SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION
HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Lokasi:
• Pemasok anggaran
• Pengguna anggaran
• Disparitas
pendapatan
Manusia:
• Berjiwa korup
Barang:
• Aset negara
• Barang sitaan
Kegiatan:
• PBJ
• Perizinan
• Pelayanan publik
CJS Tipikor:
• Tersangka
• Terdakwa
• Hukum acara
• Hukum materiil
• Peradilan
• Putusan
• Eksekusi
Masalah:
• Sistem
• Kesejahteraan
• Penghasilan
• Moral
• Kontrol
• Budaya taat
hukum
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Mengapa Korupsi? (1)
1. Watak rakus;
2. Integritas dan moral tipis;
3. Punya kewenangan;
4. Ada kesempatan;
5. Terpaksa, ada kebutuhan;
6. Tekanan;
7. Dianggap lumrah;
8. Karena dibiarkan;
9. Diperdagangkan/mafia.
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Mengapa Korupsi? (2)
• Sistem sosial kita tidak mengenal pembatasan yang tegas antara
yang privat dan yang publik (mobil dinas wajar saja digunakan untuk
antar menjemput anak sekolah).
• Materialisme dan konsumerisme membuat kita lebih memandang
tampak luar sesorang.
Sistem
Sosial
• Sistem politik juga lemah, seharusnya sistem politik memberi ruang yang
cukup untuk partisipasi publik dan memberi mandat dan dukungan
kepada lembaga-lembaga pemberantasan korupsi.
• Sistem politik bermuara pada pelaksanaan pemilu, dan untuk
mendapatkan pemilu yang sehat, sistem politik kita harus diperbaiki.
Sistem
Politik
• Sistem hukum kita lemah, salah satu dampaknya adalah judiciary
corruption yang tampak dalam bentuk abuse of power maupun bribery
dan extortion dalam proses penegakan hukum dan pencarian
keadilan merupakan bukti lemahnya sistem hukum.
• Kelemahan sistem hukum ini menghasilkan putusan yang tidak
berkualitas dan ketidakpastian hukum.
Sistem
Hukum
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Mengapa Korupsi? (3)
• Banyak sistem di Kementerian/Lembaga yang masih memberi
peluang korupsi.
• Molekulisasi birokrasi dan kekuasaan, sehingga sulit
mencapai birokrasi yang profesional dan bukan sekedar
kepanjangan tangan dari kekuasaan.
• Manajemen SDM masih sangat lemah. Manajemen SDM tidak
sekedar membahas masalah cukup tidaknya gaji pegawai
negeri/pegawai birokrasi, namun dimulai saat perencanaan
dan pelaksanaan rekrutmen; pendidikan & pelatihan;
pengukuran kinerja; pengembangan karir; hubungan antar
pegawai; hak keuangan pegawai; sampai pada pemutusan
hubungan kerja.
Sistem
Administrasi
Pemerintahan
• Konsep ‘rejeki’ sudah banyak berubah, uang lelah, uang
pelicin, uang sidang, dll, dianggap sebagai rejeki.
• Lebih parah lagi ada semacam kewajiban untuk berbagi
sehingga menjadi berjamaah.
Sistem Budaya
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Apa itu Korupsi?
• Asal kata dari bahasa latin corruptio atau corruptus.
• Dari bahasa latin turun ke banyak bahasa Eropa seperti
Inggris: corruption, corrupt; Perancis: corruption; dan Belanda:
corruptie (korruptie), dari bahasa Belanda itulah turun ke
bahasa Indonesia menjadi korupsi.
• Arti harfiah kata tersebut ialah kebusukan, keburukan,
kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral.
• Menurut kamus umum bahasa Indonesia Purwadarminta,
korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti penggelapan
uang, penerimaan uang sogok, dsb.
• Di Malaysia dipakai istilah rasuah, yang diambil dari bahasa
Arab riswah yang sama artinya dengan korupsi.
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Sejarah Pemberantasan Korupsi
Tahun Kegiatan Lingkup Dasar Hukum
1957 Operasi Militer Kegiatan tidak terstruktur PRT/PM/06/1957
1967 Pemberantasan
Korupsi
Represif & Preventif Keppres 228 Tahun 1967
1977 Opstib Penertiban Sistem & Operasi Inpres 9 Tahun 1977
1987 Pemsus Restitusi
Pajak
Kebenaran restitusi Surat MENKEU S-
234/MK.04/1987
97-98 Krisis Moneter & Ekonomi
1999 KPKPN Preventif UU 28 Tahun 1999
1999 TGTPK Represif PP 19 Tahun 2000
2003 KPK Penindakan & Pencegahan UU 30 Tahun 2002
Tugas: Koordinasi, Supervisi, Penindakan, Pencegahan, & Monitor
