SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
PEMAHAMAN TINDAK
PIDANA KORUPSI
DALAM PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
DI
LINGKUNGAN PENDIDIKAN (SEKOLAH)
Pengertian Korupsi
Dari bahasa:
• Bahasa Latin
corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak,
menggoyahkan, memutar balik, menyogok
• Kamus Bahasa Indonesia
perbuatan yang buruk seperti penggelepan uang, menerima uang
sogok, dsb.
Penjelasan Pasal 1 UU No.3 Tahun 1971
Pengertian Tindak Pidana Korupsi pada umumnya memuat aktifitas
yang merupakan manifestasi dari perbuatan korupsi dalam arti luas
yang mempergunakan kekuasaan atau pengaruh yang melekat pada
seorang Pegawai Negeri atau kedudukan istimewa yang dipunyai
seseorang di dalam jabatan umum yang secara tidak patut atau
menguntungkan diri sendiri maupun orang lain
Sejarah Peraturan yang mengatur Tindak Pidana Korupsi
• KUHP
• Peraturan Penguasa Militer No. Prt / PM / 06 / 1957
• Peraturan Penguasa Perang Pusat No. Prt / Peperpu / 013 / 1958
• UU No.24 / Prp / 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan dan
Pemeriksa
• UU No.3 Tahun 1971 tentang pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
• UU No.31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
• UU No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No.31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Tindak Pidana Korupsi sebagai
Extraordinary Crime
Merusak
perekonomian
nasional
Merusak
sendi-sendi
demokrasi
serta Hak
Asasi
Manusia
Merusak
moral
bangsa dan
ideologi
Negara
EKONOMI
• Minimnya pendapatan
• Pengeluaran lebih
besar dari pendapatan
BUDAYA
• Feodalisme
POLITIK
• Powers tendens to
corrupt
• Patron politic
EKONOMI
• Minimnya pendapatan
• Pengeluaran lebih
besar dari pendapatan
STYLE
• Instan
• Glamour
MORAL
• Rendahnya ahlak
• Amoral
Penyebab
Korupsi
Subyek Hukum Tindak Pidana Korupsi
Setiap Orang Pegawai Negeri
Pejabat Negara Korporasi
“ Setiap Orang “
Yang dimaksud “setiap orang” adalah siapa saja atau
siapapun juga, tidak terbatas pada sekelompok orang
atau golongan tertentu saja.
Seseorang yang melakukan perbuatan yang memenuhi
rumusan ketentuan hukum pidana maka orang tersebut
telah memenuhi syarat untuk didakwa melakukan
Tindak Pidana Korupsi
“ Pegawai Negeri “
Menurut Pasal 1 ke-2 UU No.31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi :
a) Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam UU
Kepegawaian, meliputi Pegawai Negeri Sipil (PNS),
TNI dan POLRI
b) Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam
KUHP
c) Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi
yang menerima bantuan dan keuangan Negara atau
Daerah
d) Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi
lain yang memepergunakan modal atau fasilitas dari
Negara atau masyarakat
“ Penyelenggara Negara “
Penyelenggara Negara sebagai subyek hukum Tindak Pidana Korupsi
ditentukan dalam Pasal 5, Pasal 11 dan Pasal 12 B UU No.20 Tahun
2001
Pengertian Penyelenggara Negara termuat dalam Pasal 2 UU No.28
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
KKN, yaitu meliputi:
1. Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara
2. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara
3. Menteri, Gubernur, Hakim
4. Pejabat Negara lain sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku (Duta Besar, Wakil Gubernur,
Bupati/Walikota)
5. Pejabat lain yang mempunyai fungsi strategis dalam kaitannya
dengan penyelenggaraan Negara (Direksi dan Komisaris BUMN,
Pimpinan BI, Jaksa, Penyidik, Panitera, Pimpinan dan
Bendaharawan Proyek, Pimpinan Perguruan Tinggi)
“ Korporasi “
• Pada prinsipnya hukum pidana (KUHP) tidak mengenal korporasi
sebagai subyek hukum, pandangan ini kemudian berkembang seiring
dengan perkembangan jaman serta perkembangan dari tindak pidana
sendiri sehingga kemudian diakui korporasi dapat menjadi subyek
hukum
