SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
PRINSIP PENGKONDISIAN
SINYAL
• Pengubahan Level Sinyal
• Linierisasi
• Konversi
• Filter dan Penyesuaian Impedansi
• Konsep Pembebanan.
Pengubahan Level Sinyal
• Penguatan
• Peredaman
Pertimbangan dalam pemilihan penguat:
• Impedansi masukan yang ditawarkan
kepada sensor (atau elemen lain yang
berfungsi sebagai masukan)
• Tanggapan frekuensi penguat.
Linierisasi
• Tujuan: untuk mendapatkan
keluaran yang berubah secara
linier terhadap variabel masukan
meskipun keluaran sensornya
tidak linier
• Rangkaian linierisasi sulit
dirancang, dan biasanya bekerja
hanya dalam batas yang sempit
• Cara linierisasi alternatif: secara
perangkat lunak.
Konversi
• Untuk mengkonversi suatu jenis perubahan
listrik ke jenis perubahan listrik yang lain
• Transmisi Sinyal: konversi tegangan ke arus.
Standard: 4 sampai 20 mA
• Interface Digital: konversi sinyal analog ke data
digital (ADC). Biasanya memerlukan pengaturan
level sinyal analog agar sesuai dengan masukan
yang diperlukan oleh ADC.
Filter dan Penyesuai Impedansi
• Sinyal yang diperlukan sering bercampur
dengan sinyal yang tidak diinginkan (noise).
Perlu filter yang sesuai, yaitu LPF,HPF, notch
filter, atau gabungan dari filter-filter tersebut
• Penyesuaian impedansi kadang diperlukan,
yaitu apabila impedansi internal transduser atau
impedansi saluran dapat menyebabkan
terjadinya suatu kesalahan dalam pengukuran
suatu variabel.
Contoh 1
• Sebuah penguat mengeluarkan tegangan
sepuluh kali tegangan terminal masukannya,
dan mempunyai resistansi masukan sebesar
10 kW. Sebuah sensor mengeluarkan
tegangan yang sebanding suhu dengan
fungsi alih 20 mV/oC. Sensor tersebut
mempunyai resistansi keluaran sebesar 5
kW. Apaila suhu yang diukur sebesar 50 oC,
berapakah tegangan keluaran penguat
tersebut ?
Penyelesaian
• Tegangan sensor
dalam keadaan tanpa
beban diperoleh dari
fungsi alih :
Gain = 10
Vo
20 mV/oC
T
VT Vin
   V
C
C
mV
V o
o
T 0
,
1
50
/
20 

Tegangan keluaran penguat :
  V
V
V
V in
o 10
0
,
1
10
10 


Konsep Pembebanan
• Adanya pengaruh pembebanan pada
suatu rangkaian oleh rangkaian lain dapat
menyebabkan terjadinya ketidakpastian
dalam amplituda tegangan.
dengan : Vy = tegangan beban
Vx = tegangan sensor dengan rangkaian terbuka
Rx = impedansi internal sensor
RL = impedansi beban.
Vx
Rx
RL
Vy
x
)
1
.
2
(
1
































x
L
L
x
x
L
x
x
x
L
x
x
x
y
R
R
R
V
R
R
R
V
R
R
R
V
V
V
Lanjutan Contoh 2
• Tegangan yang
sebenarnya muncul
pada terminal
masukan penguat
adalah :
T
10 k
Gain = 10
Vo
VT
5 k
Vin
dengan Vin = 0,67 V maka besarnya tegangan
keluaran penguat adalah :
V
k
k
k
V
V T
in 67
,
0
5
10
10







W

W
W

  .
7
,
6
67
,
0
10 V
V
Vo 

RANGKAIAN PASIF
• Rangkaian Pembagi Tegangan
• Rangkaian Jembatan
• Filter RC.
Rangkaian Pembagi Tegangan
• Rangkaian pembagi tegangan
digunakan untuk mengkonversi
perubahan resistansi menjadi
perubahan tegangan
Vs
R1
R2
VD
)
2
.
2
(
2
1
2
R
R
V
R
V S
D


dengan : VS = tegangan catu
R1, R2 = resistansi pembagi tegangan.
Karakteristik Rangkaian Pembagi Tegangan:
• Perubahan VD terhadap R1 maupun R2
tidaklah linier
• Impedansi keluaran efektif rangkaian
adalah kombinasi paralel R1 dan R2
• Karena arus mengalir melalui kedua
resistor, maka rating daya resistor
maupun sensor harus diperhatikan.
Rangkaian Jembatan Wheatstone
• Rangkaian jembatan digunakan untuk
mengkonversi perubahan impedansi
menjadi perubahan tegangan, terutama
untuk fraksi perubahan yang kecil
• Keluarannya dapat dibuat berubah di
sekitar nol, sehingga penguatan dapat
digunakan untuk memperbesar level sinyal
(guna meningkatkan sensitivitas terhadap
perubahan impedansi).
• dengan : Va = potensial
titik a terhadap titik c
• Vb = potensial titik b
terhadap titik c
)
3
.
2
(
b
a V
V
V 