2005 Timtas Represif Inpres
Tugas: Koordinasi di antara Kejaksaan, POLRI dan BPKP
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
Latar Belakang UU Tipikor
● Konsiderans United Nations Convention Against Corruption (UNCAC) 2003,
menentukan bahwa: Prihatin atas gawatnya masalah dan ancaman yang
ditimbulkan oleh korupsi terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat
yang merusak lembaga-lembaga dan nilai-nilai demokrasi, nilai-nilai etika
dan keadilan serta mengacaukan pembangunan yang berkesinambungan
dan penegakan hukum;
● Konsideran UU Nomor 31 Tahun 1999 (UU Tipikor) sendiri menyatakan bahwa
tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara dan menghambat pembangunan nasional, sehingga
harus diberantas.
● Demikian pula dalam konsideran UU Nomor 20 Tahun 2001 (Perubahan UU
Tipikor) dinyatakan bahwa tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi secara
meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga telah merupakan
pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas,
sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan yang
pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa.
UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
Jenis Tipikor dan Upaya Penindakannya
TIPIKOR
PIDANA PERDATA
1. Illegally Commits/perbuatan melawan
hukum
2. Abuse of Power/penyalahgunaan jabatan
3. Bribery/suap
4. Embezzlement/penggelapan
5. Extortion/pemerasan
6. Fraud/perbuatan curang
7. Conflict of Interest/benturan kepentingan
8. Gratification
9. Atempting, Assisting,
10. Cooperating/percobaan, perbantuan,
permufakatan
Pasal 32:
tidak cukup bukti
putusan bebas
ada kerugian negara
Pasal 33:
tersangka meninggal
ada kerugian negara
Pasal 34:
terdakwa meninggal
ada kerugian negara
Pasal 38 (5):
terdakwa meninggal
ada bukti cukup kuat
ada barang yg disita
JPU minta penetapan
Hakim agar harta
yang disita dirampas
untuk negara
PU menyerahkan
kepada JPN/Instansi
yang dirugikan
untuk dituntut perdata
Keluarganya
dituntut perdata
oleh JPN/Instansi
yang dirugikan
Keluarganya
dituntut perdata
oleh JPN/Instansi
yang dirugikan
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
 Setiap orang;
 melawan hukum;
 memperkaya diri sendiri/ orang
lain/korporasi;
 merugikan keuangan negara
/perekonomian negara;
 Dipidana:
 penjara seumur hidup atau penjara
min 4 tahun dan max 20 tahun; dan
 denda min Rp200juta dan max
Rp1miliar.
Jenis Tipikor: Kerugian Keuangan Negara
Pasal 2 ayat (1) UU Tipikor
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
 Setiap orang;
 dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri/orang lain/korporasi;
 menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan;
 merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara;
 Dipidana:
 penjara seumur hidup atau penjara min 1
tahun dan max 20 tahun; dan/atau
 denda min Rp50juta dan max Rp1 miliar.
Jenis Tipikor: Kerugian Keuangan Negara
Pasal 3 UU Tipikor
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
S
U
A
P
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Jenis Tipikor: Kerugian Keuangan Negara
Pasal 5 UU Tipikor
(1) Setiap orang:
a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
pegawai negeri atau penyelenggara negara
dengan maksud supaya pegawai negeri atau
penyelenggara negara tersebut berbuat atau
tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya,
yang bertentangan dengan kewajibannya;
atau
b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara karena atau
berhubungan dengan sesuatu yang
bertentangan dengan kewajiban, dilakukan
atau tidak dilakukan dalam jabatannya.
(2) Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara
yang menerima pemberian atau janji
ancamannya dipidana penjara min 1 tahun dan
max 5 tahun dan/atau denda min Rp50juta dan
max Rp250juta.
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Pasal 6 ayat (1) UU Tipikor
 Hakim/advokat yang menerima
suap, dipidana yang sama dengan
pemberinya.