• Dalam Pasal 1 UU No.31 Tahun 1999, pegertian dari korporasi adalah
kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisir bauik
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum
• Jika tindak pidana dilakukan atas nama korporasi maka tuntutan dan
penjatuhan hukuman dapat dilakukan terhadap korporasi, dalam hal
ini korporasi diwakili oleh pengurusnya
• Jika korporasi sebagai terdakwa maka surat panggilan untuk
menghadap dialamatkan kepada pengurus bertempat tinggal atau
berkantor
• Pidana pokok yang dapat dijatuhkan kepada korporasi hanya pidana
denda dengan ketentuan maksimum pidana ditambah 1/3, tetapi tidak
dapat dijatuhkan hukuman pengganti (subsidair) berupa kurungan
Jenis-jenis Tindak Pidana Korupsi
1. Terkait dengan merugikan keuangan Negara
a. Pasal 2 UU No.31 Tahun 1999
Setiap orang yang secara melawan hukum memperkaya diri
sendiri, orang lain atau korporasi, yang dapat merugikan
keuangan / perekonomian Negara
b. Pasal 3 UU No.31 Tahun 1999
Setiap orang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri,
orang lain atau korporasi, menyalahgunakan wewenang,
kesempatan, sarana karena jabatan / kedudukan, yang
dapat merugikan keuangan / perekonomian Negara
2. Terkait dengan penyuapan
Penyuapan dibagi menjadi :
• Penyuapan aktif
Pelakunya bertindak sebagai pemberi hadiah / janji
Diatur dalam Pasal 5 ayat (1), Pasal 6 ayat (1) dan Pasal
13 UU No.20 Tahun 2001
• Penyuapan pasif
Pelakunya bertindak sebagai penerima hadiah / janji
Diatur dalam Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 11,
Pasal 12 huruf a, b, c dan d UU No.20 Tahun 2001
Diatur dalam Pasal 7 UU No.20 Tahun 2001:
• Ayat (1) huruf a
Pemborong berbuat curang
• Ayat (1) huruf b
Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang
• Ayat (1) huruf c
Rekanan berbuat curang dalam menyerahkan barang
kepada TNI / POLRI
• Ayat (1) huruf d
Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang dalam
penyerahan barang kepada TNI / POLRI
• Ayat (2)
Penerima penyerahan barang kepada TNI / POLRI
membiarkan perbuatan curang
3. Terkait dengan perbuatan curang
4. Terkait dengan penggelapan dalam jabatan
• Pasal 8 UU No.20 Tahun 2001
Mengatur Pegawai Negeri yang:
 Menggeleplan uang / surat berharga yang disimpan
karena jabatan
 Membiarkan uang / surat berharga diambil / digelapkan
 Membantu dalam perbuatan tersebut
• Pasal 9 UU No.20 Tahun 2001
Mengatur tentang Pegawai Negeri yang memalsu buku-buku
atau daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi
• Pasal 10 UU No.20 Tahun 2001
Mengatur tentang Pegawai Negeri yang :
 Merusak bukti surat, barang, akta atau daftar
 Membiarkan orang lain merusak bukti surat, barang, akta
atau daftar
 Membantu dalam perbuatan tersebut
5. Terkait dengan pemerasan / pungutan liar
Diatur dalam Pasal 12 UU No.20 Tahun 2001:
• Huruf e
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara memaksa
memberikan, membayar atau menerima pembayaran atau
mengerjakan sesuatu
• Huruf f
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara pada saat
menjalankan tugas meminta, menerima atau memotong
pembayaran seolah-olah utang
• Huruf g
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara pada waktu
bertugas meminta atau menerima barang seolah utang
6. Terkait dengan penyalahgunaan kekuasaan
7. Terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan
Diatur dalam Pasal 12 huruf h UU No.20 Tahun 2001
Pegawai Negeri menggunakan tanah Negara yang diatasnya
ada hak pakai
Diatur dalam Pasal 12 huruf i UU No.20 Tahun 2001
Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara turut serta sebagai
pemborong sedangkan ia ditugasi mengurus atau mengawasi
pekerjaan itu
SEKTOR RAWAN
 Pengadaan barang dan jasa
 Bantuan pemerintah (bantuan sosial, hibah,
dll.)
M O D U S K O R U P S I
 Mark-up harga
 Proyek fiktif
 Duplikasi anggaran
 Pungutan liar
 Penggunaan dana tidak sesuai peruntukan
 Pemotongan anggaran

