Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media film dokumenter dengan metode inkuiri guna meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS tentang kedatangan bangsa barat ke Indonesia di MTsN 6 Tulungagung.
2. Langkah-langkah pengembangan media meliputi analisis kebutuhan, pengembangan desain, validasi, uji coba, dan evaluasi. Hasil validasi dan uji coba menunj
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
1. Oleh:
Hernanda Agung Prasetyo
(12209183076)
PENGEMBANGAN MEDIA FILM DOKUMENTER MENGGUNAKAN METODE
INKUIRI GUNA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPS
TEMA KEDATANGAN BANGSA-BANGSA BARAT KE INDONESIA KELAS
VIII MTSN 6 TULUNGAGUNG
Pembimbing:
Dr. Dwi Astuti Wahyu Nurhayati., S.S, M.Pd
JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
2021
3. LATAR BELAKANG MASALAH
Kurangnya bahan ajar di MTsN 6 Tulungagung untuk menunjang hasil belajar peserta didik, serta
guru hanya menggunakan metode ceramah dari kegiatan awal hingga akhir pembelajaran, membuat
peserta didik kurang berminat untuk belajar mata pelajaran IPS bertema sejarah.
Guru pernah menggunakan bahan ajar seperti saat kegiatan pembelajaran penyampaian materi
lewat PPT yang banyak sekali bacaannya membuat peserta didik cepat jenuh dan bosan
Guru hanya berpusat menggunakan bahan ajar modul siswa saja dalam kegiatan pembelajaran
sehingga pembelajaran hanya berpusat kepada buku modul saja dan kurang menarik
Guru menggunakan inovatif metode yang lainnya seperti metode diskusi, sebetulnya berhasil tapi
masih kurang,kebanyakan yang aktif Cuma 20% siswa yang aktif dalam metode diskusi
Maka melihat kondisi demikian Dari berbagai alasan diatas, kenyataannya pembelajaran IPS Terpadu di tingkat
SMP/MTsN khususnya pada MTsN 6 Tulungagung terdapat suatu masalah yang sering dirasakan oleh siswa, yaitu
menggunakan media dan metode pembelajaran yang bersifat monoton dan lebih dominan mengunakan metode ceramah.
Oleh karena itu, maka peneliti mengambil judul penelitian “Pengembangan Media Film Dokumenter Menggunakan
Metode Inkuiri Guna Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pelajaran IPS Tema Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat ke
Indonesia Kelas VIII MTsN 6 Tulungagung”.
4. 1. Bagian batasan-batasan yang nantinya diteliti ialah pengembangan media pembelajaran IPS
Terpadu.
2. Pengembangan media pembelajaran IPS Terpadu hanya akan menggunakan Film
Dokumenter.
3. Hanya pokok bahasan materi dalam mata pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII dengan
tema “Kedatangan Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia”.
4. Penelitian dilakukan di kelas VIII-H MTsN 6 Tulungagung
Batasan Masalah
5. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan Media Film Dokumenter menggunakan
Metode Inkuiri Guna Meningkatkan Hasil Belajar pada pelajaran IPS Tema
Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat ke Indonesia Kelas VIII di MTsN 6 Tulungagung?
2. Bagaimana dampak pembelajaran menggunakan media Film Dokumenter dengan
metode Inkuiri guna meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPS tema Kedatangan
Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia pada kelas VIII di MTsN 6 Tulungagung?
6. 1. Media pembelajaran yang dikembangkan yakni vidio film dokumenter dibuat
dengan aplikasi Filmora dan sejenisnya yang berisi materi IPS Kelas VIII tema
“Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat ke Indonesia;
2. Media pembelajaran ini sebagai sumber bahan bagi siswa untuk mempermudah
memahami materi IPS Terpadu;
3. Media pembelajaran ini dibuat semenarik mungkin sesuai dengan karakteristik
siswa sehingga bisa digunakan ketika belajar bersama disekolahmaupun belajar
sendiri dirumah;
4. Desain media pembelajaran ini menggunakan teks, gambar, animasi, video dan
audio yang digabungkan menjadi sebuah media audio visual (Film Dokumenter);
5. Durasi Vidio kurang lebih 13 menit. Isi Vidio terdiri dari berbagai tujuan
pembelajaran yang akan dicapai peserta didik, Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat ke
Indonesia;
6. Video dalam bentuk Soft File (Untuk Sekolah) dan dapat diakses di Youtube
untuk semua kalangan (guru dan siswa).