Pasal 6 ayat (2) UU Tipikor
Jenis Tipikor: Kerugian Keuangan Negara
 Suap kepada hakim dengan
maksud mempengaruhi perkara
yang akan diadili;
 Suap kepada advokat untuk
menghadiri sidang pengadilan
dengan maksud untuk
mempengaruhi nasihat/pendapat
yang akan diberikan berhubung
dengan perkara yang diserahkan
kepada pengadilan untuk diadili.
 Dipidana:
 penjara min 3 tahun dan max 15 tahun;
dan
 denda min Rp150juta dan max Rp750juta.
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Jenis Tipikor: Kerugian Keuangan Negara
Pasal 11 UU Tipikor
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang
menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau
patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan
karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan
dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang
yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada
hubungan dengan jabatannya.
 Dipidana:
 penjara min 1 tahun dan max 5 tahun; dan/atau
 denda min Rp50juta dan max Rp250juta.
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Jenis Tipikor: Gratifikasi
Pasal 12 huruf a dan b UU Tipikor
a. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang
menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau
patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau
tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang
bertentangan dengan kewajibannya;
b. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang
menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga
bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau
disebabkan karena telah melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang
bertentangan dengan kewajibannya;
 Dipidana:
 penjara seumur hidup
atau penjara min 4
tahun dan max 20
tahun; dan
 denda min Rp200 juta
dan max Rp 1miliar.
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Jenis Tipikor: Gratifikasi
Pasal 13 UU Tipikor
Setiap orang yang memberi hadiah atau janji
kepada pegawai negeri dengan mengingat
kekuasaan atau wewenang yang melekat pada
jabatan atau kedudukannya, atau oleh si pemberi
hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan
atau kedudukan tersebut,
 Dipidana:
 penjara max 3 tahun; dan/atau
 denda max Rp150 juta.
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Jenis Tipikor: Gratifikasi
Pasal 12B UU Tipikor (1)
Akar dari korupsi, walau belum ada kerugian negara
Pengertian Gratifikasi:
“Pemberian dalam arti luas yakni meliputi
pemberian uang, barang, rabat (discount),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket
perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma
dan fasilitas lainnya, yang diterima di
dalam negeri/luar negeri dan yang
menggunakan sarana elektronik/bukan.”
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
TINDAK PIDANA KORUPSI
Gratifikasi kepada Pegawai Negeri /Penyelenggara Negara yang
dianggap SUAP:
- berhubungan dengan jabatan
- dan yang berlawanan dengan kewajiban/tugasnya
 Dipidana:
 penjara seumur hidup atau penjara min 4 tahun dan max 20
tahun; dan
 denda min Rp200 juta dan max Rp1miliar.
Pembuktiannya:
Nilai Rp. 10 juta ke atas oleh Penerima Gratifikasi
Nilai di bawah Rp. 10 jt oleh Penuntut Umum
(Pembalikan beban pembuktian).
Jenis Tipikor: Gratifikasi
Pasal 12B UU Tipikor (2)
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Pemberi vs Penerima SUAP
Delik suap harus berpasangan:
Ada yang menyuap dan ada yang menerima suap.
Contoh :
Pasal 5 ayat (1) a pasangannya Pasal 12.a.
Pasal 5 ayat (1) b pasangannya Pasal 12.b.
Pasal 6 ayat (1) a pasangannya Pasal 12.c.
Pasal 13 pasangannya Pasal 11, 12B
Pasal 12A mengatur baik yang menyuap maupun yang menerima suap.
CATATAN :
1. Pegawai negeri, penyelenggara negara atau hakim bisa tidak dituntut karena
dia menolak / tidak menerima pemberian atau janji atau karena tidak dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Sebaliknya si pemberi hadiah / janji tetap harus dituntut karena unsur delik