)
4
.
2
(
3
1
3
R
R
VR
Va

 )
5
.
2
(
4
2
4
R
R
VR
Vb


)
7
.
2
(
)
)(
( 4
2
3
1
4
1
2
3
4
2
4
3
1
3
R
R
R
R
R
R
R
R
V
R
R
VR
R
R
VR
V









V akan sama dengan nol (setimbang) bila:
).
8
.
2
(
4
1
2
3 R
R
R
R 
Filter RC
• Filter RC Lolos Rendah (LPF)
• Filter RC Lolos Tinggi (HPF)
• Contoh Perancangan
• Pertimbangan Praktis.
Filter RC lolos rendah (LPF)
• Perbandingan tegangan
keluaran dan masukan:
Vo
R
C
Vi
)
12
.
2
(
1
1
2
1
2














C
i
o
f
f
V
V
fC = frekuensi kritis, yaitu frekuensi dimana
perbandingan antara tegangan keluaran dan
tegangan masukan sama dengan 0,707:
)
13
.
2
(
2
1
RC
fC


____
_____
Tanggapan LPF
Filter RC Lolos Tinggi (HPF)
• Perbandingan antara tegangan
keluaran dan masukan:
Vo
R
C
Vi
 
 
 
)
14
.
2
(
/
1
/
2
/
1
2
C
C
i
O
f
f
f
f
V
V


Tanggapan HPF:
______
Contoh 2
• Pulsa untuk sebuah motor step dikirimkan
pada frekuensi 2000 Hz. Pulsa ini
mengandung noise dengan frekuensi 60
Hz. Rancanglah sebuah filter yang
meredam frekuensi noise 60 Hz, tetapi
redamannya terhadap pulsa-pulsa untuk
motor step tidak boleh melebihi 3 dB.
Penyelesaian Contoh 2
P(dB) = 20 log (Vo/Vi)
Redaman 3 dB pada pulsa berarti bahwa P = -3 dB.
Oleh karena itu ,
P(dB) = 20 log (Vo/Vi) = -3
Vo/Vi = 10-3/20 = 0,707
Dari Persamaan 2.14, untuk frekuensi f = 2000 Hz:
 
 
 
 
 
 
Hz
f
f
f
f
f
f
f
V
V
C
C
C
C
C
i
O
2000
707
,
0
/
2000
1
/
2000
707
,
0
/
1
/
2
/
1
2
2
/
1
2







• Misalkan C = 0,01 mF, maka dengan
menggunakan Persamaan (2.13):
W



 
k
R
R
957
,
7
)
10
01
,
0
(
2
1
2000 6

Jadi dengan nilai C sebesar 0,01 mF maka
nilai R yang diperlukan adalah sebesar
7,957 kW.
• Pengaruh filter pada noise 60 Hz diperoleh
dengan menggunakan Persamaan (2.14),
untuk frekuensi f = 60 Hz
 
 
 
03
,
0
2000
/
60
1
2000
/
60
/ 2
/
1
2



i
O V
V
Jadi, dapat dilihat bahwa hanya 3 % dari
noise 60 Hz yang tersisa, dengan kata lain
telah teredam sebesar 97 %.
Contoh 3
• Suatu sinyal pengukuran mempunyai
frekuensi < 1kHz, dan mengandung noise
dengan frekuensi 1 MHz
• Rancanglah sebuah filter yang meredam
noise tersebut menjadi 1 %
• Bagaimana pengaruh filter tersebut
terhadap sinyal pengukuran pada frekuensi
maksimumnya (1 kHz).
Penyelesaian Contoh 3
• Dengan menggunakan Persamaan (2.12)
diperoleh frekuensi kritis sebagai berikut :
 
  2
1
2
1
1
1
01
,
0
C
f
MHz


kHz
fC 10

Misalkan digunakan C = 0,01 mF, maka
diperoleh :
  