Spesifikasi Produk
7. ASUMSI
1. Media film dokumenter mampu menjadikan peserta didik agar semangat dalam
kegiatan pembelajaran dan dapat menerapkan materi yang sudah dipelajari kedalam
kehidupan sehari-hari;
2. Adanya media film dokumenter dapat menginspirasi para guru atau pendidik
lainnya dalam mengimplementasikan media tersebut untuk kegiatan pembelajaran
supaya menjadi lebih efektif dan efisien;
3.Media film documenter dapat digunakan sebagai alternatve media pembelajaran
IPS Terpadu;
4. Validator berupa dua dosen, meliputi ahli media, ahli materi dan guru yang mahir
dalam mengajar serta pantas dalam bidangnya. Selain itu validator ahli media juga
cukup terampil pada bidang multimedia
KETERBATASAN
Pengembangan media film documenter terbatas yang berisi materi pada mata
pelajaran IPS Kelas VIII tema Kedatangan bangsa-bangsa barat ke Indonesia dan
Pengembangan media ini berlandaskan pada langkah-langkah prosedur Research
and Development (R & D).
Asumsi dan Keterbatasan
9. LANDASAN TEORI
1. Menurut pendapat Abdjul Majid dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran
(2015), pengembangan merupakan sebuah usaha merancang proses pembelajaran dalam
memutuskan perihal sesuatu yang akan dijalankan pada proses pembelajaran sambil tetap
mengamati kemampuan dan keterampilan peserta didik
2. Menurut Heinich dikutip dari Azhar Arsyad (2011:14), media pembelajaran ialah perantara
dari proses pembawa pesan atau informasi yang bermaksud dan bertujuan sebagai pengajaran
serta sumber dari penyampaian informasi
3. Azhar Arsyad (2003:45) salah satu dari beberapa tokoh mendefinisikan pengertian film ialah
sebuah frame yang terisi dari sekumpulan gambar-gambar, mana frame tersebut ditampilkan
melewati lensa proyektor dan dari cara tersebut mempertunjukkan gambar yang bergerak dan
hidup, Film dapat memberi kesan terhadap para penontonnya, dibuktikan dapat bergerak secara
cepat.
4. Menurut Georzon R. Ayawila (2008:11) pada bukunya memaparkan bahwa film dokumenter
merupakan sebuah film yang mendokumentasikan ataupun mempresentasikan kejadian yang
nyata. Berarti sebuah adegan film yang direkam berlandasakan kenyataan yang ada, namun
dalam perumusan ide film tersebut, bisa ditambahkan pemikiran-pemikiran manusia.
5. Slameto (1991: 45) berpendapat jika model pembelajaran inkuiri ialah penyajian cara
pembelajaran serta memperbolehkan peserta didik dalam mendapatkan kesempatan belajar
menggali potensi intelektualnya yang disusun secara sistematis dalam menemukan jawaban dari
kejanggalan permasalahan yang disuguhkan kepadanya melewati prosedur pemeriksanaan data
dan informasi beserta pemikiran yang kritis, logis dan terorganisir.
10. Kerangka Berpikir
Analisis Kebutuhan
Untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik
Pengembangan Media
Pembelajaran IPS
Melakukan Validasi
Media Film Dokumenter
Layak
Meningkatkan
Hasil Belajar
Tidak Layak
Uji Coba Media
Film Dokumenter
Menggunakan
Metode Inkuiri
Media Film Dokumenter:
•Berpusat pada peserta didik
•Sebagai alat bantu guru dalam menjalankan
materi pokok “Kedatangan Bangsa-bangsa
Barat ke Indonesia
•Meningkatkan hasil belajar peserta didik
•Menjadikan pembelajaran menjadi kreatif,
aktif dan menyenangkan
12. Sugiyono (2016:28) mengemukakan bahwa Penelitian dan pengembangan / Research
and Development (R&D) merupakan tata cara yang dipakai buat memvalidasi dan
meningkatkkan produk dengan mengetes efektivitas ataupun validitas sesuatu
produk.
Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada penelitian dan pengembangan menurut model pengembangan Borg
and Gall memaparkan bahwa terkandung 10 tahapan atau tahapan pengembangannya
terdiri atas, (1) penelitian dan pengumpulan data, (2) tahap mencari dan
mengumpulkan data (perencanaan), (3) tahap desain/pengembangan draft produk,
(4) sesi validasi produk atau uji lapangan awal, (5) sesi perbaikan/revisi awal, (6)
sesi uji coba pertama (uji skala kecil), (7) sesi perbaikan/revisi kedua, (8) sesi uji
lapangan skala besar, (9) sesi perbaikan produk akhir serta (10) proses peciptaan
massal/disimensi dan implementasi.