telah terpenuhi, setidak-tidaknya karena pembantuan percobaan atau
permufakatan melakukan suap.
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Tipikor Lainnya:
Pemerasan (Pasal 12 huruf e UU Tipikor)
Pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang
dengan maksud menguntungkan
diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, atau dengan
menyalahgunakan kekuasaannya
memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau
menerima pembayaran dengan
potongan, atau untuk mengerjakan
sesuatu bagi dirinya sendiri;
 Dipidana:
 penjara seumur hidup
atau penjara min 4
tahun dan max 20
tahun; dan
 denda min Rp200 juta
dan max Rp 1miliar.
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Tipikor Lainnya:
Turut Serta dalam Pengadaan
(Pasal 12 huruf i UU Tipikor)
Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung
maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam
pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat
dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan
untuk mengurus atau mengawasinya.
 Dipidana:
 penjara seumur hidup atau penjara min 4 tahun dan max 20
tahun; dan
 denda min Rp200 juta dan max Rp 1miliar.
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Tipikor Lainnya:
Penggelapan (Pasal 8 UU Tipikor)
Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus
menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja
menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan
karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat berharga
tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau
membantu dalam melakukan perbutan tersebut.
 Dipidana:
 penjara min 3 tahun dan max 15 tahun; dan
 denda min Rp150juta dan max Rp750juta.
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Tindak Pidana yang terkait dengan Tipikor:
1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi;
2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak
benar;
3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka;
4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi
keterangan palsu;
5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan
keterangan atau memberi keterangan palsu;
6. Saksi yang membuka identitas pelapor.
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Modus Korupsi di Sektor Pendidikan (1)
Pada Anggaran Proyek/Pengadaan Barang/Jasa:
1. Penunjukan langsung
2. Mark Up/Penggelembungan Harga
3. Sub-kontrak oleh Pihak Ketiga tidak tertuang
dalam Surat Perjanjian Kerjasama (SPK)
4. Pembayaran tidak sesuai dengan bukti riil
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Modus Korupsi di Sektor Pendidikan (2)
Pada Anggaran Kegiatan Rutin:
1. Mark Up
2. Bukti Fiktif
Suap/Gratifikasi dalam pelaksanaan tugas
pelayanan publik : Anggaran diperoleh dengan
cara ‘beli’
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut
cara yang diatur dalam UU ini untuk mencari serta
mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya: pemeriksaan saksi/calon tsk,
penggeledahan/penyitaan, penangkapan, penahanan dll
(KUHAP dan UU TPK/UU KPK).
Kegiatan penyidikan diawali dengan penyelidikan
(intelijen): penyamaran, puldata/pulbaket.
Penyidikan
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
Sistem Pembuktian Negatif
1. Alat Bukti + Keyakinan Hakim
2. Alat bukti (Ps. 184 KUHAP): Keterangan
Saksi, Keterangan Ahli, Surat , Petunjuk
(+ alat bukti elektronik Ps. 26 A UU
TPK), Keterangan Terdakwa
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK
PIDANA
KORUPSI
Lain-Lain
1. Pola investigasi tergantung modus kasus TPK;
2. Secara formil, Investigasi mengacu pada
KUHAP, UU TPK, UU yang mengatur
kewenangan APH (UU KPK, UU POLRI, UU
KEJAKSAAN, UU PENGADILAN TIPIKOR);
3. Secara materiil, investigasi mengacu pada UU
yang disangkakan dan aturan-aturan terkait
sebagai dasar PMH.
POTENSI MASALAH
PENYEBAB KORUPSI
CORRUPTION HAZARDS
TINDAK PIDANA KORUPSI
“Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely”
-John Dalberg-

