Modul ini membahas tentang konsep dan praktik akuntansi perusahaan dagang termasuk cara menghitung dan mencatat harga pokok barang dagang serta persediaan akhir.
2. Capaian Pembelajaran (CP)
Mampu memahami, menguasai dan menerapkan konsep
akuntansi dasar dan akuntansi keuangan
Mampu menguasai praktikum akuntansi perusahaan dagang.
4. Harga Pokok Barang Dagang
Harga pokok barang dagang atau Harga Pokok Penjualan (cost of
goods sold) disingkat HPP merupakan keseluruhan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh barang yang dijual
atau dapat dikatakan harga perolehan atas barang yang dijual.
Harga pokok barang dagang berfungsi sebagai patokan untuk
menentukan harga jual barang dagang sehingga kemudian akan
diketahui laba yang diinginkan perusahaan.
5. MENGHITUNG HARGA POKOK BARANG DAGANG
Harga Pokok Barang yang
Tersedia untuk Dijual
sehingga
Harga Pokok
Penjualan
Harga Pokok Barang
yang Tersedia untuk
Dijual
Persediaan Akhir
Barang Dagang
7. Pencatatan Harga Pokok Barang Dagang
1. Persediaan Awal Barang Dagang (Beginning Merchandise Inventory)
Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal suatu periode disebut persediaan awal
barang dagang. Persediaan barang dagang merupakan barang-barang yang disediakan
oleh perusahaan untuk dijual kepada konsumen selama periode normal kegiatan
perusahaan.
8. Pencatatan Harga Pokok Barang Dagang
2. Harga Pokok Pembelian (Cost of Goods Purchased)
Perusahaan dagang dalam transaksi pembelian barang dagangan dapat terjadi retur
pembelian, potongan pembelian, maupun adanya biaya angkut pembelian sehingga
harga pokok pembelian dapat dihitung sebagai berikut:
Harga
Pokok
Pembelian
Pembelian
Biaya
Angkut
Pembelian
Retur
Pembelian
Potongan
Tunai
Pembelian
9. Pencatatan Harga Pokok Barang Dagang
2. a. Mencatat Pembelian Barang Dagang secara Kredit (Sistem Periodik)
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
2017,
Des.
4 Pembelian
Utang Dagang
(Untuk mencatat pembelian barang
dagangan dari PT Bukupintar dengan
syarat 2/10, n/30)
Rp2.750.000,00
Rp2.750.000,00
2. a. Mencatat Pembelian Barang Dagang secara Kredit (Sistem Perpetual)
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
2017,
Des.
4 Persediaan
Utang Dagang
(Untuk mencatat pembelian barang
dagangan pada PT Bukupintar dengan
syarat 2/10, n/30)
Rp2.750.000,00
Rp2.750.000,00
10. Pencatatan Harga Pokok Barang Dagang
2. a. Mencatat Pembelian Barang Dagang secara Tunai (Sistem Periodik)
2. a. Mencatat Pembelian Barang Dagang secara Tunai (Sistem Perpetual)
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
2017,
Des.
10 Pembelian
Kas
(Untuk mencatat pembelian barang
dagangan secara tunai dari PT
Majalahkarya)
Rp5.000.000,00
Rp5.000.000,00
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
2017,
Des.
10 Persediaan
Kas
(Untuk mencatat pembelian barang
dagangan secara tunai dari PT
Majalahkarya)
Rp5.000.000,00
Rp5.000.000,00
11. Pencatatan Harga Pokok Barang Dagang
2. b. Mencatat Biaya Angkut Pembelian (Sistem Periodik)
2. b. Mencatat Biaya Angkut Pembelian (Sistem Perpetual)
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
2017,
Des.
6 Biaya Angkut Pembelian
Kas
(Untuk mencatat pembayaran biaya
pengangkutan atas pembelian barang
dagangan PT Bukupintar)
Rp250.000,00
Rp250.000,00
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
2017,
Des.