 
W

 k
kHz
F
R 59
,
1
10
01
,
0
2
1
m

• Untuk melihat pengaruh filter terhadap sinyal
1 kHz, dapat digunakan Persamaan (2.12) :
 
 
995
,
0
1
,
0
1
1
2
/
1
2



i
O
V
V
Jadi sinyal pengukuran pada frekuensi
maksimumnya hanya teredam sebesar 0,5 %.
Pertimbangan Praktis
Untuk merancang filter, perlu diperhatikan :
• Setelah frekuensi kritis ditentukan, nilai-nilai R dan
C dapat dipilih yang memenuhi Persamaan (2.13)
dengan memperhatikan :
– Hindari pemilihan nilai resistansi yang terlalu kecil /
kapasitor yang terlalu besar karena akan menarik arus
yang besar. Pada umumnya digunakan resistansi dalam
kisaran kW ke atas, dan kapasitor dalam kisaran mF ke
bawah
– Seringkali nilai frekuensi kritis yang eksak tidaklah
penting, tetapi jika memang diperlukan eksak, biasanya
lebih mudah memilih kapasitor lebih dulu baru kemudian
resistansinya disesuaikan dengan menggunakan resistor
trimmer.
Pertimbangan Praktis
• Impedansi masukan dan keluaran efektif filter
ada kemungkinan berpengaruh terhadap
rangkaian sebelum dan sesudah rangkaian filter.
Karena itu bilamana perlu dapat digunakan
suatu pengikut tegangan
• Dua filter dengan frekuensi kritis yang sama
dapat dikaskade untuk meningkatkan ketajaman
tanggapan, dengan memperhatikan bahwa
impedansi keluaran filter pertama harus jauh
lebih kecil dibanding impedansi masukan filter
kedua, guna menghindari pengaruh
pembebanan.

More Related Content

What's hot

13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balikSimon Patabang
 
Unit 6 rangkaian tiga fase
Unit 6  rangkaian tiga faseUnit 6  rangkaian tiga fase
Unit 6 rangkaian tiga faseIndra S Wahyudi
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikMulia Damanik
 
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)Asta Wibawa
 
Alat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarAlat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarDwi Puspita
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASAMuhammad Dany
 
03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuranketutjuan
 
Kabel listrik
Kabel listrikKabel listrik
Kabel listrikAgus Tri
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaAgus Subowo
 
Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter Uchiha Setya
 
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrikBacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrikMisbahul Ilmi
 
4. modul praktikum fisika dasar i
4. modul praktikum fisika dasar i4. modul praktikum fisika dasar i
4. modul praktikum fisika dasar iDaniel Alfarado
 
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoKuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoarinnana
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangMateri Kuliah Online
 

What's hot (20)

Transmisi Tenaga Listrik
 Transmisi Tenaga Listrik  Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik13 jembatan arus bolak – balik
13 jembatan arus bolak – balik
 
Unit 6 rangkaian tiga fase
Unit 6  rangkaian tiga faseUnit 6  rangkaian tiga fase
Unit 6 rangkaian tiga fase
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
Penguat tegangan bersama(ditanahkan)
 
Alat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putarAlat ukur kumparan putar
Alat ukur kumparan putar
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran03 sistem-pengukuran
03 sistem-pengukuran
 
Kabel listrik
Kabel listrikKabel listrik
Kabel listrik
 
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanyaBab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
Bab 4 macam2 alat-ukur-penggunaanya
 
Induktor
InduktorInduktor
Induktor
 
8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan
 
Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter Makalah Wattmeter
Makalah Wattmeter
 
TRANSFORMATOR DAYA
TRANSFORMATOR DAYA TRANSFORMATOR DAYA
TRANSFORMATOR DAYA
 
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrikBacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
 
4. modul praktikum fisika dasar i
4. modul praktikum fisika dasar i4. modul praktikum fisika dasar i
4. modul praktikum fisika dasar i
 
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoKuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMERJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
 
Analisa Mesh
Analisa MeshAnalisa Mesh
Analisa Mesh
 

Similar to MG-3 Pengkondisian sinyal.pptx

Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf
Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdfBab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf
Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdfauliapramudita1
 
Osilator kelompok 6
Osilator kelompok 6Osilator kelompok 6
Osilator kelompok 6kemenag
 
