Modul ini membahas tentang visi guru penggerak dan pengembangan kompetensi kepemimpinan pendidikan calon guru penggerak. Modul ini memberikan panduan untuk merumuskan visi sekolah yang mendukung tumbuhnya murid merdeka, memetakan pemangku kepentingan, dan merencanakan strategi manajemen perubahan melalui pendekatan inkuiri apresiatif untuk mendapatkan dukungan komunitas sekolah.
2. 2
VISI GURU PENGGERAK
Disusun oleh:
Aditya Dharma
Penafian (Disclaimer): Buku ini merupakan modul pegangan untuk
peserta Program Pendidikan Guru Penggerak. Modul ini disusun dan
ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Buku ini merupakan “dokumen hidup”
yang senantiasa diperbaiki, diperbarui dan dimutakhirkan sesuai
dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari
berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas modul
ini.
3. 3
Kata pengantar Direktur Jenderal Guru & Tenaga Kependidikan
Guru Penggerak merupakan episode kelima dari rangkaian kebijakan
Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) dan dijalankan melalui Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK). Program Guru Penggerak
ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia
masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara
holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya
untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada
murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem
pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Untuk mendukung tercapainya tujuan itu, Program Pendidikan Guru
Penggerak (PPGP) dijalankan dengan menekankan pada kompetensi
kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) yang mencakup
komunitas praktik, pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran
berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan kompetensi lain
dalam pengembangan diri dan sekolah. Kompetensi tersebut
dituangkan ke dalam tiga paket modul, yaitu paradigma dan visi Guru
Penggerak; praktik pembelajaran yang berpihak pada murid; dan
pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah. Selanjutnya,
ketiga paket modul tersebut diperinci menjadi 10 bagian, termasuk
modul yang Anda baca sekarang. Program pendidikan ini dijalankan
selama sembilan (9) bulan yang terdiri dari kelas pelatihan daring,
lokakarya, dan pendampingan. Proses pendidikan ini mengedepankan
coaching dan on-the-job training, yang artinya selama belajar, guru
tetap menjalankan perannya di sekolah sekaligus menerapkan
pengetahuan yang didapat dari ruang pelatihan ke dalam
pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kepala sekolah dan pengawas
4. 4
menjadi mitra seorang calon guru penggerak dalam mempersiapkan diri
menjadi pemimpin.
Di dalam proses pelaksanaan PPGP, Calon Guru Penggerak (CGP) akan
sering diajak untuk merefleksikan praktik pembelajaran yang sudah
dijalankan serta berdiskusi dan berkolaborasi dengan sesama CGP
maupun komunitas di sekitarnya. Keseluruhan pengalaman belajar itu
diramu dalam siklus MERRDEKA, yang diawali dengan Mulai dari Diri, lalu
dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Refleksi
Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi
Antarmateri; dan ditutup dengan Aksi Nyata. Diharapkan model
pembelajaran yang berbasis pengalaman seperti ini dapat mewujudkan
guru dan murid merdeka yang menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan
berkontribusi positif mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu
terlaksananya PPGP. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa
memberkati upaya yang kita lakukan demi pendidikan Indonesia. Amin.
Jakarta, Juli 2020
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan,
Iwan Syahril, Ph.D.
5. 5
SURAT DARI INSTRUKTUR
“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri.
Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun
tumbuhnya kodrat itu.”
Ki Hajar Dewantara
Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak di Modul 1.3!
Sejak kurang dari satu dekade lalu, dunia mengalami
perubahan yang ekstrem karena perubahannya begitu cepat dan
mampu mempengaruhi berbagai sendi kehidupan baik perilaku
individu, struktur sosial maupun praktik berorganisasi. Dalam melihat
dunia yang kian radikal ini, kita perlu belajar melihat dengan jernih
apa yang sungguh-sungguh bermakna buat kita sekarang dan di
masa depan.
Derasnya rutinitas dunia membuat kita lupa akan makna,
atau apa yang dunia harapkan pada kita. Kita jarang menilik
kembali makna hidup kita, harapan kita. Padahal, harapan itu
bagaikan bahan bakar untuk tetap berputarnya dunia seorang
manusia. Manusia yang berpengharapan berpeluang mencapai
lebih banyak ketimbang mereka yang tidak berpengharapan.
Murid yang memiliki pengharapan tinggi dapat
mengonseptualisasikan tujuan mereka dengan jelas, sedangkan
murid yang memiliki pengharapan rendah lebih ragu-ragu dan
tidak jelas akan tujuan mereka. Murid dengan pengharapan tinggi
menentukan tujuan mereka berdasarkan kinerja mereka
sebelumnya. Mereka memasang target belajar dan standar kinerja
yang sedikit lebih tinggi dari apa yang dapat mereka capai,
6. 6
karena mereka dapat menyelaraskan diri dengan tujuan mereka
sendiri dan mengendalikan bagaimana mereka akan
mencapainya. Murid seperti itu termotivasi secara intrinsik dan
berkinerja baik secara akademis (Snyder et.al., 2002, p.824).
Mereka adalah murid merdeka.
Dari kenyataan empirik tersebut kemudian munculah
pertanyaan mengenai bagaimana kita sebagai guru dapat
mendesain lingkungan belajar yang memungkinkan tumbuhnya
murid merdeka yang memiliki kemandirian dan motivasi intrinsik
yang tinggi? Maka atas pertanyaan itulah, guru perlu terus berlatih
meningkatkan kapasitas dirinya dalam memvisualisasikan harapan,
menggandeng sesama dan mentransformasikannya menjadi
harapan bersama. Dari sana, baru kemudian dilanjutkan dengan
segala upaya gotong-royong yang diperlukan demi pencapaian
harapan bersama tersebut. Harapan kita adalah visi kita. Visi kita
sekarang adalah masa depan murid kita. Masa depan murid kita
adalah masa depan bangsa kita, Indonesia.
Pada Modul 1.3 ini, Anda sekalian diajak untuk menelusuri visi
mendasar dari pendidikan dan pentingnya keterlibatan
masyarakat dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan
bagi murid-murid di daerah Anda. Selamat belajar!
Salam
Instruktur
7. 7
DAFTAR ISI
VISI GURU PENGGERAK 2
Kata pengantar Direktur Jenderal Guru & Tenaga Kependidikan 3
SURAT DARI INSTRUKTUR 5
DAFTAR ISI 7
DAFTAR GAMBAR & LAMPIRAN Error! Bookmark not defined.