More Related Content

Similar to PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptx

Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptxMateri ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptxnoviantiatman1
 
PHAM Risk Mitigation Exposure.pdf.123456
PHAM Risk Mitigation Exposure.pdf.123456PHAM Risk Mitigation Exposure.pdf.123456
PHAM Risk Mitigation Exposure.pdf.123456PepenOzone
 
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiAfida Zahara
 
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.pptPAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.pptYogieExeliero1
 
Materi Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptx
Materi Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptxMateri Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptx
Materi Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptxSpotterVarious
 
Undang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Undang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsiUndang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Undang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsimapjmakassar
 
Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...
Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...
Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...mapjmakassar
 
Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99mapjmakassar
 
Tugas Pendidikan Anti Korupsi kelompok 7
Tugas Pendidikan Anti Korupsi kelompok 7Tugas Pendidikan Anti Korupsi kelompok 7
Tugas Pendidikan Anti Korupsi kelompok 7MonicaRantePasang
 
BENTUK_KORUPSI.pptx
BENTUK_KORUPSI.pptxBENTUK_KORUPSI.pptx
BENTUK_KORUPSI.pptxdian34065
 
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXPPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXceronronaldo1
 
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaAndy Susanto
 
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptxPENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptxMuhammad Rochman
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiDini Islamiana
 
Materi Hakordia 2023.pptx
Materi Hakordia 2023.pptxMateri Hakordia 2023.pptx
Materi Hakordia 2023.pptxranggarilyanda2
 
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapPerbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapElanda Harviyata
 

Similar to PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptx (20)

Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptxMateri ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
Materi ANTIKORUPSI Pelatihan Dasar CPNS.pptx
 
PHAM Risk Mitigation Exposure.pdf.123456
PHAM Risk Mitigation Exposure.pdf.123456PHAM Risk Mitigation Exposure.pdf.123456
PHAM Risk Mitigation Exposure.pdf.123456
 
hfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptxhfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptx
 
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana KorupsiPengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
 
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.pptPAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
PAPARAN PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI.ppt
 
kpk
kpkkpk
kpk
 
Mengenal Gratifikasi
Mengenal GratifikasiMengenal Gratifikasi
Mengenal Gratifikasi
 
Uu 20 2001
Uu 20 2001Uu 20 2001
Uu 20 2001
 
Materi Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptx
Materi Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptxMateri Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptx
Materi Nefa Claudia Meliala - Eksaminasi Putusan Pinangki Sirna Malasari.pptx
 
Undang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Undang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsiUndang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
Undang undang no. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
 
Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...
Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...
Undang undang no. 20 tahhttp://www.slideshare.net/slideshow/embed_code/168768...
 
Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99Tindak pidana korupsi 31 99
Tindak pidana korupsi 31 99
 
Tugas Pendidikan Anti Korupsi kelompok 7
Tugas Pendidikan Anti Korupsi kelompok 7Tugas Pendidikan Anti Korupsi kelompok 7
Tugas Pendidikan Anti Korupsi kelompok 7
 
BENTUK_KORUPSI.pptx
BENTUK_KORUPSI.pptxBENTUK_KORUPSI.pptx
BENTUK_KORUPSI.pptx
 
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTXPPT_Anti_Korupsi.PPTX
PPT_Anti_Korupsi.PPTX
 
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidanaBab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
Bab II Pengembalian Kerugian Keuangan Negara TP Korupsi tdk hapuskan pidana
 
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptxPENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
PENCEGAHAN GRATIFIKASI LLDIKTI XI.pptx
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
 
Materi Hakordia 2023.pptx
Materi Hakordia 2023.pptxMateri Hakordia 2023.pptx
Materi Hakordia 2023.pptx
 
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhapPerbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
Perbandingan antara uu korupsi dengan kuhp dan kuhap
 

Recently uploaded

PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 

Recently uploaded (10)

PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 

PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI.pptx

  • 1. PEMAHAMAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN (SEKOLAH)
  • 2. Pengertian Korupsi Dari bahasa: • Bahasa Latin corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutar balik, menyogok • Kamus Bahasa Indonesia perbuatan yang buruk seperti penggelepan uang, menerima uang sogok, dsb. Penjelasan Pasal 1 UU No.3 Tahun 1971 Pengertian Tindak Pidana Korupsi pada umumnya memuat aktifitas yang merupakan manifestasi dari perbuatan korupsi dalam arti luas yang mempergunakan kekuasaan atau pengaruh yang melekat pada seorang Pegawai Negeri atau kedudukan istimewa yang dipunyai seseorang di dalam jabatan umum yang secara tidak patut atau menguntungkan diri sendiri maupun orang lain
  • 3. Sejarah Peraturan yang mengatur Tindak Pidana Korupsi • KUHP • Peraturan Penguasa Militer No. Prt / PM / 06 / 1957 • Peraturan Penguasa Perang Pusat No. Prt / Peperpu / 013 / 1958 • UU No.24 / Prp / 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan dan Pemeriksa • UU No.3 Tahun 1971 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi • UU No.31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi • UU No.20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
  • 4. Tindak Pidana Korupsi sebagai Extraordinary Crime Merusak perekonomian nasional Merusak sendi-sendi demokrasi serta Hak Asasi Manusia Merusak moral bangsa dan ideologi Negara
  • 5. EKONOMI • Minimnya pendapatan • Pengeluaran lebih besar dari pendapatan BUDAYA • Feodalisme POLITIK • Powers tendens to corrupt • Patron politic EKONOMI • Minimnya pendapatan • Pengeluaran lebih besar dari pendapatan STYLE • Instan • Glamour MORAL • Rendahnya ahlak • Amoral Penyebab Korupsi
  • 6. Subyek Hukum Tindak Pidana Korupsi Setiap Orang Pegawai Negeri Pejabat Negara Korporasi
  • 7. “ Setiap Orang “ Yang dimaksud “setiap orang” adalah siapa saja atau siapapun juga, tidak terbatas pada sekelompok orang atau golongan tertentu saja. Seseorang yang melakukan perbuatan yang memenuhi rumusan ketentuan hukum pidana maka orang tersebut telah memenuhi syarat untuk didakwa melakukan Tindak Pidana Korupsi
  • 8. “ Pegawai Negeri “ Menurut Pasal 1 ke-2 UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi : a) Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam UU Kepegawaian, meliputi Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI dan POLRI b) Pegawai Negeri sebagaimana dimaksud dalam KUHP c) Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi yang menerima bantuan dan keuangan Negara atau Daerah d) Orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang memepergunakan modal atau fasilitas dari Negara atau masyarakat
  • 9. “ Penyelenggara Negara “ Penyelenggara Negara sebagai subyek hukum Tindak Pidana Korupsi ditentukan dalam Pasal 5, Pasal 11 dan Pasal 12 B UU No.20 Tahun 2001 Pengertian Penyelenggara Negara termuat dalam Pasal 2 UU No.28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, yaitu meliputi: 1. Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara 2. Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara 3. Menteri, Gubernur, Hakim 4. Pejabat Negara lain sesuai dengan ketentuan perundang- undangan yang berlaku (Duta Besar, Wakil Gubernur, Bupati/Walikota) 5. Pejabat lain yang mempunyai fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggaraan Negara (Direksi dan Komisaris BUMN, Pimpinan BI, Jaksa, Penyidik, Panitera, Pimpinan dan Bendaharawan Proyek, Pimpinan Perguruan Tinggi)