Powerpointkolokium azmi rizki lubis
Powerpointkolokium   azmi rizki lubisPowerpointkolokium   azmi rizki lubis
Powerpointkolokium azmi rizki lubisazmi rizki lubis
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Samantars17
 
Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)
Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)
Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)IPA 2014
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCWahyu Pratama
 
1. Rangkaian Resonator.ppt
1. Rangkaian Resonator.ppt1. Rangkaian Resonator.ppt
1. Rangkaian Resonator.pptAkhiarWistaArum
 
PENGUAT DAYA KELAS C.pptx
PENGUAT DAYA KELAS C.pptxPENGUAT DAYA KELAS C.pptx
PENGUAT DAYA KELAS C.pptxssuser2be6d6
 
Kelompok 4 kelas 2 b
Kelompok 4 kelas 2 bKelompok 4 kelas 2 b
Kelompok 4 kelas 2 bLingga arum
 
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Marina Natsir
 
Aplikasi dioda
Aplikasi diodaAplikasi dioda
Aplikasi diodamansen3
 

Similar to MG-3 Pengkondisian sinyal.pptx (20)

Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf
Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdfBab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf
Bab 2 Signal Conditioning Mata Kuliah Instrumentasi.pdf
 
Osilator kelompok 6
Osilator kelompok 6Osilator kelompok 6
Osilator kelompok 6
 
Powerpointkolokium azmi rizki lubis
Powerpointkolokium   azmi rizki lubisPowerpointkolokium   azmi rizki lubis
Powerpointkolokium azmi rizki lubis
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
 
Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)
Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)
Osilator esmiyati (14708251059) & vina fitri yani r (14708251013)
 
Bab 1 lpf
Bab 1 lpfBab 1 lpf
Bab 1 lpf
 
Band pass filter
Band pass filterBand pass filter
Band pass filter
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RC
 
Rgl 2 ppt3
Rgl 2 ppt3Rgl 2 ppt3
Rgl 2 ppt3
 
Rangkaian Konverter
Rangkaian KonverterRangkaian Konverter
Rangkaian Konverter
 
Http1
Http1Http1
Http1
 
Http1
Http1Http1
Http1
 
1. Rangkaian Resonator.ppt
1. Rangkaian Resonator.ppt1. Rangkaian Resonator.ppt
1. Rangkaian Resonator.ppt
 
Soal evaluasi
Soal evaluasiSoal evaluasi
Soal evaluasi
 
Pengayun
PengayunPengayun
Pengayun
 
PENGUAT DAYA KELAS C.pptx
PENGUAT DAYA KELAS C.pptxPENGUAT DAYA KELAS C.pptx
PENGUAT DAYA KELAS C.pptx
 
Kelompok 4 kelas 2 b
Kelompok 4 kelas 2 bKelompok 4 kelas 2 b
Kelompok 4 kelas 2 b
 
Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)Kelompok 6(aplikasi transistor)
Kelompok 6(aplikasi transistor)
 
Percobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi FrequensiPercobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi Frequensi
 