More Related Content

Similar to POTENSI MASALAH KORUPSI

Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxUnsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxDarmapoeteraMaulana
 
Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2rickygunawan84
 
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaTugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaSiti Nurjannah
 
Anti korupsi hitam putih
Anti korupsi hitam putihAnti korupsi hitam putih
Anti korupsi hitam putihMusanif Efendi
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiDini Islamiana
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptxcahyomeiyana
 
2018 anti korupsi-
2018 anti korupsi-2018 anti korupsi-
2018 anti korupsi-arphamos
 
PEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptx
PEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptxPEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptx
PEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptxdampitv
 
Kewarganegaraan tentang dampak korupsi
Kewarganegaraan tentang dampak korupsiKewarganegaraan tentang dampak korupsi
Kewarganegaraan tentang dampak korupsistevenson2708
 
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptxAnti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptxFahmiTgh
 
Budaya Antikorupsi - Gandjar Laksmana.pdf
Budaya Antikorupsi - Gandjar Laksmana.pdfBudaya Antikorupsi - Gandjar Laksmana.pdf
Budaya Antikorupsi - Gandjar Laksmana.pdfalwazir1
 
BAHAN PENYULUHAN PTSL 2021.ppt
BAHAN PENYULUHAN PTSL 2021.pptBAHAN PENYULUHAN PTSL 2021.ppt
BAHAN PENYULUHAN PTSL 2021.pptMuhammadTiara2
 
Materi Antikorupsi Dasar-utk upload.pptx
Materi Antikorupsi Dasar-utk upload.pptxMateri Antikorupsi Dasar-utk upload.pptx
Materi Antikorupsi Dasar-utk upload.pptxssuser2a04b1
 
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsiSejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsiDedi Supriadi
 
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.pptUrgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.pptssuser0bb0d21
 

Similar to POTENSI MASALAH KORUPSI (20)

Penyebab Korpusi.pptx
Penyebab Korpusi.pptxPenyebab Korpusi.pptx
Penyebab Korpusi.pptx
 
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxUnsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
 
Pendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsiPendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsi
 
Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2Bahan tayang antikorupsi 2
Bahan tayang antikorupsi 2
 
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaTugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
 
Agenda2_AntiKorupsi.pptx
Agenda2_AntiKorupsi.pptxAgenda2_AntiKorupsi.pptx
Agenda2_AntiKorupsi.pptx
 
Anti korupsi hitam putih
Anti korupsi hitam putihAnti korupsi hitam putih
Anti korupsi hitam putih
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
 
2018 anti korupsi-
2018 anti korupsi-2018 anti korupsi-
2018 anti korupsi-
 
PEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptx
PEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptxPEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptx
PEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptx
 
Kewarganegaraan tentang dampak korupsi
Kewarganegaraan tentang dampak korupsiKewarganegaraan tentang dampak korupsi
Kewarganegaraan tentang dampak korupsi
 
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptxAnti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
Anti Korupsi_Bapelkes Mataram.pptx
 
Budaya Antikorupsi - Gandjar Laksmana.pdf
Budaya Antikorupsi - Gandjar Laksmana.pdfBudaya Antikorupsi - Gandjar Laksmana.pdf
Budaya Antikorupsi - Gandjar Laksmana.pdf
 
BAHAN PENYULUHAN PTSL 2021.ppt
BAHAN PENYULUHAN PTSL 2021.pptBAHAN PENYULUHAN PTSL 2021.ppt
BAHAN PENYULUHAN PTSL 2021.ppt
 
Buku Saku Korupsi
Buku Saku KorupsiBuku Saku Korupsi
Buku Saku Korupsi
 
Buku saku korupsi
Buku saku korupsiBuku saku korupsi
Buku saku korupsi
 
Materi Antikorupsi Dasar-utk upload.pptx
Materi Antikorupsi Dasar-utk upload.pptxMateri Antikorupsi Dasar-utk upload.pptx
Materi Antikorupsi Dasar-utk upload.pptx
 
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsiSejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
 
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.pptUrgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
Urgensi-pendidikan-anti-korupsi-bagi-generasi-milenial.ppt
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