CAPAIAN YANG DIHARAPKAN 11
RINGKASAN ALUR BELAJAR MERRDEKA 13
Mulai dari diri (0.5 JP) 13
Eksplorasi konsep 13
Eksplorasi konsep mandiri (2.5 JP) 13
Eksplorasi konsep bersama lewat forum diskusi (2 JP) 13
Ruang Kolaborasi (3 JP) 14
Refleksi Terbimbing (2 JP) 14
Demonstrasi Kontekstual (2 JP) 14
Elaborasi Pemahaman (2 JP) 14
Koneksi Antar Materi (1 JP) 15
Aksi Nyata (1 JP) 15
GLOSARIUM 16
PEMBELAJARAN 1 - MULAI DARI DIRI 17
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 17
(1) CGP mampu merumuskan visinya mengenai sekolah yang
menumbuhkan murid merdeka. 17
Tugas Individu 1 18
Tugas individu 2 18
PEMBELAJARAN 2 – EKSPLORASI KONSEP 21
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 21
(1) CGP mampu mengorelasikan visinya dengan pola pikir inkuiri
apresiatif dalam penumbuhan murid merdeka di sekolah. 21
8. 8
a) Kegiatan eksplorasi konsep mandiri 21
VISI: MENGELOLA PERUBAHAN DAN LINGKUNGAN YANG POSITIF 21
Tugas individu 3 25
b) Eksplorasi konsep bersama lewat forum diskusi 26
Tugas individu 4 28
PEMBELAJARAN 3 – RUANG KOLABORASI 29
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 29
(1) CGP dapat mengidentifikasi pemangku kepentingan yang
dapat mendukung terwujudnya lingkungan belajar yang
menumbuhkan murid merdeka. 29
(2) CGP dapat mengambil pembelajaran dari proses kolaborasi
dan hasil pekerjaannya sendiri. 29
PEMETAAN PEMANGKU KEPENTINGAN 29
Tugas kolaborasi 30
Tugas memberikan umpan balik pekerjaan rekan CGP lain 31
UMPAN BALIK: PERAN DAN DAMPAKNYA BAGI PROSES BELAJAR 31
Tugas individu 5 34
PEMBELAJARAN 4 – REFLEKSI TERBIMBING (2 JP) 35
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 35
1) CGP dapat membuat refleksi individu mengenai proses
pembelajaran yang telah dilaluinya hingga pembelajaran ini,
kemudian membahasnya Bersama fasilitator dan CGP lain. 35
2) CGP dapat mendefinisikan murid merdeka menurut
pemahaman mereka. 35
3) CGP dapat menjelaskan hubungan antara visi sekolah,
paradigma pendidikan positif dalam pendekatan Inkuiri Apresiatif
dan penumbuhan murid merdeka di sekolahnya. 35
Tugas individu 6 35
PEMBELAJARAN 5 – DEMONSTRASI KONTEKSTUAL 37
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 37
(1) CGP berlatih menerapkan Inkuiri Apresiatif bersama komunitas
di sekolahnya masing-masing. 37
MENERAPKAN INKUIRI APRESIATIF PADA KASUS YANG DITENTUKAN 37
9. 9
5 Tahapan Utama Inkuiri Apresiatif (B-A-G-J-A) 38
B-uat pertanyaan utama (Define) 38
A-mbil pelajaran (Discover) 39
G-ali mimpi (Dream) 39
J-abarkan rencana (Design) 39
A-tur eksekusi (Deliver) 40
Tugas individu 7 41
Tugas individu 8 43
PEMBELAJARAN 6 – ELABORASI PEMAHAMAN (2 JP) 44
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 44
1) CGP mampu mengidentifikasi kebutuhan perubahan nyata di
sekolah mereka. 44
KEBUTUHAN PERUBAHAN DI SEKOLAH 44
Tugas individu 9 45
Tugas individu 10 45
Forum diskusi 46
PEMBELAJARAN 7 – KONEKSI ANTAR MATERI 47
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 47
1) CGP dapat mengaitkan materi-materi yang telah dipelajari
dan materi lain yang relevan ke dalam rencana manajemen
perubahan yang menerapkan paradigma dan model inkuiri
apresiatif. 47
2) CGP dapat menunjukkan pelibatan komunitas di sekolah
dalam rencana manajemen perubahannya. 47
MENGAITKAN SEMUANYA DALAM RENCANA INKUIRI APRESIATIF 47
Tugas individu 11 47
PEMBELAJARAN 8 – AKSI NYATA (1 JP) 49
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS 49
1) CGP mampu menjalankan rencana inkuiri apresiatif yang telah
dibuat. 49
Eksekusi Rencana Inkuiri Apresiatif 49
Mengisi Refleksi Akhir Modul 50
PENUTUP 52
10. 10
DAFTAR PUSTAKA 53
LAMPIRAN RUBRIK MENULIS TANGGAPAN/RESPON 54
LAMPIRAN RUBRIK RENCANA 55
LAMPIRAN RUBRIK REFLEKSI 4P 56
11. 11
CAPAIAN YANG DIHARAPKAN
Kompetensi Kepemimpinan Sekolah
Setelah menyelesaikan modul 1.3., peserta diharapkan dapat
memiliki kompetensi kepemimpinan sekolah sebagai berikut:
1.1. Kategori mengembangkan diri dan orang lain: melakukan
refleksi dan menindaklanjutinya dengan memperhatikan
umpan balik dari murid dan/atau rekan guru sehingga
memahami kelebihan dan kelemahan diri sebagai dasar
untuk melakukan pengembangan diri.
2.1. Kategori memimpin belajar mengajar: kelas sebagai sistem
sosial yang merencanakan, mengatur dan mewujudkan
lingkungan kelas yang merdeka belajar.
3.1. Kategori memimpin manajemen sekolah: memimpin
pertemuan yang melibatkan warga sekolah dalam menyusun
visi sekolah beserta programnya.
Capaian Umum Modul 1.3
Secara umum, profil kompetensi yang ingin dicapai dari modul ini
adalah Calon Guru Penggerak mampu:
1. mengembangkan visi yang lebih jelas mengenai murid merdeka
dan peran pemangku kepentingan dalam mendukung
ekosistem pembelajaran yang berpihak pada murid.
2. memetakan strategi untuk mengelola perubahan demi
mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan
dan komunitas sekolah untuk merealisasikannya.
12. 12
Capaian Khusus Modul 1.3
Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru
Penggerak untuk dapat:
1. merumuskan visinya mengenai lingkungan belajar yang
berpihak pada murid.
2. mengidentifikasi pemangku kepentingan yang dapat
mendukung penumbuhan murid merdeka.
3. membuat rencana manajemen perubahan (menggunakan
paradigma dan model inkuiri apresiatif) di tempat di mana
mereka berkarya.
4. menjalankan rencana manajemen perubahan (menggunakan
paradigma dan model inkuiri apresiatif) di tempat di mana
mereka berkarya.
13. 13
RINGKASAN ALUR BELAJAR MERRDEKA
Mulai dari diri (0.5 JP)
• CGP menyampaikan pendapatnya mengapa guru perlu
memiliki visi.
• CGP diajak untuk berkreasi memaparkan visinya mengenai
sekolah yang mereka impikan.
Eksplorasi konsep
Eksplorasi konsep mandiri (2.5 JP)
• CGP menyimak bacaan “Visi: Mengelola Perubahan dan
Lingkungan yang Positif” kemudian mengorelasikan visi yang
telah mereka susun di pembelajaran sebelumnya dengan
paradigma inkuiri apresiatif dalam penumbuhan murid merdeka
di sekolah.
Eksplorasi konsep bersama lewat forum diskusi (2 JP)
• Berbagi tanggapan tentang visi sekolah impian pada
pembelajaran sebelumnya dan paradigma inkuiri apresiatif
dalam menumbuhkan murid merdeka.
• Menganalisa dan menghubungkan maksud Ki Hadjar
Dewantara atas kodrat alam dan kodrat zaman pada
pernyataan beliau berikut: “Anak-anak hidup dan tumbuh
sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan
menuntun tumbuhnya kodrat itu” dengan penumbuhan murid
merdeka.
• CGP mengubah-suaikan visi yang telah mereka susun di
pembelajaran sebelumnya dengan mempertimbangkan apa
yang dapat diambil hingga pembelajaran ini.
14. 14
Ruang Kolaborasi (3 JP)
• Membuat pemetaan pemangku kepentingan dan kontribusinya
bagi penumbuhan murid merdeka di sekolah.
• Menyimak bacaan mengenai peran umpan balik yang efektif
bagi proses pembelajaran.
• Memberikan umpan balik yang efektif bagi pemetaan yang
dibuat rekan-rekan CGP.
Refleksi Terbimbing (2 JP)
• Membahas bersama fasilitator/pendamping pertanyaan-
pertanyaan berikut: Hal apa yang paling baik telah Anda
lakukan sehingga Anda mendapatkan manfaat maksimal dari
proses dan materi belajar Modul 1.3 ini?; Menurut Anda, apa
yang dimaksud dengan murid merdeka? Mengapa jawaban
Anda demikian?; Jelaskan hubungan antara visi sekolah,
paradigma pendidikan positif dalam pendekatan Inkuiri
Apresiatif dan penumbuhan murid merdeka di sekolah Anda?
Demonstrasi Kontekstual (2 JP)
• Menjalankan prakarsa perubahan menggunakan model
manajemen perubahan inkuiri apresiatif pada kasus yang
ditentukan: “Membuat rekomendasi bersama untuk
mewujudkan upacara bendera yang berpihak pada murid dan
dinantikan oleh seluruh warga sekolah”.
• Membandingkan perbedaan upacara yang biasa dilakukan di
sekolah dengan upacara versi baru.
Elaborasi Pemahaman (2 JP)
• Mengidentifikasi perubahan yang dibutuhkan sekolah untuk
menumbuhkan murid-murid dengan Profil Pelajar Pancasila.
15. 15
• Bagaimana CGP dapat mengontribusikan kekuatan yang diri
mereka miliki untuk menumbuhkan murid-murid dengan Profil
Pelajar Pancasila.
• Bagaimana sekolah dapat menyelaraskan kekuatan yang
sekolah miliki untuk menumbuhkan murid-murid dengan Profil
Pelajar Pancasila.
Koneksi Antar Materi (1 JP)
• Membuat rencana manajemen perubahan yang menerapkan
paradigma dan model inkuiri apresiatif untuk prakarsa
perubahan yang dibutuhkan sekolah dalam menumbuhkan
murid-murid dengan Profil Pelajar Pancasila.
Aksi Nyata (1 JP)
• Eksekusi rencana manajemen perubahan yang menerapkan
paradigma dan model inkuiri apresiatif (Portfolio).