Aplikasi dioda
Aplikasi diodaAplikasi dioda
Aplikasi dioda
 

MG-3 Pengkondisian sinyal.pptx

  • 1.
  • 2. PRINSIP PENGKONDISIAN SINYAL • Pengubahan Level Sinyal • Linierisasi • Konversi • Filter dan Penyesuaian Impedansi • Konsep Pembebanan.
  • 3. Pengubahan Level Sinyal • Penguatan • Peredaman Pertimbangan dalam pemilihan penguat: • Impedansi masukan yang ditawarkan kepada sensor (atau elemen lain yang berfungsi sebagai masukan) • Tanggapan frekuensi penguat.
  • 4. Linierisasi • Tujuan: untuk mendapatkan keluaran yang berubah secara linier terhadap variabel masukan meskipun keluaran sensornya tidak linier • Rangkaian linierisasi sulit dirancang, dan biasanya bekerja hanya dalam batas yang sempit • Cara linierisasi alternatif: secara perangkat lunak.
  • 5. Konversi • Untuk mengkonversi suatu jenis perubahan listrik ke jenis perubahan listrik yang lain • Transmisi Sinyal: konversi tegangan ke arus. Standard: 4 sampai 20 mA • Interface Digital: konversi sinyal analog ke data digital (ADC). Biasanya memerlukan pengaturan level sinyal analog agar sesuai dengan masukan yang diperlukan oleh ADC.
  • 6. Filter dan Penyesuai Impedansi • Sinyal yang diperlukan sering bercampur dengan sinyal yang tidak diinginkan (noise). Perlu filter yang sesuai, yaitu LPF,HPF, notch filter, atau gabungan dari filter-filter tersebut • Penyesuaian impedansi kadang diperlukan, yaitu apabila impedansi internal transduser atau impedansi saluran dapat menyebabkan terjadinya suatu kesalahan dalam pengukuran suatu variabel.
  • 7. Contoh 1 • Sebuah penguat mengeluarkan tegangan sepuluh kali tegangan terminal masukannya, dan mempunyai resistansi masukan sebesar 10 kW. Sebuah sensor mengeluarkan tegangan yang sebanding suhu dengan fungsi alih 20 mV/oC. Sensor tersebut mempunyai resistansi keluaran sebesar 5 kW. Apaila suhu yang diukur sebesar 50 oC, berapakah tegangan keluaran penguat tersebut ?
  • 8. Penyelesaian • Tegangan sensor dalam keadaan tanpa beban diperoleh dari fungsi alih : Gain = 10 Vo 20 mV/oC T VT Vin    V C C mV V o o T 0 , 1 50 / 20   Tegangan keluaran penguat :   V V V V in o 10 0 , 1 10 10   
  • 9. Konsep Pembebanan • Adanya pengaruh pembebanan pada suatu rangkaian oleh rangkaian lain dapat menyebabkan terjadinya ketidakpastian dalam amplituda tegangan.
  • 10. dengan : Vy = tegangan beban Vx = tegangan sensor dengan rangkaian terbuka Rx = impedansi internal sensor RL = impedansi beban. Vx Rx RL Vy x ) 1 . 2 ( 1                                 x L L x x L x x x L x x x y R R R V R R R V R R R V V V
  • 11. Lanjutan Contoh 2 • Tegangan yang sebenarnya muncul pada terminal masukan penguat adalah : T 10 k Gain = 10 Vo VT 5 k Vin dengan Vin = 0,67 V maka besarnya tegangan keluaran penguat adalah : V k k k V V T in 67 , 0 5 10 10        W  W W    . 7 , 6 67 , 0 10 V V Vo  
  • 12. RANGKAIAN PASIF • Rangkaian Pembagi Tegangan • Rangkaian Jembatan • Filter RC.
  • 13. Rangkaian Pembagi Tegangan • Rangkaian pembagi tegangan digunakan untuk mengkonversi perubahan resistansi menjadi perubahan tegangan Vs R1 R2 VD ) 2 . 2 ( 2 1 2 R R V R V S D   dengan : VS = tegangan catu R1, R2 = resistansi pembagi tegangan.
  • 14. Karakteristik Rangkaian Pembagi Tegangan: • Perubahan VD terhadap R1 maupun R2 tidaklah linier • Impedansi keluaran efektif rangkaian adalah kombinasi paralel R1 dan R2 • Karena arus mengalir melalui kedua resistor, maka rating daya resistor maupun sensor harus diperhatikan.
  • 15. Rangkaian Jembatan Wheatstone • Rangkaian jembatan digunakan untuk mengkonversi perubahan impedansi menjadi perubahan tegangan, terutama untuk fraksi perubahan yang kecil • Keluarannya dapat dibuat berubah di sekitar nol, sehingga penguatan dapat digunakan untuk memperbesar level sinyal (guna meningkatkan sensitivitas terhadap perubahan impedansi).
