Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
klasifikasi batuan di bidang tambang.ppt
1. PENDAHULUAN
Klasifikasi massa batuan menguntungkan pada tahap studi kelayakan dan
desain awal dimana sangat sedikit informasi yang tersedia mengenai
massa batuan, tegangan, dan hidrogeologi.
Secara sederhana, klasifikasi massa batuan digunakan sebagai sebuah
check-list Untuk meyakinkan bahwa Semua informasi penting telah
dipertimbangkan.Satu atau lebih sistem klasifikasi dapat digunakan untuk
mempeikirakan:
- Komposisi dan karaktenstik massa batuan,
- Perkiraan awal kebutuhan penyangga,
- Perkiraan kekuatan dan sifat deformasi massa batuan.
Harus diingat bahwa klasifikasi massa batuan tidak dimaksud kan untuk
menggantikan pekerjaan desain rinci.
Tetapi, pekerjaan desain ini memerkikan informasi mengenai tegangan in
situ, sifat massa batuan, dan tahapan penggalian. Semua data ini mungkin
tidak tersedia pada tahap awal proyek.
Jika data ini telah tersedia, klasifikasi massa batuan dapat diubah dan
disesuaikan dengan kondisi spesifik lapangan.
2. Klasifikasi Massa Batuan
Sudah dikembangkan lebih Bari 100 tahun lalu,
sejak Ritter (1879) mencoba melakukan
pendekatan emphis untuk perancangan
terowongan, khususnya penentuan kebutuhan
penyangga.
Metode klasifikasi akan cocok jika digunakan
dalam kondisi yang sama dengan kondisi pada
saat metode tersebut dikembattan. Meskipun
demikian, tetap diperlukan kehati- hatian untuk
menerapkannya pada persoalan mekanika
batuan yang lain.
3. Klasifikasi Massa BatuanTerzaghi (1946)
Referensi paling awal mengenai
penggunaan klasifikasi massa batuan
untuk perancangan terowongan.
Beban batuan yang harus ditahan oleh
steel sets diperkirakan berdasarkan
deskripsi kualitatif massa batuan.
Contoh yang bagus mengenai jenis
informasi geologi teknik yang sangat
berguna untuk perancangan rekayasa
4.
5.
6. Klasifikasi Stand-Up Time
Lauffer (1958) mengusulkan bahwa stand-up time untuk span tidak
disangga berhubungan clengan kualitas massa batuan,
Klasifikasi Lauffer telah dimodifikasi oleh banyak pihak, yang
terpenting adalah modifikasi yang dilakukan oleh Pacher et al.
(1974).
Klasifikasi Pacher et al. ini sekarang menjadi bagian dari New
Austrian Tunnelling Method (NATM).
Semakin besar span terowongan, semakin singkat waktu yang
harus digunakan untuk pemasangan penyangga.
Sebagai contoh, pilot tunnel kecil mungkin saja dikonstruksi dengan
penyangga minimal sedangkan terowongan clengan span yang ebih
besar pada massa batuan yang sama mungkin tidak mantap jika
penyangga tidak seketika dipasang.
7.
8. Rock Structure Rating - RSR
(Wickham et al., 1972)
Dikembangkari dari terowongan-
terowongan ked yang disangga dengan
steelsets.
Sistem pertama yang merekomendasikan
pemakaian shotoete.
Hemperkerialkan konsep rating dari setiap
komponen
RSR = A + 5 + C
12. RSR: Penggalian dengan TBM
Jika penggalian dilakukan dengan TBM,
RSRharus dikoreksi dengan Adjustment
Factor (AF)
Diameter = 9.15 m 4 AF = 1.058
Diameter = 8.00 m 4 AF = 1.127
Diameter = 7.63 m 4 AF = 1.135
Diameter = 7.00 m 4 AF = 1.150
Diameter = 6.10 m 4 AF = 1.168