SERIAL PENGAJARN PS. EL ROI ISRAEL SIPAHELUT : Hubungi Beliau di http://pastorroisipahelut.com - chanel Yotube Sipahelut1978- atau page Facebook : El RoI Israel Sipahelut
2. Jika Anda Dan Saya Menerima Yesus Maka
Anda Saya Harus Mengerti Siapa Dia
Yoh 14 : 6 Kata Yesus kepadanya:
"AkulAh jalan dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorangpun yang
datang kepada Bapa, kalau tidak
melalui Aku.
3.
4.
5. berdiri di hadapan Yesus Kristus, bertanya
kepada-Nya, “Apa itu Kebenaran?”
Dia sebenarnya menanyakan sebuah pertanyaan yang
salah. Kalau dia bertanya, “Siapa Kebenaran,” Yesus akan
menyatakan diriNya sebagai “Kebenaran”
kepadanya.Ketika Yesus menyatakan di dalam Yohanes
14:6,”Akulah jalan, dan kebenaran dan hidup”, maka
wacana tentang kebenaran mempunyai dimensi yang
berbeda, kebenaran itu adalah pribadi Yesus.
6.
7. Ketika Yesus menyatakan dirinya bahwa dirinyalah
Sang Kebenaran, maka sebenarnya pertanyaan
yang relevan ketika berwacana tentang kebenaran
adalah “Siapa (Sang) Kebenaran?”. Ketika
kebenaran itu terwujud di dalam pribadi Kristus,
maka kebenaran adalah pribadi Yesus. Dan kita
tidak menanyakan sesuatu yang bersifat personal
dengan pertanyaan “apa”, tetapi “siapa”.
8. Pertanyaan yang menggunakan kata tanya
“Apa” rasanya tidak tepat digunakan untuk
mendapatkan penjelasan tentang seorang
pribadi. Pertanyaan dengan menggunakan
kata tanya “Apa”, sangatlah cocok
dipasangkan pada sesuatu yang impersonal.
Namun pertanyaan yang menggunakan kata
tanya “Siapa”, akan selalu berkaitan dengan
sesuatu yang bersifat personal, yang menunjuk
kepada seorang pribadi.
9. Wacana kebenaran tersebar luas di dalam
berbagai pandangan, namun sebuah revolusi
terjadi ketika kebenaran itu mewujud di
dalam seorang pribadi yang agung dan mulia,
Yesus Kristus. Ketika kebenaran adalah di
dalam Yesus Kristus, bagaimana saya bisa
mengalami kebenaran tersebut?
10. dua istilah yang menjadi dasar di dalam membicarakan
kebenaran, yaitu kebenaran karena usaha manusia sendiri,
dan kebenaran yang berasal bukan dari diri kita, tetapi
kebenaran yang diberikan/dianugrahkan kepada kita.
Seseorang mendapat upah berdasarkan apa yang dia
usahakan, apa yang dia tuai adalah hasil dari apa yang
dia tabur. Ketika ada aksi maka ada reaksi. Semua hukum
yang berlaku di seluruh dunia menyetujui hal ini.
Kemudian pertanyaan yang mengikutinya adalah, apakah
ada orang menjadi “benar” ketika dia mendasarkan
kebenarannya berdasarkan apa yang dia usahakan?
11. “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak”,
sejujur itulah sebenarnya pengakuan yang saya
miliki. Kebenaran kita seperti debu dihadapkan
kepada kebenaran Allah. Saya pun tahu saya
tidak bersaing dengan Allah di dalam
kebenaran. Jadi bagaimana saya bole
mengalamikebenaran itu, jikalau tidak ada
seorang pun benar. Apakah dengan segala
hukum saya akan mengalami kebenaran, atau
justru saya semakin
12. menyadarkan saya bahwa di dalam banyak hukum terdapat
banyak pelanggaran? Apakah saya bisa bermegah karena
kebenaran saya sendiri? Tetapi syukur kepada Allah,
kebenaran itu adalah Isa Almasih, Sang Kebenaran telah
menyatakan dirinya, supaya manusia mengenal kebenaran.
Dan Sang Kebenaran itu hidup, dia tidak tergantung kepada
usaha dan perbuatan manusia untuk kita bisa mengenalnya,
kecuali Sang Kebenaran itu berkasih karunia menyatakan
diriNya kepada kita, oleh anugrahNya yang ajaib.Mengalami
Kristus adalah mengalami kebenaran yang sejati. Itulah
misteri yang dicari sepanjang zaman, yang telah diungkapkan
kepada kita semua, tetapi manusia lebih menyukai
kebenarannya sendiri dibandingkan kebenaran Allah.
13. Kebenaran bukan agama, kelompok keagamaan yang benar,
ajaran-ajaran dari beberapa orang besar atau perempuan, suatu
badan pengetahuan, yang “benar” buku, yang dalam filsafat,
konsep yang benar atau serangkaian hukum atau prinsip-prinsip
yang mengatur. Tidak pernah dapat dipastikan melalui “metode
ilmiah” , logika atau penalaran. Semua ini adalah instrumen yang
masih jauh dari kemampuan untuk memahami “Kebenaran”.
Kebenaran telah hadir di dalam soerang pribadi dan hanya
dapat diketahui melalui sebuah relasi yang intim dan mendalam
dalam sebuah perjanjian (covenant). Perjanjian tersebut adalah
pertukaran hidup. Kita tidak akan pernah mengetahui kebenaran
sampai “Kebenaran” menjadi hidup Kita dan hidup Kita menjadi
hidup-Nya.
14. Memerlukan kebenaran mutlak, penyerahan total kepada Anak Allah. Ini
adalah pertukaran hidup dalam cara yang paling intim di alam semesta.
Inilah makna penebusan. Ini adalah perkawinan jiwa. Ini adalah ikatan
yang membebaskan. Ini adalah sebuah paradoks. Dan ketika kita
memasukkan paradoks ini, kita akan benar-benar bebas dan kita
kemudian akan mengetahui apa sebenarnya Cinta Sejati.
Ketika Yesus Kristus mengatakan, “Akulah jalan, dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorangpun sampai kepada Bapa jikalau tidak melalui
Aku.” Kebenaran itu mejadi bagian yang tidak terpisahkan dari diriNya.
Dia yang adalah kebenaran itu menjadi dasar pembaruan relasi kita
dengan Allah. Kita boleh mengalami kebenaran karena relasi kita
dengan Sang Kebenaran. Kita diberi anugrah mengalami kebenaran
yang relasional, sebagai akibat dari kebenaran yang
diberikan/dianugrahkan kepada kita.
15. Pertanyaan tentang kebenaran adalah untuk
menjawab siapa kebenaran tersebut. Kristus
dengan tegas menyatakan Akulah Kebenaran.
Ketika Kristus mengatakan bahwa diriNya lah
kebenaran yang sejati, maka kebenaran itu ekslusif
miliknya. Saya bisa mengalami kebenaran itu
jikalau Yesus Kristus sendiri menganugrahkan
kebenaran tersebut kepada kita, kebenaranNya
menjadi milik kita, kita dibenarkanNya, dan
keberanNya itu memerdekakan.