  • 10. “ Korporasi “ • Pada prinsipnya hukum pidana (KUHP) tidak mengenal korporasi sebagai subyek hukum, pandangan ini kemudian berkembang seiring dengan perkembangan jaman serta perkembangan dari tindak pidana sendiri sehingga kemudian diakui korporasi dapat menjadi subyek hukum • Dalam Pasal 1 UU No.31 Tahun 1999, pegertian dari korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisir bauik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum • Jika tindak pidana dilakukan atas nama korporasi maka tuntutan dan penjatuhan hukuman dapat dilakukan terhadap korporasi, dalam hal ini korporasi diwakili oleh pengurusnya • Jika korporasi sebagai terdakwa maka surat panggilan untuk menghadap dialamatkan kepada pengurus bertempat tinggal atau berkantor • Pidana pokok yang dapat dijatuhkan kepada korporasi hanya pidana denda dengan ketentuan maksimum pidana ditambah 1/3, tetapi tidak dapat dijatuhkan hukuman pengganti (subsidair) berupa kurungan
  • 11. Jenis-jenis Tindak Pidana Korupsi 1. Terkait dengan merugikan keuangan Negara a. Pasal 2 UU No.31 Tahun 1999 Setiap orang yang secara melawan hukum memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi, yang dapat merugikan keuangan / perekonomian Negara b. Pasal 3 UU No.31 Tahun 1999 Setiap orang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri, orang lain atau korporasi, menyalahgunakan wewenang, kesempatan, sarana karena jabatan / kedudukan, yang dapat merugikan keuangan / perekonomian Negara
  • 12. 2. Terkait dengan penyuapan Penyuapan dibagi menjadi : • Penyuapan aktif Pelakunya bertindak sebagai pemberi hadiah / janji Diatur dalam Pasal 5 ayat (1), Pasal 6 ayat (1) dan Pasal 13 UU No.20 Tahun 2001 • Penyuapan pasif Pelakunya bertindak sebagai penerima hadiah / janji Diatur dalam Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 11, Pasal 12 huruf a, b, c dan d UU No.20 Tahun 2001
  • 13. Diatur dalam Pasal 7 UU No.20 Tahun 2001: • Ayat (1) huruf a Pemborong berbuat curang • Ayat (1) huruf b Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang • Ayat (1) huruf c Rekanan berbuat curang dalam menyerahkan barang kepada TNI / POLRI • Ayat (1) huruf d Pengawas proyek membiarkan perbuatan curang dalam penyerahan barang kepada TNI / POLRI • Ayat (2) Penerima penyerahan barang kepada TNI / POLRI membiarkan perbuatan curang 3. Terkait dengan perbuatan curang
  • 14. 4. Terkait dengan penggelapan dalam jabatan • Pasal 8 UU No.20 Tahun 2001 Mengatur Pegawai Negeri yang:  Menggeleplan uang / surat berharga yang disimpan karena jabatan  Membiarkan uang / surat berharga diambil / digelapkan  Membantu dalam perbuatan tersebut • Pasal 9 UU No.20 Tahun 2001 Mengatur tentang Pegawai Negeri yang memalsu buku-buku atau daftar yang khusus untuk pemeriksaan administrasi • Pasal 10 UU No.20 Tahun 2001 Mengatur tentang Pegawai Negeri yang :  Merusak bukti surat, barang, akta atau daftar  Membiarkan orang lain merusak bukti surat, barang, akta atau daftar  Membantu dalam perbuatan tersebut
  • 15. 5. Terkait dengan pemerasan / pungutan liar Diatur dalam Pasal 12 UU No.20 Tahun 2001: • Huruf e Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara memaksa memberikan, membayar atau menerima pembayaran atau mengerjakan sesuatu • Huruf f Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara pada saat menjalankan tugas meminta, menerima atau memotong pembayaran seolah-olah utang • Huruf g Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara pada waktu bertugas meminta atau menerima barang seolah utang
  • 16. 6. Terkait dengan penyalahgunaan kekuasaan 7. Terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan Diatur dalam Pasal 12 huruf h UU No.20 Tahun 2001 Pegawai Negeri menggunakan tanah Negara yang diatasnya ada hak pakai Diatur dalam Pasal 12 huruf i UU No.20 Tahun 2001 Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara turut serta sebagai pemborong sedangkan ia ditugasi mengurus atau mengawasi pekerjaan itu
  • 17. SEKTOR RAWAN  Pengadaan barang dan jasa  Bantuan pemerintah (bantuan sosial, hibah, dll.) M O D U S K O R U P S I  Mark-up harga  Proyek fiktif  Duplikasi anggaran  Pungutan liar  Penggunaan dana tidak sesuai peruntukan  Pemotongan anggaran