Suplemen HUD Magz Edisi 5 /2015. Kota BATAM Menyongsong MEA 2015
Urgensi POKJA AMPL dan RENSTRA AMPL Daerah
1. URGENSI KELOMPOK KERJA AIR MINUM DAN
PENYEHATAN LINGKUNGAN (POKJA AMPL)
DAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) AMPL
DALAM RANGKA KESINAMBUNGAN CWSHP
Direktorat Permukiman dan Perumahan – Bappenas
Pokja AMPL Nasional
2. Latar Belakang
Sebagaimana proyek AMPL-BM lainnya,
CWSHP di 27 Kabupaten di 5 Provinsi (loan +
grant) menjadi bagian dalam upaya
pemerintah Indonesia dalam memenuhi target
layanan air minum dan penyehatan
lingkungan di Indonesia
Keberlanjutan proyek AMPL-BM di tingkat
daerah menjadi isu penting yang perlu disikapi
dengan strategi yang efektif
Kebijakan Nasional AMPL-BM, Pokja AMPL
dan Renstra AMPL merupakan instrumen
penting untuk memastikan keberlanjutan
pembangunan AMPL
3. Kebijakan Nasional AMPL-BM
dan CWSHP
Memastikan hasil pembangunan AMPL
berkelanjutan melalui:
Penerapan prinsip keberlanjutan dalam
keseluruhan proses pembangunan
Transformasi rasa kepemilikan masyarakat
terhadap proyek dalam seluruh tahapan
pelaksanaan
Memampukan masyarakat sebagai pelaku
utama terhadap pelaksanaan program
Alih pengetahuan dan kemampuan kepada
pemerintah daerah sebagai pemegang mandat
dalam pemenuhan layanan AMPL
4. Konsekuensi Logis
Perubahan cara berpikir (paradigma)
semua pelaku proyek dari orientasi target
ke orientasi proses
Strategi yang tepat untuk mempertemukan
pemenuhan target dan proses
Penguatan kapasitas Pemerintah Daerah
dalam mengawal proses dan adopsi
pendekatan
Penguatan kapasitas masyarakat dalam
pengelolaan proyek dan pasca proyek
5. Dari Prinsip ke Hasil
Pemahaman esensi 11 Aplikasi proses
berbasis lima Aspek Tujuan Kebijakan
Pokok Kebijakan Nasional
Keberlanjutan AMPL-BM
AMPL-BM
5. Air Merupakan Benda Sosial dan
Benda Ekonomi 3. Faktor sosial Keberlanjutan dan
2. Pilihan yang Diinformasikan
4. Faktor kelembagaan penggunaan efektif
sebagai Dasar dalam Pendekatan
Tanggap Kebutuhan. 5. Faktor teknologi
3. Pembangunan Berwawasan 6. Faktor keuangan/
Lingkungan
4. Pendidikan Perilaku Hidup Bersih
biaya
dan Sehat 5. Faktor lingkungan
5. Keberpihakan pada Masyarakat
Miskin
6. Peran Perempuan dalam
Pengambilan Keputusan
7. Akuntabilitas Proses Pembangunan
8. Peran Pemerintah Sebagai
Fasilitator
9. Peran Aktif Masyarakat
10. Pelayanan Optimal dan Tepat
Sasaran
11. Penerapan Prinsip Pemulihan Biaya
6. Pokja AMPL Daerah
Mengapa?
Perlu pelibatan dan koordinasi yang lebih
baik dari seluruh pelaku terkait untuk
menjawab tantangan pembangunan
AMPL
Sebagai proyek, CWSHP memiliki batas
waktu pelaksanaan yang selanjutnya
diserahkan kepada daerah
Memastikan sarana berkelanjutan
melalui peran monitoring dan evaluasi
7. Pokja AMPL
Siapa?
Seluruh pelaku program AMPL daerah (multi
pihak)
Unsur pengambil keputusan dan
pejabat/staf operasional
Yang memiliki kepedulian dan
keterpanggilan terhadap isu AMPL
8. Pokja AMPL
Bagaimana Pokja Berperan ?
Menjadi motor penggerak terjadinya
koordinasi antarprogram AMPL
Melakukan serangkaian pertemuan
koordinasi untuk memastikan program
AMPL:
○ Direncanakan dengan tepat
○ Dilaksanakan/dikelola secara efektif
○ Berorientasi pada proses menuju
keberlanjutan
9. Pokja AMPL
Bagaimana Pokja Berperan ?