POTENSI MASALAH KORUPSI

  • 1.
  • 2. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Lokasi: • Pemasok anggaran • Pengguna anggaran • Disparitas pendapatan Manusia: • Berjiwa korup Barang: • Aset negara • Barang sitaan Kegiatan: • PBJ • Perizinan • Pelayanan publik CJS Tipikor: • Tersangka • Terdakwa • Hukum acara • Hukum materiil • Peradilan • Putusan • Eksekusi Masalah: • Sistem • Kesejahteraan • Penghasilan • Moral • Kontrol • Budaya taat hukum
  • 3. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Mengapa Korupsi? (1) 1. Watak rakus; 2. Integritas dan moral tipis; 3. Punya kewenangan; 4. Ada kesempatan; 5. Terpaksa, ada kebutuhan; 6. Tekanan; 7. Dianggap lumrah; 8. Karena dibiarkan; 9. Diperdagangkan/mafia.
  • 4. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Mengapa Korupsi? (2) • Sistem sosial kita tidak mengenal pembatasan yang tegas antara yang privat dan yang publik (mobil dinas wajar saja digunakan untuk antar menjemput anak sekolah). • Materialisme dan konsumerisme membuat kita lebih memandang tampak luar sesorang. Sistem Sosial • Sistem politik juga lemah, seharusnya sistem politik memberi ruang yang cukup untuk partisipasi publik dan memberi mandat dan dukungan kepada lembaga-lembaga pemberantasan korupsi. • Sistem politik bermuara pada pelaksanaan pemilu, dan untuk mendapatkan pemilu yang sehat, sistem politik kita harus diperbaiki. Sistem Politik • Sistem hukum kita lemah, salah satu dampaknya adalah judiciary corruption yang tampak dalam bentuk abuse of power maupun bribery dan extortion dalam proses penegakan hukum dan pencarian keadilan merupakan bukti lemahnya sistem hukum. • Kelemahan sistem hukum ini menghasilkan putusan yang tidak berkualitas dan ketidakpastian hukum. Sistem Hukum
  • 5. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Mengapa Korupsi? (3) • Banyak sistem di Kementerian/Lembaga yang masih memberi peluang korupsi. • Molekulisasi birokrasi dan kekuasaan, sehingga sulit mencapai birokrasi yang profesional dan bukan sekedar kepanjangan tangan dari kekuasaan. • Manajemen SDM masih sangat lemah. Manajemen SDM tidak sekedar membahas masalah cukup tidaknya gaji pegawai negeri/pegawai birokrasi, namun dimulai saat perencanaan dan pelaksanaan rekrutmen; pendidikan & pelatihan; pengukuran kinerja; pengembangan karir; hubungan antar pegawai; hak keuangan pegawai; sampai pada pemutusan hubungan kerja. Sistem Administrasi Pemerintahan • Konsep ‘rejeki’ sudah banyak berubah, uang lelah, uang pelicin, uang sidang, dll, dianggap sebagai rejeki. • Lebih parah lagi ada semacam kewajiban untuk berbagi sehingga menjadi berjamaah. Sistem Budaya
  • 6. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Apa itu Korupsi? • Asal kata dari bahasa latin corruptio atau corruptus. • Dari bahasa latin turun ke banyak bahasa Eropa seperti Inggris: corruption, corrupt; Perancis: corruption; dan Belanda: corruptie (korruptie), dari bahasa Belanda itulah turun ke bahasa Indonesia menjadi korupsi. • Arti harfiah kata tersebut ialah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral. • Menurut kamus umum bahasa Indonesia Purwadarminta, korupsi ialah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dsb. • Di Malaysia dipakai istilah rasuah, yang diambil dari bahasa Arab riswah yang sama artinya dengan korupsi.
  • 7. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Sejarah Pemberantasan Korupsi Tahun Kegiatan Lingkup Dasar Hukum 1957 Operasi Militer Kegiatan tidak terstruktur PRT/PM/06/1957 1967 Pemberantasan Korupsi Represif & Preventif Keppres 228 Tahun 1967 1977 Opstib Penertiban Sistem & Operasi Inpres 9 Tahun 1977 1987 Pemsus Restitusi Pajak Kebenaran restitusi Surat MENKEU S- 234/MK.04/1987 97-98 Krisis Moneter & Ekonomi 1999 KPKPN Preventif UU 28 Tahun 1999 1999 TGTPK Represif PP 19 Tahun 2000 2003 KPK Penindakan & Pencegahan UU 30 Tahun 2002 Tugas: Koordinasi, Supervisi, Penindakan, Pencegahan, & Monitor 2005 Timtas Represif Inpres Tugas: Koordinasi di antara Kejaksaan, POLRI dan BPKP
  • 8. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS Latar Belakang UU Tipikor ● Konsiderans United Nations Convention Against Corruption (UNCAC) 2003, menentukan bahwa: Prihatin atas gawatnya masalah dan ancaman yang ditimbulkan oleh korupsi terhadap stabilitas dan keamanan masyarakat yang merusak lembaga-lembaga dan nilai-nilai demokrasi, nilai-nilai etika dan keadilan serta mengacaukan pembangunan yang berkesinambungan dan penegakan hukum; ● Konsideran UU Nomor 31 Tahun 1999 (UU Tipikor) sendiri menyatakan bahwa tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara dan menghambat pembangunan nasional, sehingga harus diberantas. ● Demikian pula dalam konsideran UU Nomor 20 Tahun 2001 (Perubahan UU Tipikor) dinyatakan bahwa tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga telah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa. UU No. 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001