  • 16. • dengan : Va = potensial titik a terhadap titik c • Vb = potensial titik b terhadap titik c ) 3 . 2 ( b a V V V    ) 4 . 2 ( 3 1 3 R R VR Va   ) 5 . 2 ( 4 2 4 R R VR Vb   ) 7 . 2 ( ) )( ( 4 2 3 1 4 1 2 3 4 2 4 3 1 3 R R R R R R R R V R R VR R R VR V          V akan sama dengan nol (setimbang) bila: ). 8 . 2 ( 4 1 2 3 R R R R 
  • 17. Filter RC • Filter RC Lolos Rendah (LPF) • Filter RC Lolos Tinggi (HPF) • Contoh Perancangan • Pertimbangan Praktis.
  • 18. Filter RC lolos rendah (LPF) • Perbandingan tegangan keluaran dan masukan: Vo R C Vi ) 12 . 2 ( 1 1 2 1 2               C i o f f V V fC = frekuensi kritis, yaitu frekuensi dimana perbandingan antara tegangan keluaran dan tegangan masukan sama dengan 0,707: ) 13 . 2 ( 2 1 RC fC   ____ _____
  • 20. Filter RC Lolos Tinggi (HPF) • Perbandingan antara tegangan keluaran dan masukan: Vo R C Vi       ) 14 . 2 ( / 1 / 2 / 1 2 C C i O f f f f V V   Tanggapan HPF: ______
  • 21. Contoh 2 • Pulsa untuk sebuah motor step dikirimkan pada frekuensi 2000 Hz. Pulsa ini mengandung noise dengan frekuensi 60 Hz. Rancanglah sebuah filter yang meredam frekuensi noise 60 Hz, tetapi redamannya terhadap pulsa-pulsa untuk motor step tidak boleh melebihi 3 dB.
  • 22. Penyelesaian Contoh 2 P(dB) = 20 log (Vo/Vi) Redaman 3 dB pada pulsa berarti bahwa P = -3 dB. Oleh karena itu , P(dB) = 20 log (Vo/Vi) = -3 Vo/Vi = 10-3/20 = 0,707 Dari Persamaan 2.14, untuk frekuensi f = 2000 Hz:             Hz f f f f f f f V V C C C C C i O 2000 707 , 0 / 2000 1 / 2000 707 , 0 / 1 / 2 / 1 2 2 / 1 2       
  • 23. • Misalkan C = 0,01 mF, maka dengan menggunakan Persamaan (2.13): W      k R R 957 , 7 ) 10 01 , 0 ( 2 1 2000 6  Jadi dengan nilai C sebesar 0,01 mF maka nilai R yang diperlukan adalah sebesar 7,957 kW.
  • 24. • Pengaruh filter pada noise 60 Hz diperoleh dengan menggunakan Persamaan (2.14), untuk frekuensi f = 60 Hz       03 , 0 2000 / 60 1 2000 / 60 / 2 / 1 2    i O V V Jadi, dapat dilihat bahwa hanya 3 % dari noise 60 Hz yang tersisa, dengan kata lain telah teredam sebesar 97 %.
  • 25. Contoh 3 • Suatu sinyal pengukuran mempunyai frekuensi < 1kHz, dan mengandung noise dengan frekuensi 1 MHz • Rancanglah sebuah filter yang meredam noise tersebut menjadi 1 % • Bagaimana pengaruh filter tersebut terhadap sinyal pengukuran pada frekuensi maksimumnya (1 kHz).
  • 26. Penyelesaian Contoh 3 • Dengan menggunakan Persamaan (2.12) diperoleh frekuensi kritis sebagai berikut :     2 1 2 1 1 1 01 , 0 C f MHz   kHz fC 10  Misalkan digunakan C = 0,01 mF, maka diperoleh :      W   k kHz F R 59 , 1 10 01 , 0 2 1 m 
  • 27. • Untuk melihat pengaruh filter terhadap sinyal 1 kHz, dapat digunakan Persamaan (2.12) :     995 , 0 1 , 0 1 1 2 / 1 2    i O V V Jadi sinyal pengukuran pada frekuensi maksimumnya hanya teredam sebesar 0,5 %.
  • 28. Pertimbangan Praktis Untuk merancang filter, perlu diperhatikan : • Setelah frekuensi kritis ditentukan, nilai-nilai R dan C dapat dipilih yang memenuhi Persamaan (2.13) dengan memperhatikan : – Hindari pemilihan nilai resistansi yang terlalu kecil / kapasitor yang terlalu besar karena akan menarik arus yang besar. Pada umumnya digunakan resistansi dalam kisaran kW ke atas, dan kapasitor dalam kisaran mF ke bawah – Seringkali nilai frekuensi kritis yang eksak tidaklah penting, tetapi jika memang diperlukan eksak, biasanya lebih mudah memilih kapasitor lebih dulu baru kemudian resistansinya disesuaikan dengan menggunakan resistor trimmer.
  • 29. Pertimbangan Praktis • Impedansi masukan dan keluaran efektif filter ada kemungkinan berpengaruh terhadap rangkaian sebelum dan sesudah rangkaian filter. Karena itu bilamana perlu dapat digunakan suatu pengikut tegangan • Dua filter dengan frekuensi kritis yang sama dapat dikaskade untuk meningkatkan ketajaman tanggapan, dengan memperhatikan bahwa impedansi keluaran filter pertama harus jauh lebih kecil dibanding impedansi masukan filter kedua, guna menghindari pengaruh pembebanan.