16. 16
GLOSARIUM
CGP Calon Guru Penggerak
Inkuiri Apresiatif Sebuah paradigma sekaligus model
manajemen perubahan yang memegang
prinsip psikologi positif dan pendidikan positif
dan pendekatan berbasis kekuatan.
B-A-G-J-A Model manajemen perubahan yang
merupakan akronim dari Buat pertanyaan
utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan
rencana, Atur eksekusi sebagai terjemahan
bebas yang diadaptasi dari model 5D sebagai
bagian dari inkuiri apresiatif (Define, Discover,
Dream, Design, Deliver)
utas Terjemahan kata thread yang digunakan
menjelaskan tempat menuliskan respon dalam
forum diskusi virtual dalam jaringan (online)
tautan Terjemahan kata link yang jika di-klik akan
mengarahkan pembaca ke alamat tujuan atau
situs dalam jaringan (online)
rubrik alat penilaian otentik yang dapat sekaligus
difungsikan sebagai pemandu untuk
menggambarkan kualitas tagihan yang
diharapkan
17. 17
PEMBELAJARAN 1 - MULAI DARI DIRI
Bagaimana wujud sekolah yang saya impikan?
Durasi : 0.5 JP
Moda : Mandiri
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
(1) CGP mampu merumuskan visinya mengenai sekolah yang
menumbuhkan murid merdeka.
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak!
Dalam Pembelajaran 1 ini kita akan menggali sedikit
pemahaman kita atas visi. Mengapa visi diperlukan? Visi itu
bagaikan melihat sebuah lukisan lengkap pada kanvas yang
masih kosong. Visi juga bagaikan bintang penunjuk arah yang
memandu penjelajah mencapai tujuan. Visi itu sesuatu yang belum
terjadi. Visi adalah soal masa depan. Visi adalah buah kreativitas
manusia.
18. 18
Nah, pertanyaannya kemudian adalah: Apakah guru perlu
memiliki visi? Visi tentang apa? Perlukah guru memiliki gambaran
yang jelas mengenai layanan dan lingkungan pembelajaran yang
diinginkan bagi murid mereka? Mengapa? Perlukah guru memiliki
visi tentang murid-muridnya? Mengapa?
Tugas Individu 1
Pikirkan respon Anda atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kemudian, tuliskan jawaban Anda sebagai satu respon yang utuh
bukan sebagai jawaban-jawaban terpisah atas pertanyaan-
pertanyaan tersebut. Gunakanlah Rubrik Menulis Respon dalam
lampiran (di akhir modul ini) untuk memandu dan membantu Anda
mengetahui respon seperti apa yang diharapkan:
Tugas individu 2
Pada tahap berikutnya, Anda akan ditantang untuk
menyelesaikan semua kalimat terbuka di bawah ini agar tersusun
menjadi paragraf utuh yang dapat menggambarkan visi tentang
sekolah yang Anda impikan secara pribadi. Sebuah sekolah yang
menumbuhkan murid merdeka. Jika dibutuhkan, Anda
diperkenankan untuk menambahkannya dengan kalimat Anda
sendiri ke dalam paragraf dan/atau di antara kalimat-kalimat
tersebut. Selamat berkreasi!
19. 19
Saya merindukan sebuah sekolah yang …
Sehingga, yang saya temukan di sekolah ini adalah kesungguhan
mereka dalam …
Sekolah ini percaya bahwa belajar adalah …
Sekolah ini tidak mengizinkan …
Murid di sekolah ini sadar betul bahwa …
Murid di sekolah ini sudah muak dengan …
Guru di sekolah ini tidak ragu untuk …
20. 20
Guru di sekolah ini paham bahwa …
…
…
Sebagai guru, kita memerlukan sebuah visi yang jelas
menggambarkan seperti apa layanan dan lingkungan
pembelajaran yang perlu kita berikan pada murid kita. Keyakinan
kita atas visi itulah yang akan terus membuat kita terpacu untuk
melakukan peningkatan kualitas diri serta menguatkan kolaborasi
di lingkungan sekolah sehingga menjadi upaya perbaikan yang
berkesinambungan. Latihan di atas adalah bagian dari kegiatan
menulis kreatif yang berupaya membantu Anda dalam
menyingkap visi apa yang sebetulnya selama ini telah diyakini dan
perlu terus diyakini demi kemaslahatan murid-murid.
21. 21
PEMBELAJARAN 2 – EKSPLORASI KONSEP
Durasi : 2.5 JP
Moda : Forum diskusi
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
(1) CGP mampu mengorelasikan visinya dengan pola pikir inkuiri
apresiatif dalam penumbuhan murid merdeka di sekolah.
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, selamat datang di
pembelajaran kedua! Kali ini, kita akan mengeksplorasi mengapa
lingkungan belajar yang bermakna dan berpihak pada murid itu
harus ditumbuhkan. Sebagai kegiatan awal, silahkan Anda
menyimak bacaan berikut ini.
a) Kegiatan eksplorasi konsep mandiri
VISI: MENGELOLA PERUBAHAN DAN LINGKUNGAN YANG POSITIF
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak sekalian,
Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman
dan bermakna bagi murid sepertinya sudah menjadi hal yang
umum diinginkan semua pihak. Namun, dalam praktiknya,
kalimat tersebut bukan kalimat yang mudah untuk diwujudkan
karena diperlukan perubahan yang mendasar dan diupayakan
secara konsisten.
Menurut Evans (2001), untuk memastikan perubahan
mendasar dalam cara sekolah beroperasi, para pemimpin di
sekolah harus memahami dan mendorong perubahan budaya
sekolah yang mampu memelihara segala metode dan praktik
yang diperlukan untuk pembelajaran yang berkelanjutan.
22. 22
Budaya di sekolah cenderung lebih sulit untuk berubah daripada
organisasi lain, meskipun begitu reformasi di sekolah bukanlah hal
yang tidak mungkin. Perlu orang-orang yang mau melawan
asumsi naif tentang inovasi dan menyatakan bahwa reformasi
juga berarti harus menerima kenyataan yang bersifat manusiawi.
Perubahan positif dan konstruktif yang dapat membuat
perbedaan signifikan dalam kinerja sekolah akan tertanam lebih
dalam dan mengubah budaya, namun, ini membutuhkan waktu
dan sifatnya selalu gradual.
Oleh karena itu, sebagai pemimpin, guru penggerak perlu
terus berlatih mengelola diri sendiri sambil terus berupaya
menggerakkan orang lain yang berada di bawah pengaruhnya
untuk menjalani proses ini bersama-sama. Hal ini perlu dilakukan
dengan niatan belajar yang tulus demi mewujudkan visi sekolah
sebagai rumah yang aman, nyaman dan membawa makna
bagi seluruh muridnya.
Dalam Pembelajaran ini, kita akan mengeksplorasi
paradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA pun dikenal
sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif
dan berbasis kekuatan. IA pertama kali dikembangkan oleh
David Cooperrider menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi
positif dan pendidikan positif (Noble & McGrath, 2016).
Dalam sebuah video di Youtube, David Cooperrider
menyatakan bahwa pendekatan IA juga dapat membantu
membebaskan potensi inovatif dan kreativitas serta menyatukan
orang dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses
manajemen perubahan yang biasa. Teori dan praktik dalam
dunia manajemen selama ini mempercayai bahwa kekuatan
23. 23
akan meningkatkan kinerja. Tetapi pendekatan IA mempercayai
bahwa kekuatan mendatangkan sesuatu yang lebih daripada
peningkatan kinerja, kekuatan akan mendatangkan transformasi.
Menurut Cooperrider (Noble & McMcGrath, 2016), IA
dibangun dengan asumsi bahwa setiap organisasi memiliki inti
positif yang disadari atau tidak memberikan kontribusi pada
keberhasilan, kekuatan, potensi, dan aset mereka selama ini.
Pada praktiknya, IA adalah seni dan keterampilan yang kuat
dalam mengajukan pertanyaan berikut tindak lanjutnya. Jika
dijalankan dengan saksama dan bersama-sama maka IA
berpeluang besar untuk memperkuat kapasitas sekolah untuk
menjadi komunitas pembelajaran yang positif.
Dalam videonya itu, David Cooperrider menyatakan
bahwa kita kini hidup di masa di mana sangatlah penting untuk
memiliki mata yang dapat menghargai, mata yang dapat
melihat dan mengungkap hal yang benar, yang baik, dan yang
membukakan kemungkinan perbaikan. Satu bagian yang sangat
penting dan tak terpisahkan dari praktik IA, adalah serangkaian
teori, alat-alat dan penelitian yang mendasarinya. Kesemuanya
itu terkait dengan peningkatan kualitas ‘kekuatan’, dengan cara
yang lebih banyak membangun sisi positif suatu organisasi dan
lebih banyak memungkinkan peningkatan kekuatan manusia
dalam organisasi secara berkelanjutan.