  • 9. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI Jenis Tipikor dan Upaya Penindakannya TIPIKOR PIDANA PERDATA 1. Illegally Commits/perbuatan melawan hukum 2. Abuse of Power/penyalahgunaan jabatan 3. Bribery/suap 4. Embezzlement/penggelapan 5. Extortion/pemerasan 6. Fraud/perbuatan curang 7. Conflict of Interest/benturan kepentingan 8. Gratification 9. Atempting, Assisting, 10. Cooperating/percobaan, perbantuan, permufakatan Pasal 32: tidak cukup bukti putusan bebas ada kerugian negara Pasal 33: tersangka meninggal ada kerugian negara Pasal 34: terdakwa meninggal ada kerugian negara Pasal 38 (5): terdakwa meninggal ada bukti cukup kuat ada barang yg disita JPU minta penetapan Hakim agar harta yang disita dirampas untuk negara PU menyerahkan kepada JPN/Instansi yang dirugikan untuk dituntut perdata Keluarganya dituntut perdata oleh JPN/Instansi yang dirugikan Keluarganya dituntut perdata oleh JPN/Instansi yang dirugikan
  • 10. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI
  • 11. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI  Setiap orang;  melawan hukum;  memperkaya diri sendiri/ orang lain/korporasi;  merugikan keuangan negara /perekonomian negara;  Dipidana:  penjara seumur hidup atau penjara min 4 tahun dan max 20 tahun; dan  denda min Rp200juta dan max Rp1miliar. Jenis Tipikor: Kerugian Keuangan Negara Pasal 2 ayat (1) UU Tipikor
  • 12. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI  Setiap orang;  dengan tujuan menguntungkan diri sendiri/orang lain/korporasi;  menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan;  merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;  Dipidana:  penjara seumur hidup atau penjara min 1 tahun dan max 20 tahun; dan/atau  denda min Rp50juta dan max Rp1 miliar. Jenis Tipikor: Kerugian Keuangan Negara Pasal 3 UU Tipikor
  • 13. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI S U A P
  • 14. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Jenis Tipikor: Kerugian Keuangan Negara Pasal 5 UU Tipikor (1) Setiap orang: a. memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya; atau b. memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban, dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya. (2) Bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima pemberian atau janji ancamannya dipidana penjara min 1 tahun dan max 5 tahun dan/atau denda min Rp50juta dan max Rp250juta.
  • 15. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Pasal 6 ayat (1) UU Tipikor  Hakim/advokat yang menerima suap, dipidana yang sama dengan pemberinya. Pasal 6 ayat (2) UU Tipikor Jenis Tipikor: Kerugian Keuangan Negara  Suap kepada hakim dengan maksud mempengaruhi perkara yang akan diadili;  Suap kepada advokat untuk menghadiri sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat/pendapat yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada pengadilan untuk diadili.  Dipidana:  penjara min 3 tahun dan max 15 tahun; dan  denda min Rp150juta dan max Rp750juta.
  • 16. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Jenis Tipikor: Kerugian Keuangan Negara Pasal 11 UU Tipikor Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.  Dipidana:  penjara min 1 tahun dan max 5 tahun; dan/atau  denda min Rp50juta dan max Rp250juta.
  • 17. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Jenis Tipikor: Gratifikasi Pasal 12 huruf a dan b UU Tipikor a. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya; b. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;  Dipidana:  penjara seumur hidup atau penjara min 4 tahun dan max 20 tahun; dan  denda min Rp200 juta dan max Rp 1miliar.
  • 18. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Jenis Tipikor: Gratifikasi Pasal 13 UU Tipikor Setiap orang yang memberi hadiah atau janji kepada pegawai negeri dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh si pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut,  Dipidana:  penjara max 3 tahun; dan/atau  denda max Rp150 juta.
  • 19. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Jenis Tipikor: Gratifikasi Pasal 12B UU Tipikor (1) Akar dari korupsi, walau belum ada kerugian negara Pengertian Gratifikasi: “Pemberian dalam arti luas yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya, yang diterima di dalam negeri/luar negeri dan yang menggunakan sarana elektronik/bukan.”
