Dokumen tersebut membahas tentang manajemen stres pada ibu nifas di masa pandemi Covid-19. Ia menjelaskan sumber-sumber stres bagi ibu nifas selama pandemi seperti berita menakutkan, ketidakpastian, dan perubahan gaya hidup, serta dampak stres jangka panjang. Dokumen ini juga memberikan saran tentang teknik relaksasi dan dukungan yang dapat diberikan kepada ibu nifas dan keluarganya.
1. Manajemen Stress Ibu Nifas
Pada Masa Pandemi Covid-19
Intan Kusuma Wardhani, M. Psi, Psikolog
Psikolog Klinis
Rumah Sakit Universitas Islam Indonesia
2. Perkenalkan…..
2002 - 2007 :S1 Psikologi UGM
2017 – 2010 :S2 Psikologi UGM
2008 - 2012 :Lembaga Konsultasi
Psikologi Kemuning Kembar, Yogyakarta
2010 :Puskesmas Pakualaman &
Kotagede, Yogyakarta
2011 – April 2019 : RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta
April 2019 – sekarang : Rumah Sakit
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
2016 – sekarang: Pengurus Pusat Ikatan
Psikolog Klinis Indonesia
Public speaker, dosen tamu
Intan Kusuma Wardhani, M.Psi, Psikolog
3. SAYA
STRES
EMOSI
Tertekan, cemas,
sedih, mudah
tersinggung, moody
KOGNITIF
Sulit konsentrasi,
mudah lupa, pikiran
buntu, mimpi buruk,
sulit berpikir runtut
FISIK
Mudah lelah, tidak
nafsu makan, sulit
tidur, otot tegang,
sakit kepala,
jantung berdebar,
gg pencernaan
PERILAKU
Bertindak impulsif,
sulit duduk tenang,
sulit beranjak
bangun di pagi hari
4. General Adaptation Syndrome
ALARM EXHAUTION
RESISTANCE
Reaksi awal
tubuh
Usaha untuk
mengatasi Stres lama dan
Gagal mengatasi
Muncul Gangguan
Psikologis &
Kesehatan yang
lebih berat!
5. Mengkonsumsi terlalu banyak
berita mengenai Covid-19
Hoax yang meresahkan/ membuat
cemas
Kondisi yang tidak pasti
Harus beradaptasi dengan
perubahan aktivitas keseharian
Harus menjaga jarak dari pergaulan
sosial secara langsung
Penurunan pendapatan
SRESSOR
Akibat Covid-19:
PROSES ADAPTASI PASKA
MELAHIRKAN
(TEORI Reva Rubin)
SUMBER DAYA
Dukungan sosial emosi, finansial,
prasarana, informasi/ pengetahuan
1. Fase taking in (1-2 hari)
• Periode ketergantungan,
fokus ke diri
• Lelah, nyeri
• Kekecewaan (bayi, diri,
keluarga)
• Rasa bersalah
2. Fase taking hold (3 – 10 hari)
• Masih ada kebutuhan
untuk dibantu, tapi mulai
muncul keinginan mandiri
• Belajar merawat bayi
3. Fase Letting go
• Menerima peran &
tanggung jawab
• Mandiri dalam perawatan
diri maupun bayi
KARAKTERISTIK
KEPRIBADIAN
6. ADAPTASI YANG ABNORMAL
Baby
blues
•Gejala seperti depresi dalam taraf ringan: sedih berhari-hari, tidak bersemangat, pasif, mudah lelah,
merasa tidak mampu merawat bayi, merasa bersalah, tidur terganggu, tidak nafsu makan
•Gejala tidak menetap, pulih dalam waktu + 2 minggu.
Depresi
Postpartum
•Kelanjutan dari depresi saat kehamilan, akhir kehamilan & baby blues
•Dapat muncul gagasan atau upaya membahayakan diri/ bunuh diri, ataupun membahayakan bayi
•Sangat dipengaruhi kondisi sebelum melahirkan, kondisi kesehatan bayi, kondisi pernikahan ,ada
tidaknya dukungan sosial, usia, kehamilan direncanakan/ tidak, kondisi ekonomi, dsb
Psikosis
Postpartum
•Muncul gejala psikotik seperti waham dan halusinasi (cth: meyakini bahwa yang dilahirkan bukanlah
bayinya, mendengar suara bahwa bayi membahayakan nyawanya)
•Dapat muncul episode manik, atau campuran manik-depresif, mudah tersinggung, mood mudah
berubah, perilaku tidak teratur, rawat diri menurun.