David Cooperrider juga menceritakan dialognya dengan
Peter Drucker, seorang begawan di dunia kepemimpinan dan
manajemen. David bertanya kepada Peter mengenai apa inti
dari kepemimpinan dan manajemen. Dengan tenang Peter
menjawab: "David, jawabannya sederhana, dan esensi
24. 24
utamanya abadi. Tugas kepemimpinan adalah menciptakan
keselarasan kekuatan, dengan cara yang membuat kelemahan
suatu sistem menjadi tidak relevan". Peter secara tersirat
menyatakan bahwa kepemimpinan yang fokus pada
penyelarasan kekuatan di dalam organisasinya secara tidak
langsung dapat sekaligus mengatasi kelemahan mereka.
Sekolah adalah sebuah organisasi sekaligus juga sebuah
komunitas. Dengan paradigma dan pendekatan IA, maka
segala rencana pengembangan dan perubahan selalu dimulai
dari dalam, dimulai dari kekuatan, dimulai dari apa yang selama
ini berjalan dengan baik dan bagaimana untuk terus
menguatkannya, sehingga semua kelemahan, kekurangan, dan
ketidak-adaan menjadi tidak relevan. Paradigma IA dan
pendidikan positif selaras dengan pernyataan visi yang juga
menarasikan hal yang positif, baik visi yang sifatnya pribadi
maupun visi sekolah.
Di luar sana dan di dalam rangkaian modul Pendidikan
Guru Penggerak ini, Anda akan belajar beberapa model
manajemen perubahan. Ada model ABCD (Asset Based
Community Development) sebagai pendekatan pengembangan
komunitas berbasis asset; model FIDS (Feel, Imagine, Do, Share)
yang digunakan dalam gerakan mendunia Design for Change;
serta dalam Modul 1.3 ini, kita akan bersama-sama mencoba
menerapkan dan menjalankan model Inkuiri Apresiatif (IA).
Diharapkan, semua itu dapat memperkaya “persenjataan”
Anda dalam memandu perubahan di berbagai tempat dan
konteks organisasi/komunitas di masa yang akan datang bukan
malah menambah kebingungan. Intinya, semua kembali pada
25. 25
prinsip yang mendasari penggunaan model-model tersebut yaitu
psikologi positif dan pendidikan positif.
Pemikiran mengenai eksekusi perubahan yang dimulai dari
kekuatan dan aspek positif, bukanlah arus utama di dunia ini.
Arus utama di dunia ini, selalu memulai dari permasalahan. Jadi,
mungkin saja pada awalnya kita akan merasakan kejanggalan
dan bertanya-tanya apakah ini akan berhasil. Nikmati saja kurva
belajar itu. Anak burung yang belajar terbang jalur terbangnya
tidak akan langsung ke atas, tapi akan ke bawah dahulu
kemudian meliuk ke atas sebagaimana gambar berikut.
Maka, teruslah percaya bahwa pendekatan positif akan
membuahkan hasil yang lebih luar biasa. Ini semua perlu
dibiasakan. Ini adalah kebiasaan baru.
Tugas individu 3
Usai membaca bacaan di atas, Anda diminta untuk
mengorelasikan visi yang telah Anda susun di Pembelajaran 1
dengan paradigma inkuiri apresiatif di pembelajaran ini demi
26. 26
menumbuhkan murid merdeka di sekolah. Susunlah respon Anda
ke dalam sebuah tulisan tanggapan 1-3 paragraf. Respon yang
dihasilkan ini akan Anda bawa ke forum diskusi untuk dieksplorasi
bersama-sama rekan CGP lainnya.
b) Eksplorasi konsep bersama lewat forum diskusi
Setelah selesai memberikan tanggapan tertulis atas bacaan
di atas, Anda akan masuk ke Forum diskusi. Forum ini dimaksudkan
untuk memberikan Anda kesempatan untuk mendiskusikan
gagasan, pemikiran dan pertanyaan-pertanyaan yang Anda miliki
bersama Instruktur dan/atau Fasilitator.
Sebelum Anda masuk ke dalam forum diskusi, dimohon untuk
memperhatikan aturan forum diskusi kali ini:
27. 27
1. Diskusi ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman
bersama tentang apa yang dimaksud dengan lingkungan yang
menumbuhkan murid merdeka di sekolah.
2. Peserta forum diskusi diharapkan dapat bersikap terbuka
terhadap perbedaan pendapat dan menunjukkan sikap saling
menghargai. Diskusi diharapkan tidak menjadi debat kusir.
3. Instruktur akan menjadi moderator diskusi di ruang diskusi besar,
yang akan memberikan gambaran umum, berbagi visi, dan
menguatkan pemahaman di akhir sesi.
4. Fasilitator akan menjadi moderator diskusi di ruang diskusi virtual
lebih kecil (breakout room), yang akan memandu sesi berbagi
dan memastikan semua CGP mendapat kesempatan
menyampaikan opininya.
Forum diskusi kelas ini akan dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
1) Bagian Pertama
Berbagi opini tentang visi sekolah impian (di Pembelajaran 1)
dan tugas tanggapan tertulis di Pembelajaran 2 dalam
menumbuhkan murid merdeka.
2) Bagian Kedua
Menganalisa dan menghubungkan maksud Ki Hadjar
Dewantara atas kodrat alam dan kodrat zaman pada
pernyataan beliau berikut: “Anak-anak hidup dan tumbuh
sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan
menuntun tumbuhnya kodrat itu” dengan penumbuhan murid
merdeka.
28. 28
Tugas individu 4
Usai sesi eksplorasi konsep bersama, Anda akan diminta
untuk mengubah-suaikan visi yang telah disusun di Pembelajaran 1
dengan mempertimbangkan pembelajaran yang Anda ambil di
Pembelajaran 2 ini.
29. 29
PEMBELAJARAN 3 – RUANG KOLABORASI
Durasi : 3 JP
Moda : Forum kolaborasi kelompok
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
(1) CGP dapat mengidentifikasi pemangku kepentingan yang
dapat mendukung terwujudnya lingkungan belajar yang
menumbuhkan murid merdeka.
(2) CGP dapat mengambil pembelajaran dari proses kolaborasi
dan hasil pekerjaannya sendiri.
PEMETAAN PEMANGKU KEPENTINGAN
“Tugas kepemimpinan adalah menciptakan
keselarasan kekuatan, dengan cara yang membuat
kelemahan suatu sistem menjadi tidak relevan.”
Peter F. Drucker
Selamat datang Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak pada sesi
pembelajaran ketiga!
Kali ini Anda akan dibagi dalam kelompok kolaborasi yang
akan ditantang untuk mulai merangkai potensi kekuatan sekolah
dimana Anda berkarya. Setiap anggota kelompok akan membuat
peta kekuatan para pemangku kepentingan yang kini telah
berada di lingkungan sekolah masing-masing dan
menyertakannya sebagai tautan dalam utas forum diskusi yang
disediakan.
30. 30
Perhatikan dan telaah sekecil apapun kekuatan yang dapat
disumbangkan oleh setiap unsur pemangku kepentingan tersebut
bagi semakin meningkatnya kualitas layanan pembelajaran bagi
murid Anda di sekolah. Buatlah pemetaan ini secara mendetail.
Mulai dari menyebutkan unsur-unsur pemangku kepentingan yang
Anda maksudkan. Sebutkan siapa saja dan kekuatan apa saja
yang mereka miliki secara spesifik serta bagaimana kekuatan
tersebut dapat membantu Anda menciptakan lingkungan,
suasana dan interaksi belajar yang dapat memantik motivasi
intrinsik murid.
Perlu diingat, ini adalah tugas kolaborasi, jadi walaupun
mungkin Anda merasa akan lebih mudah untuk menyelesaikannya
sendiri Anda tetap harus berkolaborasi dan berhasil menunjukkan
“garis merah” yang sama di antara detail jawaban yang berbeda-
beda dari setiap anggota kelompok. Silakan bermusyawarah untuk
menentukan hal-hal yang sama tersebut.
Tugas kolaborasi
Menyusun daftar pemangku kepentingan di lingkungan sekolah
CGP masing-masing, berikut kekuatan dan kontribusi nyata mereka
dalam membantu menciptakan lingkungan, suasana dan interaksi
belajar yang dapat memantik motivasi intrinsik murid.