  • 20. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI TINDAK PIDANA KORUPSI Gratifikasi kepada Pegawai Negeri /Penyelenggara Negara yang dianggap SUAP: - berhubungan dengan jabatan - dan yang berlawanan dengan kewajiban/tugasnya  Dipidana:  penjara seumur hidup atau penjara min 4 tahun dan max 20 tahun; dan  denda min Rp200 juta dan max Rp1miliar. Pembuktiannya: Nilai Rp. 10 juta ke atas oleh Penerima Gratifikasi Nilai di bawah Rp. 10 jt oleh Penuntut Umum (Pembalikan beban pembuktian). Jenis Tipikor: Gratifikasi Pasal 12B UU Tipikor (2)
  • 21. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Pemberi vs Penerima SUAP Delik suap harus berpasangan: Ada yang menyuap dan ada yang menerima suap. Contoh : Pasal 5 ayat (1) a pasangannya Pasal 12.a. Pasal 5 ayat (1) b pasangannya Pasal 12.b. Pasal 6 ayat (1) a pasangannya Pasal 12.c. Pasal 13 pasangannya Pasal 11, 12B Pasal 12A mengatur baik yang menyuap maupun yang menerima suap. CATATAN : 1. Pegawai negeri, penyelenggara negara atau hakim bisa tidak dituntut karena dia menolak / tidak menerima pemberian atau janji atau karena tidak dapat dipertanggung jawabkan. 2. Sebaliknya si pemberi hadiah / janji tetap harus dituntut karena unsur delik telah terpenuhi, setidak-tidaknya karena pembantuan percobaan atau permufakatan melakukan suap.
  • 22. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Tipikor Lainnya: Pemerasan (Pasal 12 huruf e UU Tipikor) Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;  Dipidana:  penjara seumur hidup atau penjara min 4 tahun dan max 20 tahun; dan  denda min Rp200 juta dan max Rp 1miliar.
  • 23. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Tipikor Lainnya: Turut Serta dalam Pengadaan (Pasal 12 huruf i UU Tipikor) Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan, atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.  Dipidana:  penjara seumur hidup atau penjara min 4 tahun dan max 20 tahun; dan  denda min Rp200 juta dan max Rp 1miliar.
  • 24. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Tipikor Lainnya: Penggelapan (Pasal 8 UU Tipikor) Pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya, atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau membantu dalam melakukan perbutan tersebut.  Dipidana:  penjara min 3 tahun dan max 15 tahun; dan  denda min Rp150juta dan max Rp750juta.
  • 25. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Tindak Pidana yang terkait dengan Tipikor: 1. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi; 2. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar; 3. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka; 4. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu; 5. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan palsu; 6. Saksi yang membuka identitas pelapor.
  • 26. CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Modus Korupsi di Sektor Pendidikan (1) Pada Anggaran Proyek/Pengadaan Barang/Jasa: 1. Penunjukan langsung 2. Mark Up/Penggelembungan Harga 3. Sub-kontrak oleh Pihak Ketiga tidak tertuang dalam Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) 4. Pembayaran tidak sesuai dengan bukti riil
  • 27. CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Modus Korupsi di Sektor Pendidikan (2) Pada Anggaran Kegiatan Rutin: 1. Mark Up 2. Bukti Fiktif Suap/Gratifikasi dalam pelaksanaan tugas pelayanan publik : Anggaran diperoleh dengan cara ‘beli’
  • 28. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam UU ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya: pemeriksaan saksi/calon tsk, penggeledahan/penyitaan, penangkapan, penahanan dll (KUHAP dan UU TPK/UU KPK). Kegiatan penyidikan diawali dengan penyelidikan (intelijen): penyamaran, puldata/pulbaket. Penyidikan
  • 29. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Sistem Pembuktian Negatif 1. Alat Bukti + Keyakinan Hakim 2. Alat bukti (Ps. 184 KUHAP): Keterangan Saksi, Keterangan Ahli, Surat , Petunjuk (+ alat bukti elektronik Ps. 26 A UU TPK), Keterangan Terdakwa
  • 30. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI Lain-Lain 1. Pola investigasi tergantung modus kasus TPK; 2. Secara formil, Investigasi mengacu pada KUHAP, UU TPK, UU yang mengatur kewenangan APH (UU KPK, UU POLRI, UU KEJAKSAAN, UU PENGADILAN TIPIKOR); 3. Secara materiil, investigasi mengacu pada UU yang disangkakan dan aturan-aturan terkait sebagai dasar PMH.
  • 31. POTENSI MASALAH PENYEBAB KORUPSI CORRUPTION HAZARDS TINDAK PIDANA KORUPSI “Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely” -John Dalberg-