8. PFA :Metode untuk membantu seseorang dalam kondisi distres agar mereka merasa
tenang dan didukung
PFA bukan konseling profesional atau psikoterapi
PFA TIDAK meminta seseorang untuk menganalisis apa yang telah terjadi & menceritakan
kembali detail pengalaman secara beruntut
Meskipun PFA melibatkan Active Listening, penting kiranya untuk TIDAK menekan
seseorang agar berbicara/ menceritakan pengalaman mereka jika mereka tidak mau.
9. Prinsip Umum Pelaksanaan PFA
LOOK
Situasi saat ini (aman/ tidak)
Siapa yang mencari bantuan
Apa saja resiko yang dihadapi pasien
Kebutuhan dari orang yang terdampak
Reaksi emosi yang wajar muncul
LISTEN
Memberikan perhatian dan mendengarkan secara aktif
Menerima perasaan atau emosi yang dirasakan
Menenangkan seseorang yang ada dalam situasi distres
Menanyakan dan mendengarkan kebutuhannya
LINK
Meberikan informasi yang dibutuhkan
Menghubungkan dengan orang tercinta dan dukungan sosial
Mengakses layanan dan bantuan lain, terutama terkait kebutuhan
dasar
10. Mendengarkan secara aktif
Mendengarkan dengan cara:
• Menatap, pastikan perhatian anda tidak
terbagi
• Mendengarkan dengan seksama apa
yang menjadi perhatian pasien, hindari
menyela, memberi label, atau penilaian
(judgement)
• Gunakan bahasa tubuh yang
menunjukan kepedulian dan
penghargaan anda terhadap pasien
11. Aktivitas yang dapat disarankan pada
PASIEN untuk meredakan distress
Berbagi cerita
Atur waktu
istirahat
Atur waktu
makan
Mandi dengan
air hangat
Aromatherapy
Olah raga
ringan
Meditasi,
relaksasi
Berdoa,
beribadah
Tetap
beraktivitas
semampuny
12. Aktivitas yang dapat disarankan pada
SUAMI/ KELUARGA PASIEN
Mendengarkan
keluhan & kebutuhan
pasien
Menerima perasaan
pasien
Atur waktu untuk
memberi
kesempatan pasien
mengurus diri
Mebantu pasien
dalam merawat bayi
Menciptakan suasana
nyaman di rumah,
menyediakan hiburan
Membantu
menghandle
pekerjaan sehari-hari
Membantu mencari
informasi yang
diperlukan
Memberikan pijatan
lembut
Membiarkan pasien
beraktivitas
semampunya
Memperbanyak
sentuhan, pelukan
ekspresi kasih sayang
13. RELAKSASI 1: Nafas Dalam
1. Duduk dengan nyaman
2. Bernapaslah seperti biasa, hitung tarikan
hembusan napas dalam satu menit (umumnya
10-25)
3. Bernapaslah secara perlahan dan dalam
4. Bernapas degan menarik napas
menggembungkan perut 3 hitungan, tahan
sebentar, lalu hembuskan perlahan 3 hitungan
5. Fokuskan perhatian pada aliran nafas yang
masuk dan keluar
6. Lakukan beberapa kali sampai merasa tenang
14. Relaksasi 2: Merasakan sensasi
ujung jari
1. Duduk dengan nyaman
2. Bernapas seperti biasa, pertemukan jari-jari tangan kiri
dan tanan kanan anda
3. Pejamkan mata, bernapas perlahan..
4. Setelah lebih tenang, rasakan denyut nadi diujung-ujung
jari
5. Setelah merasakan, katakan dalam hati kata-kata yang
dapat menenangkan bersamaan dengan denyut nadi
yang dirasakan. Contoh: sabar...sabar...tenang..tenang...
6. Buka mata setelah merasa cukup tenang