Silakan berkreasi. Berikut ini hanyalah contoh tabel yang
dapat menggambarkan daftar pemangku kepentingan dan
potensi atau kekuatan mereka.
No. Unsur Nama Kekuatan
Deskripsi
kontribusi nyata
31. 31
Tugas memberikan umpan balik pekerjaan rekan CGP lain
Memberikan umpan balik atas tulisan rekan CGP lain. Bacalah
dahulu informasi berikut agar umpan balik yang Anda berikan
efektif dan dapat membantu proses pembelajaran dan refleksi
rekan-rekan CGP. Sebelumnya, sebaiknya Anda menyimak terlebih
dahulu tulisan berikut, agar mengetahui seperti apa umpan balik
yang efektif itu.
UMPAN BALIK: PERAN DAN DAMPAKNYA BAGI PROSES BELAJAR
Pernahkah Anda mendapatkan kritik? Bagaimana rasanya?
Mengapa ada kritik yang dapat Anda terima dengan baik dan
ada yang Anda kesulitan menerimanya? Apa yang membedakan
keduanya? Disadari atau tidak, kritik adalah salah satu bentuk
umpan balik.
Hattie & Timperley (2007) menyatakan bahwa umpan balik
adalah salah satu hal yang paling kuat pengaruhnya dalam
pencapaian dan pembelajaran, walaupun dampak dari umpan
balik bisa saja positif ataupun negatif. Guru harus belajar
bagaimana memberikan umpan balik yang efektif agar
membantu muridnya belajar dan bertumbuh merdeka.
Umpan balik adalah informasi yang diberikan oleh seseorang
mengenai aspek kinerja atau pemahaman orang lainnya. Hal ini
biasanya terjadi seusai pembelajaran yang bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan atau untuk
mengembangkan sikap tertentu (Hattie & Timperley, 2007).
Hattie & Timperley juga merekomendasikan model umpan
balik efektif yang sebaiknya mengakomodasi tiga kaitan berikut:
1) Terkait pencapaian tujuan dan kualitas penyelesaian tugas
(Where am I going?)
32. 32
2) Terkait upaya dan proses penyelesaian tugas (How am I going?)
3) Terkait target peningkatan diri selanjutnya (Where to next?)
Umpan balik yang mempertimbangkan kaitan-kaitan
tersebut merupakan umpan balik yang dapat meningkatkan
pencapaian pembelajaran dan mempersempit perbedaan jarak
antara apa yang dipahami dan apa yang seharusnya dipahami.
Umpan balik dapat meningkatkan upaya, motivasi, atau
keterlibatan untuk mempersempit jarak perbedaan tersebut, atau
dapat pula memantik proses pencarian jalan yang dapat
membantu memahami apa yang seharusnya dipahami (Hattie &
Timperley, 2007).
Gambar. Model Umpan Balik untuk Meningkatkan Pembelajaran (Hattie
&Timperley, 2007, p.87)
Umpan balik akan bekerja dengan efektif jika digunakan
secara terintegrasi menjawab ketiga kaitan tersebut dan tidak
digunakan secara terpisah-pisah. Hattie & Timperley (2007) juga
menyatakan bahwa ada empat level fokus suatu umpan balik: (1)
33. 33
fokus pada kualitas tugas, (2) fokus pada proses penyelesaian
tugas, (3) fokus pada regulasi diri (4) fokus pada personal. Mereka
menyatakan umpan balik yang fokus pada personal adalah yang
paling sukar dipastikan efektifitasnya.
Umpan balik yang dibuat dengan mengarahkan murid dari
fokus pada tugas ke fokus pada proses dan kemudian ke fokus
pada regulasi diri adalah yang paling efektif. Terlalu banyak
umpan balik dalam suatu level akan dapat mengurangi
peningkatan kinerja (Hattie & Timperley, 2007). Umpan balik yang
efektif akan:
• membahas langsung tujuan dari tugas yang diberikan
• mengarahkan perhatian pada elemen positif dari unjuk kerja
lewat rincian tentang apa yang tepat ditunjukkan oleh unjuk
kerja tersebut
• menyertakan kritik yang membangun melalui saran-saran yang
dapat memprovokasi peningkatan kualitas unjuk kerja
• mengacu pada perbaikan kinerja dan upaya yang ditunjukkan
dibanding upaya sebelumnya
• mencakup unsur penilaian diri (dan penilaian sejawat) sebagai
bagian dari proses mendorong kemandirian dan tanggung
jawab
• memberikan informasi tentang seberapa baik tugas telah
dilakukan dan seberapa efektif tugas telah dikerjakan
• mendorong perbaikan proses belajar yang diperlukan untuk
memahami dan menyelesaikan tugas
• menginspirasi bagaimana penyelesaian tugas dapat
direncanakan, dimonitor dan dikelola dengan
strategi/pendekatan tertentu (AITSL, n.d., p.8).
34. 34
Anda baru saja selesai berkolaborasi membuat pemetaan
para pemangku kepentingan yang ada di ekosistem sekolah
masing-masing di tugas sebelumnya. Kini Anda akan melihat apa
yang sudah dikerjakan rekan CGP yang lain. Anda diminta untuk
memberikan umpan balik yang efektif kepada minimal tiga rekan
CGP yang lain pada utas forum diskusi (selain anggota kelompok
Anda sendiri) dengan mempertimbangkan hal-hal yang dibahas
dalam tulisan di atas tadi. Tuliskan umpan balik Anda pada utas
jawaban dalam forum diskusi, sesuai utas milik rekan yang
ditugaskan kepada Anda.
Pastikan Anda fokus pada apa yang berhasil dilakukan
dengan baik oleh rekan CGP tersebut dan berikan pertanyaan
reflektif yang dapat memantik ide mereka untuk meningkatkan
kualitas pekerjaan dan tugas refleksi mereka nanti.
Tugas individu 5
Membuat refleksi individu 4P (rubrik di bagian akhir modul ini) atas
proses kolaborasi yang telah kelompok Anda lalui dalam
menyelesaikan tugas daftar pemangku kepentingan masing-
masing anggota.
35. 35
PEMBELAJARAN 4 – REFLEKSI TERBIMBING (2 JP)
Bagaimana umpan balik berpengaruh pada pencapaian dan
penumbuhan murid merdeka?
Durasi : 2 JP
Moda : Konsultasi/pendampingan
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
1) CGP dapat membuat refleksi individu mengenai proses
pembelajaran yang telah dilaluinya hingga pembelajaran ini,
kemudian membahasnya Bersama fasilitator dan CGP lain.
2) CGP dapat mendefinisikan murid merdeka menurut
pemahaman mereka.
3) CGP dapat menjelaskan hubungan antara visi sekolah,
paradigma pendidikan positif dalam pendekatan Inkuiri
Apresiatif dan penumbuhan murid merdeka di sekolahnya.
Selamat Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak, kita telah berada di
tengah Modul 1.3. Pada bagian ini, Anda diminta untuk menuliskan
respon atas pertanyaan-pertanyaan berikut:
Tugas individu 6
Hal apa yang paling baik telah Anda lakukan sehingga Anda
mendapatkan manfaat maksimal dari proses dan materi belajar
Modul 1.3 ini?
36. 36
Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan murid merdeka?
Mengapa jawaban Anda demikian?
Jelaskan hubungan antara visi sekolah, paradigma pendidikan
positif dalam pendekatan Inkuiri Apresiatif dan penumbuhan murid
merdeka di sekolah Anda?
Pada hari dan jam yang ditentukan dalam LMS, Anda akan
melakukan pertemuan virtual Bersama fasilitator dan CGP lain
untuk menyampaikan refleksi Anda.
37. 37
PEMBELAJARAN 5 – DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
Bagaimana Inkuiri Apresiatif (IA) dapat melibatkan komunitas?
Durasi : 2 JP
Moda : Penugasan mandiri
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
(1) CGP berlatih menerapkan Inkuiri Apresiatif bersama komunitas
di sekolahnya masing-masing.
MENERAPKAN INKUIRI APRESIATIF PADA KASUS YANG DITENTUKAN
Selamat datang kembali di sesi pembelajaran ke 6.
Pada bagian ini, Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak akan
ditantang untuk menerapkan proses Inkuiri Apresiatif secara nyata
bersama komunitas dan pemangku kepentingan di sekolah Anda.
Dengan demikian, silakan mengulas kembali penjelasan dan video
paparan IA yang telah Anda dapatkan di bagian sebelumnya
untuk membantu penyusunan awal rencana ini.
