atau wilayah pelayananDitelaah sentra-sentra ekonomi
yg ada (pertanian,industri, perdagangan dll)
d. Sistem penyampaian (delivery system) produk dan jasa
bankpemasaran dengan menggunakan jaringan organik atau
melalui outsourcing
e. Distribusi aktiva produktifkebijakan alokasi dana
f. Preferensi likuiditasterkait dengan kepercayaan nasabah
suasana fanatisme nasabah melalui
g. Persainganmenciptakan
pelayanan prima
h.Pengembangan dan pelatihan staff
4. Programmes
Sederetan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakan policies
9. PERENCANAAN
5. Schedules
Pembagian program yang harus diselesaikan menurut urutan waktu
tertentu
6. Procedures
Suatu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan suatu kegiatan
atau pekerjaan. Program menyatakan apa yang harus dikerjakan,
prosedur berbicara tentang bagaimana melaksanakannya
7. Budget
Taksiran atau perkiraan biaya yang harus dikeluarkan dan pendapatan
yang diharapkan diperoleh di masa yang akan datang
10. PENGORGANISASIAN
1. Struktur Organisasi
•Disamping Dewan Komisaris dan Direksi, Bank Umum Syariah dan BPRS wajib memiliki Dewan
pengawas syariah. DPS adalah badan independen yang ditempatkan oleh Dewan Syariah nasional
(DSN) pada bank
•Tugas utama DPS adalah mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak menyimpang dari
ketentuan dan prisnip syariah yang telah difatwakan oleh DSN. Fungsi DPS:
a. Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi, pimpinan Unit Usaha Syariah dan
pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah.
b. Sebagai mediator antara bank dan DSN dalam mengkomunikasikan usul dan saran
pengembangan produk dan jasa dari bank yang memerlukan kajian dan fatwa dari DSN.
c. Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank. DPS wajib melaporkan kegiatan usaha
serta perkembangan bank syariah yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya satu kali
dalam setahun.
11. PENGORGANISASIAN
2. Unit Usaha Syariah.
Unit Usaha Syari’ah dari bank umum konvensional pada dasarnya merupakan unit yang mempunyai
karakteristik kegiatan usaha yang berbeda, serta mempunyai pencatatan dan pembukuan yang terpisah
dari kantor-kantor konvensionalnya. Unit tersebut berada di kantor pusat bank dan dipimpin oleh
seorang anggota direksi atau pejabat satu tingkatdi bawah direksi. Secara umum tugas UUS
mencakup :
a. Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabangsyariah.
b. Melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan dana yang bersumber
dari kantor-kantor cabang syariah.
c. Menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruhkantor-kantor cabang syariah.
d. Melaksanakan tugas penata-usahaan laporan keuangankantor-kantor
cabang syariah.
12. PENGORGANISASIAN
3. Perencanaan organisasi.
Perencanaan organisasi bank adalah pengelompokan yang logis dari kegiatan-kegiatan bank, menurut
hasil yang ingin dicapai yang menunjukkan dengan jelas tanggung jawab dan wewenang atas suatu
tindakan.
Tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap posisi dalam organisasi harus dirumuskan dengan jelas,
sehingga tanggung jawab (accountability) untuk hasil akhirnya dapat diukur denganmudah.
13. PENGAWASAN
1. Proses Pengawasan
Proses Pengawasan meliputi kegiatan- kegiatan sebagaiberikut
a. Menentukan standar sebagai ukuran pengawasan.
b. Pengukuran dan pengamatan terhadap jalannya operasi berdasarkan rencana yang telah
ditetapkan.
c. Penafsiran dan perbandingan hasil yang dicapai dengan standaryang diminta.
d. Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan.
e. Perbandingan hasil akhir (output) dengan masukan (input)yang digunakan.
14. PENGAWASAN
2. Sistem Informasi Manajmen.
Laporan-laporan yang dihasilkan dari proses pengawasan itu harusdisusun dalam suatu
format yang sistematis, agar dapat dengan segera dan mudah digunakan sebagai bahan
pengambilan keputusan secara cepat dantepat.
Sistem informasi manajemen memiliki kesanggupan memberikan berbagai jenis informasi
dengan cepat dan akurat serta memberikan fleksibilitas dalam cara penyajiannya.
3. Program Audit Internal.
Pada dasarnya para manajer puncak (top management) merupakan pengawas tertinggi bagi
seluruh bawahannya. Untuk memudahkan pelaksanaan fungsi pengawasan ini setiap organisasi
perusahaan besar selalu mengadakan suatu badan khusus (special staff) dengan programaudit
internal yang oleh Bank Indonesia disebut SKAI (Satuan Kerja Audit Internal).