6 Persediaan
Kas
(Untuk mencatat pembayaran biaya
pengangkutan atas pembelian barang
dagangan PT Bukupintar)
Rp250.000,00
Rp250.000,00
12. Pencatatan Harga Pokok Barang Dagang
2. c. Mencatat Retur dan Potongan Pembelian Kredit (Sistem Periodik)
2. c. Mencatat Retur dan Potongan Pembelian Kredit (Sistem Perpetual)
Tanggal
Deskripsi Ref. Debit Kredit
2017,
Des.
12 Utang Dagang
Retur dan Potongan Pembelian
(Untuk mencatat pengembalian barang
dagangan pada PT Bukupintar)
Rp300.000,00
Rp300.000,00
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
2017,
Des.
12 Utang Dagang
Persediaan Barang Dagang
(Untuk mencatat pengembalian barang
dagangan pada PT Majalahkarya)
Rp300.000,00
Rp300.000,00
13. Pencatatan Harga Pokok Barang Dagang
2. c. Mencatat Retur dan Potongan Pembelian Tunai (Sistem Periodik)
2. c. Mencatat Retur dan Potongan Pembelian Tunai (Sistem Perpetual)
Tanggal
Deskripsi Ref. Debit Kredit
2017,
Des.
12 Kas
Retur Pembelian
(Untuk mencatat pengembalian barang
dagangan pada PT Majalahkarya)
Rp400.000,00
Rp400.000,00
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
2017,
Des.
12 Kas
Persediaan Barang Dagang
(Untuk mencatat pengembalian barang
dagangan pada PT Majalahkarya)
Rp400.000,00
Rp400.000,00
14. Pencatatan Harga Pokok Barang Dagang
2. d. Mencatat Potongan Tunai Pembelian (Sistem Periodik)
2. d. Mencatat Potongan Tunai Pembelian (Sistem Perpetual)
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
2018,
Des.
9 Utang Dagang
Kas
Potongan Tunai Pembelian
(Untuk mencatat potongan tunai
pembelian)
Rp2.750.000,00
Rp2.695.000,00
Rp55.000,00
Tanggal Deskripsi Ref. Debit Kredit
2017,
Des.
9 Utang Dagang
Kas
Persediaan Barang Dagang
(Untuk mencatat pengembalian barang
dagangan pada PT Majalahkarya)
Rp2.750.000,00
Rp2.695.000,00
Rp55.000,00
15. Pencatatan Harga Pokok Barang Dagang
2. e. Mencatat Potongan Rabat
Pembelian dalam jumlah besar biasanya akan mendapatkan potongan khusus dari harga
resmi yang tercantum dalam daftar atau katalog harga. Potongan seperti ini disebut potongan
rabat yakni berupa pengurangan harga dari daftar harga resmi milik penjual.
Harga barang dagangan yang dibeli oleh UD Marita menurut katalog penjual yakni PT
Bukupintar adalah seharga Rp100.000,00. PT Bukupintar memberikan potongan rabat
sebesar 25%. Sehingga perhitungan harga beli oleh UD Marita setelah adanya
potongan rabat dihitung sebagai berikut:
Harga menurut katalog Rp100.000,00
Potongan Rabat 25% x Rp100.000,00 = Rp25.000,00 -
Harga beli oleh UD Marita = Rp75.000,00
Potongan rabat ini tidak dicatat dengan rekening tersendiri baik oleh penjual maupun pembeli. Potongan
ini hanya digunakan untuk menetapkan harga beli barang dagangan yang sesungguhnya oleh pihak
pembeli dan harga jual sesungguhnya oleh pihak penjual.
16. Pencatatan Harga Pokok Barang Dagang
3. Persediaan Akhir Barang Dagang (Ending Merchandise Inventory)
Pada akhir periode perusahaan dagang yang menggunakan metode pencatatan
persediaan dengan metode periodik harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik
persediaan yang belum terjual. Jumlah persediaan tersebut dikalikan harga pokok yang
sesuai maka dapat ditentukanlah jumlah persediaan barang dagang pada akhir periode.