Untuk latihan penerapan Inkuiri Apresiatif ini, Anda diminta
untuk membuat rekomendasi: “Upacara bendera yang berpihak
pada murid dan dinantikan oleh seluruh warga sekolah.” Fokuskan
penyelidikan dan susun pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mengungkap hal paling menyenangkan, positif atau menarik dari
pengalaman-pengalaman komunitas sekolah Anda saat mengikuti
kegiatan upacara bendera selama ini. Buka ruang dialog bersama
ragam unsur untuk mendapatkan rumusan rekomendasi Anda.
Untuk mengerjakan tugas ini, silakan menyimak terlebih
dahulu bacaan berikut mengenai Inkuiri Apresiatif sebagai model
manajemen perubahan melalui model B-A-G-J-A.
38. 38
5 Tahapan Utama Inkuiri Apresiatif (B-A-G-J-A)
Ada 5 tahapan utama dalam rangkaian model manajemen
perubahan IA yang kita terjemahkan dalam Bahasa Indonesia
dengan akronim B-A-G-J-A. Dalam bahasa Sunda Bagja artinya
bahagia, pemilihan nama ini menyiratkan proses perubahan yang
dibawakan sepanjang penerapan model ini. Tahapan ini diadaptasi
dari apa yang dipaparkan oleh Noble & McGrath (2016), semua
pertanyaan yang dipaparkan di bawah ini adalah sekedar contoh
yang dalam penggunaannya masih harus disesuaikan menurut
konteks perubahan yang diinginkan.
B-uat pertanyaan utama (Define)
Pertanyaan utama yang kita BUAT menentukan arah penelusuran,
penyelidikan, penelitian yang akan kita lakukan. Misalnya:
● Bagaimana kita meningkatkan pencapaian murid di semua
tingkatan kelas?
● Bagaimana kita membiasakan penumbuhan karakter baik di
sekolah secara hemat biaya?
● Bagaimana kita meningkatkan keterlibatan murid dengan cara
dan ragam berbeda?
39. 39
A-mbil pelajaran (Discover)
Secara umum, bagian ini adalah termasuk rangkaian penyelidikan.
Pelajaran akan kita AMBIL dari pengalaman positif individu, kelompok
(baik dalam unsur berbeda maupun sama), kemudian seluruh
sekolah. Bagian ini berusaha menjawab pertanyaan lanjutan dari
pertanyaan utama:
● Apa (kontribusi) yang telah dilakukan dan berjalan dengan baik?
Mengapa?
● Struktur, aturan, kebijakan apa yang telah ada dan mendukung?
● Nilai-nilai apa yang baiknya kita kedepankan?
● Siapa saja yang terlibat atau dilibatkan untuk membuat
perbedaan positif?
● Kekuatan atau keahlian apa yang Anda gunakan untuk
membantu atau kita perlukan?
G-ali mimpi (Dream)
Pada bagian ini, komunitas sekolah bersama-sama meng-GALI
keadaan ideal yang mereka impikan dengan menggambarkan
secara rinci melalui sebuah narasi.
● Seperti apa orang-orang yang terlibat di dalamnya terlihat,
bertindak, berpikir dan merasa?
● Bagaimana kelihatannya? Penampakannya secara fisik?
Penataannya?
● Bagaimana pembiasaan-pembiasaan baru yang mendukung?
● Sumber-daya apa saja yang tersedia?
J-abarkan rencana (Design)
Pada bagian ini, komunitas sekolah bersama-sama men-JABARKAN
rencana untuk mencapai gambaran yang mereka impikan. Intinya,
mengidentifikasi tindakan yang diperlukan dan mengambil
keputusan-keputusan, dalam hal:
● Siapa yang akan melakukan apa, bagaimana dan kapan?
● Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan langkah?
40. 40
● Bagaimana agar setiap orang dalam komunitas sekolah dapat
secara informal melakukan improvisasi dan berkontribusi
membantu terwujudnya perubahan?
● Apa langkah-langkah kecil (baik berurutan atau simultan) yang
diperlukan?
● Apa satu langkah besar (inovatif, berani, terobosan) yang dapat
memperbesar peluang mewujudkan perubahan?
A-tur eksekusi (Deliver)
Tahap eksekusi harus di-ATUR sedemikian rupa sehingga jelas siapa
yang terlibat di setiap rencana yang dibuat. Bagian ini adalah bagian
konkret yang mengubah rencana menjadi nyata, dengan lebih dulu
memutuskan:
● Siapa yang akan terlibat dan akuntabel terhadap suatu rencana?
● Bagaimana mereka mengomunikasikan dan melaporkan
kemajuan? Kepada siapa?
● Siapa yang bertanggung jawab? Siapa yang segera akan
menindaklanjuti/memberikan umpan balik suatu laporan?
● Siapa yang memonitor batas waktu?
Sebagai tambahan, Anda juga dapat menyimak Jon
Townsin seorang Psikolog Organisasi yang menjelaskan IA dalam
videonya (http://youtu.be/apqKi_m6Ejs) sebagai filosofi dan proses
untuk memanfaatkan kekuatan dan pengalaman semua orang
yang berada dalam suatu sistem untuk mewujudkan yang
diinginkan. Menurut Jon, IA dapat menyuntikkan energi, harapan
dan optimisme ketika kebutuhan untuk perubahan telah
teridentifikasi.
Model manajemen perubahan IA mempercayai bahwa
perubahan sebaiknya dilakukan bersama-sama daripada sendiri.
Perubahan adalah upaya gotong-royong. IA merupakan praktik
41. 41
membawakan proses perubahan berbasis kekuatan. Di sekolah, IA
dapat diterapkan pada segala aspek dan digunakan dalam
tingkat mana pun mulai dari individu, tim guru, kelas, hingga
bersama seluruh komunitas sekolah dan berskala besar.
Satu hal yang penting dalam program perubahan sebuah
organisasi adalah mengembangkan kemampuan dan kapasitas
setiap orang di dalamnya untuk mendorong dan merangsang
pertumbuhan interaksi yang positif.
Untuk memperjelas gambaran tugas yang harus Anda
kerjakan, pada kesempatan ini kita akan ambil contoh di tahapan
Buat pertanyaan utama (Define). Tahapan ini adalah tahap
menemukan apa yang ingin Anda selidiki menjadi bentuk
pertanyaan. Misalnya: Jika kita akan menyelidiki apa saja yang
komunitas sekolah kita sukai dari upacara bendera di sekolah kita
selama ini. Maka pertanyaan utama penyelidikannya antara lain
adalah:
● Hal apa yang paling baik dapat Anda temukan dari upacara
bendera yang biasa dilakukan di sekolah?
● Hal apa yang paling menarik untuk kita pelajari dari
pengalaman mengikuti upacara bendera di sekolah selama
ini?
● dan lain sebagainya.
Tugas individu 7
Susunlah secara lengkap tahapan B-A-G-J-A tersebut,
libatkanlah beberapa rekan, murid dan pemangku kepentingan di
sekolah Anda dalam proses melengkapinya. Pada pembelajaran
sebelumnya, Anda telah membuat daftar pemangku kepentingan
di sekolah, manfaatkanlah informasi dalam daftar tersebut.
42. 42
Bayangkan dengan sungguh-sungguh bahwa rencana ini akan
Anda rekomendasikan kepada yang berwenang dan akan Anda
eksekusi.
Berikut ini hanya contoh tabel untuk mengumpulkan
pertanyaan utama dan kegiatan apa saja yang ada di setiap
tahapan B-A-G-J-A sebagai dasar pertimbangan Anda ketika
merumuskan rekomendasi perubahan pada Upacara Bendera di
sekolah.
PRAKARSA
PERUBAHAN
Upacara bendera yang berpihak pada murid
dan dinantikan oleh seluruh warga sekolah
TAHAPAN
PERTANYAAN
UTAMA
KEGIATAN
B-uat pertanyaan
(Define)
A-mbil pelajaran
(Discover)
G-ali mimpi
(Dream)
J-abarkan
rencana (Design)
A-tur eksekusi
(Deliver)
43. 43
Tugas individu 8
Setelah menyelesaikan rencana BAGJA di atas dan
menjalankannya, kemudian susunlah perbandingan antara
Upacara yang biasa dilakukan di sekolah dengan upacara versi
baru.
Upacara biasanya Upacara versi baru
44. 44
PEMBELAJARAN 6 – ELABORASI PEMAHAMAN (2 JP)
Sejauh mana pengetahuan yang saya dapat dari modul ini dapat
membantu mewujudkan perubahan yang diperlukan sekolah?
Durasi : 2 JP
Moda : Mandiri dan forum diskusi
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
1) CGP mampu mengidentifikasi kebutuhan perubahan nyata di
sekolah mereka.