Metode Penelitian dan Pengembangan
13. Prosedur dan Penelitian Pengembangan
Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu kelas VIII-H di MTsN 6 Tulungagung sejumlah 32
siswa untuk uji coba lapangan (dibagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol)
Angket
Angket (Angket respon siswa, angket
respon guru dan angket validasi
Wawancara
Dokumentasi
Observasi
Tehnik Pengumpulan data
16. Analisis Data Validator
Uji Validasi Ahli Media
Uji Validasi Ahli Materi
Aspek Skor Rata-
Rata
Presentase
Kevalidan
Kategori
A B C D
Validator 12 11 20 12 13,75 73,3% Cukup
Valid
Aspek Skor Rata-
Rata
Presentase
Kevalidan
Kategori
A B C D
Validator 19 13 22 9 15,75 84% Valid
Uji Validasi Guru Mata Pelajaran IPS
Aspek Skor Rata-
Rata
Presentase
Kevalidan
Kategori
A B C D
Validator 16 16 20 8 15 80% Valid
17. Analisis Data Angket
Angket Uji Skala
Kecil
Pengamatan Angket
Respon Guru
Angket
Respon
Peserta Didik
75% 26,56% 77% 84,37%
18. Tampilan Video yang Sebelum dan Sesudah Revisi
1 Merubah tampilan pembuka 2 Memperpendek durasi video dan penghapusan soal dalam video
3 Menambah volume backsound pada video
1
4 Penambahan teks dan memperjelas mengenai rute penjelajahan
samudera Bangsa Barat saat ke Indonesia
19. Uji Coba Produk
Hasil Post-test diketahui ketika sesudah mengadakan perlakuan, ditemukan
peningkatan hasil belajar para peserta didik. Rata-rata nilai kelas kelompok
kontrol sejumlah 70,31% dan pada kelompok eksperimen sejumlah 84,06%
,bisa dikatakan bahwa nilai kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas
kontrol. Maka dari itu hasil tersebut menunjukkan terdapat peningkatan
hasil belajar setelah menggunakan media Film Dokumenter dengan metode
Inkuiri pada kelas VIII-H MTsN 6 Tulungagung.
20. Hasil Uji Keefektifan
A. Uji Normalitas
B. Uji Homogenitas
C. Uji Hipotesis
D. Hasil Statistik Deviasi
22. KESIMPULAN
1. Berdasarkan penilaian validator terhadap media pembelajaran IPS berbasis film dokumenter terhadap ahli media, ahli
materi dan guru mata pelajaran IPS. Hasil perolehan angket kevalidan menunjukkan poin rata-rata dari ahli media
sejumlah 73,3% dalam asegi aspek kelayakan Bahasa, penyajian, kelayakan film dokumenter dan aspek keseluruhan
masuk dalam kategori cukup valid, penilaian dari ahli materi diperoleh poin rata-rata sebesar 84% dan memperoleh
skor sebesar 80% dari guru mata pelajaran IPS meliputi aspek kelayakan bahasa, kelayakan film dokumenter, serta
tampilan keseluruhannya masuk dalam kategori bagus dan dinyatakan valid. Atas pernyataan dari beberapa validator
diatas maka bisa dikatakan kalau produk yang dikembangkan peneliti seperti media pembelajaran IPS berbasis film
dokumenter masuk pada kategori valid
2. Analisis kepraktisan yang dilaksanakan menunjukkan bahwa media pembelajaran praktis dalam penggunaannya, hal
tersebut diperkuat oleh hasil analisis angket data respon guru beserta angket respon peserta didik. 1) Hasil angket
respon guru diperoleh hasil sebesar 77% maka dapat diartikan mengenai media pembelajaran IPS masuk kategori
praktis. Perolehan poin angket respon peserta didik kepada media pembelajaran IPS diperoleh skor sebesar 84,37%
hal tersebut berarti media pembelajaran IPS dengan media film dokumenter masuk dalam kategori valid. 2) hasil
penilaian dari validator terhadap media secara konstruk memperoleh hasil jika media pembelajaran bisa
dipergunakan atau dengan perbaikan. 3) data lembar pengamatan aktivitas peserta didik menunjukkan presentase
peserta didik yang aktif bertanya saat kegiatan pembelajaran rata-rata sebesar 26,56% bisa dikatakan kalau media
pembelajaran yang dikembangkan peneliti praktis.
3. Analisis keefektifan yang dilakukan peneliti berdasarkan nilai posttest berdasarkan diperoleh nilai Sig. (2-tailed)
sebsar 0,000 < 0,05, maka bisa dikategorikan terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar peserta didik antara kelas
kelompok kontrol (tidak menggunakan media) dan kelas kelompok eksperimen (menggunakan media) dengan
metode inkuiri selama proses pembelajaran. Pernyataan tersebut tercantum ketika perolehan rata-rata nilai kelompok
eksperimen yang sudah diberi perlakuan memperoleh poin tinggi dibandingkan kelas yang tidak diberi perlakuan.
Kelas yang masuk kelompok diberi perlakuan atau kelompok eksperimen mendapatkan nilai rata-rata 84,06 lebih
baik dari dari yang tidak diberi perlakuan, kelompok kontrol mendapatkan poin rata-rata 70,31.