Melakukan advokasi internal untuk menjadikan
AMPL sebagai isu bersama dan menjadi program
prioritas
Pokja AMPL daerah menjadi focal point
pengarusutamaan pembangunan AMPL-BM
Pokja AMPL menjadi inisiator dan mengawal
penerapan prinsip pendekatan pembangunan
AMPL-BM di daerah
10. Pokja AMPL
Pokja AMPL
Lebih dari 200 Kabupaten telah dan akan
memiliki Pokja AMPL:
○ WASPOLA 72 Kab
○ WES UNICEF 15 kab
○ Pamsimas di luar dampingan WASPOLA lk 75 kab/kota
○ CWSHP 27 kab
○ WSLIC 2 15 kab
○ Pro Air 3 kab
○ Inisiatif pemda/LSM/donor: 2 kab
Sekitar 90 kab/kota telah memiliki Renstra
AMPL melalui dampingan WASPOLA dan
proyek AMPL terkait
11. Renstra AMPL Daerah
Mengapa?
Pengarusutamaan AMPL dalam
perencanaan dan kebijakan daerah
Menjadi tolok ukur pasca proyek (exit
strategy) proyek-proyek AMPL
Membantu daerah dalam menetapkan arah
pembangunan AMPL
Mendorong daerah untuk menjadikan AMPL
sebagai program prioritas
12. Renstra AMPL vs Dokumen
Perencanaan Lainnya
Renstra SKPD
Lintas SKPD
Renstra SKPD
Memperjelas operasionalisasi PU
program SKPD
Dapat diturunkan menjadi Renstra
Renstra
SKPD
rencana yang lebih operasional: AMPL
Kesehatan
SSK
Renstra Lintas SKPD
Renstra
Renstra
RISPAM penanggulang
SKPD lain
RPIJM an
kemiskinan,
Membantu SKPD dalam Dll.
Rencana Kerja
penyiapan Renja SKPD bidang SKPD PU
AMPL Rencana Kerja
SKPD
Menjadi tolok ukur penanganan Kesehatan
sektor AMPL di daerah Rencana Kerja
SKPD
Karakteristik Posisi Renstra AMPL
13. Renstra AMPL dan AMPL-BM
Membangun kesadaran kritis pemangku
kepentingan terhadap isu keberlanjutan AMPL
Memberikan gambaran menyeluruh
permasalahan mendasar pengelolaan
pembangunan AMPL berbasis masyarakat
Rute kebijakan daerah dalam menerapkan
prinsip keberlanjutan dan pendekatan AMPL
BM
Mendorong pengarusutamaan AMPL di
daerah sejak perencanaan pembangunan di
tingkat masyarakat (musbangdes sd
musrenbang)
14. RPJMN Bidang AMPL vs Pokja
dan Renstra AMPL
• Tersedianya akses air minum
RPJMN 20 bagi 70 persen penduduk pada
akhir tahun 2014, (perpipaan 32
10-2014 (Bdg AMPL) % dan non-perpipaan 38%)
• Terciptanya kondisi Stop Buang
Air Besar Sembarangan (BABS)
tahun 2014
• Tersedianya akses terhadap
Pokja AMPL (prov dan kab) pengelolaan sampah bagi 80
> 200 daerah) persen rumah tangga
• Menurunnya luas genangan
sebesar 22.500 Ha di 100
kawasan strategis perkotaan
Renstra AMPL
> 15o Kab/kota
> 200 kab/kota telah mengarusutamakan
> 300 kab/kota belum tergarap
pencapaian sasaran pemb AMPL Nasional
15. Status Ke-Pokjaan dan Renstra
AMPL pada proyek CWSHP
CWSHP Loan (hasil loknas AMPL)
Secara umum belum membentuk Pokja AMPL di tingkat
provinsi kecuali di Prov NAD
CWSHP grant (hasil pelatihan renstra AMPL di
Banda Aceh)
Dari 7 kabupaten di Aceh dan Nias, baru satu kabupaten
yang telah membentuk Pokja AMPL (Kab Pidie)
Seluruh kabupaten penerima CWSHP grant telah
mengikuti pelatihan penyusunan Renstra AMPL
Lokakarya pembentukan pokja dan penyiapan renstra
akan terjadi antara minggu ke 4 Desember sd Februari
16. Tolok Ukur Efektivitas dan Keberlanjutan
CWSHP dan AMPL-BM Lainnya
Relevansi (Relevance): apakah Peningkatan akses AMPL
proyek telah menjawab Pokja AMPL yang mampu dan
berfungsi
permasalahan secara relevan. Pengembangan daerah layanan
Kekuatan Kelembagaan: Apakah (replikasi)
proyek mampu meningkatkan peran
dan kapasitas kelembagaan dalam Di masy:
upaya perbaikan terhadap sistem Pemenuhan akses
dan pendekatan sebelumnya. Lembaga pengelola yang
berfungsi
Tanggap terhadap peluang: apakah
Mekanisme pengelolaan
proyek telah memampukan pemda operasi dan pemeliharaan
untuk menangkap berbagai peluang Pengembangan cakupan
dalam peningkatan kapasitas yang layanan (akses)
lebih baik dan pengembangan
program
Aspek Evaluasi Tolok Ukur
17. Semoga hasil CWSHP akan dapat
dinikmati sampai jangka waktu yang
panjang dengan kualitas yang memadai.
Terima kasih