KEBUTUHAN PERUBAHAN DI SEKOLAH
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak sekalian, berikut ini adalah
materi belajar mandiri yang akan menjadi bahan pertimbangan
awal dalam mengelaborasi pemahaman Anda mengenai
bagaimana guru penggerak dapat berkontribusi dalam
mewujudkan visi dan perubahan di sekolah. Materi belajar mandiri
ini adalah materi Kemendikbud mengenai Profil Pelajar Pancasila.
Tautan https://www.youtube.com/watch?v=nEspAj2fUHI
45. 45
Setelah menyimak materi tersebut, Anda diminta merespon
setiap pertanyaan/pernyataan di bawah ini dalam 1-2 paragraf:
Tugas individu 9
Di antara 6 Profil Pelajar Pancasila tersebut pilihlah satu saja
profil dimana Anda merasa paling dapat memberikan kontribusi
yang konkret untuk penumbuhan dan pelestariannya di sekolah?
Jelaskan.
Tugas individu 10
Tuliskan 3 saja kekuatan sekolah yang Anda ketahui dapat
memberikan kontribusi besar dalam menumbuhkan murid-murid
dengan Profil Pelajar Pancasila? Tuliskan kontribusi tiap kekuatan
tersebut dengan rinci.
46. 46
Forum diskusi
Dalam forum diskusi ini, Anda akan saling berbagi
menyampaikan respon atas kedua tugas individu di atas, dipandu
oleh Fasilitator. Perhatikan bagaimana CGP lain memanfaatkan
kekuatan mereka untuk berkontribusi dalam mewujudkan murid
dengan Profil Pelajar Pancasila di sekolah.
47. 47
PEMBELAJARAN 7 – KONEKSI ANTAR MATERI
Durasi : 1JP
Moda : Mandiri
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
1) CGP dapat mengaitkan materi-materi yang telah dipelajari dan
materi lain yang relevan ke dalam rencana manajemen
perubahan yang menerapkan paradigma dan model inkuiri
apresiatif.
2) CGP dapat menunjukkan pelibatan komunitas di sekolah dalam
rencana manajemen perubahannya.
MENGAITKAN SEMUANYA DALAM RENCANA INKUIRI APRESIATIF
Selamat Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak sekalian, ini
adalah tahapan terakhir sebelum tahapan eksekusi. Tahapan ini
berisi tantangan tugas individu. Sebagai CGP, Anda ditantang
untuk membuat rencana perubahan nyata yang perlu dilakukan
bersama komunitas Anda di sekolah dengan mempertimbangkan
semua materi dan tugas sepanjang Modul 1.3 ini menggunakan
paradigma dan model manajemen perubahan Inkuiri Apresiatif.
Anda juga ditantang untuk menunjukkan koneksi dengan materi
lain yang relevan di luar modul ini.
Temukan 5 perubahan yang diperlukan sekolah dalam
mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila dengan lebih efektif.
Urutkan daftar tersebut mulai dari yang paling mungkin diwujudkan
menggunakan kekuatan yang ada dalam sekolah Anda sendiri.
Lalu pilih SATU saja.
Tugas individu 11
Prakarsa Perubahan yang diperlukan sekolah untuk
48. 48
mengimplementasikan Profil Pelajar Pancasila
1.
2.
3.
4.
5.
Kemudian, jalankan proses perencanaan Inkuiri Apresiatif
menggunakan tahapan B-A-G-J-A secara mandiri, proyeksikan
implementasi rencana Anda sampai pada apa dampak nyata
yang akan diperoleh murid Anda atas perubahan yang Anda
lakukan tersebut. Libatkan murid, komunitas dan unsur-unsur
pemangku kepentingan dalam proses perencanaan Anda.
Pastikan kembali, bahwa ini bukan sekedar untuk menyelesaikan
tugas pendidikan sebagai CGP, ini untuk menumbuhkan murid-
murid yang merdeka di sekolah Anda.
Oleh karena itu, pertimbangkanlah bagaimana Anda akan
memastikan suara dan pilihan yang dibuat murid Anda turut
berkontribusi dalam pembuatan rencana implementasi
penumbuhan Profil Pelajar Pancasila di sekolah.
Pada bagian ini, Anda juga perlu mengisi beberapa refleksi
akhir atas pengalaman mengikuti Modul 1.3 ini, dalam Google
form yang tersedia berikut ini (tautan form refleksi akhir dan
evaluasi Modul 1.3).
49. 49
PEMBELAJARAN 8 – AKSI NYATA (1 JP)
Durasi : 1 JP
Moda : Mandiri (portfolio)
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
1) CGP mampu menjalankan rencana inkuiri apresiatif yang telah
dibuat.
Eksekusi Rencana Inkuiri Apresiatif
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak,
Pada Tahapan aksi nyata ini, Anda akan ditantang untuk
menjalankan rencana Inkuiri Apresiatif (IA) yang telah Anda buat di
Tahapan sebelumnya. Pastikan setiap upaya Anda untuk
menerapkannya terdokumentasi dan dibuat refleksinya.
Ki Hadjar Dewantara dalam majalah “Keloearga” tahun 1937
menyatakan sebuah frasa “peralatan pendidikan”. Beliau
menjelaskan, apa yang dimaksud dengan peralatan pendidikan
tersebut, yaitu cara-cara mendidik yang sebetulnya ada
beraneka-ragam cara namun beliau membaginya menjadi 6 cara
utama sebagai berikut:
1. memberi contoh
2. pembiasaan
3. pengajaran
4. perintah, paksaan dan hukuman
5. laku
6. pengalaman lahir dan batin
Beliau menyatakan bahwa alat-alat itu tidak perlu dipergunakan
semua, beliau pun menyampaikan bahwa ada yang tidak sepakat
terutama dengan penggunaan cara nomor 4. Beliau pun
50. 50
menyatakan penggunaan cara-cara tersebut harus dihubungkan
dengan jenjang usia murid.
Dari pernyataan Ki Hadjar Dewantara tersebut kita dapat
ambil kesimpulan bahwa prakarsa yang Anda telah buat bersama
segenap komunitas di sekolah Anda dalam bentuk rencana IA
yang dimaksudkan untuk menumbuhkan murid merdeka dengan
Profil Pelajar Pancasila di sekolah, perlu diejawantahkan dalam
bentuk yang beragam dan paling cocok untuk sekolah Anda.
Salam semangat!
Berikut ini adalah daftar tagihan yang akan menjadi
PORTFOLIO Anda sekalian sepanjang menjalankan aksi nyata ini.
Pembobotan yang ada di tiap poin akan digunakan untuk
mempertimbangkan pencapaian akhir Anda dalam rangkaian
Pendidikan Guru Penggerak. Selamat beraksi!
• Dokumentasi implementasi (bobot 25%) berupa foto-foto atau
video-video singkat berikut caption/narasi-singkat nya.
• Tips (bobot 20%) berupa saran untuk menjalankan rencana
agar berjalan baik.
• Refleksi (bobot 30%) berupa tulisan reflektif atas proses dan hasil
penerapan rencana.
• Rencana perbaikan (bobot 25%) berupa saran rencana
perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang.
Mengisi Refleksi Akhir Modul
Sebelum mengikuti Modul 1.3 saya menganggap bahwa .................
………………………..………………………..…………………………………
tapi setelah mengikuti Modul 1.3 ini saya mengerti bahwa …………
………………………..………………………..…………………………………
…………………………………………………………………………………
51. 51
Apa yang masih membingungkan Anda? Pertanyaan apa yang
masih Anda miliki?
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
52. 52
PENUTUP
Bapak/Ibu Calon Guru Penggerak. Selamat! Anda telah
menyelesaikan Modul 1.3 ini. Terimakasih atas semangat dan
upaya Anda yang maksimal dalam menyelesaikan semua
tantangan yang diberikan. Semoga segala proses yang Anda
jalani dalam Modul 1.3 ini dapat membawa manfaat bagi murid-
murid Anda.
Anda tetap harus memperhatikan bahwa sama dengan
Modul 1.2, status penyelesaian Modul 1.3 juga sangat bergantung
pada bagaimana Anda menyelesaikan Pembelajaran 8 Aksi Nyata
masing-masing. Semoga modul ini berhasil membuat Anda
memberanikan diri untuk menggerakkan lebih banyak pihak di
sekolah dimana Anda bekerja demi peningkatan kualitas layanan
dan lingkungan belajar bagi murid-murid Anda. Selamat
menemukan, menumbuhkan dan menguatkan jati diri Anda
sebagai Guru Penggerak. Salam belajar!
53. 53
DAFTAR PUSTAKA
AITSL. (n.d.). Spotlight: Reframing feedback to improve teaching
and learning. Australian Institute for Teaching and School
Leadership. Retrieve from https://bit.ly/3dQnMsg
Evans, R. (2001). The human side of school change: Reform,
resistance, and the real-life problems of innovation. San
Francisco: Jossey-Bass.
Hattie, J. & H. Timperley. (2007). The power of feedback. Review of
educational research 77 (1), p.81-112. Retrieved form
http://www.columbia.edu/~mvp19/ETF/Feedback.pdf
Noble, T. & H. McGrath. (2016). The PROSPER school pathways for
student wellbeing: Policy and practices. SpringerBriefs in well-
being and quality of life research. Springer, Australia.
Snyder, C.R., H.S. Shorey, K.M. Pulvers, V.H. Adam III, & C. Wiklund.
(2002). Hope and academic success in college. Journal of
educational psychology 94 (4): 820-826. Retrieved from
https://www.ofyp.umn.edu/ofypmedia/pdfs/highered/fye/h
ope_and_academic_success_snyder.pdf
54. 54
LAMPIRAN RUBRIK MENULIS TANGGAPAN/RESPON
Deskripsi Indikator 4 3 2 1
Pernyataan
tanggapan
Pernyataan
tanggapan yang
diberikan
menunjukkan
pemahaman CGP
yang mendalam
terhadap topik yang
harus direspon
Pernyataan
tanggapan yang
diberikan
menunjukkan
pemahaman CGP
yang memadai
terhadap topik yang
harus direspon.
Pernyataan
tanggapan yang
diberikan
menunjukkan
pemahaman CGP
yang cukup
memadai, namun
masih terdapat
pernyataan yang
kurang jelas
kaitannya dengan
topik yang harus
direspon.
Pernyataan
tanggapan yang
diberikan tidak
menunjukkan
pemahaman CGP
yang memadai topik
yang harus direspon.
Rincian Pendukung
Tanggapan yang
dibuat didukung oleh
beberapa ide
pendukung dan
detail deskripsinya
Tanggapan yang
dibuat didukung oleh
satu ide pendukung
dan detail
deskripsinya
Tanggapan yang
dibuat didukung oleh
pernyataan umum
dan rincian yang
tidak jelas dan tidak
terkait.
Tidak terlihat usaha
untuk memberikan
ide pendukung atau
detail deskripsinya
Susunan tata
bahasa
Tulisan yang dibuat
menunjukkan bukti-
bukti pemahaman
CGP terhadap
penggunaan tata
bahasa dan
penggunaan tanda
baca yang tepat.
Kesalahan pengejaan
minimal.
Tulisan mengandung
satu atau dua
kesalahan tata
bahasa yang
konsisten atau
penggunaan tanda
baca yang salah.
Sebagian besar kata
dieja dengan benar.
Banyak kalimat
memiliki kesalahan
tata bahasa atau
tanda baca. Banyak
kesalahan ejaan
sederhana.
Tulisan tidak
menggunakan tata
bahasa atau tanda
baca yang tepat.
Terdapat jumlah
kesalahan pengejaan
yang signifikan.
Ketepatan waktu
Tugas dikumpulkan
sebelum batas waktu
yang ditentukan
Tugas dikumpulkan
sesuai batas waktu
yang ditentukan
Tugas dikumpulkan
satu hari melebihi
batas waktu yang
ditentukan
Tugas dikumpulkan
beberapa hari
melebihi batas waktu
yang ditentukan
55. 55
LAMPIRAN RUBRIK RENCANA
Rencana yang
jelas, lengkap dan
menyeluruh, telah
meliputi hal-hal
berikut:
4 3 2 1
Tujuan khusus
Tujuan khusus yang
dibuat memperjelas
tujuan utama mini-
program dan selaras
dengan konteks di
mana rencana akan
dieksekusi
Tujuan khusus yang
dibuat memperjelas
tujuan utama mini-
program walaupun
pertimbangan yang
dibuat belum selaras
dengan konteks di
mana rencana akan
dieksekusi
Tujuan khusus yang
dibuat memperjelas
tujuan utama mini-
program
Tujuan khusus belum
memperjelas tujuan
utama mini-program
Landasan teori
Rencana yang dibuat
dilandasi oleh materi
riset yang diminta dan
materi lain yang
relevan
Rencana yang dibuat
dilandasi oleh materi
riset yang diminta
Rencana yang dibuat
dilandasi oleh materi
riset lain yang relevan
Rencana yang dibuat
tidak dilandasi oleh
materi riset yang
diminta dan riset lain
yang relevan
Pelibatan
pemangku
kepentingan
Para pemangku
kepentingan yang
dilibatkan telah dapat
dilihat perannya
dalam upaya
mengoptimalkan
pencapaian rencana
Para pemangku
kepentingan yang
dilibatkan dapat
dilihat perannya
namun tidak dalam
upaya
mengoptimalkan
pencapaian rencana
Para pemangku
kepentingan yang
dilibatkan belum
dapat dilihat perannya
Tidak ada pelibatan
para pemangku
kepentingan
Peran murid
merdeka
Ada rencana yang
jelas untuk
menempatkan murid
sebagai kontributor
dan pemeran utama
Ada rencana yang
jelas untuk
menempatkan murid
sebagai kontributor
utama
Ada rencana untuk
menempatkan murid
sebagai kontributor
utama walaupun
belum jelas
Tidak ada rencana
untuk menempatkan
murid sebagai
kontributor utama
56. 56
LAMPIRAN RUBRIK REFLEKSI 4P
4 3 2 1
Peristiwa (Facts)
Kalimat yang digunakan jelas dan
ekspresif. Pembaca dapat
membayangkan peristiwa yang telah
terjadi secara jelas.
Penulis menjelaskan konsep yang telah
dipelajari secara akurat dan
menunjukkan apa yang telah dengan
baik dilakukannya sepanjang proses
pembelajaran.
Kalimat yang digunakan jelas.
Penulis menjelaskan konsep yang
telah dipelajari secara akurat dan
menunjukkan apa yang telah dengan
baik dilakukannya sepanjang proses
pembelajaran.
Kalimat yang digunakan bertele-tele.
Penulis menjelaskan sebagian
konsep yang telah dipelajari secara
akurat.
Kalimat yang digunakan bertele-tele.
Penulis tidak menjelaskan atau tidak
akurat dalam menjelaskan konsep
yang telah dipelajari.
Perasaan (Feelings)
Penulis mengenali, mengeksplorasi,
dan memperhatikan lebih lanjut emosi-
emosi yang dirasakannya sekaligus
menyampaikan pembelajaran yang
dapat diambil untuk memperkaya
wawasan emosionalnya.
Penulis mengenali, mengeksplorasi,
dan memperhatikan lebih lanjut
emosi-emosi yang dirasakannya
Penulis mengenali, tetapi belum
dapat mengeksplorasi, dan
memperhatikan lebih lanjut emosi-
emosi yang dirasakannya
Penulis mengenali, tetapi belum
dapat mengeksplorasi, dan
memperhatikan lebih lanjut emosi-
emosi yang dirasakannya
Pembelajaran (Findings)
Refleksi yang dibuat
mendemonstrasikan keterhubungan
antara pengalaman belajar, materi
belajar yang diperoleh, pemahaman
terdahulu dan tujuan individu
Refleksi yang dibuat
mendemonstrasikan keterhubungan
antara pengalaman belajar, materi
belajar yang diperoleh, dan
pemahaman terdahulu
Refleksi yang dibuat memaparkan
pengalaman dan materi belajar yang
diperoleh
Refleksi yang dibuat tidak
menyertakan paparan pengalaman
atau materi yang diperoleh
Penerapan ke depan (Future)
Penulis menunjukkan telaahnya atas
proses pembelajaran, bagaimana hal
yang diperolehnya mempengaruhi
praktik yang telah ia lakukan
sebelumnya, serta bagaimana ia akan
menerapkan apa yang telah dialami dan
dipelajarinya ke dalam konteks
kehidupan pribadi maupun profesional.
Penulis menunjukkan telaahnya atas
proses pembelajaran, serta
bagaimana ia akan menerapkan apa
yang telah dialami dan dipelajarinya
ke dalam konteks kehidupan pribadi
maupun profesional.
Penulis belum konkret menunjukkan
apa yang akan ia terapkan ke dalam
konteks kehidupan pribadi maupun
profesional.
Penulis tidak dapat menunjukkan apa
yang akan ia terapkan ke dalam
konteks kehidupan pribadi maupun
profesional.